Setiap provinsi di Indonesia pasti memiliki senjata tradisional yang berbeda satu sama lain, termasuk Jawa Barat. Salah satu senjata tradisional yang berasal dari Jawa Barat adalah kujang. Kujang memiliki bentuk yang unik, mirip dengan keris. Selain kujang, masih ada banyak lagi senjata tradisional yang berasal dari Jawa Barat.
Ingin tahu lebih lengkap mengenai senjata tradisional Jawa Barat? Yuk, simak artikel berikut ini.
Macam-macam Senjata Tradisional Jawa Barat
1. Kujang
Kujang adalah salah satu senjata tradisional jawa barat yang dianggap memiliki kekuatan magis oleh masyarakat setempat. Berdasarkan sejarahnya, kujang berasal dari Bahasa Sunda kuno yaitu “kudi” dan “hyang”. Kudi memiliki arti senjata yang menyimpan kekuatan ghaib. Sedangkan hyang memiliki arti dewa atau yang memiliki kedudukan di atas.
Jika digabungkan, kujang berarti senjata sakti yang menyimpan kekuatan dari para dewa. Menurut ahli sejarah, kujang telah ditemukan sejak abad ke-8 sampai 9. Masyarakat percaya bahwa kujang berasal dari peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Kujang memiliki bentuk runcing yang unik dengan panjang 20-25 cm.
Pada jaman dahulu, kujang digunakan untuk melindungi diri dari musuh. Namun, pada jaman sekarang kujang hanya digunakan sebagai hiasan pelengkap pakaian adat jawa barat. Perubahan zaman membuat bentuk dan hiasan kujang juga mengalami modifikasi.
Gambar ukiran kujang yang dikembangkan pada jaman sekarang misalnya burung ciung, burung kuntul, ular, katak, naga, badak, dan ayam jago. Di jaman modern, kujang disimpan sebagai koleksi bagi pecinta pusaka tradisional. Kadang-kadang kujang juga dijadikan hiasan dinding oleh masyarakat Sunda.
a. Fungsi Kujang
Pada jaman kerajaan, kujang digunakan sebagai alat pertanian. Masyarakat Sunda menggunakannya untuk menebang kayu, memangkas tumbuhan, dan nyacar. Kujang jenis ini disebut dengan nama kujang pamungkas. Sedangkan kujang yang digunakan untuk berperang namanya adalah kujang pusaka.
Di jaman modern, masyarakat Sunda menggunakan kujang sebagai lambang pemerintahan atau logo organisasi. Hal ini bertujuan untuk memberikan sentuhan khas Sunda.
b. Bagian Kujang
Kujang terdiri dari 11 bagian yang memiliki fungsinya masing-masing. Berikut adalah bagian-bagian kujang dan penjelasannya:
1. Papatuk atau congo, berada di bagian paling ujung kujang yang berfungsi untuk mencongkel.
2. Eluk atau silih, berada di bagian punggung kujang yang berfungsi untuk mencabik tubuh lawan.
3. Tadah, lengkungan menonjol yang berada di perut kujang berfungsi untuk menusuk tubuh lawan.
4. Mata, berbentuk lubang-lubang kecil sejumlah 5-9 yang berada di bagian punggung kujang.
5. Tonggong, bagian tajam yang ada di bagian punggung kujang.
6. Paksi, cincin yang berada di bagian belakang kujang.
7. Selut, cincin yang berada di bagian pegangan kujang.
8. Combong, berbetuk lubang yang berada di bagian gagang kujang.
9. Ganjan atau landaian, sudut lancip yang bentuknya mengarah ke ujung kujang.
10. Kowak, sarung kujang yang terbuat dari kayu samida dengan aroma khasnya.
11. Pamor, baris sulangkar atau titik-titik yang tergambar di kujang sebagai nilai estetika sekaligus tempat menyimpan racun.
c. Jenis-jenis Kujang
Ada beberapa jenis kujang di jawa barat yang dinamai berdasarkan bentuknya. Biasanya bentuk dan nama kujang tersebut dibuat berdasarkan nama-nama binatang, yaitu kujang ciung, kujang jago, kujang badak, kujang naga, kujang kuntul, kujang bangkong, dan kujang kudi.
Ada satu jenis kujang yang tidak dibuat berdasarkan nama binatang, yaitu tipologi bilah kujang. Kujang ini berbentuk seperti wayang kulit dengan simbol tokoh wanita untuk melambangkan kesuburan.
2. Bedog atau Golok
Bedog adalah salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang bentuknya seperti pisau, tetapi dengan ukuran yang lebih besar. Umumnya bedog memiliki panjang sekitar 30-40 cm. Bedog yang panjangnya melibihi 40 cm disebut kolewang atau gobang.
Senjata ini memiliki fungsi yang berbeda di setiap daerah di Jawa Barat. Bedog merupakan nama lain dari golok. Golok adalah sebutan yang dipakai oleh masyarakat Betawi. Senjata yang sangat umum ditemukan di Pulau Jawa ini terbuat dari besi atau baja yang ditempa hingga pipih dan halus.
Perkembangan jaman membuat bedog berkembang menjadi bermacam-macam bentuk, seperti bedog dapur, bedog tani, bedog gagaplok, dan bedog cepot. Bedog biasanya dilengkapi dengan sarung untuk mempermudah penyimpanannya. Sarung bedog disebut dengan serangka.
Selain sebagai alat pertahanan diri, bedog juga digunakan untuk bekerja di kebun, menyembelih hewan, dan alat berburu.
a. Jenis-jenis Golok
1. Bedog Gagaplok
Bedog gagaplok adalah salah satu jenis bedog yang ada di tanah Sunda. Senjata ini biasanya digunakan untuk memotong dan menyabit rumput atau tanaman lain.
2. Golok Pameuncitan
Jenis golok ini memiliki panjang sekitar 25-27 cm dengan lebar 3 cm. Nama golok ini berasal dari Bahasa Sunda “peuncit” yang berarti menyembelih. Sesuai dengan namanya, golok ini digunakan sebagai alat penyembelihan hewan.
3. Golok Pamoroan
Senjata ini memiliki nama lain international survival golok. Golok jenis ini memiliki panjang sekitar 40-50 cm dengan lebar 3,5 cm. Sesuai dengan namanya, golok ini berfungsi sebagai alat berburu.
4. Golok Tani
Jenis golok ini memiliki panjang sekiar 25-30 cm dengan lebar 4 cm. Masyarakat Sunda menggunakan jenis golok ini untuk kegiatanbertani.
5. Golok Pamugeulan
Golok pamugeulan memiliki panjang sekitar 23-24,5 cm dengan lebar 6 cm. Bentuknya cukup besar karena biasa digunakan untuk menebang pohon. Pada jaman dahulu golok ini disebut golok kelapa karena sering dipakai untuk membuka buah kelapa.
6. Golok Sotogayot
Golok jenis ini memiliki panjang sekitar 25-27 cm dengan lebar 6 cm. Biasanya golok ini digunakan untuk memotong bambu atau kegiatan lain yang berhubungan dengan bambu.
7. Golok Dapur
Golok dapur memiliki panjang sekitar 20-23 cm dengan lebar 4 cm. Sesuai dengan namanya, golok jenis ini biasa digunakan untuk memasak. Selain itu, golok ini juga bisa digunakan untuk memotong kayu bakar.
8. Golok Panguseupan
Golok jenis ini memiliki panjang sekitar 17-23 cm dengan lebar 3 cm. Nama golok ini diambil dari Bahasa Sunda “nguseup” yang artinya memancing. Sesuai dengan namanya, golok ini digunakan sebagai salah satu alat untuk memancing ikan di sungai.
9. Bedok Cepot
Bedog cepot memiliki panjang sekitar 15-17 cm dengan lebar 9 cm. Bentuknya yang besar memungkinkan jenis golok ini digunakan untuk membelah kayu seperti kapak.
b. Bagian Golok
Golok terbagi menjadi beberapa bagian. Pertama, bagian gagang golok yang dinamakan parah. Gagang ini biasanya terbuat dari kayu dan besi. Bagian utama golok yang digunakan sebagai senjata disebut dengan wilah. Wilah terbuat dari besi atau baja yang ditempa hingga pipih dan halus.
Kemudian wilah diasah sampai tajam agar bisa digunakan sebagai senjata. Bagian tajam dari golok disebut dengan beuteng, sedangkan bagian yang tumpul disebut dengan tonggong. Ujung wilah bisa juga disebut dengan congo. Pada bagian gagangnya, terdapat sesuatu yang ditancapkan, namanya pangkal. Golok atau bedog ini juga memiliki sarung yang fungsinya untuk melindungi bagian yang tajam. Sarung ini biasa disebut dengan nama serangka.
3. Baliung atau Patik
Baliung atau patik merupakan nama Sunda dari kapak. Senjata ini dibuat karena masyarakat Sunda membutuhkan alat untuk menebang pohon yang berukuran cukup besar dan membelah kayunya.
Gagang senjata ini terbuat dari kayu dengan panjang sekitar 30-35 cm. Baliung memiliki keunggulan dibandingkan dengan senjata lainnya, yaitu terbuat dari besi yang tebal dan kuat. Biasanya senjata lain dibuat pipih, tetapi baliung justru dibuat tebal.
Pada jaman dahulu, baliung digunakan untuk menebang pohon yang akan dijadikan kayu bakar.
4. Congkrang
Senjata ini berbentuk seperti cangkul, tapi dengan ukuran yang lebih kecil. Biasanya congkrang digunakan oleh ibu-ibu untuk meyiangi rumput di halaman rumah. Di jaman modern seperti sekarang ini, congkrang sudah sulit dijumpai.
5. Arit
Arit memiliki bentuk seperti bulan sabit dan pipih. Biasanya senjata ini digunakan oleh laki-laki untuk memotong rumput yang akan diberikan pada hewan ternak. Selain itu, arit juga bisa digunakan untuk memangkas rumput liar yang mengganggu tanaman. Pada saat panen tiba, arit digunakan petani untuk memanen padi mereka.
Menurut para petani, arit lebih efektif digunakan daripada senjata lainnya.
6. Sulimat
Di tanah Sunda, terdapat alat khusus yang digunakan masyarakat untuk menyobek kelapa. Alat ini bernama sulimat. Sulimat berbentuk seperti pisau dengan ujung yang runcing. Ujung runcing inilah yang berfungsi sebagai alat untuk meyobek kelapa.
Gagang yang terbuta dari kayu ditancapkan terlebih dahulu ke tanah. Jika sudah berdiri dengan kokoh, kelapa ditancapkan pada bagian sulimat yang runcing kemudian kelapa didorong ke arah berlawanan agar kulitnya terlepas.
7. Balincong
Balincong adalah senjata tradisional Jawa Barat yang digunakan untuk menggali tanah dan memecah batu. Alat ini memiliki 2 bilah pisau yang arahnya berlawanan. Gagangnya terbuat dari kayu dengan panjang sekitar 50 cm.
8. Ani-ani atau Ketam
Ani-ani atau ketam adalah salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang digunakan sebagai alat pertanian. Senjata ini bentuknya kecil hingga bisa digenggam tangan manusia. Pegangannya terbuat dari kayu yang dilengkapi dengan bilah pisau berukuran kecil. Alat ini sering digunakan untuk panen padi dan sayuran.
Masyarakat Sunda percaya bahwa pamali menggunakan arit atau golok sebagai alat panen. Oleh karena itu, dibuatlah ani-ani atau ketam ini. Namun, sekarang ini ketam sudah sulit ditemui karena kurang efektif digunakan di jaman modern.
Panen menggunakan ketam membutuhkan waktu yang lama karena alatnya yang kecil membuat satu orang hanya bisa memanen dalam jumlah yang sedikit.
9. Gacok
Gacok adalah salah satu senjata tradisional Jawa Barat yang digunakan untuk membantu kegiatan pertanian. Senjata ini memiliki bentuk seperti garpu dengan 4 bilah pisau yang runcing. Dalam pertanian, senjata ini digunakan untuk mengumpulkan rumput atau jerami kering.
10. Bajra dan Gada
Bajra dan gada merupakan senjata tradisional Jawa Barat yang memiliki banyak cerita sejarah di baliknya. Senjata ini pada jaman penajahan banyak digunakan masyarakat Sunda untuk melawan musuh. Bajra dan gada adalah 2 senjata berbeda yang harus digunakan secara bersamaan.
Bagian runcing yang berbentuk seperti tombak disebut dengan bajra. Sedangkan gada adalah bagian tumpul yang digunakan untuk memukul musuh.
Saat ini bajra dan gada sudah tidak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun, senjata ini masih bisa ditemui di museum yang menyimpan benda-benda bersejarah.
Nah, itulah beberapa macam senjata-senjata tradisional Jawa Barat dan keterangannya. Masing-masing senjata memiliki fungsi yang berbeda-beda. Senjata tersebut juga dibuat dengan tujuan yang berbeda sehingga bentuknya memiliki banyak rupa. Masih banyak senjata yang bisa dipakai hingga sekarang. Namun, beberapa senjata kurang cocok digunakan pada jaman modern karena dirasa kurang efektif.