Pulau Sumatera memiliki budaya yang sangat kaya karena suku-suku yang ada di pulau tersebut juga sangat beragam.
Mereka berada tersebar di berbagai provinsi dan memiliki corak budaya masing-masing.
Tidak jarang, budaya yang masih lestari ini juga dianggap menjadi ikon provinsi dimana mereka berada.
Sebut saja seperti Rumah Bolon yang identik yang menjadi rumah adat Provinsi Sumatera Utara serta Rumah Gadang sebagai rumah adat Provinsi Sumatera Barat.
Berbagai Jenis Rumah Adat di Pulau Sumatera:
Nah, apa kamu tahu, bahwa ternyata rumah-rumah adat di Pulau Sumatera ini ada banyak sekali jenisnya?
Berikut daftar contoh rumah adat di Pulau Sumatera yang dilengkapi dengan gambar, foto, dan keterangannya!
1. Rumah Adat di Provinsi Sumatera Utara
Rumah Bolon memang dikenal sebagai rumah adat Provinsi Sumatera Utara.
Namun rumah adat ini masih memiliki banyak jenis.
Berikut jenis-jenis rumah adat Sumatera Utara dengan penjelasan singkat dan ciri khasnya.
a. Rumah Bolon
Secara arsitektur, rumah tradisional ini mengusung konsep panggung dan berbentuk segi empat.
Beberapa bagian yang menjadi ciri khas dari rumah ini adalah memiliki atap melengkung seperti pelana kuda dan memakai kayu sebagai material utama bangunan yang setiap bagiannya disambung menggunakan pasak dan tali.
Rumah adat ini juga memiliki ornamen yang sarat akan filosofi, diantaranya adalah pinar barospati yang menyimbolkan persaudaraan, pinar appul-appul yang melambangkan rencana nyata dan matang, dan tukkot matua sebagai pesan untuk terus menjaga kesehatan.
b. Rumah Karo
Rumah tradisional yang memiliki nama lain Siwaluh Jambu ini mengusung konsep rumah panggung.
Bagian yang menjadi ciri dari rumah ini adalah atapnya yang berbentuk segitiga dan trapesium.
Pada ujung atapnya juga terdapat kerbau yang memiliki manfaat sebagai hiasan dan penolak bala.
c. Rumah Pakpak
Rumah adat yang dimiliki oleh masyarakat Suku Batak Pakpak ini memiliki keunikan pada bagian atapnya yang berbentuk lengkung seperempat lingkaran.
Dimana bentuk ini memiliki filosofi petarik-tarik mparas igongken ndegol” atau memikul beban berat dalam mempertahankan adat istiadat Suku Batak Pakpak.
d. Rumah Mandailing
Rumah tradisional ini biasanya ditemui di daerah bagian Utara Provinsi Sumatera Utara.
Ciri khas dari rumah ini adalah jendela dan pintu yang berbentuk panel serta balok-balok kayu penopang rumah yang diletakkan di atas batu pipih.
Rumah Mandailing ini juga terdapat dua jenis, yaitu bagas godang dan sopo godang.
e. Rumah Simalungun
Rumah tradisional Simalungun ini banyak ditemukan di daerah Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Ciri khas yang dimiliki oleh bangunan dengan konsep rumah panggung ini terletak pada bagian balok-balok horizontal penopang rumah yang biasanya dicat secara khusus oleh pemilik rumah.
f. Rumah Nias
Rumah adat Suku Batak nias ini dapat dibagi menjadi dua jenis.
Pertama adalah Omo Hada dengan pemilik masyarakat biasa dan memiliki ciri khas berupa tiang penyangga rumah yang berjumlah enam buah.
Kedua adalah Omo Sebua dengan pemilik para bangsawan atau kepala desa dan berciri khas atap menjulang.
g. Rumah Angkola
Bentuk fisik Rumah Angkola ini mirip dengan Rumah Mandailing.
Namun yang menjadi pembeda adalah penggunaan warna hitam yang dominan pada cat rumah.
h. Rumah Melayu
Arsitektur rumah tradisional ini dianggap sebagai refleksi dari kehidupan masyarakat Melayu.
Ciri menonjol dari bangunan ini adalah penggunaan cat kuning dan hijau yang dominan.
i. Rumah Balai Batak Toba
Rumah Balai Batak Toba ini menggunakan material kayu dan memiliki dua bagian, yaitu jabu parsakitan dan jabu bolon.
Di samping itu, atap rumah dianggap sebagai perwujudan dunia dewa, bagian tengah sebagai dunia manusia, dan bagian bawah rumah sebagai dunia iblis dan kematian.
2. Rumah Adat di Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatera Selatan memiliki dua etnik yang mempengaruhi arsitektur rumah adat yang ada di provinsi tersebut.
Pertama yaitu entik Uluan yang tinggal di daerah dataran tinggi dan berpengaruh pada adanya arsitektur khas rumah Ulu.
Kedua adalah etnik Iliran yang berpengaruh terhadap arsitektur khas rumah rakit, limas, dan gudang. Berikut daftar jenis rumahnya!
a. Rumah Cara Gudang
Rumah ini memiliki bentuk yang memanjang mirip gudang.
Rumah ini juga terbagi menjadi tiga bagian, yaitu depan sebagai tempat kumpul keluarga, tengah untuk menjamu tamu, dan belakang untuk kamar dan dapur.
b. Rumah Limas
Rumah Limas berciri khas atap yang berbentuk limas dan juga memiliki undakan (kekinjing) yang berjumlah antara 2-4 anak tangga.
Bangunan ini menghadap ke Timur dan Barat, yang masing-masing sisi rumah tersebut bernama Matoari Edop dan Matoari Mati.
c. Rumah Rakit
Rumah yang dibangun di atas rakit ini berbahan utama kayu dan bambu.
Ciri khas lain dari rumah ini adalah terdapat lanting atau kumpulan batang bambu yang memiliki fungsi menjaga rumah agar tetap terapung.
d. Rumah Tatahan
Keunikan dari rumah adat ini adalah banyak ditemukannya ukiran motif hias yang terdapat di beberapa sudut bangunan.
Bagian depan rumah ini digunakan sebagai tempat memasak, sedangkan bagian belakang untuk aktivitas sehari-hari pemilik rumah
e. Rumah Kilapan
Rumah yang disebut juga Rumah Gilapan ini memiliki bentuk mirip dengan Rumah Tilapan.
Namun yang membedakan adalah dindingnya yang polos dan bangunannya tidak bersekat.
f. Rumah Padu Kingking
Rumah ini berbentuk bangunan berupa bujur sangkar.
Rumah adat Suku Pasemah yang bermukim di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan ini juga memiliki atap piabung dan juga tiang penyangga yang bernama tiang duduk.
g. Rumah Padu Ampar
Rumah tradisional ini memiliki atap seperti pelana kuda yang terbuat dari bambu. Bangunan ini juga memiliki atap trapesium (piabung) dan memiliki tangga dari bambu.
h. Rumah Ulu Ogan
Rumah adat khas Suku Ogan ini memiliki keunikan berupa tritisan yang berada di bagian depan atau samping rumah serta memiliki lantai dengan tinggi yang rata.
i. Rumah Ulu Komering
Rumah adat khas Suku Komering ini berciri khas atap pelana tanpa ada lekukan dan bangunannya ditopang tiang-tiang yang ditanam ke tanah.
3. Rumah Adat di Provinsi Sumatera Barat
Rumah gadang banyak dikenal sebagai rumah tradisional Minangkabau di Sumatera Barat.
Namun rumah adat di provinsi yang beribukota di Padang ini banyak jenisnya.
Berikut jenis rumah adat Sumatera Barat dan ciri khasnya!
a. Rumah Gadang Gajah Maharam
Rumah adat yang tergolong mewah ini memiliki ciri khas berupa gonjong yang berjumlah lima buah.
Rumah ini juga mempunyai pintu di Utara dan Selatan rumah serta memiliki empat buah jendela di sisi Timur dan Barat.
b. Rumah Gadang Gonjong Limo
Rumah adat yang banyak ditemui di Payakumbuh ini memiliki bentuk yang mirip dengan Gajah Maharam.
Perbedaannya pada penambahan gonjong di sisi Timur atau Barat rumah.
c. Rumah Gadang Surambi Papek
Rumah adat ini memiliki ciri khas pintu yang terletak di belakang rumah.
Selain itu, rumah ini juga mempunyai pengakhiran di bagian kanan dan kiri yang disebut bapamoko.
d. Rumah Gadang Batingkek
Rumah yang bisa ditemukan di Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat ini memiliki ciri khas berupa struktur gonjong yang bertingkat.
e. Rumah Gadang Surambi Aceh
Bangunan rumah model Gajah Maharam ini mempunyai ciri khas berupa gonjong yang sejajar dengan bangunan dan memiliki serambi pada bagian muka rumah.
f. Gonjong Sibak Baju
Rumah tradisional yang biasa ditemukan di Desa Pariangan ini memiliki keunikan berupa bentuk gonjong yang pengakhirannya seperti baju yang tersibak.
g. Gonjong Anam
Rumah adat ini berarsitektur modern dan memiliki banyak ukiran khas dari Minangkabau.
Selain itu, ciri khas rumah ini dapat ditemukan pada jumlah jendela yang banyak serta memiliki salangkonya yang terbuat dari kayu.
h. Gonjong Ampek Baanjuang
Rumah ini memiliki ciri khas pada jumlah ruangan yang lebih dari tujuh, mempunyai empat buah gonjong, dan terdapat anjung tambahan pada sisi kanan dan kiri bangunan.
Bangunan adat ini dapat ditemukan di daerah Luhak nan Tigo, Padang, Sumatera Barat.
4. Rumah Adat di Provinsi Aceh
Rumah khas Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini bernama Rumah Krong Bade.
Rumah yang disebut juga dikenal dengan nama rumoh Aceh ini terbagi dalam empat ruangan: depan (seuramoe keue), tengah (seuramoe teungoh), belakang (seuramoe ilkot), dan bawah.
Khusus pada bagian bawah, biasanya ruang ini digunakan sebagai tempat menyimpan hasil panen dan aktivitas para perempuan, salah satunya meneneun.
Pada akses masuk rumah ini terdapat pintu yang cukup pendek dengan tinggi antara 120-150 sentimeter.
Hal ini ditujukan agar para tamu yang akan memasuki rumah tersebut harus memberi salam (saleum horeumat pada ahli bait) tanpa memandang status ekonomi tamu tersebut.
Pada bagian depan rumah adat ini juga terdapat gentong air yang diperuntukkan para tamu untuk membasuh kaki.
Hal ini bermakna bahwa setiap orang yang datang ke rumah itu harus memiliki niat yang baik dan bersih.
Bangunan adat ini pun memiliki filosofi tersendiri, yang diantaranya yaitu muka rumah menghadap ke Barat yang menggambarkan hubungan dengan Tuhan (arah kiblat), penggunaan bahan bangunan alami sebagai simbol kedekatan masyarakat Aceh dengan alam, dan jumlah anak tangga ganjil sebagai simbol religiusitas masyarakat Aceh.
Di samping itu, rumah tradisional ini juga dapat menjadi sebuah simbol status ekonomi dengan cukup melihat jumlah ukiran pada rumah tersebut.
Semakin banyak ukiran yang ada pada rumah adat tersebut, maka menandakan semakin tinggi status ekonomi pemilik rumah.
5. Rumah Adat di Provinsi Kepulauan Riau
Berikut daftar rumah adat di Kepulauan Riau beserta penjelasan singkatnya!
a. Rumah Balai Selaso Jatuh
Rumah ini difungsikan sebagai tempat musyawarah dan terselenggaranya berbagai acara adat.
Bangunan ini memiliki ciri lantai yang lebih rendah dari ruangan tengah dan memiliki selaras keliling.
Bangunan balai ini juga dihiasi dengan berbagai motif ukiran, seperti ombak-ombak dan kisi-kisi.
b. Rumah Selaso Jatuh Kembar
Rumah ini mempunyai bentuk fisik yang mirip dengan Balai Salaso Jatuh.
Bangunan ini difungsikan untuk individu dan memiliki ciri khas berupa dua selaras panjang dan berbentuk persegi panjang.
c. Rumah Melayu Atap Lontik
Rumah adat yang memiliki nama lain Rumah Lancang atau Pencalang ini merupakan tempat tinggal khas Suku Melayu di Lima Koto, Riau.
Hal unik dari rumah ini adalah hiasan bagian depan rumah yang berbentuk perahu, memiliki anak tangga ganjil, dan terdapat parabung yang lancip ke atas.
d. Rumah Melayu Atap Limas Potong
Rumah ini memiliki ciri khas berupa atap limas yang terpotong.
Bangunan yang mengusung konsep rumah panggung ini dibangun dengan kayu dan memiliki lima bagian: teras, ruang depan, ruang tengah, ruang belakang, dan dapur.
e. Rumah Melayu Lipat Kajang
Rumah adat yang sudah jarang ditemui ini berbentuk seperti perahu dan memiliki atap melengkung ke atas yang disebut lipat kejang atau pohon jerambah.
f. Rumah Belah Bubung
Material rumah ini mayoritas menggunakan bambu dan tinggi lantainya mencapai dua meter dari permukaan tanah.
Rumah dengan gaya rumah panggung ini juga memiliki atap dari daun nipah dan dinding dari papan.
6. Rumah Adat di Provinsi Jambi
Banyak dari masyarakat Jambi yang berasal dari Suku Batin.
Hal ini turut mempengaruhi budaya dan adat setempat, termasuk rumah adat.
Berikut dua rumah adat khas Provinsi Jambi dan penjelasan singkatnya.
a. Rumah Kajang Leko
Rumah adat ini dibangun dengan konsep rumah panggung dan gaya dari rumah ini disebut Marga Batin.
Secara fisik, rumah ini berbentuk persegi panjang dan ditopang oleh 30 tiang.
Atap rumah adat ini dibuat dari bahan ijuk dan kayu.
Atap rumah ini disebut juga Gajah Mabuk karena bentuknya yang menyerupai kapal dengan ujung melengkung yang disebut potong jerambah atau lipat kajang.
Rumah adat ini memiliki tujuh ruangan, yaitu: ruang pelamban, gaho, ruang masinding, ruang tengah, ruang menalam, ruang bilik malintang, dan ruang bauman.
b. Rumah Tuo Rantau Panjang
Rumah yang memiliki nama lain Rumah Merangin ini terbuat dari kayu dan mengusung konsep rumah panggung.
Rumah tradisional ini memiliki ciri khas berupa atap berbentuk segitiga memanjang dengan rangka susun menyilang, dicat dengan warna coklat terang, mempunyai 11 pintu, dan bentuk bangunan yang memanjang ke samping.
Rumah ini terdiri dari tiga ruangan, yaitu ruang pertemuan, kamar tidur, dan dapur.
7. Rumah Adat di Provinsi Bengkulu
Rumah adat khas Provinsi Bengkulu adalah Rumah Bubungan Lima dengan bangunan yang terbuat dari kayu Medang Kemuning.
Rumah tradisional khas Bengkulu ini juga memiliki nama sebutan lain yang cukup beragam, seperti Hubungan Haji, Bubungan Limas dan Bubungan Jembatan.
Atap rumah adat ini terbuat dari ijuk atau bambu yang dilengkapi dengan plafon yang terbuat dari bambu atau kayu.
Dinding rumah adat ini terbuat dari papan atau bambu.
Sedangkan papan alas rumah ini terbuat dari bilah bambu atau pelupuh datau yang dilengkapi dengan Bidan dengan posisi melintang dengan tujuan untuk menahan hewan liar dari bawah rumah.
Selain itu, rumah tradisional ini juga dapat terbagi menjadi delapan bagian yang dibedakan sesuai fungsi masing-masing, yaitu: berendo, hall, bilik gedang, bilik gadis, ruang tengah, ruang makan, gerigik, dan dapur.
8. Rumah Adat di Provinsi Lampung
Berikut adalah jenis-jenis rumah adat dari Lampung beserta penjelasannya!
a. Rumah Nuwou Sesat
Rumah adat yang menggunakan model panggung ini tidak hanya untuk tempat tinggal pribadi, namun juga sebagai tempat musyawarah sekaligus penyelenggaraan berbagai acara adat.
Rumah adat yang memiliki nama lain bantaian tersebut memiliki beberapa ciri khas, diantaranya pondasi tiang dari umpak batu persegi, memiliki atap dan bubungan yang memusat pada titik tengah (rurung agung), memiliki ruangan bernama tetabuhan sebagai tempat penyimpanan alat musik, dan lantai dari kayu bekhatteh, klutum, dan belasa.
b. Rumah Nuwou Balak
Rumah adat ini biasanya digunakan sebagai tempat tinggal penyimbang adat atau ketua adat.
Bangunan ini dilengkapi beranda untuk menerima tamu dan dapur terpisah yang dihubungkan dengan bangunan mirip jembatan.
Rumah adat ini pun terdiri dari sembilan bagian, yaitu: lawang kuri, ijan geladak, rurung agung, anjungan, pusiban, lapang agung, kebik temen, kebik rangek, dan kebik tengah.
c. Rumah Nuwou Lunik
Rumah adat khas Lampung jenis ini adalah model rumah yang biasanya digunakan oleh masyarakat umum dengan ukuran yang lebih kecil.
Ciri khas dari rumah ini adalah tidak memiliki beranda, mempunyai dapur yang menyatu dengan bangunan utama, dan jumlah kamar yang sedikit.
d. Rumah Lamban Balak
Rumah adat ini berasal dari etnis Saibatin dengan bentuk struktur rumah mirip dengan Nuwou Balak.
Bangunan ini terdiri dari beberapa bagian, seperti jan, bekhanda, lapang luakh, lapang lom, bilik kebik, tebelayakh, sekhudu, panggakh, dapokh, gakhang, dan bah lamban.
e. Rumah Lamban Pesagi
Rumah adat ini banyak ditemukan di Provinsi Lampung bagian Barat.
Perbedaan yang menjadi ciri khas bangunan ini adalah memiliki kolong yang digunakan sebagai lumbung untuk menyimpan seluruh hasil panen dan rumah ini memiliki tiang dengan ukuran lebih besar dibanding jenis rumah adat Lampung lainnya.
9. Rumah Adat di Provinsi Bangka Belitung
Dahulu, provinsi Bangka Belitung merupakan bagian dari wilayah provinsi Sumatera Selatan.
Namun kondisi berubah ketika terjadi pemekaran wilayah yang terjadi pada tahun 2000.
Oleh karena itu, rumah tradisional yang ada di provinsi ini dapat ditemukan di wilayah lain, terutama Sumatera Selatan.
Ini dia tiga rumah adat dari Bangka Belitung.
a. Rumah Limas
Keberadaan rumah adat ini akibat dari pengaruh budaya yang dibawa oleh masyarakat Palembang.
Bentuk rumah ini sama dengan yang berada di Sumatera Selatan, dengan ciri ciri atap berbentuk limas dan memiliki tinggi lantai yang berbeda atau bengkilas.
b. Rumah Rakit
Rumah adat ini juga sama seperti yang ada di Sumatera Selatan, yaitu dengan bahan dari kayu dan bambu.
Di Bangka Belitung, rumah ini tidak hanya berada di tepi sungai, tetapi juga berada di dekat pantai.
Selain tempat tinggal, rumah ini juga difungsikan sebagai pusat ekonomi dan juga bisnis masyarakat setempat.
c. Rumah Panggung
Sesuai namanya, bangunan rumah adat ini menggunakan konsep rumah panggung dengan tiang-tiang penyangganya ditanam ke tanah.
Selain itu, rumah ini dibangun dengan material alang-alang, akar pohon, dedaunan, kayu, bambu, rotan serta memiliki atap berbentuk seperti pelana kuda.
Secara umum rumah adat ini sangat mirip rumah panggung yang ada di Sumatera Selatan.
Namun, perbedaannya yaitu terdapat elemen-elemen hasil akulturasi arsitektur Sumatera Selatan dengan Melayu.
Khususnya mengadopsi gaya Melayu Awal, Melayu Bubung Panjang, dan Melayu Bubungan Limas.
Demikianlah daftar lengkap rumah adat yang berasal dari berbagai provinsi di Pulau Sumatera.
Meskipun masing-masing provinsi tampaknya hanya memiliki satu rumah adat, ternyata masih banyak jenisnya.
Semoga bermanfaat!