Kalimantan Barat memiliki beragam jenis senjata tradisional yang biasa digunakan sebagai alat dalam peperangan, pertahanan dari musuh, sekaligus alat berburu. Sebagai wilayah yang sebagian dari masyarakatnya adalah suku Dayak, senjata tradisional Kalimantan Barat memiliki banyak persamaan dengan wilayah Kalimantan lainnya yang juga didiami oleh suku ini. Mandau, Tumbak, dan Sumpit adalah beberapa contoh dari senjata tradisional wilayah ini.
Nama-Nama Senjata Tradisional Kalimantan Barat
1. Mandau
Senjata pertama yang akan dibahas adalah Mandau. Mungkin Selasares ada yang berpikiran, “Lah, bukankah ini senjata khas Kalimantan Tengah?” atau “Perasaan pernah dengar senjata ini dari provinsi Kalimantan lain.” Tenang saja, semuanya benar kok Selasares.
Mandau ini adalah senjata Suku Dayak yang memang tersebar di beragam daerah di Pulau Borneo. Namun, di masing-masing provinsi memiliki pengaruh sendiri. Nah, mandau ala Kalimantan Barat terdiversifikasi menjadi mandau tangkitn.
Tangkitn adalah senjata berbentuk seperti parang. Ia terbuat dari besi yang bagian hulunya melengkung dan ujungnya bertampuk kuningan. Besi yang diolah diambil dari batu-batu gunung yang terdapat kandungan kimia Fe atau besi di dalamnya.
Konon, mandau dikatakan sebagai senjata yang sakti karena diberkati oleh ruh-ruh musuh yang kepalanya berhasil dipenggal. Tradisi memenggal kepala musuh atau kayau menjadi cerita horor yang masih melekat di masyarakat Dayak. Semakin banyak kepala yang dipenggal maka semakin sakti dan kuat tangkitn mereka.
Ia juga dihiasi dengan rambut-rambut hasil kayauannya di gagangnya. Mengerikan ya Selasares? Tapi, sekarang tidak lagi untungnya.
Mandau dialihfungsikan sebagai alat bantu kehidupan seperti alat berburu, memangkas semak belukar, alat bercocok tanam, benda seni dan pusaka, hingga dijadikan buah tangan untuk koleksi wisatawan. Senjata satu ini dibedakan loh sesuai dengan jenis kelamin pemakainya.
Untuk laki-laki pegangannya dilapisi dengan kain merah yang dipercaya melambangkan keberanian. Sedangkan untuk perempuan, mandau mereka berbentuk salib pada hulunya. Beda dengan laki-laki yang polos karena, tonjolan salib tersebut melambangkan kesuburan pada perempuan.
a. Bilah Mandau
Bilah bisa dideskripsikan seperti satu pisau bermata tajam dan sisi lainnya agak tebal dan tumpul. Bilah untuk mandau terbuat dari besi yang ditempa oleh pandai besi berbentuk memanjang, pipih, dan runcing. Kalau dahulu besinya didapatkan dari batu-batu gunung, sekarang lebih mudah diakses. Ia bisa terbuat dari besi montallat, bekas mobil atau motor, mata gergaji, cakram kendaraan, dan lain-lain.
Bilahnya juga dihiasi dengan emas, perak, tembaga, dan perunggu. Namun hiasan tersebut tidak dimiliki oleh semua mandau, melainkan dikhususkan untuk tokoh adat dan kaum borjuis atau bangsawan.
b. Saber Atas
Jadi orang harus saber ya Selasares, eh sabar. Ha ha. Saber di sini berarti pegangan atau bagian hulu dari mandau. Dia terbuat dari tanduk rusa lo. Bentuknya juga menyerupai kepala burung. Lengkap dengan hiasan ukiran motif kepala naga atau paruh burung dan ornamen bulu-bulu binatang atau rambut manusia hasil kayauan sang parang. Karena tanduk rusa sudah sulit ditemukan, kayu pun menjadi pengganti bahan untuk membuat saber atas.
c. Sarung Mandau
Sarung yang digunakan untuk membalut atau menutup mandau disebut kumpang. Ia terbuat dari pelat kayu tipis. Bagian atasnya dilapisi gelang berbentuk seperti tulang dan bagian tengahnya berfungsi sebagai penjepit mandau yang terbuat dari anyaman rotan. Sebagai sajian mata, kumpang dihiasi dengan bulu baliang atau manik-manik. Kadang, diselipkan pula mantra dan jimat untuk menambah kesaktian si mandau.
2. Pandat
Pandat atau disebut juga kamping adalah senjata jenis parang yang memiliki bilah lebih pendek, lebih berat dari mandau, dan satu tepi dengan gagang besinya. Jangan tertipu oleh gambarnya Selasares. Pandat tidak memiliki pegangan, itu adalah perpanjangan dari besi atau tulang yang melewati gagangnya. Ujungnya tidak lancip sehingga menggunakannya adalah dengan cara menebas ke bawah karena sisi samping bawahnya sangat tajam. Begitu pula bentuknya yang melengkung ke atas sekitar 25 derajat di bagain hulunya, membuatnya semakin ditakdirkan untuk diayun ke bawah.
3. Tumbak
Tumbak yang akrab dipanggil lunju atau lonjo adalah senjata jenis tombak khas Kalimantan Barat. Lonjo terdiri dari dua bagian, yakni tongkat tombaknya dan mata tombak yang tajam dan runcing.
Dahulu, karena keterbatasan bahan besi, masyarakat banyak membuat tumbak ketimbang parang-parang. Selain efisien bahan baku, tombak juga memberi tambahan jarak ketika bertarung, efektif untuk menghadang musuh yang menggunakan senjata kecil atau pendek. Konon Selasares, saking tajamnya lunju, ia bisa menembus zirah musuh dan menusuk hingga ke badan.
4. Duhung
Sejarah menceritakan senjata yang satu ini adalah senjata milik para raja. Duhung atau dohong yang berupa seperti keris memiliki ukuran yang lebih besar dan tajam. Bagian pegangan dan atasnya terbuat dari tanduk rusa yang sekarang sudah diganti menjadi kayu karena kelangkaan bahan. Sekarang, senjata tajam ini digunakan sebagai pemotong tali pusar bayi, penyembelih hewan kurban, menguliti hewan buruan, dan bercocok tanam.
5. Nyabor
Nyabor atau nyabur adalah versi lain dari mandau. Perbedaan kedua parang ini adalah pada bentuknya. Nyabor memiliki bilah yang melengkung dan ujungnya runcing ke atas. Umumnya di bagian gagangnya terdapat kait besar yang disebut kundieng. Motif pada penutup atau sarungnya dipengaruhi oleh budaya Melayu dan Arab.
6. Sumpit
Ini bukan sumpit untuk makan ya Selasares, melainkan senjata tradisional Kalimantan Barat yang difungsikan dengan cara diluncurkan atau ditembakkan. Sumpit juga dikenal dengan sipet oleh masyarakat setempat. Ia berbentuk memanjang dan dilubangi di tengah lingkaran batangnya. Terbuat dari kayu yang kokoh dan ringan sehingga mudah dibawa dan digunakan.
Damak atau anak sumpit yang disebut damek terbuat dari bambu yang diberi racun dari getah pohon ipuh atau pohon iren. Mereka menyebutnya ipu. Racun damek bisa melumpuhkan binatang buas yang besar seperti beruang dan harimau dalam waktu 10 menit saja. Lebih mengerikannya lagi Selasares, racun ini belum ditemukan penawarnya. Orang yang bisa menggunakan sipet harus banyak berlatih karena tingkat akurasi dan kecepatan menembak harus diukur dan sesuai dengan sasaran, mengingat ini adalah senjata yang digunakan secara sembunyi-sembunyi.
7. Telawang
Tadi kita sudah berbincang soal senjata untuk menyerang, sekarang saatnya membahas soal alat bertahan. Untuk melindungi diri, masyarakat Kalimantan Barat dahulu menggunakan telawang. Ia adalah perisai yang terbuat dari campuran kayu, cangkang atau kulit binatang, dan jika memungkinkan ditambah tempurung kura-kura. Di bagian belakang terdapat pegangan dan di bagian depan dihias dengan motif seperti orang tersenyum menunjukkan giginya melambangkan keberanian dan tidak takut terhadap lawannya. Ia biasanya dipegang oleh tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang senjata untuk menyerang.
Oke Selasares, sudah berakhir cerita tentang senjata tradisional khas Kalimantan Barat. Bagaimana? Ingin mengoleksi salah satu senjata?
Kalau saya sendiri, tertarik untuk mencoba menembakkan sumpit. Jadi, kalau ingin mengetahui senjata-senjata tradisional yang lain di Indonesia bisa langsung kunjungi tulisan-tulisan lain di Selasar.
Kamu juga bisa simak dan pelajari tulisan tentang tarian tradisional dari Kalimantan Barat, yaitu Tari Monong.