Pulau Bali jadi salah satu Provinsi yang paling menarik dan penuh dengan adat budaya kekayaan alamnya.
Bali juga menyimpan makna dan filosofi begitu kental yang dapat kita lihat secara langsung dari tariannya.
Beberapa jenis tarian yang ada di Bali yakni tari barong, tari pendet, tari legong, tari baris dan masih banyak lagi jenisnya.
Hampir semua tarian tradisional di Bali akan menampilkan sebuah cerita yang ditampilkan dalam rangkaian gerakan.
Salah satunya tari janger.
Lalu bagaimana pembahasan lengkap mengenai tari janger.
Berikut adalah pembahasannya.
Video Rangkuman Tari Janger
Pengertian Tari Janger
Tarian ini termasuk dalam jenis tarian pergaulan Bali, yang akan ditampilkan penari berjumlah 10 sampai 6 orang yakni laki-laki (kecak) dan perempuan (janger).
Tari janger juga tergolong tari balih-balihan, yang lebih digunakan sebagai hiburan semata dan masuk dalam jenis tari kreasi yang baru di Bali, seperti halnya tari Kupu-Kupu.
Kebanyakan ragam gerak yang ditampilkan termasuk gerak tari klasik Bali, serta cenderung untuk pemindahan gerakan tari topeng, tari arja, tari baris atau jauk.
Selain gerak tariannya, dalam tarian ini ada yang menonjol yakni nyanyian janger.
Nyanyian yang dibawakan oleh penyanyi laki-laki dan perempuan dengan cara bersahut-sahutan.
Walaupun gerakan tari janger cukup sederhana, tetapI tarian ini tetap penuh semangat dan semua orang juga bisa mempelajarinya dengan mudah dibandingkan tarian Bali lainnya.
Biasanya tema nyanyian yang digunakan penari akan berkisah tentang pergaulan anak remaja, misalnya menanyakan identitas seseorang, bagaimana cara berkenalan, kisah asmara, dan rayuan.
Semuanya akan diiringi dengan tetamburan atau gamelan betel dan gender wayang.
Menghasilkan nyanyian yang bertema kegembiraan dan keceriaan, sehingga para penari akan menampilkan ekspresi kesenangan dan riang gembira.
Sebagai tarian yang diadaptasi dari keseharian para petani, maka tarian ini sudah tersebar di seluruh daerah Bali.
Sehingga setiap daerah di Bali mempunya variasinya sendiri-sendiri yang disesuaikan dengan masyarakatnya.
Asal Usul Sejarah
Tarian ini memang kesenian yang cukup populer di Bali, diperkirakan lahir sekitar tahun 1920-an, dari kawasan Bali Utara.
Yang konon awalnya para petani kopi sedang bersahut-sahutan menghibur diri bertujuan untuk mengusir rasa lelah mereka dengan cara bernyanyi, utamanya pada kelompok perempuan.
Karena terbentuk dari kesederhanaan aktivitas petani kopi, lalu berkembang jadi seni pertunjukan rakyat yang bernuansa gembira.
Kemudian ada sumber lain yang menyatakan sejarah dari tari janger berawal sekitar abad ke XX, yang adalah suatu perkembangan tari sanghyang.
Sejarah perkembangan tari janger juga disertai dengan pergolakan politik selama perjalanannya.
Contohnya pada tahun 1960-an tari ini lebih difungsikan untuk sarana kampanye, dan pada tahun yang sama tarian ini diwarnai dengan masalah politik dengan adanya janger PNI dan janger PKI.
Masalah tersebut mengakibatkan pertentangan di tengah masyarakat Bali.
Kemudian terjadi kejadian G-30 S/PKI, kesenian janger pun menghilang, mengakibatkan trauma pada masyarakat Bali terhadap kesenian tersebut.
Karena kesenian ini dianggap menggambarkan sisi buruk dari Pulau Bali.
Setelah mengalami perjalanan panjang tari janger akhirnya muncul lagi di Era Orde Baru, tapi sayangnya masih digunakan sebagai corong politik.
Tapi pada masa Orde Baru, tari janger digunakan sebagai wadah politik pembangunan dan pada tahun 1970-an popularitasnya semakin naik.
Fungsi Tari Janger
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa tari janger berfungsi sebagai tari hiburan, sehingga memudahkan bagi rakyat untuk menikmati kesenian janger dengan mudah.
Walaupun perkembangan zaman semakin pesat, tidak membuat tari janger hilang dari masyarakat, melainkan tarian ini semakin berkembang.
Hingga mencapai usia ratusan tahun sebagai kesenian tradisional yang berasal ari warisan leluhur.
Penyajian Tarian
Sebelum pementasan tarian janger ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Di bawah ini adalah bentuk penyajian tarian dan penjelasannya :
1. Pembukaan
Bagian pembuka akan diisi dengan tabuhan pembukaan seperangkat gamelan, seperti kendang, kajar, ceng-ceng, klenang, kendang rebana, suling dan kemong.
Terkadang dalam beberapa pementasan akan ditambahkan tungguh gender wayang selaras dengan slendro.
Lagu pembukanya kadang berupa batel tetamburan, dan lagu lainnya.
2. Pepeson
Pepeson akan dimulai dengan nyanyian dan gerakan tari secara bersamaan oleh penari kecak dan penari janger.
Para penari akan membentuk formasi di gapura tempat pertunjukannya.
Kemudian penari janger dibagi jadi dua baris yakni saat penari janger duduk lalu disusul dengan masuknya penari kecak.
Kemudian membentuk formasi yang saling berhadapan.
Janger dengan janger disisi yang berseberangan, begitupun dengan kecak dengan kecak juga disisi yang berseberangan.
Formasi yang dibentuk penari membentuk garis segi empat, yang para penari menghadap ke dalam arena tari.
3. Pejangeran
Bagian pejangeran semua penari menari sembari bernyanyi secara bersahut-sahutan.
Menghasilkan suasanya yang gembira dan penuh semangat.
Tema nyanyian pada bagian in biasanya bertema muda-mudi dengan lirik berbahasa Bali.
Para penari kecak alan berpindah tempat duduk menghadap penari janger.
Setelah ketiga bagian selesai, semua penari berubah posisi dengan duduk dua baris di sisi arena tari, membuat penari yang akan tampil berikutnya mempunyai ruang gerak yang lebih leluasa.
4. Lakon
Untuk bagian lakon biasanya akan diisi kisah-kisah termasuk lakon arjuna wiwaha. gatot kaca sraya, sunda-upasunda dan lain-lain.
Lakon dibawakan berbentuk prembon yang memiliki unsur-unsur penasaran, seperti mentri, baris atau jauk, ada juga unsur Rangda dan sebagainya.
Selama pementasan berlangsung semua penari seolah-olah sebagai penonton biasa.
Misalnya akan dibutuhkan penari tambahan seperti penari kupu-kupu dan bidadari.
5. Penutup
Selanjutnya bagian penutup dari pementasan tari janger, kadang diisi dengan nyanyian permintaan maaf dan selamat tinggal pada para penonton.
Setelah nyanyian berakhir para penonton akan perlahan meninggalkan tempat duduknya, sedangkan semua penari juga meninggalkan arena tari.
Gerakan Tari
Khusus untuk geraknya, tari janger memakai gerakan klasik dari tari Bali yang cenderung cerminan dari gerakan tari topeng, arja, jauk atau baris.
Penarasar kadang menggunakan gerakan yang diadaptasi dari tari arja dan topeng.
Sedangkan mentri memakai gerakan yang sama dengan tari arja, sebagai perbedaannya serta ciri khas dari tari bejanggeran yakni tempat gerakannya.
Kecak atau laki-laki umumnya akan menggunakan gerakan tari Bali klasik misalnya ngagem kanan, ngagem kiri, nayog, ngeseh bawah, ngeloyog dan lainnya.
Namun gerakan tersebut akan dipadukan bersamaan unsur pencak silat menghasilkan gerakan yang khas.
Berikut adalah contoh dari gerakan tari Bali yang digunakan dalam tari janger :
para penari tari janger akan menari dengan cara berpegangan pada gerak-gerakan tari Bali klasik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mungkah lawing.
2. Ngagem kanan.
3. Ngagem kiri.
4. Ngeseh Bawah.
5. Nyeleyog.
6. Nguluh wangsul.
7. Ngelikas.
8. Ngengot.
9. Ulap-ulap dan lain-lain.
Uniknya para penari janger atau kecak, kadang melakukan tarian dengan posisi duduk bersila atau bersimpuh.
Pola Lantai Tarian
Tari janger mempunyai pola lantai yang melengkung.
Tata Busana / Kostum Penari
Penari janger dan kecak memakai kostum peran untuk ditampilkan dalam lakon yaitu sama dengan topeng, arja, dan baris.
Busana yang digunakan yakni gelungan janger, badong gelang kanan, sabuk, kain oncer dan ompak-ompak.
Serta perlengkapan tambahan seperti kipas yang digunakan janger.
Untuk penari kecak atau penari laki-laki memakai kostum yang terdiri dari, kain, kekancutan, sabuk, ampok-ampok, badong gelang kanan dan udeng.
Variasi Gerakan
Keunikan lain dari tari janger yakni di setiap daerah di Bali punya variasinya sendiri-sendiri.
Sebab tarian rakyat ini sudah melegenda di Pulau Dewata Bali.
1. Janger di Daerah Tabanan
Versi tari janger dari daerah Tabanan akan dilengkapi dengan penampilan Dag.
Dag adalah toko yang akan memakai kostum layaknya Jenderal Belanda, berperan memberi gerakan komando kepada para penari dan improvisasi gerakan.
2. Janger Maborbor di Desa Metra (Bangli)
Berbeda dengan variasi di daerah Tabanan, di Bangli tarian akan diakhiri dengan ritual kesurupannya atau kerasuhan semua penari yang menari sambil menginjak bara api.
Masyarakat setempat menyebutnya tari janger maborbor.
3. Janger Gong di Desa Sibang, Badung
Dari desa Sibang, Badung tari janger akan diiringi dengan Gamelan Gong Kebyar, sehinggga dinamakan janger gong.
4. Janger di Desa Bulian, Buleleng
Yang paling beda dari semua variasi tarian janger di Bali terdapat di Desa Bulian Buleleng, karena penarinya akan dipentaskan oleh warga desa yang mengalami tunawicara.
Properti Yang Digunakan
1. Gelungan Janger
2. Badong Gelang Kanan
3. Sabuk
4. Kain
5. Oncer
6. Ompak-Ompak
7. Kipas
Seperti Tari Kipas dari Gowa Sulawesi Selatan, taria Janger juga membutuhkan properti berupa kipas.
Meskipun punya beberapa variasi dari masing-masing daerah di Bali tari, tapi fungsi serta maknanya tetaplah sama.
Semoga bermanfaat pembahasan kali ini, sampai bertemu di pembahasan selanjutnya.