Tari tradisional maupun tari modern bisa dipentaskan dengan beragam bentuk.
Salah satunya adalah tari berpasangan, yang banyak mendapat perhatian karena keunikannya.
Nah, sudah pada tahu apa saja yang termasuk tari berpasangan?
Daripada penasaran, yuk dibaca secara tuntas tari berpasangan ini.
Check it out, guys!
Pengertian dan Ciri-ciri
Tari berpasangan adalah jenis tarian yang dimainkan oleh 2 orang penari, baik berlawanan jenis ataupun sesama jenis.
Walaupun demikian, tarian berkelompok ataupun massal yang dibawakan banyak orang juga bisa dikatakan tari berpasangan, apabila dalam gerakannya ada interaksi antara 2 penari.
Adapun ciri-ciri tari berpasangan adalah sebagai berikut.
- Disajikan dengan bentuk berpasangan (2 orang).
- Saling mengisi dan melengkapi dalam gerakan tari.
- Terdapat interaksi antar penari dan pasangannya.
Contoh Tari Berpasangan
1. Tari Adaninggar
Tarian ini juga termasuk jenis tarian berpasangan asal Jawa Tengah, yang dibawakan oleh 2 panari perempuan.
Tari Adaninggar menceritakan kisah kecumburuan Adaninggar terhadap Kelaswara, sampai Adininggar ingin membunuh Kelaswara tersebut.
2. Tari Babad
Tarian asal Jawa Timur ini dibawakan oleh penari secara berpasangan.
Dalam tari Babad ini, dikisahkan sejarah Jawa Timur, dengan dilengkapi nilai-nilai historis yang dalam.
3. Tari Bedhaya
Dari wilayah Yogyakarta, juga terdapat jenis tari berpasangan yang dinamakan Tari Bedhaya.
Tarian ini sudah berkembang sejak era Kerajaan Mataran Islam, yang dimainkan dengan busana adat Jawa.
Tarian ini menceritakan siklus hidup manusia, dari lahir sampai meninggal.
4. Tari Beksan Wireng
Tarian berasal dari Jawa Tengah ini bercerita tentang tema keprajuritan.
Tarian ini melibatkan 2 orang penari laki-laki dengan kostum yang sama, lengkap dengan pedang dan perisainya.
Dalam pementasan Tari Beksan Wireng ini, kedua penari tersebut akan saling duel, satu lawan satu.
5. Tari Buja Kadanda
Seni tari yang berkembang di daerah Bima ini, ditampilkan oleh 2 orang penari laki-laki, dengan tema keprajuritan.
Kedua penari tersebut menganakan kostum layaknya prajurit lengkap dengan persenjataannya, lalu akan berkelahi satu sama lain.
Karena itulah, gerakan Tari Buja Kadanda mengandung unsur-unsur bela diri.
6. Tari Caci
Dai kebudayaan Nusa Tenggara Timur, juga terdapat jenis tari berpasangan yang bekembang di daerah Manggarai, yakni Tari Caci.
Tema dari tarian ini adalah tentang keprajuritan, di mana 2 penari laki-laki yang memainkannya akan adu tarung dengan senjata cambuk.
Kedua penari tersebut juga dilengkapi pelindung pada bagian wajah dan pinggang sampai betis.
Sedangkan bagian tengah, dibiarkan terbuka, dan menjadi target cambukan lawan.
7. Tari Cakalele
Tari Cakalele termasuk jenis tari perang asal Maluku yang selalu dibawakan secara berpasangan.
Tarian ini umumnya ditampilkan secara massal, dan umumnya melibatkan penari laki-laki dan perempuan.
Setiap penari laki-laki tersebut, dilengkapi dengan persenjataan seperti parang dan perisai yang dikenal dengan nama salawaku.
Sementara, untuk penari perempuan membawa lenso atau sapu tangan saja.
8. Tari Campak
Tari yang berasal dari Bangka Belitung ini sekilas seperti bergaya Eropa, baik dari segi kostum maupun alat musik.
Sebab, hal ini tidak lepas dari sejarah, yang dulunya Portugis pernah menduduki kawasan setempat.
Tarian ini ditampilkan secara berpasangan, antara penari laki-laki dan penari perempuan.
9. Tari Cendrawasih
Tarian yang asalnya dari Pulau Bali ini, terinspirasi dari kehidupan Burung Cendrawasih.
Penari yang terlibat dalam tari Cendrawasih sendiri berupa penari wanita, dan berjumlah 2 orang.
Meskipun demikian, salah satu penari wanita tersebut akan memerankan Cendrawasih Jantan, sedangkan yang lain sebagai Cendrawasih Betina.
10. Tari Dondi
Dari wilayah Sulawesi Tengah, juga terdapat jenis tari berpasangan yang dinamakan Tari Dondi.
Selain menari, para penari tersebut juga akan menyanyikan syair-syair sebagai bentuk syukur kepada Sang Pencipta.
Istilah Dondi sendiri berarti janji, di mana dalam sejarahnya, tarian ini berasal dari kesepakatan penduduk Pakurehua untuk bersatu di abad ke-18 Masehi.
11. Tari Driasmara
Tari Driasmara berasal dari Provinsi Jawa Tengah, di mana pementasannya juga bercerita tentang kisah cinta Dewi Sekartaji dan Panji Asmara Bangun, layaknya Tari Karonsih.
Kesenian ini awalnya dikembangkan oleh Sunarno Purwolelono pada tahun 1976.
Lalu dikembangkan lagi oleh Wahyu Sentosa Prabowo tahun 1980.
Hingga akhirnya disempurnakan oleh Nora Kustantina Dewi dengan bantuan Rusini.
12. Tari Gambyong
Beralih ke Provinsi Jawa Tengah, ada juga tarian berpasangan yang mengkombinasikan tarian keraton dan tarian rakyat.
Istilah Gambyong sendiri, mengambil nama dari salah satu penciptanya, yakni Mas Ajeng Gambyong.
Kesenian tradisional dari Surakarta ini, kerap kali dipentaskan dalam even seni, festival, ritual adat, dan acara hiburan lainnya.
Pertunjukan Tari Gambyong melibatkan 4-8 orang penari, yang menari saling berpasang-pasangan.
13. Tari Gandai
Seni tari yang berasal dari Lampung ini dimainkan oleh penari dalam jumlah tidak terbatas.
Hanya saja, jumlahnya harus genap, sebab masing-masing penari harus punya pasangan.
Tari Gandai muncul dari kisah Malin Deman dan Puti Bungsu, di mana 6 saudara Puti Bungsu memainkan tarian demi menghibur Malin Deman.
14. Tari Garuda Nusantara
Tari Garuda Nusantara memiliki tema nasionalisme, dengan pementasan yang dibawakan oleh 2 penari pria.
Tarian yang berasal dari Jawa TImur ini, memiliki gerakan gesit, lincah, dan tegas, sebagai gambaran kegagahan burung Garuda.
Filosofi yang tergambar dari Tari Garuda Nusantara adalah menceritakan burung Garuda sendiri, yang terbang tinggi dengan mengepakkan sayapnya dan memekik keheningan.
15. Tari Gelang Ro Om
Tari Gelang Ro Om juga termasuk jenis tari berpasangan asal Jawa Timur, tepatnya dari Madura.
Istilah RO Om sendiri dalam Bahasa Madura berarti harum.
Kesenian ini dipentaskan oleh 2 penari perempuan dengan gerakan yang menyimbolkan keindahan, keelokan, keasrian, dan keharuman.
Makna penyimbolan tersebut bisa merujuk pada mudi-mudi Madura sendiri, maupun merujuk pada pemandangan alamnya.
16. Tari Golek Menak
Tari Golek Menak berkembang di Provinsi Yogyakarta, di mana sejarah tarian ini berhubungan dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Beliau lah yang menciptakan kesenian ini, dengan mengambil inspirasi dari pementasan Wayang Golek.
Dimainkan pertama kali pada tahun 1941, gerakan dalam Tari Golek Menak ini menampilkan peran yang dimainkan para penari secara spesifik.
Sebab, setiap penari dalam pementasan tari ini memiliki peran dan karakter masing-masing.
Untuk mengiringi pementasan ini, ada bunyi-bunyian yang bersumber dari alat musik Gamelan berlaras Pelog.
17. Tari Janger
Tari Janger yang asalnya dari Bali, juga termasuk jenis tari berpasangan, yang dipentaskan oleh 10 penari secara berpasangan.
Penari laki-laki yang berjumlah 5 orang dinamakan kecak, sementara penari perempuan sisanya disebut dengan istilah Janger.
Tarian ini mengisahkan drama mengenai Arjuna Wiwaha, Sunda Upasada, serta tokoh-tokoh lainnya.
Gerakan Tari Janger terkenal cukup beragam dan dinamis, yang diiringi alunan musik Gamelan Bali yang kencang juga ritmenya.
18. Tari Jaranan Buto
Beralih ke daerah Banyuwangi, Jawa Timur, terdapat jenis tari berpasangan yang dinamakan Tari Jaranan Buto.
Buto, dalam Bahasa Jawa berarti raksasa, di mana awalnya tarian ini dimainkan oleh 2 penari laki-laki bertubuh besar untuk memberi kesan raksasa terebut.
Lambat laun, tarian ini juga dipentaskan secara massal, lengkap dengan properti kuda tiruan untuk atraksi akrobatik.
19. Tari Jaran Goyang
Jenis tarian berpasangan ini dikembangkan di daerah Banyuwangi, dengan ciri khas yang berbeda dengan jenis tari yang ada lainnya.
20. Tari Kaleran
Tari Kaleran berkembang di wilayah Provinsi Jawa Timur, yang memiliki ragam gerakan yang cukup mirip dengan Tari Jaipong.
Hanya saja, dalam Tari Kaleran terkadang diselipkan lelucon dan humor, yang membuatnya berbeda dengan Tari Jaipong.
Tarian ini sering dipentaskan untuk hiburan di Jawa Timur, baik saat acara formal ataupun non formal.
21. Tari Karonsih
Provinsi Jawa Tengah masih memiliki ragam tari berpasangan lainnya, yakni Tari Karonsih.
Tarian ini mengisahkan sepasang kekasih, yang sedang dilanda asmara.
Adapun tokoh yang diperankan di sini adalah Panji Asmara Bangun dan Dewi Sekartaji, yang dibawakan oleh penari laki-laki dan perempuan.
Kesenian ini ditampilkan dengan gerakan yang lembut, halus, dan mengayun lambat dengan pakaian kebesaran ala pangeran dan putri keraton Jawa.
Istilah Karonsih berasal dari Bahasa Jawa, yakni kosa kata ‘kekaron’ atau ‘sakloron tansah asih’ yang bermakna keduanya saling mencintai.
22. Tari Katreji
Tari Katreji merupakan salah satu jenis tari berpasangan asal Maluku, yang mendapat pengaruh budaya Portugis.
Tarian ini berisi keceriaan dan pergaulan para pemuda dan pemudi setempat, yang dibawakan dengan gerakan berputar dan bergandeng tangan.
Dalam membawakan tarian tersebut, kostum para penari cukup sederhana.
Penari perempuan mengenakan kebaya dan kain panjang, sementara penari pria mengenakan baju panjang serta celana panjang.
23. Tari Ketuk Tilu
Beralih ke tarian asal Jawa Barat, di daerah ini juga terdapat tari berpasangan yang dinamakan Tari Ketuk Tilu.
Isitilah Ketuk Tilu ini sendiri, berasal dari iring-iringan bunyi alat musik Bonang yang berjumlah 3 buah, yang dimainkan dengan cara diketuk.
Tari Ketuk Tilu merupakan cikal bakal terciptanya Tari Jaipong Kerawang yang lebih populer.
Pementasan snei tari ini melibatkan beberapa penari permpuan, yang menari saling berpasangan.
24. Tari Keurseus
Tarian ini merupakan jenis tari tradisional berpasangan asal Jawa Barat, dengan melibatkan 2 penari dalam pementasannya.
Seni tari berikut ini dikembangkan oleh R. Sambas Wirakoesoemah, yag merupakan seorang lurah di Rancaekek, Bandung pada tahun 1915-1920.
25. Tari Klana Topeng Sembung Langu
Jenis tarian berpasangan ini berkembang di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Isinya berkisah tentang seorang majikan yang bernama Klana Sewandoono, yang jatuh hati kepada Dewi Sekartaji Galuh Candra Kirana.
26. Tari Langgen Asmara
Kesenian yang satu ini, berasal dari Kota SUrakarta, Jawa Tengah, yang temanya tidak berbeda jauh dengan cerita dalam Tari Karonsih.
Tarian ini juga menceritaka dua insan manusia yang saling jatuh cinta, hanya saja ada konflik di dalamnya.
Busana yang dikenkan dalam tarian ini cukup mirip dengan lakon pewayangan, yang umumnya mengenakan selendang panjang.
27. Tari Legong
Tari berpasangan berikutnya adalah Tari Legong, yang merupakan tarian khas Bali.
Pertunjukan tarian ini hanya dibawakan oleh 2 penari wanita saja.
Awal-mulanya, kesenian ini difungsikan sebagai persembahan, sehingga hanya boleh dimainkan oleh penari wanita muda, yang belum menstruasi.
Dalam perkembangan jaman, kini Tari Legong sudah menghilangkan pakem pemujaannya dan banyak dimainkan dalam berbagai acara, seperti ritual adat perkawinan dan perayaaan hari besar.
28. Tari Maengket
Tari yang pertunjukannya sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah ini, dikembangkan di daerah Minahasa, Sulawesi Utara.
Lambat laun, Tari Maengket menjadi ikon penting dari Provinsi Sulawesi Utara.
Dalam penyajiannya, tarian ini melibatkan penari laki-laki dan perempuan, di mana penari perempuan tersebut bertindak sebagai pemimpin tari.
29. Tari Merak
Tari Merak cukup memiliki kepopuleran di Indonesia, terutama di Pulau Jawa.
Seperti namanya, Tari Merak memainkan tema tentang kehidupan burung Merak, yang digambarakan dari gerakan hingga kostumnya.
Tarian ini dipentaskan oleh dua penari perempuan, yang menari dengan gerakan lamban dan dinamis.
Bulu-bulu yang ada pada pakaian ini menjadi ciri khas tersendiri, karena membuat penampilan penarinya mirip dengan Burung Merak.
30. Tari Payung
Tari Payung asalnya dari Provinsi Sumatera Barat, yang memiliki ciri khas berupa properti payung.
Penampilan tarian ini, dibawakan oleh 3-4 pasangan penari laki-laki dan perempuan, di mana maksimal melibatkan 8 penari.
Tema yang diceritakan dalam tarian ini berkaitan tentang 2 orang remaja yang menjalin hubungan cinta, hingga berlabuh ke pelaminan.
31. Tari Pethilan
Provinsi Jawa Tengah juga memiliki jenis tari berpasangan lainnya, yakni Tari Pethilan.
Pementasan Tari Pethilan dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan, baik berpasangan dengan lawan jenis ataupun sejenis.
Tarian ini bercerita tentang perang, di mana di akhir pementasan, ada pihak yang menang dan juga kalah.
Pihak yang menang akan membangga-banggakan diri, sementara pihak yang kalah akan pura-pura mati.
Setiap penari dilengkapi properti berupa pedang di tangannya, lengkap dengan baju motif batik, celana, dan selendang.
32. Tari Prawiroguno
Tarian Prawiroguno berkembang di kawasan Jawa Tengah, yang ditampilkan oleh sepasang penari laki-laki.
Lahirnya seni tari ini terinspirasi dari kehebatan pejuang bangsa tempo dulu, yang begitu gagah melawan penjajah.
Gerakan Tari Prawiroguno cukup tegas dan gagah, yang menyimbolkan gerakan saat perang.
Dengan membawa properti seperti pedang dan tameng, tarian ini menceritakan sesi perjuangan saat penjajah mulai menyerah.
33. Tari Regol Gunungsari
Tari Regol Gunungsari merupakan salah satu tari berpasangan asal Jawa.
Awalnya, tarian ini hanya melibatkan seorang penari saja, tapi kemudian terjadi perkembangan yang membuat pementasan tarian ini jadi berpasangan.
Tari Regol Gunungsari banyak dipentaskan dalam beragam acara, baik event formal ataupun non formal di Pulau Jawa.
34. Tari Remo
Tari Remo berkembang di Provinsi Jawa Timur, yang melibatkan beberapa pasang penari, dengan gerakan kaki yang kencang dan dinamis.
Selain itu, pada kaki-kai penari juga dipasang properti berupa gelang, sehingga memberikan efek yang lebih meriah dalam tarian ini.
Tari Remo banyak dipertunjukkan untuk kepentingan penyambutan tamu agung atau tokoh besar yang datang berkunjung.
35. Tari Semut 2
Tari Semut 2 merupakan pengembangan dari Tari Smeut yang dipentaskan oleh banyak penari.
Dalam Tari Semut 2, disusutkan lagi penarinya hingga menjadi 2 orang saja, tanpa menghilangkan nilai gotong royong dan kerja sama yang digambarkan di dalamnya.
36. Tari Serampangan Dua Belas
Selain berkembang di Provinsi Raiu, tari berpasangan ini juga tumbuh di wilayah Sumatera Barat.
Tarian Melayu ini merupakan salah satu yang terpopuler sejak jaman dulu.
Kesenian ini melibatkan 2 orang penari, laki-kai dan perempuan, yang menceritakan pertemuan dua insan yang kemudian saling jatuh cinta dan hidup bersama.
37. Tari Sirih Kuning
Tari Sirih Kuning, Jenis tarian berpasangan yang berasal dari Jakarta ini, ditampilkan dengan iringan musik Gambang Kromong.
Orkes semacam ini merupakan akulturasi budaya antara gamelan dan alat musik Tionghoa.
Sebab, asal muasal tarian ini memang dari orang Cina, yang dulu kerap menampilkan tarian dalam berbagai acara.
38. Tari Tandak Sambas
Tari Tandak Sambas yang berasal dari Kalimantan Barat, asal-muasalnya dari permainan rakyat, di mana tarian ini dimainkan secara berpasangan antara 2 orang penari laki-laki.
Tidak ada aturan baku untuk gerakan dalam tarian ini, bahkan penonton pun diperbolehkan untuk ikut serta.
Tari Tandak Sambas juga diiringi dengan iringan alat musik tetabuhan, dan nyanyian lagu Bujang Batanda dan Sarang Bubut.
39. Tari Tauh
Tari Tauh berasal dari Provinsi Jambi, dan sering dipentaskan sebagai bentuk kesenian pergaulan.
Tarian ini kerap dimainkan saat masyarakat bergotong royong dalam menuai padi, atau dalam istilah setempat dinamakan Beselang Gedang.
Walaupun begitu, tak jarang pula pemerintah setempat juga menampilkan pertunjukan Tari Tauh ini, dalam acara formal.
Tari Tauh melibatkan 4 pasang penari, dari penari pria dan penari wanita.
40. Tari Tide-Tide
Tari Tide-Tide berkembang di Pulau Halmahera Utara, yang masuk wilayah Provinsi Maluku Utara.
Tarian ini dibawakan oleh 4-6 penari, baik oleh penari laki-laki maupun perempuan.
Dalam membawakan Tar Tide-Tide ini, setiap penari mengenakan busana adat setempat dengan iringan alat musik tradisional.
41. Tari Watukala
Tari asal Papua ini, bercerita tentang aktifitas menangkap ikan, sehingga akan ada properti tombak tradisional dalam tarian ini.
Dikembangkan oleh Suku Moy, Tari Watukala diringi juga dengan alunan musik Tifa.
Tarian ini dibawakan secara berpasangan, antara penari pria dan wanita.
42. Tari Wireng
Berasal dari Provinsi Jawa Tengah, Tari Wireng dipentaskan oleh penari pria secara berpasangan.
Umumnya, tarian ini hanya dimainkan oleh 2 pasangan saja, dengan gerakan tari yang menggambarkan suasana prajurit yang latihan berperang.
Jenis tarian ini ada 6 macam, yaitu Panju Anem, Panji Sepuh, Jemparing Ageng, Dhadap Kanoman, Dhadap Kreta, dan Lhawung Ageng.
43. Tari Zapin
Yang ini adalah salah satu jenis tari berpasangan asal Riau, yang kental dengan nuansa Islam.
Sebab, tarian ini merupakan akulturasi dari budaya Melayu dan Arab pada masa silam.
Pementasan Tari Zapin dibawakan oleh penari laki-laki dan penari perempuan.
Wwalnya Tari Zapin difungsikan sebagai media dakwah dan hiburan.
Tapi, seiring perkembangan jaman, tarian ini makin populer, sehingga sering dimainkan dalam berbagai acara.
Itulah tadi pembahasan lengkap mengenai tari berpasangan.
Semoga artikel ini bermanfaat dan memberi Anda banyak pengetahuan baru.