Tari andun merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Bengkulu Selatan.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti siapa pencipta dari tarian khas Bengkulu ini.
Hanya saja diketahui bahwa terdapat legenda yang berkembang di masyarakat bahwa tari andun pertama kali ditarikan pada pesta pernikahan putri dari Kerajaan Dang Tuanku Limau Serumpun.
Tari andun mengandung berbagai nilai yang mencerminkan ajaran agama Islam sebagai kepercayaan mayoritas di Bengkulu Selatan.
Nah bagaimana penjelasan detailnya dari tarian ini?
Scroll terus ulasannya, ya!
Sejarah Tari Andun
Bengkulu Selatan menjadi asal daerah tumbuh dan berkembangnya salah satu tari tradisional yang bernama tari andun.
Tarian ini pertama kali dipentaskan dalam salah satu upacara adat Bimbang (upacara pernikahan) di Kerajaan Dang Tuanku Limau Serumpun antara Dangku Rajau Mudau dengan Putri Bungsu Sungai Ngiang Pagar Rayung.
Pertunjukan dilakukan sebagai bentuk rasa syukur Dayang Remuni (ibunya Rajau Mudau) atas kembalinya Putri Bungsu dari penculikan Imam Jaya yang berasal dari Kerajaan Sangkalawi.
Putri Bungsi diselamatkan oleh Cidur Matau (kakak dari Rajau Mudau) yang menyamar bersama seekor kuda bernama si gumarang.
Aksi ini berhasil karena Kerajaan Sangkalawi tidak mencurigai penyamaran Cidur Matau yang terlebih dahulu telah memberikan hadiah berupa si benuang atau seekor kerbau jantan.
Bimbang di Bengkulu Selatan dilakukan selama tujuh hari tujuh malam dan selama hari itu pula masyarakat ikut menari dan berbahagia.
Makanya tarian tersebutlah yang kemudian dikenal sampai sekarang sebagai cikal bakal tari andun.
Aksi ini berhasil karena Kerajaan Sangkalawi tidak mencurigai penyamaran Cidur Matau yang terlebih dahulu telah memberikan hadiah berupa benuang atau seekor kerbau jantan.
Kata andun sendiri dalam bahasa suku Serawai memiliki pengertian berbondong-bondong atau datang beramai-ramai, sehingga terbentuklah “Tari Andun” yang ditarikan saat masyarakat datang berbondong-bondong dan menari bersama-sama.
Keunikan, Makna, dan Fungsi
Seperti tari Puspanjali dari Bali Tari andun merupakan salah satu tari yang mendeskripsikan suatu bentuk penghormatan.
Hal ini merujuk pada awal mula tari ini dimainkan yaitu sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Tidak hanya bermakna syukur kepada Sang Pencipta, tetapi juga digunakan sebagai bentuk penghormatan terhadap orang tua dan segala pihak yang mendukung terselenggaranya upacara adat.
Selain itu, tari andun juga mengandung makna memperkuat solidaritas antar masyarkat karena melakukan sesuatu hal yang menyenangkan secara kompak.
Tidak heran apabila Tari Andun berperan penting dalam memperkecil intoleran di masyarakat yang tercermin dalam setiap tarian penari, mulai dari usia tua, remaja dan anak-anak.
Keunikan dari tari andun adalah memiliki formasi berbeda, tergantung pada rangkaian acara dalam suatu pesta pernikahan yang berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.
Dari sini kemudian tari andun berkembang menjadi jenis andun kebanyakan dan andun lelawan yang dibedakan dari jumlah penari serta siapa yang menarikannya.
Tari andun memiliki berbagai fungsi yang berkembang di masyarakat Bengkulu Selatan antara lain:
- Tari hiburan dalam berbagai upacara adat Bimbang atau pernikahan
- Tari hiburan pada upacara adat kayak nari (kelahiran bayi)
- Tari pergaulan dan ajang biro jodoh remaja di Bengkulu Selatan.
- Tari pelengkap adat nundang (pembenihan) padi, dll.
Macam-macam Tari Andun
A. Tari Andun Kebanyakan
Tari Andun kebanyakan adalah tari yang ditarikan secara berkelompok atau melibatkan banyak orang, bahkan bisa mencapai sepuluh orang atau lebih.
Penarinya pun harus berasal dari jenis kelamin yang sama.
Jadi, jika tari andan kebanyakan ditarikan oleh pengantin laki laki-laki maka pengiringnya juga harus lakI-laki semua, begitupun sebaliknya.
Umumnya urutan tari andun kebanyakan dimulai dari rombongan pengantin laki-laki yang disusul oleh rombongan pengantin perempuan.
Gerakannya mengulang sebanyak tujuh putaran ke arah kiri dan tujuh putaran ke arah kanan.
B. Tari Andun Lelawanan
Penjelasan dari tari andun lelawan adalah tarian yang menggunakan formasi ‘berlawanan’ antara perempuan dan laki-laki.
Penari andun lelawan harus seorang bujang yang dipasangkan dengan seorang gadis, sehingga mereka yang berstatus menikah tidak diperkenankan menarikan tarian andun lelawan.
Dari sisi penampilannya, tari andun lelawan ditampilkan oleh tiga pasang bujang dan gadis dengan pemimpin gerakannya adalah pihak laki-laki.
Hal ini sebagai bentuk ungkapan bahwa seorang laki-laki adalah imam yang harus bisa memulai atau pun mengkahiri sesuatu, sementara pihak perempuan adalah pihak yang menurut dan mengikutinya.
Waktu Pertunjukan
1. Malam Gegerit
Malam hari setelah diadakannya ijab qobul pasangan pengantin disebut dengan malam gegerit.
Pada malam gegerit, tarian pembukaannya menggunakan jenis tari andun kebanyakan yang ditarikan oleh berbagai kelangan; baik tua, muda, bahkan anak-anak yang hadir dalam acara tersebut.
Setalah tari pembukaan selesai, maka selanjutnya adalah menarikan tari andun lelawan oleh para bujang dan gadis.
Tujuannya sebagi ajang perkenalan dan jika memungkinkan bisa mendapatkan ‘jodoh’ ketika sedang melakukan tari secara berpasangan.
Oleh karena itu, sepasang penari andun lelawan tidak boleh memiliki hubungan darah dalam satu keluarga dan harus berasal dari kampung yang berbeda.
Pengaturannya diserahkan oleh empat orang lelaki yang ditunjuk oleh tuan rumah dan memiliki sebutan bujang inang.
Biasanya tarian andun di malam gegerit ini digelar mulai pukul 20.00 – 01.00 dini hari.
2. Acara Nari Numbak Kebau
Acara numbak kerbau ini dilaksanakan keesokan harinya pukul 07.00 – 08.00 setelah malam gegerit.
Numbak kerbau menjadi salah satu gambaran teatrikal penyelamatan Putri Bungsu dengan aksi pemberian hadiah kerbau jantan kepada Kerajaan Sangkalawi.
Saat upacara nari numbak kerbau, kerbau akan diposisikan di tengah arena lalu pengantin dan para penari andun lainnya akan menari mengelilingi kerbau tersebut sebanyak tujuh kali.
Tari andun yang dibawakan pada acara nari numbak kerbau adalah andun kebanyakan.
Di akhir acara, kerbau tersebut kemudian disembelih dan dimasak untuk disajikan dalam acara selanjutnya.
3. Acara Nari Palak Tanggau
Palak memiliki definisi pangkal sedangkan tanggau mempunyai arti tangga.
Sehingga acara nari palak tanggau adalah sebuah jamuan tari yang dilakukan menjelang kedua mempelai pengantin naik ke pelaminan untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan.
Tariannya diperagakan oleh bunting (pengantin perempuan) dan keluarganya di depan rumah mempelai lelaki sebagi tempat pelaksanaan resepsi.
Jika bunting berhasil ditangkap oleh pihak keluarga laki-laki dengan selendang, maka berarti menandai tarian selesai dan kedua mempelai diperkenankan naik ke pelaminan.
Selanjutnya, sebagai hiburan tari andun lelawan kembali ditarikan sampai tuau kerjau (pemandu cara) memberikan perintah bahwa sajian butan gulai atau olahan kerbau yang sudah dipotong sebelumnya pada upacara nari numbak kerbau sudah siap untuk dinikmati.
Di akhir acara sebelum penutupan, tari andun lelawan kembali ditarikan.
Uniknya, pada tari perpisahan ini mempelai laki-laki boleh meminta ijin kepada istrinya untuk menari dengan perempuan lain, pun dengan mempelai perempuan yang diperkenankan untuk menari dengan lelaki lain.
Formasi Penari
Formasi tari andun persis dengan berbagai jenis tari modern dan kesenian lain seperti tari serampang dua belas yang dilakukan berpasangan dan berkelompok.
Formasi berpasangan digunakan dalam menarikan tari andun lelawan oleh para bujang dan gadis sebagai ‘biro jodoh’ dalam adat Bengkulu Selatan.
Sedangkan formasi berkelompok dipakai saat tari andun kebanyakan.
Pengelompokan penari andun kebanyakan dilakukan berdasarkan jenis kelamin pada seluruh rentang usia, sehingga anak-anak sampai orang dewasa boleh menari bersama asalkan memiliki jenis kelamin yang sama.
Ragam Gerak
1. Mbukak
Gerakan mbukak dilakukan ketika para penari andun melakukan pergesaran tempat ke arah depan atau berjalan maju.
Mbukak dilakukan dengan memosisikan kedua tangan membuka ke arah kiri dan kanan, diikuti pandangan ke depan dan tubuh tegak lurus.
Pada penari perempuan tangan dibuat sejajar bahu sementara penari laki-laki tangannya disejajarkan dengan daun telinga.
Gerakan mbuka ini memiliki filosofi bahwa manusia harus memiliki sikap yang terbuka serta mau saling membantu untuk mengeratkan sistem kekerabatan.
2. Naup
Gerkan naup diperlukan sebagai ragam gerak ketika mundur.
Posisi tangan saat naup adalah menggenggam dengan arah hadap jari ke dalam atau ke arah tubuh penari.
Posisi tubuh tetap tegak dan pandangan mata pun lurus ke depan.
Sama seperti gerakan mbukak, posisi tangan penari laki-laki sejajar telinga sedangkan perempuan sejajar bahu.
Gerakan naup ini memiliki makna saling merangkul, dan dalam artian lebih luas adalah sebagai simbolisasi bahwa manusia harus hidup tolong menolong.
3. Nyentang
Gerakan nyentang boleh dilakukan ketika melakukan koreografi maju ataupun mundur.
Nyentang berarti kedua tangan direntangkan masing – masing ke arah kanan dan kiri.
Pada penari perempuan gerakan nyentang dilakukan dengan tangan merentang lurus sejajar bahu, sementara pada laki – laki rentangan tangan serong ke arah belakang kanan dan kiri.
Gerakan nyentang ini sebagai bentuk pesan kepada kedua mempelai khususnya dan para penonton pada umumnya, bahwa seorang laki – laki harus mampu mengambil keputusan dengan bijak dan tegas sebagai kepala rumah tangga, sementara istri wajib patuh dan taat terhadap suami.
Pola Lantai Tari Andun
1. Garis Lengkung
Pola lantai garis lengkung digunakan ketika tari andun yang ditarikan adalah jenis kebanyakan.
Para penari akan membentung lingkaran ketika melakukan putaran sebanyak tujuh kali.
Pola melingkar ini sebagai simbolisasi dan doa kepada mempelai supaya tetap bersama-sama dan saling mengajak antar suami dan istri dalam melakukan kebaikan.
2. Garis Lurus
Pola lantai garis lurus diterapkan dalam formasi tari andun lelawan.
Pada tarian ini, terdapat persyaratan terkait arah langkahnya yaitu tidak diperkenankan saling membelakangi ataupun berhadapan dengan langkah pasangan tarinya.
Hal ini merpresentasikan sebuah ajaran Islam dalam menjaga pandangan pada yang bukan muhrim-nya.
Tata Rias dan Tata Rambut
Penari perempuan tari andun menggunakan rias cantik yang bermakna bahwa seorang perempuan harus memperhatikan penampilannya dan mempercantik diri.
Terutama seorang istri untuk tampil cantik di depan suaminya.
Kemudian para penari ini dilengkapi dengan tata rambut yang mengenakan sanggul.
Sanggul ini sebagai simbol kerapian dan keteraturan, sehingga makna penggunaanya adalah untuk mendukung bahwa selain tampil cantik harus juga teratur dan rapi.
Kostum beserta Penjelasannya
A. Busana Perempuan
1. Kebaya
Penari perempuan mengenakan kebaya panjang sebagai kostum atasan.
Kainnya biasanya terbuat dari bahan beludru atau brokat dengan berbagai warna mulai dari merah tua, hitam, biru, dsb.
2. Kain Songket
Kain songket digunakan sebagai bawahan dalam kostum penari andan.
Kain songket yang dikenakan memanjang sampai mata kaki sebagai simbolik bahwa seorang perempuan harus menutup dan menjaga kesucian dirinya.
3. Selendang
Selendang penari andun biasanya diselempangkan pada leher dan menjuntai ke depan.
4. Mahkota dan Kembang Goyang
Mahkota dan kembang goyang merupakan aksesoris yang dikenakan sebagai hiasan kepala.
Kembang goyang ini berbentuk bunga bertangkai yang biasanya dipasangkan dengan cara ditusuk pada sanggul atau konde rambut.
5. Gelang
Gelang yang dikenakan oleh para penari andun terbuat dari bahan emas sebagai pemanis pergelangan tangan.
6. Kalung
Kalung yang dipakai oleh penari tari andun tidak hanya terbuat dari emas saja, beberapa juga menggunakan bahan platina dan perak.
Umumnya aksesoris kalung ini dilengkapi dengan liontin atau batu mulia lainnya.
7. Giwang
Giwang adalah sepasang anting yang dikenakan di telinga penari perempuan berbentuk bulat pipih.
8. Alas Kaki
Alas kaki yang digunakan oleh penari perempuan adalah sepasang kaos kaki dan sepatu selop.
Sepatu selop ini merupakan jenis sepatu yang hanya tertutup di bagian depan sedangkan bagian belakangnya terbuka.
B. Busana Laki Laki
1. Setelan Jas
Para penari laki-laki tari andun mengenakan setelan jas.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan makna bahwa seorang lelaki haruslah terlihat gagah berwibawa, berani dan tetap sopan.
2. Sarung Segantung
Sarung segantung terbuat dari kain songket berbentuk sarung yang digunakan dengan cara dilipat sehingga panjangnya hanya mencapai lutut.
3. Celana
Celana yang digunakan adalah celana panjang berbahan kain dengan warna senada dengan setelan jas yang dikenakan.
Celana ini bersifat opsional karena beberapa mengenakan sarung sampai mata kaki.
4. Detar
Detar adalah sebuah tutup kepala sebagai pelengkap pakaian adat yang berasal dari daerah Bengkulu.
Bahannya terbuat dari kain songket yang dibentuk mancung ke atas di bagian depan.
5. Alas Kaki
Sama seperti para penari perempuan, penari laki-laki tari andun juga mengenakan sepasang kaos kaki dan sepatu selop khusus pria.
Properti dan Perlengkapan
1. Sangku
Salah satu properti yang digunakan dalam tari andun adalah sangku.
Sangku sendiri merupakan tempat air semacam mangkuk yang berbahan tembaga, kuningan atau jenis lain.
2. Tenggok
Properti yang digunakan dalam tari andun lainnya adalah tenggok atau bakul yang terbuat dari anyaman bambu.
Properti tenggok ini biasanya digunakan untuk melengkapi tari andun yang digunakan dalam upacara nundang sebagai wadah berbagai hasil bumi.
3. Cawan
Cawan merupakan cangkir minum yang digunakan para penari dalam acara nari palak tunggau ataupun saat nundang.
Cawan ini sebagai bentuk kesopanan dan upaya menjaga kebersihan masyarakat.
4. Kendi
Kendi atau teko minum yang terbuat dari tanah liat termasuk properti tari andun saat upacara nundang.
Musik Pengiring
1. Alat Musik
Alat musik utama untuk mengiringi tari andun adalah kolintang dan rebana.
Dua orang pemain kolintang memainkan alat musik tradisional ini yang biasanya berjumlah enam buah.
Sedangkan rebana dalam iringan musik andun lebih berfungsi sebagai pengatur irama.
2. Syair
Selain musik pengiring, selama tari andun ditarikan, kepala adat atau sesepuh juga ‘menyanyikan’ sebuah serdundun atau syair.
Syairnya secara keseluruhan berisi doa dan harapan kepada kedua mempelai pengantin supaya mendapatkan kehidupan pernikahan yang bahagia dan dikarunia putra putri yang soleh.
Adapaun teks serdundun tersebut adalah sebagai berikut.
Bismillahirahmanirrahim Tatkala bumi belum ada, langit belum ada, embun belum ada pula. Bumi baru setapak miring, langit selebar payung, timbul lah burung cendana putih dengan mata yang hitam yang bertelur di telapak tangan, bertelur sebiji. 9 ruang, 9 bulan, 9 hari dan 9 malam. Berkata burung cendana kepada burung merak: “Hai burung merak, eramilah olehmu telur sebiji, 9 ruang, 9 bulan, 9 hari, 9 malam”. Maka dieramilah dengan burung merak telur itu yang ternyata selama itu belum juga menetas. Sesudah itu berkata pula burung cendana kepada burung cinta kasih dan telurnya pun tidak menetas. Maka untuk meneruskan pengeraman dilakukan oleh burung cendana itu sendiri. Maka menetaslah telur itu yang menjadikan 9 ruang atau macam: Rumput ratai gudung kekayuan lagi kawin apalagi laut dan gunung, Adam dan Hawa lagi kawin, apalagi lagi bujang dan gadis yang bernama (nama mempelai laki laki) dengan (nama mempelai perempuan) dikawinkan pula.
Setelah membaca ulasan di atas, sudah cukup jelas kan bagaimana detail dari tari andun?
Nah, selanjutnya tugas kita bersama-sama untuk terus melestarikan ikon budaya dari Bengkulu Selatan ini.
Harapannya eksistensi tari andun di dunia nyata tetap lestari tidak hanya sebagai kajian sebuah foto.