Nias adalah salah satu daerah di Sumatera Utara, tepatnya berada di Pulau Nias. Jika membicarakan tentang sejarah rumah adat Nias, menurut cerita arkeologi sudah dibangun pertama kali sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam catatan sejarah juga menyebutkan bahwa rumah adat di Pulau ini mendapatkan pengaruh dari kedatangan orang Tiongkok.
Para imigran Ono Niha mulai membawa kemajuan di Nias sejak 700 tahun yang lalu, mereka mengenalkan alat perkakas hingga pertukangan. Diketahui bahwa desain arsitektur rumah adat Nias seperti yang kita lihat saat ini dibawa oleh para imigran tersebut. Masyarakat Suku Nias pun juga mengakui bahwa budaya mereka berasal dari Gomo, sehingga bisa dikatakan Gomo menjadi pusat perkembangan Nias pertama kalinya.
Nah, disini Kami akan mengulas lebih dalam tentang rumah adat Nias lengkap beserta jenis-jenis, makna filosofis dan lainnya. Yuk, simak.
Jenis Rumah Adat Nias
Keberadaan rumah adat Nias seperti yang masih banyak ditemukan saat ini menjadi bukti sejarah dan warisan budaya yang harus dilestarikan. Di Pulau Nias dikenal dua jenis rumah adat, yaitu Omo Sebua dan Omo Hada, berikut ini masing-masing penjelasannya:
1. Omo Sebua
Tahukah kalian, dulunya Omo Sebua dijadikan sebagai tempat pertahanan ketika Suku Nias masih dalam masa peperangan. Namun seiring berjalannya waktu, jenis rumah adat ini dibangun secara khusus untuk Kepala Desa, sehingga letaknya di pusat desa. Omo Sebua umumnya memiliki bentuk atap yang menjulang dan dibangun di atas tumpukan kayu ulin besar.
Tangga sempit menjadi satu-satunya akses untuk masuk ke rumah. Salah satu ciri khas paling menonjol dari jenis rumah adat ini yaitu memiliki tinggi mencapai 16 meter. Berikut ini contoh foto rumah Omo Sebua:
2. Omo Hada
Berbeda dengan Omo Sebua, jenis rumah adat Omo Hada diperuntukkan bagi kaum biasa atau jelata. Setiap rumah mempunyai 6 tiang utama untuk menyangga semua bangunan, dua tiang ada di kamar utama dan empat tiang di ruang tengah. Tidak banyak yang istimewa dari arsitektur Omo Hada. Berikut ini contoh foto rumah Omo Hada:
Karakteristik Arsitektur Rumah Adat Nias
Banyak pakar yang setuju bahwa karakteristik bangunan rumah Nias menjadi salah satu arsitektur vernakuler terbaik di Asia. Secara umum, rumah Nias dibangun tanpa menggunakan paku sehingga diklaim mampu menahan gempa bumi yang kuat jika dibandingkan rumah-rumah modern jaman sekarang.
1. Arsitektur Bangunan Rumah Nias
Hampir semua rumah adat Nias dibangun di atas tiang batang kayu dengan atas sisinya dilapisi daun rumbia. Bagian rumahnya terdiri dari ruang besar yang ada di depan dan kamar tidur pribadi berukuran kecil di belakang. Rumah tradisional Nias mempunyai ukiran kayu yang rumit, tapi terlihat sangat detail dalam pengerjaannya.
Dalam pembangunan rumah Nias menggunakan Ndriwa, yakni sejenis penyokong tiang-tiang vertikal yang dipasang secara diagonal ke empat arah. Uniknya, tiang-tiang penyokong tersebut tidak dipancangkan ke tanah, melainkan berdiri di atas lempengan batu. Struktur bangunan tiang tersebutlah yang membuat bangunan rumah Nias tahan terhadap gempa secara signifikan. Contoh arsitektur penyangga rumah Nias bisa diperhatikan pada gambar berikut:
Secara umum, bangunan rumah adat Nias biasanya tidak mempunyai plafon bagian dalam, sebagai gantinya menggunakan balok vertikal dan diagonal untuk menahan atap. Ruang diantara balok-balok tersebut seringkali digunakan untuk menyimpan peralatan rumah tangga. Keunikan lainnya dari desain konstruksi rumah Nias yaitu adanya ventilasi berupan bukaan di bagian atap depan. Ciri-ciri ini tidak ditemukan di rumah-rumah vernacular lainnya.
Semua jenis rumah Nias dibangun dengan model tinggi, karena dulunya Nias sering terlibat perang sehingga membuat rumah yang sekaligus bisa menjadi tempat pertahanan. Sementara untuk masuk ke rumah menggunakan tangga yang mengarah ke pintu, tangganya pun bisa digeser lhoh. Bangunan rumah juga sengaja dibuat condong miring ke arah luar, tujuannya agar tidak mudah diterobos masuk secara paksa. Konstruksi bangunan rumah Nias benar-benar memperhatikan faktor pertahanan agar tidak mudah dimasuki musuh maupun binatang buas.
2. Gambar-gambar Arsitektur Rumah
Agar tidak penasaran dengan desain arsitektur rumah adat Nias, di atas ini contoh gambar arsitektur khas Nias.
Keunikan Rumah Adat Nias di Beberapa Wilayah
Setiap daerah di Nias ternyata punya ciri khas sendiri-sendiri rumah adat mereka, meskipun secara umum mempunyai desain arsitektur yang tidak jauh berbeda. Penasaran apa bedanya? Berikut telah Kami rangkum karakteristik rumah adat Nias di beberapa daerah di Nias.
a. Rumah-rumah di Nias Selatan
Tipe rumah di Nias Selatan konon merupakan peninggalan dari para leluhur sejak 500 tahun yang lalu, yatu bertipe Gomo. Secara umum memiliki bentuk persegi panjang yang ditambah perluasan bangunan ke belakang. Rumah-rumah dibangun saling menempel dinding dengan rumah tetangga, sehingga hanya bagian depan dan belakangnya saja yang terbuka.
Atap rumah disangga dengan dinding papan di kanan dan kiri bangunan sehingga rumah bisa berdiri tegak. Keunikan dari tipe rumah ada di Nias Selatan yaitu adanya 1 atau 2 tiang persis di bagian pertenganan rumah, tapi secara khusus hanya untuk rumah yang dihuni bangsawan. Di Nias Selatan, tiang dengan ornamen unik tersebut diberi nama Kholo-Kholo, sementara di Gomo disebut Handro Lawa-Lawa atau Handro Mbato.
Selain itu, suku Nias yang tinggal di daerah selatan juga selalu membuat tiang deret depan rumah berjumlah genap, biasanya 4 atau 6. Desain bangunan yang miring ke arah luar juga memungkinkan penghuni rumah untuk melihat ke jalan di bawahnya lebih mudah. Bagian depan rumah yang melengkung ke arah luar tersebut disebut Ewe (sekilas mirip seperti perahu), tapi masyarakat Nias Selatan lebih sering menyebutnya sebagai Sikholi. Bagian bagian rumah benar-benar dikerjakan secara teliti, tapi hanya rumah bangsawan saja yang mempunyai ukiran-ukiran rumit di panel dindingnya.
b. Rumah-rumah di Lahusa dan Gomo
Lahusa dan Gomo adalah daerah Nias bagian tengah yang juga memiliki ciri khas sendiri terkait konsep bangunan rumah adat mereka. Di daerah ini mempunyai desain rumah persegi panjang, tapi tidak ada dinding-dinding layaknya di daerah selatan. Konstruksi bangunan rumah adat disini juga terlihat lebih klasik dan cenderung primitif dengan tiang deret depan selalu berjumlah ganjil antara 5 atau 7.
Selain itu, model rumah Nias di Gomo dan Lahusa biasanya menggunakan satu balok panjang melintang di atas rumah, tepat berada di bagian pertengahan. Uniknya, masyarakat di Lahusa dan Gomo menggunakan pohon lengkap beserta akarnya untuk dijadikan balok, atau mereka menyebutnya sebagai balo hulu. Untuk rumah bangsawan, balo hulu terdapat ukiran-ukiran, tapi tidak serumit rumah bangsawan di Nias Selatan.
Namun jika diperhatikan dari segi ukuran, rumah-rumah di Nias Tengah ini cenderung lebih luas, khususnya di kecamatan Bawolato, Lolowa’u dan Idanoi. Semua rumah-rumah disini juga masih menggunakan Ewe layaknya di Selatan, yaitu balok panjang di kanan dan kiri rumah. Tak hanya itu saja, masyarakat Lahusa dan Gomo sudah sejak lama membangun rumah dengan memperhatikan iklim. Sehingga ada perbedaan antara rumah di gunung dan di lembah, terutama di bagian bukaan jendela.
c. Rumah-rumah di Nias Utara
Konsep yang paling membedakan rumah adat Nias Utara dengan daerah Nias lainnya yaitu disini tidak ada dinding-dinding menempel, rumah berdiri sendiri dan terpisah dari tetangga. Bahkan rumah-rumah di Nias Utara juga memiliki bentuk lonjong, agak berbeda dengan jenis rumah desain arsitektur vernakular pada umumnya. Bagian sisi panjang rumah dibangun menghadap ke jalan desa. Biasanya pemilik rumah akan menempatkan bangku menempel sepanjang dinding bagian depan.
Model rumahnya juga dibuat meninggi seperti rumah adat Nias pada umumnya, sehingga terdapat tangga pintu masuk. Untuk model rumah yang berukuran besar, mereka biasanya menempatkan dua tangga di bagian sisi kanan dan kiri rumah, tentunya juga ada dua pintu. Tidak jarang juga pemilik rumah akan membuat perluasan rumah di bagian depan serta bangunan tambahan untuk dapur.
Rumah-rumah di Nias Utara jaman sekarang sudah banyak berubah dan sudah mendapatkan sentuhan modern di bagian sisi depan rumah. Namun masyarakat masih mempertahankan desain khas adat untuk bagian ruang tamu, sedangkan bagian kamar tidur atau ruang pribadi sudah menggunakan desain modern.
Fakta Unik Rumah Adat Nias
Pulau Nias bahkan menjadi salah satu surga wisata terbaik bagi wisatawan yang menyukai kekayaan budaya Indonesia. Tepatnya di Desa Adat Bawomataluo yang menjadi bukti sejarah leluhur suku Nias, salah satunya keberadaan rumah adat. Berikut ini beberapa fakta unik tentang rumah adat Nias:
1. Rumah Tidak Memiliki Jendela
Rumah adat di Nias secara umum tidak mempunyai jendela, biasanya ada teralis kayu tanpa dinding yang memungkinkan orang luar dapat mengetahui siapa yang ada di dalam rumah. Desain rumah tersebut memiliki makna filosofi untuk menunjukkan bahwa masyarakat Nias ramah dan bersifat terbuka kepada siapapun di desa. Orang-orang yang melewati rumah pun bahkan bisa mengetahui acara apa yang sedang berlangsung di dalam rumah.
2. Pembuatan Rumah Selama 4 Tahun
Rumah adat Nias seperti Omo Sebua tidak dibuat sembarangan, bahkan lama waktu konstruksinya bisa mencapai 4 tahun lhoh. Karena rumah adat disini hanya boleh dibangun oleh ahlinya. Selama proses pengerjaan, pemilik rumah akan menyediakan dua ekor babi untuk para pekerja. Ketika Omo Sebua sudah selesai dibangun, pemilik rumah akan mengadakan pesta dengan menyediakan hingga 300 ekor babi untuk dihidangkan dan dinikmati bersama warga. Uniknya, hingga kini pemilik rumah adat Nias masih memasang seluruh tengkorak babi sebagai dekorasi rumah.
3. Pondasi Anti Gempa
Dikarenakan wilayah Nias dari jaman dulu memang sudah sering terjadi gempa, sehingga masyarakat suku Nias sengaja membuat desain bangunan rumah yang lebih tahan gempa. Rumah adat Nias memiliki tiang-tiang penyangga yang tidak dipancangkan ke tanah, hal inilah yang membuat rumah Nias lebih tahan gempa. Bangunan rumah didesain dengan pengaturan kayu yang cukup rumit untuk membuat rumah tetap tegak berdiri meskipun terjadi badai atau gempa bumi. Lempengan batu besar memiliki fungsi sebagai pondasi rumah sekaligus untuk stabilitas bangunan.
Akhir Kata
Bagaimana? Cukup menarik bukan cerita tentang rumah Adat Nias yang katanya anti gempat ini? Jadi buat kalian yang kebetulan berkunjung ke Sumatera Utara, sepertinya tidak boleh melewatkan untuk mampir ke Pulau Nias dan melihat warisan leluhur yang masih dilestarikan.