Berbicara mengenai budaya yang ada di Indonesia, tidak lepas dari keanekaragaman yang terkandung di dalamnya.
Salah satu budaya yang menarik untuk dibahas adalah tari-tarian yang selalu menghiasi tiap daerah di Tanah air.
Tari Cendrawasih adalah salah satunya. Tarian yang memiliki nilai budaya ini patut untuk dijaga kelestariannya.
Dengan mempelajarinya, secara tidak langsung hal tersebut merupakan wujud untuk mempertahankan warisan budaya nasional.
Lalu apa saja yang harus diketahui tentang tari Cendrawasih ini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak kamu, simak ulasan berikut yang akan menjelaskan mengenai sejarah, gerakan, fungsi, kostum, tata rias, properti, makna, dan musik pengiring pada tari Cendrawasih!
Video Rangkuman Tari cendrawasih
Penjelasan dan Sejarah Tari Cendrawasih
Ketika mendengar nama tari yang satu ini, kira-kira apakah kamu dapat menebak asal-usul dari tarian ini?
Tari Cendrawasih memang terdengar seperti sebuah tarian yang berasal dari Papua karena burung Cendrawasih merupakan jenis burung yang banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur, Papua.
Namun pada kenyataannya, tari Cendrawasih merupakan tari yang berasal dari Bali yang diciptakan oleh seniman Bali yaitu I Gede Manik.
Tahun 1920an menjadi tahun pertama tari Cendrawasih muncul untuk ditampilkan di atas panggung.
Pada waktu itu pertunjukkan tarian ini berada di daerah Subdistrik Sawan Kabupaten Buleleng.
Namun seiring perkembangan waktu, tari Cendrawasih mengalami sentuhan aransemen koreografi Ni Luh Nyoman Swasthi Widjaja Bandem pada tahun 1988 dan hingga saat ini aransemen tersebut sering dipentaskan di berbagai pertunjukan.
Tari Cendrawasih ini adalah salah satu tarian yang terinspirasi dari perilaku burung Cendrawasih pada saat memasuki musim kawin yang dikenal dengan sebutan “manuk dewata” dalam bahasa Bali.
Burung Cendrawasih suka menari dan menyanyi saat mulai masuk musim perkawinan.
Karena keunikannya ketika memadu kasih itulah burung Cendrawasih menjadi landasan terciptanya tarian ini.
Pertunjukan tari Cendrawasih bfiasanya memerlukan persiapan yang bermacam-macam seperti persiapan persembahan hewan, buah-buahan, makanan serta pertunjukan seni budaya Bali tari-tarian dan pertunjukan wayang kulit.
Gerakan dan Pola Lantai
Gerakan tari Cendrawasih dibagi menjadi beberapa bagian antara lain papeson, pangawak, pangecet, pakaad.
Gerakan pada tari Cendrawasih dilandaskan pada gerak khas tradisi Bali yang terdiri dari empat hal yaitu agem, tandang, tangkis, dan tangkep.
Tari Cendrawasih ini mengandung gerakan yang telah dirancang untuk menggambarkan perilaku dari burung Cendrawasih.
Ciri khas dari gerakannya adalah unsur agem yang terbuka, dimana tangan kanan diposisikan sedikit lurus dan tangan kiri seperti membentuk sudut (agem kanan).
Kemudian pada bagian telapak kaki akan diarahkan ke belakang dimana pergelangan tangan ditekukkan dan jari tangan dalam keadaan terbuka.
Ketika memulai gerakan mengembangkan sayap didasarkan pada gerakan khas Bali yaitu kecas-kecos dan maaras-arasan tiap kali mengembangkan sayap.
Gerakan tari Cendrawasih sendiri diawali dengan masuknya penari 1 di atas panggung dan melakukan gerakan bagian awal (papeson).
Setelah itu dilanjutkan dengan munculnya penari 2 dengan melakukan gerakan yang berlawanan arah.
Kedua penari kemudian melanjutkan dengan gerakan-gerakan lainnya hingga tarian selesai dilakukan.
Jika kamu memiliki kesempatan untuk menyaksikan tarian ini, maka kamu dapat melihat gerakan-gerakan yang dilakukan penari dirancang sedemikian rupa sehingga betul-betul menyerupai burung Cendrawasih yang sedang memadu kasih.
Gerakan yang lincah pada tari Cendrawasih memiliki keterkaitan satu dan bagian lainnya.
Agar kamu lebih memahami keempat bagian gerakan pola lantai tari Cendrawasih simak penjelasan dibawah ini.
1. Papeson
Gerakan papeson penari 1 terdiri dari beberapa bagian diantaranya:
- Ngumbang, gelatik nut papah, agem kanan, sledet, nyregseg agem kiri, sledet
- Gelatik nut papah, kipek-kipek, agem kanan sledet, dilakukan pula ke kiri. Gandang uri, tanjek kanan, agem menghadap pojok kanan kiri depan, ngengsog, nyalud tanjek, sledet pojok
- Nyregseg sambil mengembangkan sayap, agem kanan dan kiri, anggut-anggut seperti mengusap-usap bulunya. Diakhiri ngagem dan sledet, ngumbang kanan kiri, tanjek, ngegol, kecas kecos, makesiab, ngagem
Sedangkan gerakan papeson penari 2 terdiri dari ngumbang dan maaras-arasan
2. Pangawak
Sogok kiri, ngagem, luk nglimat, makecos, gerak menjongkok seperti nginem yeh, loncat, gerakan kaki seperti ngehkeh, ngagem, mapincer dengan ngotag, kecas kecas, ngengsog, sogok, agem kiri, gerakan dilakukan ke kiri.
3. Pangecet
Berhadapan, ngegol bertukar arah, penari 1 ngagem, penari 2 mengembangkan sayap, kembali ke tempat, penari 1 ngagem dan gerakan mencium penari 2 yg duduk.
Ngumbang, maaras-arasan, tayung, penari 1 ngumbang ke kiri dan kanan dengan kipekan memperhatikan penari 2 yang ngegol memperlihatkan keindahan tubuh dan sayapnya.
Kemudian berputar, penari 2 duduk, penari 1 berdiri, berpindah-pindah tempat ke kiri dan kekanan berlawanan.
Gerakan ini diulang 3 kali menghadap belakang ke depan kembali ke belakang, diakhiri dengan ngengsog dan ngagem
4. Pakaad
Makesiab, ngebet, ngegol dengan menggunakan sayap, nyregseg, ngumbang, ngagem kanan, kiri, piles agem kanan, ngelayak, berputar, ambil sayap, ngumbang.
Fungsi
Fungsi dari tari Cendrawasih yang utama tentunya sebagai media hiburan.
Tarian ini biasanya digunakan ketika terdapat acara pernikahan, acara adat, maupun acara keagamaan atau ritual.
Jika kamu berkunjung ke Bali, kamu juga dapat menyaksikan tarian ini di pertunjukan-pertunjukan kesenian di Bali.
Tidak sedikit wisatawan yang berkunjung baik itu turis lokal maupun yang berasal dari negara lain merasa terpesona dengan keistimewaan tari Cendrawasih.
Adanya pertunjukan tari Cendrawasih di berbagai tempat untuk menghibur para wisatawan secara tidak langsung telah melestarikan budaya Indonesia tercinta ini.
Kostum
Kostum yang digunakan pada tari Cendrawasih yang dikenakan para penari didesain sedemikian rupa untuk menggambarkan burung Cendrawasih.
Bagian atas dari kostum menggunakan kemben yang menutupi bagian dada sampai perut bagian bawah.
Selanjutnya pada bagian bawahan menggunakan rok yang berwarna merah dengan motif prade atau berupa rok panjang yang berwarna keemasan.
Untuk sayap yaitu berupa kain selendang yang berwarna merah dengan hiasan berwarna orange pada bagian pinggir.
Selain itu kostum tarian ini dipadukan pula dengan aksesoris untuk mempercantik penari dengan mahkota berornamen jambul bergaya panji yang terbuat dari kulit binatang yang berwarna emas.
Penari tari Cendrawasih juga mengenakan gelang bahu khusus dan juga kalung emas untuk membuat penari semakin menarik ketika di pertunjukan.
Pada bagian kepala juga menggunakan bunga mawar serta pada bagian kuping digunakan hiasan telinga yang disebut rumbing atau subang.
Tata rias
Tata rias menjadi hal yang penting dalam tari Cendrawasih terutama pada riasan bagian mata.
Penari wajib dirias sedemikian rupa untuk mewakili burung Cendrawasih itu sendiri.
Perpaduan warna yang menggunakan eye shadow berwarna hitam untuk membuat bola mata menjadi tampak lebih besar.
Hal tersebut untuk menunjukan kesan kuat dari setiap gerakan pada bola mata yang menarik dan menonjol dalam tari Cendrawasih.
Properti
Properti yang digunakan pada tari Cendrawasih tentunya bermacam-macam mulai dari bagian kostum hingga apa saja yang ada di panggung ketika tarian ini berlangsung.
Untuk penari properti paling utama adalah selendang berwarna cerah sebagai perumpamaan dari sayap burung Cendrawasih.
Selendang menjadi properti yang selalu digunakan dalam setiap bagian tari Cendrawasih.
Selendang atau sampur yang digunakan umumnya diselipkan pada bagian pinggang yang memanjang.
Di bagian panggung terdapat juga properti berupa alat musik untuk mengiringi para penari dalam melakukan gerakan demi gerakan.
Makna Tari Cendrawasih
Setiap tarian mengandung makna atau filosofi tersendiri yang terkandung di dalamnya.
Tidak terkecuali tari Cendrawasih yang mengisahkan kehidupan asmara antara dua ekor burung cendrawasih (jantan dan betina).
Dalam setiap kesempatan memadu kasih, burung cendrawasih melakukan gerakan-gerakan yang unik sehingga mampu menjadikannya sebuah inspirasi terhadap penciptaan suatu karya berupa tarian.
Berdasarkan informasi yang ada, burung Cendrawasih sendiri dianggap sebagai burung yang menyimbolkan perjalanan cinta kasih abadi.
Selain itu burung Cendrawasih juga dianggap sebagai burung dewa-dewa dalam ajaran di kepercayaan Hindu Bali.
Burung Cendrawasih diketahui merupakan sebuah perlambang dalam hidup setiap individu yang berlandaskan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tarian yang merupakan karya seni yang tergolong baru ini memang benar-benar berorientasi terhadap perilaku burung Cendrawasih yang suka menari dan menyanyi.
Pada waktu musim perkawinan burung cendrawasih digambarkan penuh dengan keceriaan.
Dalam tarian ini juga digambarkan bagaimana keceriaan burung Cendrawasih ketika bermain dan mengejar satu sama lain.
Burung jantan akan memamerkan bulu-bulu yang indah dan berwarna-warni.
Begitu pula dalam tari Cendrawasih ini juga menghadirkan penari dengan kostum dan tata rias yang menyerupai burung yang warna warni.
Pada waktu musim kawin burung cendrawasih jantan akan menari terlebih dahulu baru kemudian disusul oleh burung betina lalu keduanya menari bersama-sama.
Dalam tari cendrawasih pun demikian, penari perempuan yang memerankan burung jantan akan menari terlebih dahulu dan selanjutnya penari kedua yang memerankan burung betina akan menyusul menari hingga keduanya menari bersama.
Musik Pengiring
Dalam setiap pertunjukan tari Cendrawasih selalu diiringi dengan musik pengiring yang membuat tarian daerah ini semakin mempesona.
Musik yang digunakan merupakan tradisional khas Bali yang menggunakan beberapa alat musik tradisional antara lain gamelan, pereret, cengceng, dan genggong.
Musik yang mengiringi tari cendrawasih juga mengikuti gerak tubuh para penari terlebih pada gerakan mata penari.
Pertunjukan Tari
Dalam sebuah tarian, tentu jumlah penarinya bermacam-macam tergantung jenis tariannya.
Tak terkecuali pada tarian yang dimainkan secara berpasangan ini oleh dua orang penari wanita dimana penari 1 berperan sebagai burung cendrawasih jantan dan penari 2 berperan sebagai burung cendrawasih betina.
Kedua penari bertugas membawakan tarian yang menceritakan jalinan kasih antara burung cendrawasih jantan dan burung Cendrawasih betina.
Pada saat di panggung, pemeran burung Cendrawasih betina akan menari terlebih dahulu yang disusul oleh penari burung cendrawasih jantan di pertengahan pertunjukan.
Para penari akan menari dengan indah untuk menghibur para penonton.
Kualitas dari para penari tari Cendrawasih disini juga diperhitungkan karena akan menentukan kesuksesan pertunjukan tersebut.
Berdasarkan ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tari Cendrawasih memang sangat menarik perhatian terutama bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Bali.
Tari Cendrawasih merupakan salah satu tari yang sering dipertunjukan di Bali karena pesonanya yang indah.
Jika kamu mendapat kesempatan berunjung ke Bali, jangan lupa untuk menyaksikan tarian ini ya!
O iya, di Bali juga ada tarian unik dan menarik lainnya loh, yaitu Tari Barong, kamu juga bisa simak di tulisan Selasar ya.
Semoga dengan membaca artikel ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kamu ya!