Sejak jaman dahulu, leluhur bangsa Indonesia telah memakai beragam senjata untuk mempertahankan hidup.
Dari urusan untuk mencari makan, atau juga untuk mempertahankan diri dari serangan musuh.
Nah, dari 34 provinsi di Indonesia, setiap daerah memiliki senjata tradisional masing-masing.
Berikut adalah ulasan lengkap senjata tradisional Indonesia dari 34 provinsi.
Berbagai Jenis Senjata Tradisional Indonesia dari 34 Provinsi
1. Aceh
a. Rencong
Rencong adalah senjata khas dari Aceh, yang sudah digunakan sejak jaman Kesultanan Aceh.
Rencong yang dipergunakan kalangan sultan dan bangsawan dibuat memakai bahan emas dan sarung dari gading.
Sedangkan Rencong yang dipakai masyarakat biasa dibuat dari besi putih atau kunigan, serta sarung dari kayu atau tanduk kerbau.
b. Meukuree
Meukuree juga sejenis Rencong, yang mempunyai ciri gagang berbahan tebal dan melengkung, serta mempunyai bilah yang terdapat motif hiasan.
Hiasan ini biasanya berupa lukisan menarik, seperti bunga, lipan, ular, dan lain sebagainya.
Bahan yang digunakan untuk membuat sarungnya, umunya dari bahan tanduk kerbau yang terkenal kuat.
c. Pudoi
Pudoi bisa dibilang sebagai senjata sejenis Rencong yang berukuran kecil dan ringan saat digunakan, serta memiliki gagang yang berukuran pendek dan lurus.
Dalam Bahasa Aceh, istilah “Pudoi” mengandung makna sesuatu yang belum selesei, maksudnya senjata Pudoi dianggap seperti sebuah Rencong yang belum selesei dikerjakan.
d. Meupucok
Meupocok adalah sejenis Rencong yang memiliki ciri gagang yang melengkung dan dihias dengan ukiran logam emas, serta memiliki bilah yang tipis, panjang, dan runcing.
Senjata ini kerap dipakai sebagai hiasan penting dalam kesempatan pagelaran resmi, seperti acara adat atau pertunjukan kesenian.
e. Siwah
Siwah adalah senjata tradisional yang mirip dengan Rencong, yang kerap dipakai sebagai perlengkapan para raja dan uleebalang karena penampilannya yang elegan.
Senjata ini memiliki ciri gagang yang dihias batu permata, serta sarung yang dihias bahan emas.
Gagang pada senjata ini dibuat dari kayu atau tanduk kerbau, sedangkan bilahnya dari kuningan atau besi putih.
f. Meucugek
Meucugek juga merupakan senjata sejenis Rencong yang memiliki ciri gagang tebal dan kuat untuk menahan tangan saat menikam, serta memiliki bilah yang cukup tajam.
Bilah pada senjata Meucugek ini, dibuat memakai bahan baja putih.
g. Peudeung
Peudeung adalah senjata tradisonal Aceh yang bentuknya mirip dengan pedang.
Bilah pada senjata ini dibuat menggunakan bahan baja yang kuat dan tajam, sehingga efektif untuk mencincang, menebas musuh, ataupun untuk mengalihkan perhatian.
h. Peudeung Ulee Meu-Apet
Peedeung Ulee Meu-Apet memiliki kemiripan dengan Peudeung Tumpang Jingki.
Senjata ini memiliki karakteristik berupa bilah yang tajam dan panjang, sehingga cocok untuk menebas lawan dari jarak jauh.
i. Peudeung Ulee Tapak Guda
Peudeung Ulee Tapak Guda adalah senjata yang memiliki ciri gagang mirip telapak kuda.
Sementara, untuk sarung dan bilahnya hampir sama dengan pedang-pedang lainnya.
j. Peudeung Tumpang Jingki
Tumpang Jingki adalah senjata sejenis Peudeung yang punya ciri mulut pedang terbuka.
Gagang pada senjata ini terbuat dari kayu dan bilahnya dibuat dari baja hitam padat dan berat, sehingga menghasilkan serangan yang lebih keras.
2. Sumatera Utara
a. Piso Gajah Dompak
Piso Gajah Dompak adalah senjata sejenis pisau yang sudah ada sejak jaman Kerajaan Batak.
Ciri senjata ini antara lain memiliki ukiran gajah pada bilahnya, serta memiliki keruncingan dan ukuran yang lebih besar daripada pisau yang ada pada umumnya.
Oleh masyarakat setempat, diyakini Piso gajah Dompak memiliki kekuatan supranatural, sehingga tidak dipakai untuk membunuh.
b. Piso Toba
Piso Toba adalah senjata pisau yang sudah dipakai sejak abad ke-19 oleh suku Batak Toba.
Berbeda dengan jenis senjata pisau lainnya, Piso Toba memiliki ukuran yang cenderung lebih kecil dan gagang yang berbentuk melengkung ke dalam.
Untuk proses pembuatannya, digunakan 3 macam material, yakni kuningan, besi, dan kayu.
c. Piso Sanalenggam
Piso Sanalenggam merupakan senjata jenis pisau yang dimiliki masyarakat Sumatera Utara.
Ciri fisik dari senjata ini antara lain memiliki gagang yang dihias ukiran mirip seorang laki-laki dengan kepala tertunduk, serta terdapat cincin kuningan yang dibuat dari gulungan kawat.
d. Tongkat Tunggal Panulan
Tombak Tunggal Panulan adalah senjata jenis tombak yang dianggap mempunyai kekuatan magis dan hanya dimiliki oleh Raja Batak.
Uniknya, gagang pada tombak ini dihias dengan ukiran relief-relief patung dan ada hiasan bulu-bulu halus pada bagian ujungnya.
e. Tumbak Lada
Tumbak Lada adalah senjata sejenis pisau yang digunakan oleh suku Karo di Sumatera Utara dalam pertarungan jarak dekat.
Ciri dari senjata ini berupa ukuran yang lebih besar dibanding jenis pisau lainnya, dan terkadang bilahnya diolesi racun agar makin mematikan saat mengenai lawan.
f. Piso Gading
Piso Gading merupakan senjata pisau yag sudah di pakai sejak abad ke-19 masehi oleh masyarakat suku Batak Toba.
Komposisi material untuk membuat senjata ini terdiri dari gading, kayu, dan rotan.
Karena materialnya yang cukup langka, sekarang senjata ini cukup susah untuk dijumpai.
g. Piso Sitolu Sasarung
Piso Sitolu Sasarung adalah jenis senjata pisau di mana dalam satu sarung terdapat tiga mata pisau.
h. Piso Karo
Piso Karo adalah senjata yang mirip dengan Piso Gading, dan sudah digunakan sejak abad ke-19 oleh Suku Karo.
Gagang senjata ini dibuat dari gading, batang kayu, dan rotan yang dibuat tanpa ukiran, serta di bagian ujung gagangnya juga dibuat bercabang.
i. Piso Silima Sarung
Piso Sitolu Sasarung adalah jenis senjata pisau di mana dalam satu sarung terdapat lima mata pisau.
j. Hujur Siringis
Hujur Siringis adalah senjata sejenis tombak yang dulu dipakai sebagai senjata utama pasukan Batak.
Gagang pada senjata ini dibuat dari kayu yang ringan dan kuat, sedangkan untuk mata tombaknya terbuat dari sebilah logam dengan ujung yang runcing.
k. Piso Halasan
Piso Halasan adalah senjata jenis pisau yang dipakai di wilayah Tapanuli Utara, Sumatera Utara dan hanya dimiliki oleh pemimpin Batak yang punya otoritas tinggi.
Bagi masyarakat setempat, bilah pisau pada senjata ini disimbolkan sebagai lambang kecerdasan.
Sementara, sarungnya melambangkan hukum yang bisa memberi batasan bagi setiap orang jika sewaktu-waktu terjadi hal yang merugikan masyarakat.
3. Sumatera Barat
a. Kerambit
Kerambit adalah senjata jenis pisau kecil yang berasal dari Sumatera Barat, dan kini sudah dipakai di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat.
Ciri dari senjata ini adalah punya bilah dengan bentuk melengkung, berukuran kecil, dan terdapat sebuah lubang di ujung gagangnya.
Senjata Karambit ini dikenal cukup tajam, sampai-sampai musuh bisa dilumpuhkan tanpa terdeteksi.
b. Karih
Karish adalah senjata sejenis keris Jawa, tapi luk atau lekukannya sangat sedikit, atau bahkan nyaris lurus.
Ciri lain dari senjata ini dalah berupa gagang yang bagian hulunya terdapat ukiran yang melengkung ke bawah serta luk yang lebih lebar.
Dulunya, senjata ini dipakai untuk menikam lawan dalam jaraj dekat, tapi sekarang dipakai untuk pertunjukan silat dan digunakan sebagai aksesoris acara pernikahan adat suku Minangkabau.
c. Klewang
Klewang adalah senjata golok yang pernah digunakan masyarakat suku Minangkabau dalam perang Paderi.
Senjata golok ini memiliki bilah tajam satu sisi dan bentuk yang lurus, dengan gagang yang dibentuk serupa ular naga, serta sarung yang dihias dengan corak-corak bergaris.
Karena bentuk yang menarik ini, senjata Klewang masih digunakan hingga sekarang.
d. Piarik
Piarik adalah senjata sejenis trisula, dengan sebuah tombak yang memiliki 3 mata tajam.
Umumnya, Piarik ini dipakai oleh masyarakat setempat untuk berburu hewan di hutan.
Keberadaan Piarik hingga sekarang masih dilestarikan oleh Suku Minangkabau, sehingga masih sangat mudah untuk dijumpai.
e. Ruduih
Ruduih adalah sejenis senjata golok, yang dipakai untuk bertempur di medan perang oleh suku Minangkabau.
Bentuk Ruduih mirip dengan klewang, yang bentuknya seperti pedang dengan satu sisi bilah tajam, hanya saja bilahnya lebih condong ke dalam.
Desain semacam ini bisa memberi efek yang lebih mematikan jika terkena tubuh musuh.
f. Sumpitan
Sumpitan adalah senjata yang berbentuk tabung kecil, yang memungkinkan untuk diisi panah kecil untuk ditiup/ditembak dalam jarak 200 meter.
Umumnya, senjata ini digunakan untuk berburu dan berperang melawan musuh oleh masyarakat setempat.
4. Sumatera Selatan
a. Keris Palembang
Keris Palembang mempunyai perbedaan dengan keris yang di Jawa, di mana luk atau lekukannya berjumlah ganjil, dari yang jenis 7 lekukan, 9 lekukan, dan 13 lekukan.
Ciri lain yang dimiliki senjata ini adalah bentuk sudutnya agak lebar, lebih panjang dan lancip, serta gagangnya terbuat dari gading atau kayu yang keras.
Selain itu, gagang Keris Palembang juga dibuat dengan bentuk mirip kepala burung, yang merupakan ciri khas keris Melayu.
Selain dipakai untuk senjata mempertahankan diri, Keris Palembang juga berfungsi sebagai simbol kebangsawanan.
b. Kudhok
Kudhok adalah senjata sejenis pisau kecil, yang sekilas mirip dengan Badik, yang merupakan senjata khas daerah Lampung.
Bilah pada Kudhok dibuat dari bahan besi berkualitas, sementara gagang dan sarungnya dibuat memakai bahan kayu jati, kayu nangka, atau kayu ghumai.
Dulunya, senjata ini sering dibawa untuk berjaga diri, namun sekarang banyak dipakai sebagai cindermata bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bumi Basemah.
c. Skin
Skin merupakan senjata tradisional Sumatera Selatan, yang sekilas mirip dengan Kerambit dari Sumatera Barat.
Bedanya, ukuran Skin ini lebih kecil dibandingkan dengan Kerambit, yakni sekitar 25-30 cm saja.
Gagang Skin terbuat dari bahan kayu yang keras, terdapat juga sebuah lubang di ujungnya, dan sarungnya dibuat memakai bahan kulit hewan, seperti sapi dan kambing.
Senjata ini umunya dipakai saat kondisi mendesak dan dalam posisi jarak yang dekat.
d. Klewang Hembrug
Klewang Hembrug adalah senjata sejenis pedang bermata satu, yang sekilas mirip juga dengan golok maupun kampilan.
Bilah pada Klewang memiliki jenis mata satu, dengan ukuran yang cukup panjang, dari yang 36 cm hingga 76 cm.
Model bilah Klewang pun juga ada dua macam, yakni Klewang yang modelnya pendek sehingga dibuat lurus, serta Klewan yang bentuknya panjang sehingga dibuat melengkung.
e. Tombak Trisula
Tombak Trisula muncul di wilayah Sumatera Selatan seiring daerah ini dikuasai Kerajaan Sriwijaya pada ada ke-7 hingga ke-13 Masehi.
Keunikan dari senjata ini adalah di bagian ujung trisula terdapat tiga mata tombak yang lancip, sementara di ujung satunya yang semestinya tumpul, justru ada tambahan sebuah mata tombak lagi.
Tombak Trisula disinyalir sebagai senjata tradisional pertama di yang ada di Sumatera Selatan, dan sekarang menjadi ikon dari provinsi tersebut.
5. Riau
a. Beladau
Beladau merupakan senjata sejenis pisau belati yang dipakai untuk menusuk musuk dalam jarak dekat.
Berbeda dengan belati yang ada pada umumnya, beladau ini memiliki bilah yang tajam pada satu sisi, pangkal pegangannya cenderung melengkung.
Selain itu, senjata yang panjangnya 24 cm ini, juga memiliki gagang yang mudah dipegang dan gampang didorong saat digunakan.
b. Pedang Jenawi
Pedang Jenawi merupakan senjata yang dulunya kerap dipakai panglima perang Kerajaan Melayu untuk bertempur melawan musuh.
Pedang ini memiliki panjang sekitar 1 meter, sehingga cocok dipakai untuk perang dalam jarak yang dekat.
Sekilas Pedang Jenawi mirip dengan samurai khas Jepang, sehingga ada dugaan pedang ini merupakan bentuk akulturasi budaya Jepang dan budaya Melayu.
c. Klewang
Klewang adalah senjata sejenis golok, yang bagian ujung bilahnya membesar.
Di masa lampau, senjata Klewang digunakan oleh prajurit Kerajaan Melayu untuk berperang melawan musuh.
Tapi, di masa sekarang, Klewang lebih banyak dipakai untuk keperluan pertanian, sehingga keberadaannya cukup mudah dijumpai.
d. Keris
Tak cuma wilayah Jawa saja yang memiliki senjata Keris, di kawasan Sumatra pun juga terdapat senjata tradisional Keris.
Khusus Keris dari provinsi Riau, memiliki banyak keunikan tersendiri, yakni jumlah luk atau lekukannya cukup sedikit, serta pada gagang dan sarunya banyak dihias dengan motif-motfi flora.
e. Blunderbuss
Blunderbuss merupakan senjata sejebis bedil dengan laras kaliber besar, pendek.
Uniknya, senjata dengan peluru timah hitam ini, mempunyai moncong peledak hadapan yang berbentuk kembang atau funnel-shaped muzzle.
f. Lela Rentaka
Rentaka adalah senjata sejenis meriam yang berukuran kecil dan ringan.
Rentaka adalah senjata khas Melayu, yang dibuat sendiri.
menurut Bahasa Inggris, senjata semacam ini dinamakan Lantakas, yang merupakan penggabungan Lela dan Rentaka.
g. Terakol / Tarkul
Terakol adalah jenis senjata yang terkenal di antara para pelaut, pedagang, dan para lanun Melayu.
Senjata ini sekilas mirip pistol ini adalah pengembangan dari bentuk Pemuras yang diubah menjadi lebih kecil.
Awalnya, senjata Terakol ini memakai teknologi wheel lock atau kancing roda yang prosesnya perlu membakar serbuk bedil dengan otomatis tanpa perlu fius.
h. Pemuras
Pemuras adalh senjata tradisional Riau yang dulunya sering digunakan oleh orang-orang Melayu.
Bahkan, para tentara Inggirs pun menyebut kalau orang-orang melayu ini cukup pintar menggunakannya.
i. Lela/Meriam
Bukan hanya Aceh yang memiliki meriam untuk melawan musuh, provinsi Riau pun juga memiliki meriam yang dinamakan Lela.
6. Kepulauan Riau
a. Badik Tumbuk Lada
Selain dikenal sebagai senjata tradisional Riau, Badik Tumbuk Lada juga berkembang di provnsi Jambi.
Hal ini tidak lepas dari letak geografis kedua provinsi ini yang memang letaknya berdekatan.
b. Pedang Jenawi
Pedang Jenawi yang dimiliki provinsi Kepulauan Riau sama dengan Pedang Jenawi yang berasal dari provinsi Riau.
Hal ini dimungkinkan, sebab kedua provinsi ini secara historis pernah berada di bawah kekuasaan Kerajaan Melayu di masa lampau.
7. Kepulauan Bangka Belitung
a. Parang Bangka
Parang Bangka adalah senjata khas Bangka Belitung yang memiliki ciri tersendiri dibandingkan parang dari daerah lain.
Parang ini memiliki bentuk seperti kapal layar, dengan ujung bilah beukuran lebar, berdiameter kurang lebih 40 cm, dan cukup berat, sehingga memberikan efek cukup keras jika mengenai lawan.
Dulunya, parang ini biasa dipakai dalam pertarungan jarak dekat, dan terkadang diisi dengan kekuatan supranatural.
b. Siwar Pendek
Siwar pendek memiliki panjang yang hanya seukuran keris, bilahnya tipis, memiliki satu mata, dan ujungnya runcing .
Tak hanya itu, pada bagian tengah Siwar pendek juga terdapat sebuah lengkungan, yang fungsinya untuk menyayat kulit, daging, dan menusuk lawan.
c. Siwar Panjang
Siwar adalah senjata sejenis golok, yang sering dipakai dalam pertarungan jarak pendek.
Senjata Siwar ini memiliki dua macam ukuran, dari yang panjang dan pendek.
Siwar panjang bentuknya hampir sama dengan Mandau Kalimantan Barat tapi tidak bengkok, bilahnya rata, pipih, lurus, dan ringan saat diayunkan, serta memiliki 2 mata bilah.
d. Lengkong
Lengkong adalah senjata sejenis sabit atau celurit, yang biasa dipakai dalam peperangan jarak pendek.
Berbeda dengan jenis sabit dari daerah lain, senjata Lengkong ini memiliki lekukan pada bagian tengah dengan sudut lancip.
Meski dulunya dipakai untuk perang, sekarang Lengkong ini banyak difungsikan untuk bidang pertanian.
e. Kedik
Kedik adalah senjata sejenis arit, yang sering dipakai untuk membersihkan rumput kecil dan ilalang yang susah dijangkau.
Secara fisik, Kedik ini mempunyai bobot yang ringan karena dipakai oleh kaum perempuan, dan biasanya dipakai dengan posisi jongkok sambil bergerak mundur.
8. Jambi
a. Pedang Selangkeh
Pedang Selangkeh merupakan senjata yang banyak dipakai oleh pendekar, ksatria, dan hulubalang.
Ciri yang membedakannya dari pedang-pedang lain adalah, Pedang Selangkeh ini memiliki dua mata pedang yang sama tajamnya, di mana biasanya pedang hanya memiliki satu mata sisi.
Uniknya, senjata ini tidak dilengkapi dengan sarung dan dibawa oleh pemiliknya dengan cara diselipkan di pinggang.
b. Badik Tumbuk Lada
Badik Tumbuk Lada dari daerah Jambi memiliki kemiripan dengan Badik Tumbuk Lada yang berasal dari Riau.
Senjata tradisional ini cenderung memiliki model yang sederhana dan tidak terlalu banyak ornamen di dalamnya.
Alat penikam ini mirip dengan keris, namun tidak bergelombang, dan panjangnya lebih dari 29 cm dengan lebar 4 cm.
c. Sumpit
Sumpit adalah senjata khas suku Buku, yang kerap dipakai untuk berburu hewan liar di dalam hutan, mulai dari burung, kijang, kancil, rusa, dan babi hutan.
Senjata ini dibuat menggunakan bilih bambu kecil dengan panjang sekitar 1-1,5 meter, yang diisi anak panah beracun di dalamnya.
Cara penggunaannya cukup mudah, yakni dengan meniup selongsing bambu ini, supaya anak panahnya terdorong dan terbang menuju bidikan.
d. Keris Siginjai
Keris Siginjai merupakan simbol provinsi Jambi, yang juga dipakai oleh Raja Rangkayo Hitam sebagai alat pelindung diri.
Keris ini dibuat dalam ukuran panjang 39 cm dengan 5 lekukan, dengan permukaan yang dilapisi emas dan bermotif flora.
Bagian gagang sendiri terbuat dari kayu kemuning, yang dibuat bengkok ke arah dalam keris dan motif bunga teratai.
Untuk bagian sarung, juga terbuat dari kayu kemungin dengan hiasan emas murni dan motif bunga yang membalut semua permukaannya.
e. Tombak
Senjata Tombak asal Jambi sering difungsikan untuk berburu sekaligus untuk menjaga keamanan.
Ciri yang diiliki tombak ini pada umumnya adalah dibuat dengan panjang 1,5-3 meter, serta mempunyai mata pisau panjang, buat, dan runcing.
Uniknya, pada bagian gagang yang menjadi pegangan tangan dari senjata ini ikut diruncingkan, dan tangkai yang berada di dekat mata tombak diberi penadah.
9. Bengkulu
a. Rudus
Rudus adalah senjata sejenis golok yang dulunya dipakai dalam masa perang kemerdekaan Republik Indonesia.
Tidak seperti Dodong, Sewar, ataupun keris yang dibawa dengan cara diselipkan di belakang baju pemiliknya, kalau senjata bermata satu ini dibawa menggantung di samping pinggang.
Karena mempunyai sejarah panjang, simbol senjata Rudus ini dipakai dalam logo resmi prvovinsi Bengkulu berupa 2 buah pedang yang bersilang.
b. Rambai Ayam
Rambai Ayam adalah senjata yang bentuknya mirip dengan taji ayam, yang dulunya sering dibawa oleh masyarakat Bengkulu dalam berbagai kesempatan.
Ciri fisik dari senjata ini antara lain memiliki panjang sekitar 25-30 cm, bentuknya melengkung, dan bagian ujungnya sangat tajam.
gagang pada Rambai Ayam dibuat dari bahan kayu, sedangkan bagian bilahnya dibuat menggunakan bahan besi berkualitas.
c. Sewar
Sewar adalah senjata sejenis golok, yang hingga kini masih dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti menjaga diri ataupun untuk memotong kayu dan menebas tanaman.
Berbeda dengan golok yang ada pada umumnya, sebab Sewar ini memiliki bentuk yang melengkung, berukuran lebih kecil, dan biasa diselipkan di belakang baju.
d. Keris
Keris Bengkulu tidak seperti di Jawa yang kerap dipakai untuk aksesoris dalam upacara adat, sebab senjata ini lebih sering digunakan untuk senjata tikam saat adu duel.
Ciri lain yang dimiliki Keris Bengkulu adalah berukuran tidak terlalu besar sehingga mudah dibawa ke mana saja, memiliki luk atau lekukan berjumlah genap.
Selain itu, gagang pada Keris Bengkulu juga mempunyai tahta yang tampak mencolok, sebagaimana juga pada bagian sarungnya.
e. Dodong
Dodong adalah senjata sejenis pisau dengan bilah belati yang cukup tajam, sehingga mampu menebas musuh dalam waktu singkat.
Dulunya, Dodong ini adalah senjata yang dipakai penduduk lokal untuk berperang melawan kedatangan penjajah, selain juga dimiliki oleh para pria sebagai alat untuk melindungi diri.
Namun, karena keberadaannya sekarang sudah cukup langka, senjata Dodong kini hanya bisa dijumpai di museum setempat.
10. Lampung
a. Terapang
Terapang adalah senjata sejenis keris yang sudah digunakan sejak jaman kekuasaan Kerajaan Tulang Bwang pada abad ke-12 Masehi.
Dulunya, senjata ini hanya dipakai oleh para bangsawan untuk alat pelindung diri, sedangkan untuk sekarang senjata ini digunakan sebagai aksesoris dalam pernikahan adat Lampung.
b. Candung
Candung adalah senjata sejenis golok yang hingga kini masih dipergunakan, karena termasuk peralatan perkakas dalam kegiatan berkebun, bekerja di dapur, ataupu saat pergi ke hutan.
Ciri dari senjata ini adalah memiliki gagang yang terbuat dari bahan kayu, serta bilah yang dibuat menggunakan logam besi, dengan panjang sekitar 30-50 cm.
c. Payan
Payan adalah senjata sejenis tombak, yang disinyalir sebagai senjata tradisional tertua yang pernah dipakai di Lampung.
Menurut penemuan arkeologis situs purbakala Pugung Raharjo, senjata ini sudah dipakai selama berabad-abad, dan menjadi salah satu senjata andalan pasukan Kerajaan Tulang Bawang.
Ciri dari senjata ini di antaranya adalah memiliki gagag yag cukup panjang sekitar 150-180 cm dan mata tombak yang dibuat dari bahan besi dengan ujung yang lancip.
d. Badik
Badik adalah senjata sejenis golok, yang sering dibawa dalam keseharian untuk melindungi diri dari serangan musuh ataupun binatang buas.
Umumnya, senjata ini selalu di bawa oleh pria-pria Lampung, dengan cara menyelipkannya di ikat pinggang.
Hasil penemuan arkeologis memperkirakan, senjata ini dikenal luas di Lampung akibat pengaruh orang Bugis yang merantau ke daerah Lampung.
11. Banten
a. Bedog
Bedog merupakan senjata sejenis golok yang banyak dipakai untuk menebang pohon, keperluan di dapur, dan penyembelihan binatang.
Senjata ini memiliki ciri berupa bilah yang lebar dan ujungnya ada sedikit lengkungan.
Bagian bilahnya terbuat dari besi atau campuran baja, sedangkan untutk gagang dibuat dari material kayu.
b. Parang
Parang adalah senjata yang mirip golok tapi punya bilah yang lebih panjang, yang fungsinya dipakai untuk membelah bambu.
c. Golok Ciomas
Golok Ciomas adalah senjata golok legendaris dari Ciomas, yang hanya dipakai oleh para jawara untuk membela kebenaran.
Senjata ini mempunyai bilah yang panjang dan lebih lebar, dan dilengkapi sebuah sarung supaya mudah dibawa ke mana-mana.
d. Golok Sulangkar
Golok Sulangkar adalah senjata golok yang dipakai para jawara untuk menumpas kejahatan.
Gagang pada golok ini dibuat dari kayu sonokeling, sementara bagian bilahnya terbuat dari campuran besi.
Umumnya, bilah Golok Sulangkar diolesi juga dengan racun dari bisa ular, kodok, atau kalajengking untuk mempercepat kematian para penjahat.
e. Congkrang
Congkrang adalah senjata jenis arit, yang dipakai untuk membantu kehidupan sehari-hari, seperti membersihkan rumput, menebas tanaman liar, dan mengambil daun untuk ternak.
Bilah pada Congkrang dibuat dari besi dengan bentuk melengkung, dan gagangnya terbuat dari bahan kayu.
12. Jawa Barat
a. Kujang
Kujang adalah senjata tradisional yang paling terkenal di Jawa Barat, yang duluny asering dipakai untuk melindungi diri.
Desain senjata Kujang dibuat cukup unik dengan berbagai ukiran pada bilahnya, yang berukuran kurang lebih 20-25 cm.
b. Bedog
Bedog adalah senjata sejenis golok yang banyak dipakai untuk membantu kehidupan sehari-hari.
Senjata ini dibuat dalam berbagai ukuran, dari panjang 30 cm hingga 40 cm.
Bilah Bedog terbuat dari bahan besi atau baja yang ditempa hingga halus dan pipih, sementara gagangnya terbuat dari kayu.
c. Baliung
Baliung adalah senjata jenis kapak, yang dipakai untuk menebang pohon besar.
Gagang Baliung biasanya dibuat sepanjang 30-35 cm dari bahan kayu.
Sementara, untuk mata kapak terbuat dari besi baja yang besar dan tajam, yang bagian pangkalnya brukuran cukup tebal.
d. Congkrang
Congkrang adalah senjata yang bentuknya mirip cangkul, tapi ukurannya cukup kecil.
Umumnya, alat ini digunakan oleh para perempuan untuk membantu sumi berkebun di ladang.
e. Ketam / Ani-ani
Ketam adalah senjata sejenis kayu genggam yang dilengkapi dengan mata pisau pada salah satu sisinya.
Dulunya, alat ini kerap dipakai untuk memanen padi dan kangkung, tapi sekarang sudah jarang dipakai karena munculnya alat-alat modern.
f. Balincong
Balincong merupakan senjata yang dipakai untuk menggali tanah dan memecah bebatuan.
Keunikan dari alat ini terlihat pada kedua mata Balincong nya yang tajam dan memiliki arah yang berlawanan.
g. Bajra dan Gada
Bajra dan Gada merupakan jenis senjata yang berbeda, namun harus dipakai secara bersama-sama.
Umumnya, senjata ini dipakai untuk berperang melawan musuh, seperti halnya saat perang melawan penjajah, salah satu senjata yang dipakai rakyat Sunda adalah Bajra dan Gada ini.
h. Gacok
Sekilas, Gacok terlihat seperti garpu yang berukuran besar, yang berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan jerami dan rumput kering.
Gagang pada Gacok dibuat miring seperti gagang pacul, sehingga senjata ini bisa ditarik saat dipakai mengumpulkan pakan ternak.
i. Sulimat
Sulimat adalah senjata jenis pisau, yang runcing di satu bagian, sementara di ujung gagangnya dibuat tumpul dan rata agar bisa ditancapkan ke tanah.
Alat ini difungsikan untuk mengupas kulit kelapa.
j. Arit
Arti adalah senjata yang mirip dengan Celurit Madura, yang difungsikan untuk beternak dan bertani.
Misalkan saja, penggunaannya untuk menghilangkan rumput ilalalng dan juga mencari rumput sebagai pakan ternak.
k. Patik
Patik adalah senjata sejenis kapak, yang digunakan untuk membelah kayu dan membuka hutan.
Hingga sekarang, senjata ini masih dipakai masyarakat Sunda, khususnya yang hidup di desa.
13. DKI Jakarta
a. Golok Betok
Golok Betok adalah benda pusaka asli masyarakat Betawi.
Konon, golok ini sudah ada behakn sebelum Golok Kujang milik masyarakat Sunda ditemukan.
Selain sebagai alat perlindungan diri, senjata ini juga digunakan sebaga akesoris pakaian kaum pria Betawi.
b. Golok Ujung Turun
Golok ini ujungnya berbentuk lancip dan terdapat ukiran binatang di gagangnya.
Binatang yang paling banyak terukir di gagang ini adalah Macan.
c. Golok Gobang
Golok ini berukuran pendek, dengan bentuk melengkung di bagian punggungnya, karena dipakai sebagai senjata bacok.
Bilah senjata ini dibuat dari tembaga, gagang dari kayu Rengas, dan dibuat tanpa ukiran.
d. Keris
Keris di Jakarta tidak jauh beda dengan keris di daerah Jawa.
Sehingga da pendapat, Keris Betawi adalah warisan dari budaya Sunda dan Cirebon.
e. Belati
Belawi di Jakarta, mirip dengan golok, tapi berukuran lebih kecil.
Bilah senjata ini sendiri berukuran lebih tebal, dengan ujung lancip melengkung.
f. Badik Cangkingan
Senjata ini sering dibawa orang Betawi untuk berpergian, terutama oleh anak mudanya.
Gagang badik ini dibuat dari gading atau kayu keras, cincin dari emas, perak atau perunggu, dan bilah dari campuran besi baja.
g. Trisula Betawi
Trisula di Jakarta memiliki bilah tagah yang lebih panjang daripada bilah di kanan-kirinya.
Tapi, untuk bilah kanan dan kiri tersebut, ada sedikit lengkungan di ujungnya.
h. Toya Betawi
Senjata ini dulunya banyak dipakai di perguruan silat sebagai alat latihan.
Umumnya, panjang senjata Toya tidak lebih dari 2 meter, atau bisa menyesuaikan tinggi pemiliknya.
i. Pisau Raut
Pisau Raut bukan termasuk senjata perang, melainkan hanya dipakai untuk sarana budaya saja.
Kalau sekarang, alat ini dijadikan aksesoris baju pengantin laki-laki dalam upacara adat pernikahan Betawi.
j. Cunrik Betawi
Cunrik adalah senjata yang hanya dipakai oleh kaum perempuan Betawi.
Bentuknya mirip dengan aksesoris koden, sehingga sering disembunyikan di atas kepala.
k. Beliung Gigi Gledek
Senjata ini mirip dengan kapak, dengan mata yang menyulang ke arah gagang.
Dulunya, senjata ini dipakai sebagai alat perlindungan diri, tapi sekarang digunakan untuk memotong kayu.
l. Rotan
Senjata ini mirip dengan Toya Betawi, hanya saja alat ini dipakai untuk permainan Uji Ketangkasan Ujungan.
Senjata Rotan sebenarnya dilengkapi dengan paku dan pecahan logam, tapi sekarang kebanyakan sudah tidak dipakai.
m. Kerakel
Kerakel adalah senjata genggam, yang tiap ujungnya berbentuk tajam.
Senjata ini terdapat lubang-lubang yang berfungsi untuk memasukkan jari saat menggenggam.
n. Siku-siku
Senjata ini dibuat dari susunan dua besi yang posisinya saling menyilang dan menyiku.
Umumnya, besi tersebut berbentuk bulat, dengan bentuk runcing di ujungnya.
o. Punta
Senjata ini mirip dengan senjata Kujang, Jawa Barat.
Punta tidak pernah digunakan untuk berperang, tapi hanya sebagai pusaka yang membedakan strata sosial masyarakat.
14. Jawa Tengah
a. Keris
Keris adalah senjata khas Jawa Tengah yang dulunya dipakai untuk menusuh lawan dalam jarak dekat.
Namun, untuk saat ini Keris lebih banyak dipakai sebagai perlengkapan dalam upacara pernikahan adat jawa.
b. Tombak
Tombak adalah senjata tusuk dan lontar yang dulunya sering dipakai untuk peperangan dan berburu binatang.
Mata tombak di ujung gagangnya, terkenal sangat tajam, sehingga bisa membuat lawan tewas seketika.
c. Kudi
Kudi merupakan senjata khas dari Banyumas, yang kerap dipakai untuk melindungi diri.
Umumnya, Kudi dibuat dengan panjang antara 35-40 cm dan lebar 1-12 cm, dengan ujung mata pisau yang tajam.
d. Tulup
Tulup adalah senjata sejenis Sumpit Kalimantan Barat, yang difungsikan sebagai alat berburu dan alat peperangan.
Hanya saja, Tulup ukurannya lebih pendek dibandingkan Sumpit, tapi memiliki cara kerja yang sama dengan cara ditiup.
e. Plinteng
Plinteng adalah senjata sejenis ketapel yang umumnya digunakan anak-anak untuk bermain.
Plinteng dibuat dari kayu yang berbentuk huruf “Y”, yang di kanan-kirinya diikat seutas karet dan dihubungkan kulit hewan berukuran kecil.
f. Wedhung
Wedhung merupakan senjata jenis pisau, tapi berukuran lebih besar dan sudah jarang bisa dijumpai di daerah Jawa.
Bilah pada Wedhung dibuat dari tempaan besi, yang kemudian dengan beragam ukiran.
Untuk bagian gagang dan sarungnya, biasanya dibuat memakai bahan kayu jati yang keras.
g. Condroso
Condroso adalah senjata sejenis tusuk konde, yang biasa dibawa perempuan Jawa untuk berjaga diri.
Senjata ini mempunyai ujung yang tajam, dan bisa dipakai sewaktu-waktu oleh wanita Jawa apabila merasa terancam.
15. DI Yogyakarta
a. Keris
Keris di Yogyakarta merupakan senjata yang eksklusif karena hanya dibuat oleh pande besi keraton.
Keris adalah jenis senjata tikam yang dipakai dalam pertarungan jarak dekat.
b. Patrem
Patrem adalah senjata jenis keris berukuran kecil dengan ukuran 20-25 cm.
Jika keris banyak diselipkan di bagian belakang badan, senjata Patrem ini justru diletakkan di tengah perut, yang kebanyakan pemakainya adalah para perempuan.
c. Bandhil
Bandhil adalah senjata tradisional yang dilengkapi dua buah pendulum di kedua ujungnya.
Cara untuk memakai senjata ini adalah dengan diputar-putar di atas kepala, lalu dilontarkan ke arah lawan.
d. Wedhung
Wedhung adalah senjata khas yang hanya dipakai oleh para abdi dalem keraton.
Umumnya, senjata ini sering dibawa dengan cara diselipkan di bagian samping badan.
e. Canggah
Canggah merupakan senjata yang mempunyai prinsip kerja dan bentuk yang sama dengan tombak.
Bedanya, Canggah dilengkapi dua mata tombak, dimana satu mata untuk menusuk lawan, dan satunya lagi untuk menjepit leher musuh.
f. Tombak
Umumnya, Tombak adalah senjata yang dipakai oleh bala tentara keraton.
Senjata ini terdiri dari 3 bagian, yakni mata tombak, sarung tombak. dan batang tombak yang disebut landheyan.
Landheyan ini panjangnya ada 2 macam, yang pendek berukuran 40 cm, dan yang panjang berukuran antara 1,5-2,5 meter.
g. Pedang
Senjata pedang sudah dikenal sejak jaman kerajaan di Yogyakarta, yang umumnya senjata ini dipakai oleh para pasukan keraton untuk berperang.
h. Plintheng
Plintheng adalah sejenis senjata ketapel, yang biasa dipakai untuk berburu burung dari jarak jauh.
Alat ini umumnya dibuat dari kayu berbentuk huruf “Y”, yang kedua ujungnya diberi tali karet untuk melontarkan batu.
i. Tameng
Tameng adalah senjata jenis perisai, yang dipakai prajurit keraton Yogyakarta untuk melindungi tubuhnya dari serangan lawan.
j. Condroso
Condroso adalah senjata tikam yang dipakai oleh para perempuan, yang bentuknya mirip dengan mata tombak ataupun sisir rambut.
Supaya tidak kelihatan oleh lawan, Condroso biasa dipakai di kepala perempuan sebagai tusuk konde.
k. Cangkol
Cangkol adalah senjata yang mirip Canggah untuk bentuk dan cara kerjanya.
Bedanya, Cangkol dilengkapi dengan sebuah pengait yang digunakan untuk mengait leher musuh pada mata tombaknya.
l. Tulup
Tulup adalah sebuah senjata yang khusus dipakai untuk berburu burung.
Senjata ini dibuat dari bambu sepanjang 40-50 cm, lalu diisi dengan anak panah dari bambu yang runcing ke dalam selongsongnya.
Jika target sudah ditemukan, maka anak panah ini akan ditembakkan dengan cara ditiup.
16. Jawa Timur
a. Clurit
Clurit adalah senjata teradisional yang asalnya dari daerah madura, Jawa Timur.
Senjata sejenis arit ini berfungsi sebagai alat pertanian dan perkebunan, di samping ketika penjajahan digunakan juga sebagai alat perang.
b. Buding
Buding adalah snejata sejenis pisau golok, yang dipakai masyarakat suku Using di daerah Banyuwangi.
Umumnya, alat ini memiliki panjang sekitar 46 cm, dengan gagang dari kayu, dan dilengkapi sarung penutup.
Selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, senjata ini juga dipakai untuk mempertahankan diri dari ancaman musuh dan binatang buas.
c. Keris
Keris adalah senjata tradisional yang banyak ditemukan di banyak daerah di Indonesia, termasuk Jawa Timur juga.
Umumnya, senjata keris ini berkembang di Jawa Timur pada masa kerajaan-kerajaan kuno.
d. Caluk
Caluk adalah senjata yang mirip dengan golok, namun terdapat lengkungan pada ujungnya, serta ada kapaknya di bagian tengah.
Umumnya, senjata ini dubuat dengan ukuran 1 meter, jadi lebih panjang dibandingkan senjata golok.
e. Bionet
Bionet adalah sejenis senjata tusuk yang dipakai oleh masyarakat Lenteng di Sumenep, Jawa Timur.
Senjata ini bentuknya lurus, panjang seperti pedang, kedua sisinya tidak terlalu tajam, dan memiliki ujung yang sangat runcing.
f. Tombak
Tombak merupakan senjata yang umum digunakan oleh masyarakat Jawa di jaman dulu.
Senjata ini banyak difungsikan sebagai alat berburu binatang untuk dijadikan makanan, di samping juga digunakan sebagai alat perang melawan penjajah.
g. Kudi
Kudi adalah senjata serba bisa yang dimiliki orang-orang desa.
Yang dimaksud serba bisa ini adalah bisa dipakai untuk berburu, mencari kayu, mengukir bambu, untuk bela diri, dan bisa dipakai bekerja untuk mencari uang.
17. Bali
a. Keris Tayuhan
Keris di kawasan Bali diyakini sudah ada sejak jaman Kerajaan Majapahit.
Bagi orang-orang Bali, Keris bukan saja sebagai alat perlindungan diri, tapi juga sebagai benda pusaka dan hiasan.
Biasanya Keris Tayuhan seperti ini akan dibersihkan dengan ritual khusus tiap pergantian tahun.
b. Tiuk
Tiuk sekilas memang memiliki kemiripan dengan Wedhung, hanya saja senjata ini dibuat dengan desain yang lebih sederhana.
Selain itu, Tiuk fungsinya adalah sebagai alat untuk kegiatan sehari-hari, seperti kegiatan di dapur, memasak, ataupun membuat sesajian.
c. Kandik
Kandik adalah senjata sejenis kapak yang dipakai untuk menebang pohon, membelah kayu, dan pekerjaan berat lainnya.
Bilah Kandik dibuat dari bahan besi baja, yang proses penempaannya memakan waktu yang lama.
d. Wedhung
Wedhung adalah senjata jenis pisau atau belati, yang bilahnya terbuat dari tempaan logam dan gagangnya dari kayu.
Berbeda dengan Wedhung Cirebon, kalau Wedhung dari Bali dilengkapi dengan ukiran pada bilahnya.
Umumnya, senjata ini dipakai sebagai alat pertahanan diri.
e. Trisula (Serampang)
Trisula adalah jenis senjata tombak bermata tiga, yang umumnya lekat dengan kebudayaan Hindu-Budha.
Hal ini juga tak lepas dari fakta jika mayoritas penduduk di Bali beragama Hindu.
f. Tombak
Tombak di Bali sekarang lebih banyak dipakai untuk pagelaran seni tarian Wirayudha.
Tarian ini adalah tarian perang yang dijalankan oleh 2 atau 4 pasang penari, yang masing-masing membawa tombak Bali.
g. Keris Bali
Provinsi Bali juga memiliki senjata Keris yang lekukannya berjumlah ganjil.
Umumnya, sekarang Keris Bali banyak dipakai dalam ritual-ritual adat setempat.
h. Penampad
Penampad adalah senjata sejenis parang, yang banyak dipakai untuk membersihkan rumput dan kebun.
Bilah pada Penampad ini dibuat cukup panjang, yang diproses melalu penempaan bahan baja.
i. Blakas
Blakas adalah senjata sejenis golok yang umumnya dipakai untuk perlengkapan dapur ataupun pemotongan hewan kurban.
Gagang Blakas dibuat dari kayu, sementara bilahnya dari bahan besi baja.
Bilah bagian yang tumpul dibuat dengan ukuran yang tebal, sementara bilah yang tajam dibuat tipis dan melengkung.
j. Arit
Arit adalah sejenis senjata Celurit Madura, yang bentuk bilahnya mirip dengan bulan sabit.
Senjata ini banyak dipakai untuk mencari rumput dan untuk kegiatan masyarakat Bali lainnya, tapi jarang jika dipakai untuk perang.
k. Caluk
Caluk adalah senjata yang dibuat untuk memudahkan kegiatan manusia dan tidak dipakai untuk berperang.
Senjata ini memiliki bentuk berupa pisau lengkung, yang bagian tengahnya ditambah gagang atau pegangan yang panjang.
l. Taji (Tajen)
Taji adalah senjata sejenis pisau yang digunakan masyarakat setempat untuk upacara adat tabur roh.
Ritual adat ini adalah berupa upacara pengorbanan yang dilakukan dengan menaburkan darah hewan yang disembelihnya.
18. Kalimantan Barat
a. Tangkitn
Tangkitn adalah sejenis parang yang dimiliki suku Dayak Kalimantan Barat, yang dipakai untuk pertahanan diri atau sebagai perlengkapan tarian adat.
Bilah Tangkitn dibuat dari besi, dengan baguan hulu yang melengkung menyerupai salib.
b. Duhung (Dohong)
Duhung adalah senjata yang sekilas mirip dengan tombak, dengan ujung yang tajam pada kedua mata bilahnya.
Senjata ini diyakini sebagai senjata tertua di kalangan suku Dayak, yang dulunya digunakan untuk berburu dan bercocok tanam.
Kalau sekarang, senjata ini banyak dialihkan fungsinya sebagai benda pusaka yang disimpan atau dipajang saja.
c. Keris
Berbeda dengan keris yang ada di Jawa, keris Kalimantan Barat umumnya memiliki luk atau lekukan dalam jumlah sedikit.
d. Lunju
Lunju adalah senjata jenis tombak, yang umumnya dipakai untuk berperang ataupun berburu binatang liar.
Mata tombak dan gagang Lunju ada sedikit perbedaan variasi, dari yang ada ukirannya dan tidak ada ukiran.
e. Nyabor (Nyabur)
Nyabor adalah variasi lain dari Mandau atau parang ilang, sebagai akibat masuknya pengaruh budaya Melayu ke Kalimantan Barat.
Senjata ini memiliki bilah panjang dan melengkung, dengan ujung bilah yang runcing ke atas.
Umumnya, pada bagian bawah gagangnya, juga terdapat semacam kait besar yang dinamakan Kundieng.
f. Talawang
Talawang adalah senjata berbentuk perisai, yang berguna untuk melindungi diri dari serangan musuh.
Umumnya, Talawang dibuat dari bahan kayu ringan, dengan panjang 100 cm dan lebar antara 30-50 cm.
g. Sipet
Sipet adalah senjata khas Dayak yang dipakai dengan cara ditiup.
Umumnya, senjata ini dibuat dari bambu dan diisi anak panah, untuk kemudian ditiup ke arah target.
Terkadang, anak panah ini juga diberi racun yang berasal dari getah Pohon Ipuh, supaya sasaran cepat mati.
19. Kalimantan Selatan
a. Keris
Wilayah Kalimantan Selatan juga memiliki senjata tradisional Keris, yang umumnya dibuat sepanjang 30 cm dari campuran besi dan logam.
b. Wasi
Wasi adalah senjata sejenis belati yang umumnya dipakai oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan.
c. Mandau (Parang Ilang)
Mandau adalah senjata khas suku Dayak, yang bentuknya mirip parang namun tangkainya pendek.
Bilah Mandau umumnya dibuat dari baja, sedangkan gagangnya terbuat dari bahan kayu atau tanduk.
d. Sungga
Sungga adalah jenis senjata yang dipakai khusus untuk strategi jebakan.
Contohnya adalah ketika terjadinya Perang Banjar, di mana pasukan Belanda mati tertancap Sunggu, setelah jebakan jembatan yang dilaluinya runtuh.
e. Parang
Parang di Kalimantan Selatan umumnya digunakan untuk peralatan rumah tangga, alat berburu, untuk pertanian, dan sebagainya.
Bilah senjata ini dibuat dari campuran besi, baja, dan kuningan, sementara gagangnya dari kayu atau akar bambu.
f. Sarapang
Serapang adalah senjata sejenis tombak, yang bagian ujungnya dibelah jadi 5 bagian dan masing-masih dibuat meruncing.
Umumnya, senjata ini dimanfaatkan untuk menangkap ikan-ikan besar di sungai atau di laut dengan cara ditusukkan.
g. Riwayang
Riwayang sekilas bentuknya hampir sama dengan Serapang, hanya saja mata tombak Riwayang dilengkapi kait dan tali.
Sebab, senjata jenis ini bukan digunakan sebagai senjata tusuk, melainkan dilemparkan ke arah sasaran.
h. Lanting Kotamara
Lanting Kotamara adalah sebuah benteng terapung yang dibuat di perairan Sungai Barito saat perang melawan Belanda.
Benteng ini dibuat memakai kayu hutan dan bambu dalam ukuran yang tebal, sehingga bedil, pistol, dan meriam Belanda sukar menembusnya.
Hebatnya, sistem pertahanan sederhana ini berhasil membuat kapal-kapal Belanda ditenggelamkan.
20. Kalimantan Tengah
a. Mandau
Senjata yang mirip pedang ini adalah senjata khas suku Dayak, Kalimantan.
Umunya gagangnya dihias dengan ukiran kepala naga atau paruh burung.
b. Sumpit (Sipet)
Senjata ini masuk kategori senjata tiup, yang bisa dipakai untuk menyerang musuh dari jarak jauh.
Uniknya, bagian ujung senjata ini dibuat runcing dan diberi racun untuk membunug binatang.
c. Kancip
Alat ini adalah sejenis gunting pemotong, yang dipakai untuk memotong buah pinang.
d. Duhung (Dohong)
Senjata ini diyakini sebagai pusaka yang tertua yang dimiliki suku Dayak.
Senjata ini mirip dengan tombak, dengan bilah yang tajam di kedua sisinya.
e. Talawang (Perisai)
Senjata ini berfungsi sebagai tameng saat berperang.
Umumnya, senjata ini dibuat dari kayu ulin atau kayu besi yang terkenal keras.
21. Kalimantan Utara
a. Langgei Puai
Langgei Puai adalah sejenis pisau kecil yang dipakai untuk melengkapi penggunaan Mandau.
Secara umum, Langgei Puai memiliki banyak fungsi, layaknya survival knife.
b. Mandau
Mandau adalah senjata asli dari kebudayaan Dayak, yang dulunya banyak dipakai untuk perang dan berburu hewan.
Senjata ini modelnya seperti parang, dengan fungsi menebas dan menusuk lawan.
c. Dohong
Dohong adalah jenis senjata tusuk yang mirip dengan keris, namun mempunyai ukuran yang lebih besar.
Bilah Dohong terbuat dari tanduk hewan yang dibuat tajam di kedua sisinya, sedangkan untuk sarungnya terbuat dari material kayu.
Senjata ini hanya boleh dipakai oleh ketua adat suku Dayak,
d. Sipet
Sipet atau Sumpit adalah senjata yang umum dipakai oleh suku Dayak dengan cara ditiup.
Senjata ini berupa selongsong bulat, dengan panjang 1,5-2 meter.
e. Lonjo
Lonjo adalah senjata jenis tombak yang berfungsi sebagai alat prang ataupun untuk berburu binatang.
Uniknya, mata tombak pada Lonjo ini dibuat dari besi dan diikat dengan anyaman rotan pada gagangnya.
Sementara, gagang tombaknya terbuat dari bambu atau kayu yang keras.
f. Telawang
Telawang adalah jenis senjata perisai yang berguna untuk menahan serangan musuh.
Bagian luar Telawang ini biasanya diberi corak-corak khas Dayak, sementara bagian dalamnya diberi pegangan.
22. Kalimantan Timur
a. Mandau
Karena suku Dayak adalah suku yang dominan di Kalimantan, maka tak heran Mandau bisa ditemui di berbagai daerah.
Pada dasarnya, semua jenis Mandau yang dimiliki oleh suku Dayak bentuknya sama.
Namun, ada sedikit perbedaaan pada sisi kelengkungan bilahnya, yakni ada bilah yang bentuknya agak condong ke atas.
b. Telawang
Telawang, yang disebut juga telabang atau jelembit, adalah senjata perisai yang berfungsi untuk menahan atau menangkis serangan lawan.
Senjata ini berbentuk persegi panjang, dengan ujung atas dan bawah dibuat lancip.
c. Keris
Keris-keris yang menjadi benda pusaka provinsi Kalimantan Timur bisa dijumpai di Museum Mulawarman.
Sebagian besar keris yang disimpan di sini, adalah peninggalan Kerajaan Kutai Kartanagara.
d. Sumpit
Sumpit atau sipet adalah senjata tiup yang dipakai untuk menyerang target dari jarak jauh.
Setidaknya, senjata ini bisa menyerang lawan dengan keakurasian mencapai 200 meter tanpa menimbulkan suara.
e. Lonjo
Lonjo Kalimantan Timur sama dengan Lonjo Kalimantan Utara, yang terdiri dari mata tombak logam dan diikat dengan anyaman rotan pada gagangnya.
f. Dohong
Dohong adalah senjata khusus para ketua suku Dayak, yang bentuknya semacam keris dengan ukuran lebih besar dan tajam di kedua sisinya.
Pada bagian ujung bilah Dohong dibuat dari tanduk, sementara untuk sarungnya berasal dari kayu.
23. Gorontalo
a. Banggo
Banggo adalah jenis senjata parang, yag oleh masyarakat setempat banyak dipakai untuk mengolah perkebunan.
Bilah Banggo dibuat dari bahan besi, sedangkan bagian sarung atau Ta’upo terbuat dari bahan kayu hitam atau kayu kuning.
b. Wamilo
Wamilo merupakan jenis parang, yang biasanya dipakai untuk aktifitas harian, khususnya untuk bertani.
Bilah pada Wamilo terbuat dari bahan besi, sementara bagian sarungnya, yang dikenal dengan istilah Ta’upo, dibuat dari bahan kayu kuning.
c. Aliyawo
Aliyawo adalah senjata sejenis parang, yang fungsinya digunakan untuk berperang.
Senjata ini paling tidak digunakan oleh 4 kerajaan, yakni Kerajaan Limboto, Gorontalo, Gowa, dan Suwawa.
d. Eluto
Eluto adalah senjata jenis keris yang berasal dari Suwawa, yang hanya dipegang oleh para raja dan talenge (panglima perang).
Bilah Eluto berasal dari bahan tembaga, dan sarungnya terbuat dari material kayu.
e. Badi
Badi adalah jenis keris yang digunakan oleh para penjaga istana dan pasukan berkuda, di tiap kerajaan yang ada di Gorontalo.
Bilah Badi dibuat dari besi putih atau logam lainnya, dan sarungnya memakai bahan dari kayu kuning.
f. Bito Palape
Bito Palape merupakan senjata keris yang hanya dipegang oleh anak raja dan kerabat istana saja.
Senjata ini mempunyai ukuran kayu runcing kurang lebih 25 cm dan kayu pangkal kurang lebih 20 cm dari bahan kayu hitam.
g. Baladu
Baladu adalah jenis keris yang biasanya dimiliki oleh setiap pengawal raja di tiap-tiap kerajaan yang ada di Gorontalo.
Senjata ini dipakai untuk mempertahankan diri jika sewaktu-waktu ancaman datang menyerang.
h. Sumala
Sumala adalah senjata pedang panjang yang digunakan oleh Mayuru atau pasukan kerajaan yang berbaju hitam, di semua kerajaan yang ada di Gorontalo.
i. Sabele
Sabele adalah jenis pedang panjang yang sering dipakai masyarakat Gorontalo untuk bidang pertanian.
Uniknya, pedang ini tidak dilengkapi ta’upo atau sarung pedang.
j. Huwangga
Huwangga adalah senjata pedang khusus untuk raja.
Pedang ini panjangnya kurang lebih 95 cm yang dibuat memakai bahan besi putih, dan sudah dilengkapi dengan ta’upo, atau sarung pedang, yang dibuat dari kayu hitam.
k. Totobu’o Yilambua
Totobu’o Yilambua hanya dipegang oleh keturunan raja laki-laki, paman raja, dan para prajurit istana.
Senjata ini adalah sejenis tombak yang panjangnya sekitar 205 cm, gagang terbuat dari kayu hitam, dan mata tombak dari bahan besi putih.
Pada bagian pangkal mata tombak, dilengkapi juga dengan elemen lingkaran serat enau.
l. Totobu’o
Totobu’o adalah jenis senjata tombak yang dipakai oleh prajurit penjaga istana Kerajaan Gorontalo.
Selain digunakan untuk berperang, senjata ini bisa dipakai juga untuk berburu binatang.
Mata tombak Totobu’o terbuat dari bahan besi, sementara gaganya memakai material dari kayu hitam.
m. Kanji Pumbungo
Kanji Pumbungo adalah senjata tombak yang dipakai oleh prajurit kerajaan untuk berperang.
Tak hanya itu, senjata yang juga bisa digunakan untuk menangkap ikan ini, terbuat dari bahan kayu hitam untuk gagangnya, serta memakai bahan besi pada ke-7 ujungnya.
n. Sambawa
Para keluarga istana, penghuni istana, remaja kerajaan, serta prajurit kerajaan, juga memiliki senjata yang dinamakan Sambawa.
Senjata ini adalah sejenis tombak dengan ukuran 165 cm, yang terbuat dari bahan besi putih pada bagian mata tombaknya, serta kayu hitam pada gagang tombak.
Uniknya, di salah satu sisi gagang tombak ini, terdapat ukiran seperti kaki lipan.
o. Dodopa
Dodopa adalah senjata tombak yang biasa dipakai oleh penjaga batas istana, pasukan belakang dan para pertapa.
Senjata ini mempunyai bentuk persegi empaat, dengan panjang 105 cm, dan terbuat dari batang nibung atau ombolo.
p. Ono-ono
Ono-ono hanya dipakai oleh penjaga pintu belakang kerajaan, para pertapa, dan pengawal raja saat berperang.
Senjata ini adalah sejenis tombak berukuran 195 cm, di mana gagangnya terbuat dari material batang pohon enau.
q. Pantilo
Pantilo adalah jenis senjata pemukul lain, yang hanya dipakai untuk menghadang lawan saat terjadi perang.
Biasanya, senjata ini panjangnya sekitar 45 cm, dengan bahan material dari kayu hitam.
r. Kalumbi
Kalumbi adalah jenis senjata pemukul yang dipegang oleh pengawal pasuka berkuda dan pasukan penjaga istana.
Umumnya, senjata ini dibuat sepanjag 50 cm saja.
24. Sulawesi Utara
a. Pedang Bara Sangihe
Pedang Bara Sangihe adalah senjata yang gagangnya memiliki cabang dua dan terdapat gerigi-gerigi pada ujung bilahnya.
Senjata ini merupakan pedang kebanggaan masyarakat Sulawesi Utara.
b. Keris
Menurut dokumen purbakala di Museum Negeri ulawesi Utara, senjata Keris juga berkembang di Sulawesi Utara sejak periode IX.
c. Peda
Peda adalah senjata sejenis parang, yang dibuat dengan panjang sekitar 50 cm dari material besi.
Senjata yang di ujung hulunya terdapat dua cabang ini, biasa dipakai untuk bertani atau menyadap enau.
d. Perisai
Perisai atau tameng digunakan untuk menangkis serangan lawan sekaligus untuk melindungi diri.
Senjata yang terbuat dari kayu ini dilengkapi dengan motif-motif khas di sisi depannya, yang umumnya berupa gambar binatang dan dedaunan.
25. Sulawesi Barat
a. Badik
Badik Sulawesi Barat memiliki ukuran yang pedenk, dengan oanjang bilahnya sekitar 18-20 cm dan lebarnya 2 cm.
Bagian dadang dan sarung senjati ini terbuat dari tanduk, kayu, atau gading, dengan bilah yang dibuat dengan model bermata satu.
b. Kawali Lamalomo Sugi
Kawali Lamalomo Sugi adalah jenis badik yang dilengkapi dengan motif-motif pada bagian bilahnya serta dipercaya bisa mendatangkan kekayaan bagi pemiliknya.
c. Kawali Luwu
Kawali Luwu adalah jenis badik dengan bilah pipih dan lurus, yang diyakini bisa mendatangkan kuntungan maupun kesialan bagi pemiliknya.
d. Jambia
Jambia adalah sejenis badik yang bagian tengahnya agak melebar dan ujungnya meruncing.
e. Kandawulo
Kandaluwo adalah sejenis parang yang banyak dimanfaatkan untuk menebas tanaman semak belukar saat memasuki hutan.
Senjata ini dibuat dari material besi biasa, dengan bentuk yang sederhana dan tanpa motif-motif khusus.
f. Gayang
Gayang adalah jenis keris yang dibagi menjadi dua jenis, yakni Gayang Lekkkong dan Gayang Sapukala, yang uniknya pembagian ini didasarkan pada rambut pemiliknya.
Bagi mereka yang berambut ikal menggunakan Gayang Lekkong, yakni keris yang memiliki lekukan atau luk.
Sedangkan yang berambut lurus, memakai Gayang Sapukala, yakni keris yang bentuknya lurus.
26. Sulawesi Tengah
a. Pasatimpo
Pasatimpo adalah sejenis parang yang memiliki gagang bengkok dan bilah yang tipis meruncing di ujung.
Senjata ini memiliki berbagai funsgi seperti untuk mengobati penyakit, mengusir roh jahat, memotong hewan, mencari kayu bakar, dan pelengkap tarian.
b. Tombak Kanjae (Surampa)
Tombak ini mirip dengan trisula, yang memiliki mata tombak cabang tiga dan ujung satunya berbentuk runcing.
Senjata ini di jaman dulu biasanya dipakai untuk bertempur.
c. Sumpit
Sumpit adalah senjata tradisional dari desa Polerea yang dibuat dari bambu wolowulu, dengan panjang 2 meter dan diameter 2-3 cm.
Umumnya, senjata ini dipakai untuk memburu hewan seperti burung, babi hutan, dan monyet.
d. Guma
Gma adalah sejensi parang panjang yang hanya dipakai saat diadakan acara adat.
Pusaka tutun temurun ini memiliki mata parang yang dibuat dari batu keras dan terdapat ukiran kepala manusia di dekat pangkal parang.
e. Cakalele
Cakalele adalah sejenis perisai yang berfungsi untuk melindungi diri dari serangan lawan.
Alat ini dibuat dari bahan kayu yang dilapisi sekeping besi tipis.
27. Sulawesi Selatan
a. Alamang
Alamang adalah senjata jenis pedang dengan bilah bermata satu.
Uniknya, senjata ini hanya dipakai oleh raja-raja Bone.
b. Keris Tappi’
Keris Sulawesi Selatan mempunyai ciri lekukan atau luk berjumlah ganjil, dari 7, 9, dan 13 lekukan.
Uniknya, bilah senjata ini dibuat dari batu meteor yang telah mengeras, sehingga tidak bisa dilacak dengan detektor metal.
c. Badik Raja
Sesuai namanya, senjata ini hanya digunakan oleh raja Bone.
Untuk membuatnya, digunakan logam berkualitas tinggi, dengan hiasan pamor dibuat pada hulunya.
d. Badik Lagecong
Senjata ini umumnya dipakai untuk perang, yang biasnaya juga diolesi racun pada bilahnya.
e. Badik Makassar
Snejata ini memiliki ciri berbentuk pipih, tapi perutnya membuncit.
Karena ukurannya pendek dan kecil, sehingga memudahkan jika mau dibawa ke mana saja.
f. Badik Luwu
Senjata ini bentuknya mirip dengan bungkuk kerbau, dengan bilah yang lurus, serta runcing bagian ujungnya.
Uniknya, jika badik ini disepuh pada bibir kemaluan gadis, dipercaya siapa saja bakal mati terkena serangannya, bahkan orang yang biasanya kebal senjata sekalipun.
g. Badik Lompo Battang
Senjata ini memiliki ciri yang terlihat seperti perut besar.
Karena bentuknya yang unik ini, banyak kolektor yang memburunya.
h. Waju Rante
Baju besi ini dipakai untuk melindungi tubuh dari seragan senjata tajam.
Keberadaan senjata tradisional ini bisa dijumpai di Museum Lagaligo, Makassar.
i. Kanna
Senjata perisai ini ada dua jenis, yakni yang bentuknya bulat yang dipakai bangsawan, dan bentuknya persegi panjang yang digunakan oleh prajurit dan rakyat biasa.
j. Bessing
Senjata ini adalah semacam trisula, yang merupakan senjata wajib untuk dimiliki para pria.
28. Sulawesi Tenggara
a. Keris Emas Aru Palaka
Keris Emas Aru Palaka adalah benda pusaka masyarakat Sulawesi Tenggara, yang dulunya dimiliki oleh Raja Aru Palaka, yang merupakan raja yang paling terkenal dari Kerajaan Bone.
b. Pade Taawu
Pade Taawu adalah sejenis parang pusaka masyarakat suku Mekongga, yang hidup di Kabupaten Kolaka.
Pada jaman dulu, senjata ini dipakai para raja atau panglima perang untuk bertempur melawan musuh.
Tapi, di masa kini banyak dipakai untuk bertani, membersihkan alang-alang, dan memotong kayu.
c. Keris Meantu’u Tiworo Liya
Keris Meantu’u Tiworo Liya adalah senjata yang dipakai dalam pertempuran jarak dekat, yang dimiliki salah satu pejabat di masa kekuasaan Raja Liya atau Lakina Liya.
d. Tombak Meantu’u Tiworo Liya
Tombak ini dimiliki oleh seorang pejabat kerajaan pada masa pemerintahan Raja Liya atau Lakina Liya, yang bertugas mengamankan semua hasil bumi di wilayah pesisir pantai.
29. Maluku
a. Parang Salawaku
Parang Salawaku adalah senjata yang terdiri dari parang dan perisai Salawaku.
Senjata ini berfungsi sebagai alat perang, termasuk juga saat melakukan pertempuran dengan penjajah.
b. Kalawai
Kalawai adalah sejenis tombak bermata 3, yang dipakai penduduk setempat untuk menangkap ikan di laut ataupun di sungai.
30. Maluku Utara
a. Parang Salawaku
Sama seperti provinsi Maluku yang memiliki Parang Salawaku, provinsi Maluku Utara pun juga demikian.
Yang cukup unik, perisai Salawaku dilengkapi dengan ukiran yang terbuat dari kulit kerang.
Ukuran senjata Parang dan Salawaku ini menyesuaikan postur tubuh pemiliknya.
31. Nusa Tenggara Barat (NTB)
a. Golok
Golok yang dimiliki masyarakat suku Sasak, mempunyai ciri khas tersendiri dengan gagangnya yang dibuat dari tanduk hewan dan terdapat ukiran berbentuk kepala singa.
Selain itu, sarung golok ini dibuat dari bahan kayu yang diukir dengan motif tradisional.
b. Keris
Keris yang ada di Nusa Tenggara Barat ada dua macam, yakni Pada Angkup dan Pada Gandar.
Pada Angkup mirip dengan badan kapal phinisi, dengan bagian hulu nya dibuat dari kayu kemuning yang padat.
Sedangkan Pada Gandar dibuat dengan warna cokelat gelap, dengan bahan kayu yang tak terlalu padat.
c. Tulup
Tulup adalah senjata yang dipakai untuk berburu binatang ataupun menyerang musuh dari jarak jauh.
Senjata ini mempunyai 3 bagian utama, yakni gagang, ancar atau peluru, dan terontong, yakni wadah untuk menyimpan ancar.
d. Kelewang
Kelewang Nusa Tenggara Barat memiliki lengkungan yang khas, pucuk yang meruncing tajam, dan dilengkapi dengan pamor pada pangkal bilahnya.
Sedangkan untuk sarung atau warangka nya, dibuat dari bahan kayu hitam.
32. Nusa Tenggara Timur (NTT)
a. Kabeala
Kabaela adalah sejenis senjata parang yang berasal dari pulau Sumba, yang panjanganya bervariasi antara 48-58,5 cm.
Umumnya, senjata ini dibawa oleh lelaki Sumba dengan diikatkan pada pinggang.
b. Sundu
Sundu adalah senjata semacam keris yang dianggap cukup keramat oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur.
Senjata ini memiliki gagang yang mirip dengan bentuk sayap burung dan terdapat motof horizontal melingkar pada sarungnya.
33. Papua
a. Busur dan Anak Panah
Senjata ini umumnya dipakai untuk berperang dan berburu binatang liar oleh penduduk Papua.
Untuk membuatnya, dibutuhkan material kayu Rumi, yang diikat dengan rotan, dengan anak panah dari tulang Kanguru
b Tombak
Sama seperti busur dan anak panah, senjata ini juga dipakai untuk perang dan berbubru hewan.
Mata tombaknya dibuat dari tulang atau batu tajam, dengan gagang yang tebruat dari batang kayu keras.
c. Belati
Sennjata ini dibuat memanfaatkan tulang burung Kasuari yang terkenal tajam, kuat, dan mudah dibentuk.
Sebagai hiasan, bulu-bulu burung Kasuari juga diikatkan pada belati Papuan ini.
d. Kapak Batu
Untuk membuat senjata ini, dibutuhkan batu tajam, yang diikat dengan rotan pada sebatang kayu pegangan.
Batu ini bukan sembarang batu, sebab Batu Nefrit yang langka saja yang dipakai untuk membuatnya.
e. Kalawai
Senjata ini fungsinya untuk menangkap ikan di sungai dan laut.
Uumnya, senjata ini berbentuk seperti tongkat dengan 3 mata atau 5 mata.
f. Badik Kompilasi
Badik ini aslinya berasal dari Makassar, yang kemudian dipakai oleh masyarakat Papua menjadi snejata tradisional.
34. Papua Barat
a. Busur dan Anak Panah
Peralatan ini biasa dipakai untuk berburu binatang dan berperang antar suku.
Bagian bususrnya dibuat dari kayu atau bambu, tali busur dari rotan, dan anak panahnya dari kayu, bambu, atau tulang Kanguru.
b. Belati
Pisau yang dipakai di provinsi Papua Barat berasal dari tulang Burung Kasuari, dan dihias dengan bulu-bulu burung itu juga.
c. Tombak
Senjata ini juga dipakai masyarakat Papua Barat untuk berperang dalam jarak yang jauh.
Umumnya, tombak dibuat dari kayu, sedangkan mata tombaknya berasal dari tulang tajam dan batu.
d. Kapak Batu
Umumnya masyarakat pedalaman Papua Barat memakai senjata ini untuk membuka hutan
Senjata ini memanfaatkan batuan alam sebagai material, yang diikat pada gagang dengan seutas rotan.
Nah, itulah tadi ulasang menarik tentang senjata tradisional dari 34 provinsi di Indonesia.
Ternyata banyak banget ya macam dan ragamnya?