Kebudayaan dan tradisi yang beranekaragam sudah melekat hampir di setiap daerah Nusantara.
Salah satu kebudayaan tersebut merupakan kesenian tari tradisional yang sampai detik ini masih eksis untuk ditampilkan dalam setiap kesempatan dan berbagai acara.
Tanah air memang memiliki banyak sekali jenis tarian daerah yang mencerminkan betapa kayanya negeri ini.
Salah satu jenis tari tersebut bernama tari Yospan yang berasal dari wilayah timur yaitu Papua. Disamping tarian khas Papua lainnya seperti, Tari Selamat Datang, Tari Sajojo, Tari Musyoh dan yang akan dibahas yaitu Tari Yospan.
Tari Yospan ini tentunya memiliki keunikan dan ciri khas yang menonjolkan kebudayaan Papua.
Berikut ini penjelasan mengenai tari Yospan yang juga disebut dengan tari persahabatan masyarakat Papua mulai dari sejarah, jenis, gerakan, kostum hingga makna dibalik tarian ini.
Penjelasan dan Sejarah Tari Yospan
Tari Yospan adalah jenis tarian tradisional yang berasal dari Papua.
Uniknya, tari Yospan ini memiliki kepanjangan lho.
Kepanjangan dari tari Yospan yaitu Yosim Pancar yang merupakan sebuah tarian pergaulan dimana sering dipertunjukan oleh para pemuda Papua sebagai wujud persahabatan.
Sebenarnya tari Yospan ini adalah penggabungan dari dua jenis tarian penduduk Papua yaitu tari Yosim dan tari Pancar.
Menurut beberapa sumber informasi mengenai kedua tarian ini, disebutkan bahwa asal usul tari Yosim adalah dari Sarmi, kabupaten pesisir utara Papua (sekitar sungai Mamberamo) namun ada pula sumber lain yang mengatakan bahwa asal usul tari Yosim dari wilayah Teluk Saireri (Serui, Waropen).
Tari Yosim memiliki gerakan yang mirip dengan gerakan Poloneis atau dansa Eropa yang gerakannya terlihat bebas dan lincah.
Selanjutnya adalah tari Pancar merupakan sebuah tarian yang berasal dari Biak Numfor dan Manokwari pada tahun 1960 awal.
Sebelumnya, tari Pancar juga disebut dengan nama tari Pancar Gas yang terinspirasi dari gerakan akrobatik pesawat di masa penjajahan Belanda.
Agar lebih mudah diingat maka nama tari Pancar gas disingkat menjadi tari Pancar saja.
Tari Yospan secara umum ditarikan baik oleh pria maupun wanita.
Tarian ini mulai dikenal masyarakat Papua sekitar pada tahun 1980-an.
Keunikan tari Yospan terletak pada pakaian, iringan musik, kostum, dan aksesoris yang menampilkan ciri khas Papua.
Gerakan Tari Yospan
Tari Yosim Pancar (Yospan) seperti yang telah diketahui berawal dari dua jenis tarian yang salah satunya bernama Pancar.
Pancar sendiri artinya adalah lompatan ke arah depan yang dibarengi dengan hentakan pada kedua kaki yang serentak diatas tanah atau panggung.
Secara umum gerak pada tari Yosim merupakan gerak perantara (sendi) dari ragam gerak yang satu ke gerak yang lain.
Tari Yospan terdiri dari lima macam gerakan antara lain gerak seka, gerak pacul tiga, gerak gale-gale, gerak jef, dan gerak pancar.
Berikut penjelasan mengenai gerakan-gerakan pada tari Yospan.
1. Gerak Seka
Tari Yospan diawali dengan gerak gerak seka dimana para penari akan berjalan ke arah depan dengan hitungan setiap langkah kaki yang dihentakkan diatas tanah/panggung sebanyak dua kali.
Gerakan ini terdapat dua variasi yaitu gerak seka biasa dan seka lima posisi berputar ditempat.
Gerak seka berasal dari suku-suku yang berada di wilayah Papua tepatnya di Timika, Kaimana hingga Fak Fak.
2. Gerak Pacul Tiga
Gerakan selanjutnya disebut juga sebagai gerak pancar Maneru yang merupakan nama sebuah tempat di pedalaman pulau Biak.
Pada bagian gerakan ini para penari akan menari maju ke depan sebanyak tiga langkah.
Pada langkah ketiga penari akan berhenti dan membuang kaki kanan dan kiri ke arah depan secara bergantian, ke samping kanan dan kiri sambil menghadap ke depan sambil membungkuk dan kembali tegak.
Gerakan ini juga sering digunakan pada saat acara pesta rakyat.
3. Gerak Gale-gale
Gerakan gale-gale merupakan sebuah gerakan dimana para penari akan berjalan melenggang maju ke depan dengan hitungan empat langkah ke depan lalu pada hitungan yang keempat kaki akan diseret di atas tanah atau panggung.
Terdapat dua variasi dalam gerak gale-gale antara lain gerak gale-gale biasa dan gerak gale-gale maju mundur.
Pada gerakan ini terdapat pengaruh dari tari pergaulan teluk Wondama dan kepulauan Mor-Mambor yang disebut dengan tari Balengan.
4. Gerak Jef
Gerak Jef dalam tari Yospan merupakan gerakan yang dipengaruhi oleh tari modern seperti rock and roll dimana gerakan ini muncul sekitar tahun 1969-1971.
Gerak Jef dilakukan penari pada hitungan pertama ketika menghentakkan kaki kanan dua kali lalu di depan dan posisi tubuh agak serong kemudian meloncat-loncat membuang kaki kiri dan kanan dengan hitungan empat langkah dan kembali lagi ke gerakan yang pertama.
Gerak Jef terdiri dari empat variasi antara lain Jef biasa, Jef ular atau zig-zag, Jef robot, dan Jef songsor.
Untuk gerakan yang ini terinspirasi dari luar Papua.
5. Gerak Pancar
Gerak pancar merupakan gerakan dalam tari Yospan dimana para penari akan menari maju ke depan sebanyak tiga langkah.
Pada hitungan langkah yang ketiga kemudian dilakukan dengan cara meloncat ke depan dengan mendaratkan kedua kaki kiri dan kanan di atas tanah atau panggung.
Pada gerakan ini terdapat empat variasi gerakan antara lain pancar biasa (pancar 1 kali), pancar suntung (pancar 2 kali), pancar sombong (pancar 3 kali), dan pancar cakalang. Untuk gerak pancar terinspirasi dari perilaku hewan dan lingkungan sekitar.
Kelima gerakan yang telah dijelaskan tersebut merupakan gerak dasar dan dalam tari Yospan masih terdapat satu gerakan lagi yang disebut gerak Yosim.
Gerak Yosim sendiri dilakukan pada saat disela-sela menari dari gerak satu ke gerak berikutnya.
Seiring berjalannya waktu, tari Yospan mendapat perubahan seperti pada bagian variasi pada gerakan.
Pada formasi atau pola tari dan kostum pun juga semakin bervariatif.
Walaupun gerakan pada tari ini mengalami perubahan, tari Yospan masih eksis hingga saat ini.
Hal tersebut mewujudkan pelestarian budaya Indonesia agar tidak punah dan ditinggalkan oleh masyarakat terutama kaum muda.
Fungsi
Secara umum fungsi tari Yospan adalah sebagai media hiburan yang biasanya ditampilkan pada saat acara-acara adat, festival seni budaya, acara penyambutan tamu, dan acara-acara penting lainnya di Papua.
Tari Yospan juga beberapa kali ditarikan pada acara festival budaya di berbagai negara.
Selain sebagai media hiburan, tarian ini juga merupakan sebuah kesenian yang mewakilkan Indonesia di mata dunia.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tari Yospan merupakan tarian pergaulan, sehingga dengan menarikan tari ini secara tidak langsung dapat membangun suasana positif kepada wisatawan yang berkunjung ke Papua sebagai sarana komunikasi penduduk Papua dalam penyambutan.
Penari
Tari Yospan ditarikan baik pria maupun wanita dan dari segala umur mulai dari yang masih muda hingga tua dapat menarikan tarian ini.
Para penari akan membentuk lingkaran lalu berkeliling sambil menari-nari dengan iringan musisi. Jumlah penarinya pun tidak terdapat batasan, siapapun boleh ikut menarikannya.
Saat tarian dimulai, siapa saja boleh ikut masuk dalam lingkaran tarian dan mengikuti gerakan penari lain.
Kostum
Setiap tarian selalu memiliki kostum andalan yang menampilkan ciri khas daerah dari tarian tersebut.
Sama halnya dengan tari Yospan juga memiliki kostum yang unik dimana busana yang dikenakan mirip dengan kostum tarian tradisional Papua pada umumnya.
Menurut hasil seminar pembakuan tahun 1988, busana tari Yosim Pancar (Yospan) seharusnya menggunakan pakaian yang terbuat dari bahan tekstil tetapi untuk desainnya menggunakan ornament atau yang bentuknya bernuansa lingkungan sosial dan alam Papua.
Namun karena kondisi lapangan menjadikan pemakaian kostum tari Yospan menggunakan busana dengan bahan-bahan yang mudah untuk didapatkan.
Oleh Karena itu biasanya kostum tari Yospan sendiri terbuat dari daun atau akar.
Lalu seiring berjalannya waktu untuk kostum tarian ini juga semakin berkembang sehingga terlihat lebih menarik.
Untuk aksesoris yang digunakan para penari antara lain penutup kepala, kalung, dan lukisan tubuh bercorak etnis khas Papua.
Pengiring
Dalam menarikan tari Yospan diiringi bermacam-macam alat musik seperti gitar, stem bass, ukulele, dan tifa.
Alat musik yang digunakan sangat unik salah satunya bass dengan tiga tali dimana tali yang digunakan terbuat dari lintingan serat sejenis daun pandan yang banyak ditemui di hutan-hutan Papua.
Terdapat pula alat musik yang bernama Kalabasa yang terbuat dari bahan berupa labu kering yang diisi dengan manik-manik atau batu-batu kecil.
Alat musik ini dimainkan dengan cara digoyang-goyang sehingga menimbulkan suara yang menarik.
Selain iringan musik, tari Yospan juga diiringi dengan lagu yang dinyanyikan oleh pengiring lagu atau bahkan dinyanyikan oleh para penari itu sendiri.
Lagu yang dipilih biasanya merupakan lagu daerah atau lagu tradisional dari Papua.
Dalam beberapa pertunjukan terkadang pada tari Yospan menggunakan lagu yang lebih modern yang diciptakan oleh para seniman.
Pola Lantai
Pola lantai yang digunakan pada tari Yospan yaitu pola lantai vertikal.
Bentuk dari tarian ini lurus memanjang dengan membentuk formasi yang lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya, Menurut informasi, pola lantai vertikal melambangkan ikatan antara manusia dengan Tuhan sehingga pola tarian ini mempunyai makna yang dalam karena Tuhan merupakan Sang Pencipta termasuk yang menciptakan manusia.
Pola lantai vertikal ini memberi kesan sederhana namun kuat.
Seiring berjalannya waktu, formasi atau pola tari Yospan juga mengalami sedikit perkembangan.
Jika awlnya pola tarian dimulai dari dua barisan dan belah rotan, kini berkembang menjadi formasi diagonal, melingkar (lingkaran besar, lingkaran dan berkelompok), formasi silang, tukar tempat dan sebagainya.
Makna
Setiap tarian pasti memiliki makna atau filosofi yang terkandung didalamnya.
Begitu juga dengan Papua memiliki tarian tradisional yang beraneka ragam.
Dalam setiap gerakan tarian terdapat makna atau simbol yang berhubungan dengan sesuatu seperti sistem religi, lingkungan sosial atau lingkungan dari alam sekitar.
Tari Yospan sendiri merupakan sebuah tarian yang gerakan-gerakan dasarnya diambil dari beberapa gerak dasar tari pergaulan beberapa daerah di Papua.
Selain itu terciptanya gerakan tersebut juga dilandasi oleh lingkungan alam Papua seperti hutan bakau, aliran-aliran sungai dan rawa-rawa sehingga mempengaruhi karakteristik budaya Papua itu sendiri.
Tari Yospan dapat disebut dengan tarian kontemporer yang menggambarkan pergaulan atau persahabatan para muda-mudi Biak Numfor, Papua.
Tarian ini bermakna suasana yang riang gembira dimana sering dilakukan oleh penduduk pada acara atau kegiatan yang menyenangkan.
Hal tersebut terlihat dari gerakan dan ekspresi penari yang membawakan dimana terlihat sangat akrab dan gembira.
Ulasan diatas merupakan beberapa informasi mengenai tari Yospan dari Papua mulai dari sejarah hingga makna yang terkandung didalamnya.
Semoga informasi yang dibagikan dapat membantu dan menambah pengetahuan kamu ya!