Kita pasti sudah tidak asing lagi kan dengan provinsi Kalimantan Selatan.
Selain terkenal dengan permainan tradisional Balogo, Kalimantan Selatan juga memiliki senjata tradisional yang unik loh.
Ingin tahu apa saja senjata tersebut?
Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini ya guys.
Jenis-Jenis Senjata Tradisional Kalimantan Selatan
1. Mandau
a. Sejarah Nama
Mandau adalah senjata tradisional nomer wahid dan juga mematikan di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Menurut sejarah yang dikutip dari laman wikipedia.com, kata mandau memiliki arti tersendiri.
Mandau ternyata berasal dari kosakata Kalimantan Tengah yang terdiri dari 2 suku kata, yaitu Man dan Do.
Man adalah singkatan dari kata “Kuman” yang berarti “Makan”.
Dan Do adalah singkatan dari kata “Dohong”, pisau belati khas Kalimantan Tengah sebelum mandau populer.
Jadi, mandau adalah singkatan dari Makan Dohong.
Masyarakat dayak membuat sebutan seperti itu berdasarkan kepopuleran mandau yang mengalahkan kepopuleran belati dohong pada saat itu.
Kepopuleran tersebut lama kelamaan menyebar hingga ke pelosok pulau Borneo ini, termasuk Kalsel.
Mandau, ternyata adalah sebutan yang terkenal untuk umum di Indonesia.
Di kalangan suku dayak, mandau memiliki julukan yang berbeda yaitu Dongt, Ekeq, Edog/Baliuu, Loboq dan Benoaq.
Senjata ini tidak pernah absen ya guys dari setiap acara adat.
Malahan, banyak masyarakat dayak yang menyakralkannya loh.
Mereka mengatakan bahwa mandau memiliki bentuk unik yang dapat mensinkronisasikan energi alam dengan tubuh mereka.
b. Bagian-Bagian mandau
Sekilas, mandau ini terlihat seperti golok yang ramping.
Umumnya mandau memiliki berat total 1000 gram.
Lebih berat jika dibandingkan dengan golok Banten yang memiliki berat 800 gram.
Secara umum, mandau memiliki 3 bagian utama, yaitu Isin/Loneng, Pulang/Hulu dan sarukng.
Isin/Loneng> merupakan pisau utama dari mandau itu sendiri yang merupakan batu mentikei yang memiliki banyak unsur besi.
Terdiri dari panjang 50 cm, lebar ujung 5 cm dan lebar pangkal 2 cm.
Terdapat 2 sisi Isin/Loneng, bagian bawah tajam dan bagian atas tumpul.
Pada bagian atas terdapat ukiran dan lubang-lubang kecil yang biasanya disematkan tembaga, kuningan emas ataupun perak untuk mempercantik dan menambah nilai jual.
Pulang/Hulu merupakan gagang untuk memegang mandau.
Gagang ini sangat spesial karena biasanya terbuat dari tanduk rusa ataupun tanduk kerbau.
Namun saat ini, juga telah banyak dijumpai mandau dengan Pulang/Hulu yang terbuat dari jenis kayu pilihan.
Di bagian ini, terdapat ukiran berupa motif paruh burung atau kepala naga pada pangkalnya.
Juga dilengkapi dengan hiasan berupa rambut manusia yang disebut takan.
Pada ujungnya, disematkan cincin yang disebut kamang/sopak.
Sarukng merupakan alat pelindung mandau.
Sarung ini terbuat dari kayu yang berhiaskan rotan, juga terdapat ukiran-ukiran unik.
Pada sisi depan, terdapat wadah kecil untuk tempat pisau kecil yang disebut langgai puai.
c. Fungsi dan Kegunaan
Bagi masyarakat dayak, selain difungsikan sebagai benda keramat, umumnya mandau berfungsi sebagai alat pertahan diri.
Mandau merupakan simbol kesatria, persaudaraan dan penjaga.
Hiasan-hiasan dan ukiran yang terdapat di mandau memiliki kegunaan untuk menakuti binatang buas.
Pada zaman Belanda, mandau digunakan sebagai alat pengusir penjajah.
Dan merupakan senjata yang paling ditakuti oleh Belanda.
2. Parang
Parang merupakan senjata tradisional yang terbuat dari besi.
Ia memiliki 2 mata, yaitu tumpul dan tajam.
Di kalimantan, parang juga dinamai dengan ambang.
Parang memiliki bentuk yang menyerupai mandau.
Namun tidak memiliki ukiran dan hiasan.
Di Kalsel sendiri, parang yang terkenal adalah Parang Nabur.
Panjang senjata ini mencapai 75 cm.
Gagangnya terbuat dari kayu pilihan.
Bentuk dari senjata ini sangat dipengaruhi oleh ciri khas pisau Eropa yang berpadu harmonis dengan Islam.
Sekilas, pedang ini mirip sekali dengan pedang pendek yang dibawa oleh angkatan laut Belanda.
Parang ini memiliki fungsi yang beragam.
Pisau panjang ini dapat digunakan untuk alat potong atau tebas, berburu, berperang bahkan bercocok tanam.
3. Keris Banjar dan Keris Bujak Beliung
Kalsel juga memiliki senjata tradisional berupa keris.
Perbedaan keris yang ada di pulau Sumatera dan Jawa dengan keris Kalsel terletak pada jumlah luk nya.
Di Kalsel ada dua jenis keris yang terkenal, yaitu keris Banjar dan Bujak Beliung.
Keduanya dapat terbuat dari besi, perak bahkan emas.
Panjangnya mencapai 30 cm.
Keris banjar cenderung terlihat tidak memiliki luk.
Sedangkan, keris Bujak Beliung memiliki beberapa luk.
Biasanya kedua keris ini digunakan untuk penjagaan diri dan pertempuran jarak dekat.
Lihatlah gambar di bawah ini.
4. Sarapang
Ada juga senjata tradisional yang mirip dengan tombak trisula loh.
Senjata ini disebut Sarapang.
Bedanya, jika trisula ada 3 mata tajam, sarapang memiliki 5 mata tajam yang terdiri dari 4 mata di sisi luar dan 1 mata runcing di sisi dalam.
Sarapang ini terbuat dari sebilah baja kokoh yang kemudian di salah satu ujungnya dibelah menjadi 5 bagian yang dibentuk sedemikian rupa.
Untuk menguatkan fungsinya sebagai tombak, sebatang bambu/kayu yang panjang disematkan dan dieratkan dengan sebuah salut dari kuningan atau besi.
Masyarakat dayak umumnya menggunakan senjata ini untuk berburu terutama untuk menangkap ikan yang besar.
5. Sungga
Sungga adalah senjata pasif atau lebih tepatnya disebut sebagai jebakan.
Ini merupakan strategi masyarakat dayak dalam mengatasi serbuan penjajah Belanda pada masa perang Banjar di daerah Benteng Gunung Madang, Kandangan, Hulu Sungai Selatan.
Jebakan ini diletakkan di bawah jembatan.
Sistem kerjanya sangat sederhana.
Musuh yang melintasi jembatan akan terjatuh dan menancap langsung pada banyak sungga yang tersusun di bawah jembatan.
Bentuk sungga menyerupai ujung tombak yang runcing dan terbuat dari baja yang kokoh.
6. Wasi
Senjata tradisional yang satu ini sejenis belati, pisau kecil yang tajam berbahan dasar logam.
Wasi juga sangat umum dimiliki oleh masyarakat Banjar.
Etnis ini menggunakan wasi sebagai senjata pertahanan diri.
Melihat bentuk Wasi yang tidak terlalu panjang, fungsi wasi ini adalah digunakan untuk alat tikam.
Namun, senjata ini bisa juga dibawa untuk berkebun.
Karena keunikan dan kesakralan Wasi, senjata ini juga menjadi benda pusaka peninggalan nenek moyang masyarakat dayak.
Ada beberapa bentuk wasi yang populer di kalsel seperti Raja Tumpang, Belitung, Asu dan Herder.
7. Lanting Kotamara
Kalsel juga mempunyai jenis senjata pertahanan.
Senjata ini adalah Lanting Kotamara.
Sebenarnya ini adalah sebuah benteng apung yang kokoh yang tersusun dari kayu-kayu Kalimantan yang kuat.
Jadi, sangat sulit untuk ditembus peluru dan meriam.
Tujuan dibuatnya Kotamara ini memang untuk menahan serangan penjajah Belanda.
Benteng ini terapung di sungai Barito.
Selain untuk alat pertahanan, Kotamara juga difungsikan sebagai alat perlawanan.
Ini dibuktikan dari keseriusan masyarakat Kalsel yang menempatkan meriam dan lila pada Kotamara.
Menurut sejarah yang tercatat, benteng apung ini telah berhasil digunakan 2 kali peperangan, yaitu perang Onrust pada Desember 1859 dan perang Cipanas pada Juli 1859.
Kini keberadaan benteng ini hanya tinggal sejarah ya guys.
8. Riwayang
Senjata ini berbentuk seperti tombak yang terdapat bait.
Tombak ini unik dengan tali terpasang di tengah gagangnya.
Cara menggunakannya adalah dengan melemparakan riwayang seperti lembing, ketika mengenai target riwayang ditarik menggunakan tali yang sudah terpasang.
Senjata ini sangat berguna untuk menangkap ikan.
riwayang yang terkenal di Kalsel adalah riwayang tauman.
Nah itu tadi uraian lengkap macam-macam jenis dari senjata tradisional dari Kalimantan Selatan.
Kabar baiknya, kita juga bisa memilikinya loh.
Senjata-senjata ini sebagian ada yang dijual secara online, tentunya dengan harga yang cukup tinggi.
Itu karena kelangkaan dan kesakralan dari senjata tradisional ini.
Gimana, tertarik untuk mengoleksinya?.