Kalimantan terbagi menjadi lima provinsi dan dikenal dengan berbagai keberagaman sumber daya alam, kebudayaan hingga rumah adatnya.
Sebagian penduduk di pulau ini masih tinggal di rumah adat Kalimantan yang memiliki ciri khas.
Uniknya, masing-masing provinsi memiliki rumah adat yang berbeda-beda.
Yuk, simak simak ulasan tentang rumah adat Kalimantan yang sudah kami rangkum berikut ini.
1. Rumah Adat Kalimantan Barat
Terdapat lima rumah adat di Kalimantan Barat, berikut gambar dan penjelasannya:
1. Rumah Adat Baluk
Suku Dayak yang berada di wilayah Kalimantan Barat memiliki rumah adat yang disebut dengan Baluk.
Rumah ini berbentuk bundar dengan diameter kurang lebih sepuluh meter.
Tinggi rumah ini sekitar sepuluh meter bahkan dapat mencapai dua belas meter karena disanggah dengan dua puluh penopang.
Sedangkan untuk memasuki rumah ini para penduduk dapat menggunakan kayu yang dimanfaatkan sebagai tangga dengan bentuk titian.
Rumah adat Baluk tidak difungsikan sebagai tempat tinggal melainkan digunakan sebagai tempat ritual tahunan dan juga nibak’ng.
Ternyata terdapat suatu makna dibalik ketinggian yang dimiliki rumah adat ini.
Ketinggian rumah adat Baluk ini menyimbolkan tentang kedudukan di mana tempat ini harus dihormati bagi siapa saja yang memasukinya.
Hal ini dapat disebut juga sebagai Tempang Kamang Triyuh.
2. Rumah Adat Betang
Rumah Adat Betang merupakan salah satu rumah adat yang dihuni oleh suku Dayak.
Menggunakan rangka rumah panggung dengan ketinggian tiga hingga lima meter untuk menghindari adanya bencana banjir dan juga serangan dari hewan liar.
Rumah ini berukuran sangat besar karena di dalamnya akan ditinggali oleh sebuah keluarga besar.
Umumnya rumah adat Betang memiliki panjang 150 m dengan lebar 30 m.
Tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat rumah yang berukuran lebih luas lagi karena menyesuaikan dengan jumlah anggota keluarga yang tinggal di dalamnya.
Sudah menjadi tradisi jika rumah adat Betang akan ditinggali beberapa kepala keluarga di dalamnya.
Biasanya rumah ini akan diberi beberapa sekat di dalamnya dan di satu bilik akan ditinggali oleh satu aru keluarga.
3. Rumah Adat Betang Radakng
Wilayah Pontianak juga memiliki rumah adat yang disebut dengan Rumah Adat Betang Radakng.
Rumah adat ini cukup luas dengan panjang 138 m dan tinggi 7 m.
Rumah Adat Betang Radakng ini berbeda dengan rumah adat betang lainnya.
Hal ini dapat terjadi karena rumah ini dihiasi dengan corak dan ornamen Dayak yang kental sehingga terlihat lebih mewah.
4. Rumah Adat Melayu
Suku Melayu juga memiliki rumah adat yang disebut dengan Rumah Adat Melayu.
Rumah ini dibentuk dengan model rumah panggung dan umumnya dapat ditemukan di Pontianak.
Ciri khas rumah adat Melayu dapat dilihat dari fungsinya.
Mulai dari rumah yang difungsikan sebagai balai kerja untuk Pertemuan Bali Rakyak, sebagai kios untuk berdagang bahkan sebagai taman bermain.
Rumah adat ini secara resmi telah menjadi destinasi wisata dan pusat kebudayaan Melayu.
Jika dilihat dari bentuknya, bagian atap rumah adat ini terpengaruh desain bangunan Jawa.
Hal ini diterapkan pada rumah adat Melayu supaya udara mengalir dengan baik sehingga rumah tidak akan terasa panas.
5. Rumah Adat Panjang
Rumah adat panjang yang merupakan pusat kehidupan suku Dayak di Kalimantan Barat jumlahnya semakin sedikit dan susah untuk ditemui.
Sesuai dengan namanya, rumah panjang memiliki ukuran yang sangat luas.
Panjangnya mencapai 180 m dengan lebar 6 sampai 30 m dan tingginya mencapai 5 sampai 8 m.
Uniknya, tangga yang dibuat biasanya berjumlah ganjil.
Hal ini dikarenakan jumlahnya disesuaikan dengan luas rumah, jika semakin luas maka jumlah tangga yang didirikan juga akan semakin banyak.
2. Rumah Adat Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan memiliki beberapa rumah adat berikut informasi beserta fotonya:
1. Rumah Baanjung Gajah Baliku
Suku Banjar memiliki rumah tradisional yang disebut dengan Rumah Baanjung Gajah Baliku.
Terdapat kemiripan dengan rumah bubungan tinggi meskipun begitu terdapat sebuah perbedaan untuk mengidentifikasinya.
Perbedaannya terdapat pada bagian ruang tamu atau ruang paluarannya.
Selain itu rumah baanjung gajah baliku menggunakan atap perisai atau gajah.
Rumah ini dibangun dengan rangka kuda kuada dengan lantai yang datar.
Rumah ini memiliki fungsi khusus saat era kepemimpinan kesultanan Banjar.
Rumah Baanjung Gajah Baliku hanya ditinggali oleh warit Raja atau orang-orang yang memiliki garis keturunan utama dari para gusti.
Singkatnya, rumah ini dibangun hanya dibangun bagi mereka yang akan menjadi Sultan kelak.
2. Rumah Bubungan Tinggi
Rumah Bubungan Tinggi awalnya didirikan untuk rumah kesultanan di Kalimantan Selatan.
Akan tetapi banyak masyarakat Banjar yang membangun rumah dengan desain yang sama.
Sehingga rumah bubungan tinggi dikenal sebagai ciri khas bangunan tempat tinggal yang ada di wilayah Banjar.
Dengan kerangka rumah panggung dengan bahan dasar kayu ulin, rumah bubungan tinggi ini dapat bertahan dengan jangka waktu yang lama hingga ratusan tahun.
Hal ini terjadi karena kayu ulin termasuk bahan yang kuat, bahkan akan semakin kuat jika terkena air.
3. Rumah Gajah Manyusu
Bangunan berbentuk limas dengan atau mansart di bagian depan disebut sebagai Rumah Gajah Manyusu.
Pada bagian anjung, rumah ini memiliki atap pisang sasikat dan bagian serambinya sindang langit.
Perkembangan zaman membuat masyarakat sedikit menambahkan modifikasi rumah ini.
Kini, banyak ditemukan rumah gajah manyusu dengan bentuk persegi panjang.
Selain itu ada tambahan beberapa ruangan di sisi kiri dan kanan bangunan.
4. Rumah Palimbangan
Rumah Palimbangan yang berada di Kalimantan Selatan dapat disebut sebagai rumah Banjar.
Rumah ini menggunakan Tawing Layat untuk bagian atapnya.
Di bagian teras atau depan rumah atapnya ditutup dengan Sindang Lindang.
Rumah ini memiliki sejarah pada zaman kesultanan Banjar.
Dahulu, rumah ini dibangun dan digunakan sebagai tempat tinggal untuk para pemuka agama maupun alim ulama.
Sekarang rumah ini difungsikan untuk saudagar besar.
5. Rumah Tadah Alas
Rumah adat Talas merupakan salah satu rumah adat suku Banjar di Kalimantan Selatan.
Ciri khas rumah adat ini adalah atap perisai yang digunakan sebagai kanopi di bagian depan rumah.
Seiring dengan perkembangan zaman rumah adat ini dimodifikasi baik dari bagian kerangka maupun penambahan ruang.
3. Rumah Adat Kalimantan Tengah
Rumah adat di Kalimantan Tengah memiliki ciri khas tersendiri yang dapat menjadi identitas provinsi ini. Berikut keterangan beserta gambarnya:
1. Rumah Adat Betang Pasir Panjang
Rumah adat ini banyak ditinggali oleh suku Dayak dan dapat ditemukan di kabupaten Kotawaringin Barat, Pangkalan Bun.
Rumah Adat Betang Pasir Panjang memiliki ukuran yang besar dan terlihat kokoh.
Dibangun dengan gaya rumah panggung, rumah ini memiliki ketinggian dan jumlah tangga yang banyak menyesuaikan dengan luas rumah.
2. Rumah Adat Betang Sei Pasah
Nama rumah adat ini diambil dari di mana lokasinya berada yaitu di Desa Sei Pasah, Kapuas Hilir, Kalimantan Tengah.
Rumah tradisional ini dibangun dengan kayu ulin namun telah mendapat renovasi dan pemugaran ulang.
Hal ini terjadi karena rumah adat ini sudah lapuk dan akhirnya dibangun ulang sehingga mendapatkan suasana lebih modern.
Rumah Adat Betang Sei Pasah ini tidak digunakan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai museum.
Berbagai benda bersejarah maupun benda-benda asli dari suku Dayak disimpan dalam rumah ini.
3. Rumah Adat Betang Tambaba
Rumah yang dibangun dengan menggunakan kayu ulin ini berbentuk persegi panjang.
Dahulu, rumah adat Betang Tambaba dihuni suku Dayak berisikan beberapa keluarga sekaligus.
Namun sekarang rumah adat ini telah diresmikan menjadi cagar budaya.
4. Rumah Betang Desa Tumbang Bukoi
Rumah adat yang dihuni oleh suku Dayak kebanyakan telah dipugar dan dibangun kembali.
Contohnya seperti rumah adat yang letaknya ada di Desa Tumang Bukoi, Mandau Tawalang, Kalimantan Tengah.
Meskipun telah mengalami pemugaran, kerangka desain bangunan rumah adat ini tidak berubah.
Bahkan bahan yang digunakan tetap sama yaitu kayu ulin.
5. Rumah Betang Muara Mea
Rumah adat ini terletak di Desa Muara Mea, Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Rumah ini dibangun oleh masyarakat suku Dayak yang tinggal di wilayah Gunung Purei.
Ciri khas rumah ini terdapat pada dinding yang dihias dengan pola lukisan tertentu.
Bahkan rumah adat ini juga telah menjadi destinasi wisata.
4. Rumah Adat Kalimantan Timur
Terdapat lima jenis rumah adat yang ada di Kalimantan timur.
Masing-masing memiliki perbedaan dan keunikan sendiri.
Berikut daftar rumah adat Kalimantan timur beserta gambarnya:
1. Rumah Adat Bulungan
Rumah adat ini terletak di kota Tanjung Selor, Bulungam, Kalimantan Timur.
Jika dilihat dari segi desainnya, rumah adat ini mendapat pengaruh gaya colonial.
Bagian atap rumah dibentuk menggunakan gaya domer dengan tiga limas dan segitiga.
Sedangkan pada bagian belakang atap rumah ini dibangun dengan gaya yang disebut The Empire Style.
Ciri khas suku Dayak pada rumah ini masih dapat terlihat dari bentuk rumah tanduknya.
Rumah adat ini ternyata memiliki sejarah yang cukup penting.
Di mana ia berfungsi untuk tempat pertemuan penting pada zaman kesultanan Bulungan.
2. Rumah Adat Paser
Suku Paser di Kalimantan Timur juga memiliki sebuah rumah tradisional.
Umumnya rumah ini ditemukan di tepi sungai.
Hal ini terjadi karena Suku Paser menganggap bahwa sungai adalah sumber kehidupan.
Untuk menghindari banjir, rumah ini juga menggunakan konsep rumah panggung.
Rumah adat ini ditinggali oleh beberapa keluarga sekaligus yang memiliki ikatan keluarga.
Misalkan anak menantu atau saudara dari pihak ibu ataupun ayah.
3. Rumah Adat Suku Wehea Eweang
Suku Dayak Wehea memiliki rumah adat yang disebut sebagai Eweang.
Rumah ini dibangun dengan menerapkan konsep rumah panggung.
Uniknya, rumah eweang satu dan lainnya saling terhubung menggunakan jembatan yang biasa disebut Teljung.
Rumah adat ini masih dapat ditemui dan dihuni oleh masyarakat suku Dayak.
Akan tetapi atap yang digunakan sudah tidak menggunakan kayu lagi dan diganti menjadi seng.
4. Rumah Betang
Rumah Betang merupakan rumah panggung yang berbentuk memanjang dengan ukuran yang luas.
Pada umumnya rumah ini dapat menampung 3 hingga 50 kepala keluarga.
Bagian hulu rumah Betang sengaja dibangun menghadap ke timur.
Hal ini memiliki filosofi dibaliknya yaitu sebagai tanda kerja keras karena mulai bekerja sepagi mungkin.
Kemudian rumah di bagian hilir menghadap ke barat.
Maksud dibaliknya adalah harapan bahwa para penghuni akan bekerja hingga matahari terbenam.
5. Rumah Lamin
Rumah Lamin merupakan rumah yang tercatat resmi sebagai rumah adat Kalimantan Timur.
Berbentuk rumah panggung dengan tinggi tiga meter dengan menggunakan kayu ulin.
Ciri khas rumah lamin ada pada bagian depan rumah.
Di mana terdapat beberapa totem berwarna hitam yang membuat kesan mewah.
Rumah ini merupakan tempat tinggal masyarakat suku Dayak.
Umumnya ditinggali oleh beberapa keluarga sekaligus.
Rumah ini sangat luas dengan panjang mencapai 200 m dan lebar 25 m.
5. Rumah Adat Kalimantan Utara
Kalimantan Utara merupakan provinsi baru sehingga hanya memiliki satu rumah adat saja. Berikut informasinya:
1. Rumah Baloy
Rumah Baloy merupakan rumah adat milik Suku Tidung.
Jika dilihat sekilas, rumah ini memiliki kemiripan dengan rumah Lamin di Kalimantan Timur.
Akan tetapi yang membedakan adalah rumah Baloy memiliki arsitektur yang unik karena terdapat perpaduan seni modern dengan seni dari masyarakat suku Tidung.
Rumah ini tidak difungsikan untuk dihuni oleh suku Tidung melainkan sebagai tempat berkumpul.
Baik untuk kegiatan yang berhubungan dengan adat istiadat maupun musyawarah.
Ciri Khas
Rumah Baloy merupakan warisan budaya yang memiliki ciri khas dan juga nilai-nilai filosofis.
Filosofis yang terdapat dari rumah adat ini umumnya menggambarkan kehidupan masyarakat suku Tidung.
Contohnya seperti pada bagian atap rumah da bagian risplang yang terdapat ukiran dengan motif kehidupan di laut.
Hal tersebut menyimbolkan masyarakat Tidung yang kebanyakan bekerja sebagai nelayan.
Pembagian Ruangan
Rumah Baloy memiliki 4 ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:
1. Ambir kiri sebagai Alat Kaid tempat masyarakat mengadukan berbagai permasalahan.
2. Ambir tengah atau Lamin Bantong digunakan para pemuka adat untuk bermusyawarah atau tempat siding
3. Ambir Kanan atau Ulada Kemagot digunakan sebagai tempat istirahat dan juga ruang damai setelah siding
4. Lamin Dalom digunakan hanya untuk kepala adat suku Tidung dan tidak sembarangan orang bisa memasuki ruangan ini.
Akhir Kata
Jika hendak berkunjung ke Kalimantan dan ingin mengeksplor peninggalan adat dan budaya di sana.
Anda dapat mengunjungi rumah adat yang telah dijadikan sebagai pusat wisata.
Semoga informasi di atas dapat membantu untuk mengenal macam-macam rumah adat Kalimantan.