Tari baksa kembang merupakan tarian klasik yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan khususnya kabupaten Banjar.Tarian ini biasanya yang ditarikan oleh putri-putri keraton Banjar sebagai tari selamat datang untuk menyambut tamu yang datang ke istana mereka.
Jadi fungsinya seperti tari Persembahan dari Riau, yaitu untuk menyambut tamu.
Nah, pada artikel di bawah ini, kami menyajikan penjelasan terkait asal-usul, pola gerakan, keunikan dan perkembangan dari tari klasik tradisional tersebut.
Sejarah Tari Baksa Kembang
Sejarah mengatakan bahwa sejarah tari bakssa kembang dikaitkan dengan kisah seorang puteri kerajaan uripana yang memberikan setangkaai bunga teratai merah kepada kekasihnya yaitu pangeran Suria Wangsa Gangga asal kerajaan Dipa dan Baha di Kalimantan.
Tarian ini konon telah ada sejak zaman agama hindu yaitu sebelum masa pemerintahan Sultan Suriansyah yang merupakan raja pertama di Kerajaan Banjar. Itu artinya tarian klasik ini telah berumur sangat lama.
Menurut seorang pakar tarian klasik banjar tari baksa kembang muncul bersamaan dengan masa kemunculan tari baksa yang lain seperti tari baksa lilin, tari baksa panah, tari baksa tameng dan tari baksa dadap.
Setelah kemunculan kerajaan Banjar, tarian ini kemudian difungsikan sebagai tarian penyambutan tamu kehormatan keraton yang ditarikan oleh putri-putri keraton dan terus berkembang hingga menjadi bagian dari budaya masyarakat Banjar seperti sekarang.
Fungsi, Makna dan Filosofi
Seperti yang telah dijelaskan dalam sejarah bahwa tari baksa kembang digunakan untuk menyambut tamu kehormatan Kerajaan Banjar.
Sumber sejarah mengatakan bahwa tarian yang ditarikan oleh satu orang atau berkelompok dalam jumlah ganjil ini bercerita tentang seorang putri cantik jelita yang sedang bermain-main di taman bunga dengan ceria. Meskipun dalam perkembangannya tarian ini berubah fungsi, namun fokus utamanya tetap pada penyambutan tamu. Hal tersebut dikarenakan tari baksa kembang memiliki makna kelembutan yang melambangkan keramahan dan kesantunan tuan rumah saat menyambut tamu dengan riang gembira. Maka dari itu, suasana yang diciptakan dalam tarian adalah suasana suka cita.
Satu nilai moral yang bisa kita ambil dari tari baksa kembang adalah budaya menghormati tamu yang berkunjung karena sikap tersebut merupakan sifat terpuji. Nilai moral tersebut harus kita tanamkan ke dalam kebiasaan kita sebagaimana negara kita yang telah dikenal dengan keramahan penduduknya terhadap pendatang.
Pola Gerakan
Pola gerakan tari baksa kembang didominasi oleh gerakan-gerakan lembut dan bertempo pelan mengikuti iringan musik. Gerakannya menggambarkan putri-putri yang sedang bermain dan memetik bunga di taman yang indah.
Di taman tersebut mereka memetik bunga-bunga indah dengan gerakan tangan yang lentik dan lemah gemulai. Lalu, bunga-bunga tersebut mereka rangkai untuk dijadikan kembang bogem yang dipersembahkan untuk tamu undangan atau penonton setelah tarian usai.
Pertunjukan Tari Baksa Kembang
Pertunjukan tari baksa kembang merupakan pertunjukan yang menarik untuk ditonton karena kita akan merasakan suasana hangat dan ceria yang diciptakan oleh penari dan musik pengiringnya. Jika tamu disambut dengan tarian ini, maka tamu tersebut akan merasa disambut penuh kehangatan serta penghormatan layaknya keluarga sendiri.
Pertunjukan tari baksa kembang ditampilkan secara lengkap menggunakan iringan musik gamelan yang khas, busana penari yang indah, serta properti-properti yang digunakan penari selama pertunjukan.
Iringan Musik
Tari baksa kembang diiringi dengan musik bertempo lembut dan pelan agar penari dapat melakukan gerakan-gerakan yang lembut dan lemah gemulai.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini adalah gamelan yang dimainkan dengan irama baku yaitu irama lagu janklong, ayakan, atau lagu kambang muni.
Kostum Penari
Sebagaimana tarian adat daerah lain, tari baksa kembang juga memiliki busana khas yang dipakai penari ketika pertunjukan.
Sesuai dengan namanya, kostum dan properti tari baksa kembang didominasi oleh untaian bunga-bunga berbagai jenis yang diletakkan sebagai hiasan kepala penari juga dibawa penari di tangannya. Selain itu, busana yang dipakai penari merupakan baju khas Banjar yang dilengkapi dengan beberapa properti pendukung seperti gelang, anting, gelang kaki, mahkota, sampur, dan lainnya.
Properti
Properti yang digunakan penari dalam tarian ini terdiri dari 15 jenis yang semuanya memiliki keunikan dan fungsi masing-masing untuk melengkapi dan pemperindah tari baksa kembang.
Berikut adalah properti-properti tersebut beserta penjelasannya.
1. Mahkota Gajah Gemuling
Mahkota gajah gemuling merupakan properti yang menjadi ciri khas tari klasik baksa kembang karena memiliki fungsi sebagai hiasan kepala para penari. Mahkota ini terdiri dari sepasang roncean bunga dan halilipan yang dipasang menjuntai di bagian belakang sanggul penari, sedangkan roncean bunga berada di kedua pelipis atau bagian depan dahi penari.
2. Halilipan
Halilipan merupakan ornamen khas masyarakat Banjar yang namanya diambil dari salah satu hewan yaitu lipan karena bentuk anyamannya yang menyerupai serangga tersebut. Halilipan sendiri biasanya terbuat dari janur yang dianyam sedemikian rupa sehingga membentuk pola yang unik.
Pada tari baksa kembang, properti halilipan dikenakan sebagai hiasan sanggul, tak hanya itu, halilipan juga memiliki filosofi tersendiri yaitu melambangkan sifat rendah hati diibaratkan dengan lipan yang selalu merayap ke tempat yang lebih rendah.
3. Roncean Bunga
Roncean bunga ini menjadi properti yang menarik dalam tari baksa kembang karena properti tersebut membuat wajah penari semakin terlihat anggun dan ayu. Biasanya bunga yang dirangkai merupakan jenis bunga aromatik seperti kenanga, melati, dan kantil, bahkan tak jarang pula ditambahkannya mawar ke dalam rangkaian tersebut.
Sepasang roncean bunga ini dipasang di kedua sisi kepala penari tepatnya pada bagian pelipis kanan dan kiri dan dibiarkan menjuntai di kedua sisi kepala.
4. Kembang Bogam
Meskipun rangkaiannya dipenuhi berbagai jenis bunga, kembang bogam berbeda dengan roncean kembang yang dipasang sebagai hiasan kepala penari. Properti kembang bogam akan dibawa oleh penari pada tangan mereka dan dipersembahkan untuk para tamu yang hadir dalam pertunjukkan. Komposisi jenis bunga yang dijadikan sebagai kembang bogam sama seperti jenis yang dipakai pada roncean kembang yaitu jenis bunga yang memiliki bau harum.
5. Sampur
Sampur atau selendang merupakan salah satu properti yang digunakan pada hampir semua jenis tarian tradisional di Indonesia, tak terkecuali tari baksa kembang. Dalam tari baksa kembang penari menggunakan dua buah sampur polos berwarna cerah yang dililitkan pada ikat pinggang penari dan ujungnya dibiarkan menjuntai di depan tubuh.
6. Kembang Goyang
Properti kembang goyang merupakan replika bunga tangkai yang dicat dengan warna emas dan digunakan sebagai hiasan pada mahkota pancar matahari. Properti tersebut diberi nama kembang goyang karena ketika penari bergerak, replika bunga atau kembang tersebut ikut bergerak-gerak mengikuti gerakan kepala penari.
7. Gelang
Gelang yang digunakan penari baksa kembang berwarna kuning emas dan memiliki motif tumbuh-tumbuhan yang cantik. Gelang tersebut dipakai di masing-masing tangan kanan dan kiri penari sebagai perhiasan untuk menyempurnakan kostum tari baksa kembang sehingga penari terlihat lebih elok dilihat.
8. Anting Barumbai
Anting barumbai merupakan properti yang digunakan pada kedua telinga penari. Anting tersebut terbuat dari emas murni atau logam mulia lainnya dan dihiasi dengan permata, namun saat ini banyak juga yang menggunakan anting dari bahan replika atau mainan, tidak lagi emas murni. Ukuran anting ini sedang, tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil dan menempel di daun telinga penari sehingga tidak mengganggu gerakan-gerakan penari.
9. Mahkota Pancar Matahari
Penari baksa kembang menggunakan dua jenis mahkota sebagai hiasan kepala yaitu mahkota gajah gemuling yang telah kita bahas di awal dan mahkota pancar matahari.
Jika mahkota gajah gemuling dipakai di bagian depan kepala penari, mahkota pancar matahari dipakai di bagian atas kepala penari dan memiliki ukuran yang lebih besar daripada mahkota gajah gemuling. Mahkota yang lebih sering dipakai oleh pengantin Banjar ini terbuat dari logam yang diwarnai dengan cat emas dan dibentuk dengan ukiran dua ekor naga yang sedang memperebutkan sebuah mustika. Pada bagian atas mahkota dihiasi dengan kembang goyang yang berjajar dari ujung kanan ke ujung kiri.
10. Gelang Kaki Giring-giring
Gelang kaki giring-giring merupakan properti yang dipasangkan pada kedua kaki penari baksa kembang. Gelang kaki tersebut dihiasi dengan kerincing yang berbunyi ketika penari menggerakkan kakinya, itulah mengapa properti ini disebut gelang kaki giring-giring.
11. Kida Kida
Kida-kida merupakan kain yang dipasang untuk menutupi bagian bahu, punggung atas dan dada penari baksa kembang, ketika dipakai, kida-kida akan terlihat membentuk pola setengah lingkaran. Kida-kida dihiasi dengan manik-manik yang dijahit sehingga membentuk motif tertentu, hiasan emas, dan rumbai-rumbai yang dipasang di sepanjang sisi bagian depannya.
12. Kelat Bahu
Properti ini biasanya digunakan oleh penari tradisional Jawa Tengah, namun tari baksa kembang juga menggunakan kelat bahu sebagai salah satu properti pelengkap kostumnya. Kilat bahu digunakan pada kedua lengan atas penari, properti ini biasanya terbuat dari logam yang dicat dengan warna emas atau perak serta dihiasi dengan manik-manik berupa batu permata imitasi.
13. Baju Kudak
Baju kudak merupakan baju khas penari baksa kembang yang berbentuk seperti kemben Jawa, namun terbuat dari bahan kain yang sama sekali berbeda. Baju kudak yang digunakan oleh penari baksa kembang biasanya berwarna emas atau warna cerah lainnya dan terlihat mengkilap ketika dipakai sehingga menambah daya tarik penari.
14. Tapih Air Guci
Tapih air guci merupakan properti tari baksa kembang yang berupa lembaran kain beludru berukuran 2 x 1,5 meter. Biasanya properti ini lebih sering digunakan sebagai dekorasi background pelaminan upacara pernikahan adat masyarakat Banjar.
Tapih air guci terdiri dari tiga warna dasar yang mana setiap warna memiliki makna dan filosofi masing-masing yaitu:
· Warna biru kehitaman memiliki arti kedalaman
· Warna hijau tua memiliki arti kesuburan, dan
· Warna merah melambangkan keberanian
Selain warnanya, lajur dan kolom yang terbagi dalam properti tapih air guci ini juga memiliki makna dan filosofi tersendiri. Bagian lajur atas terdiri dari dahi dinding tapih air guci dan pembapang atas, sedangkan bagian lajur bawah terdiri dari pembapang bawah dan betis dinding tapih air guci. Sementara kolom terbagi menjadi kolom kanan dan kolom kiri dimana kolom kanan terdiri dari punca kanan dalam dan punca kanan luar, sedangkan kolom kiri terdiri dari punca kiwa dalam dan punca kiwa luar. Bagian tengah tapih air guci memiliki motif kembang dalam jambangan, bagian ini biasanya disebut dengan patangahan.
15. Ikat Pinggang
Properti terakhir yang digunakan oleh penari baksa kembang adalah ikat pinggang yang terbuat dari bahan logam berwarna perak atau emas dengan hiasan batu permata imitasi atau replika yang berbentuk pola tertentu. Ikat pinggan ini memiliki fungsi ganda yaitu untuk mengencangkan pakaian yang digunakan penari dan juga sebagai tempat penari memilitkan kedua sampurnya.
Perkembangan Tari Baksa Kembang
Setelah tari baksa kembang ditarikan oleh putri-putri keraton Kerajaan Banjar, tarian ini kemudian dikenal oleh masyarakat luas karena pihak Kerajaan membuka akses tarian ini untuk masyarakat umum dan menjadi bagian dari budaya masyarakat banjar yang sering ditampilkan pada acara-acara tertentu.
Seiring dengan perkembangannya, tarian ini mampu melahirkan beberapa versi baru seperti tapung tali, jumanang, lagureh, dan kijik yang ditampilkan pada acara hajatan seperti pernikahan, atau upacara adat lainnya. Meskipun begitu, versi yang berbeda-beda tersebut tidak menghilangkan fungsi utama dan ciri khas dari tari baksa kembang karena perubahannya hanya menyesuaikan dengan adat yang dianut oleh daerah maupun keturunan yang mempengaruhinya.
Pada kisaran tahun 1990 an, para seniman di Taman Budaya Kalimantan Selatan memiliki inisiatif untuk berkumpul dan membentuk satu versi tari baksa kembang yang baku karena versi lama terlalu banyak sehingga ditakutkan membuat bingung. Satu versi yang telah terbentuk tersebut kemudian dikenalkan kepada masyarakat luas dan populer hingga sekarang hingga sering ditarikan pada acara-acara adat, hari besar Nasional serta festival budaya di berbagai kota di Indonesia.
Dengan berbagai kemudahan akses seperti saat ini, kita semakin mudah untuk mempelajari tarian-tarian tradisional yang ada di Indonesia seperti tari baksa kembang khas kalimantan Selatan dan tidak membuatnya tergerus oleh budaya-budaya baru yang masuk ke wilayah Indonesia tercinta ini.