Siapa disini yang sudah tak asing dengan Fintech? Sebagai masyarakat yang hidup di era teknologi, kehadiran fintech (financial technology atau teknologi keuangan) seperti angin segar yang berhembus di pagi hari.
Bagaimana tidak, pandemi yang berkepanjangan membuat pemanfaatan serba online menjadi tuntutan.
Fintech hadir sebagai suatu sistem baru dengan menawarkan kepraktisan, kemudahan akses, kenyamanan dan biaya yang lebih ekonomis.
Apalagi melihat semakin banyaknya pengguna menunjukan perkembangan FinTech di Indonesia begitu pesat.
Sejarah Perkembangan FinTech di Indonesia
Perkembangan fintech di indonesia mulai terjadi di tahun 2006.
Menurut laporan yang dirilis dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, pengguna awal fintech hanya 7%.
Kemudian mengalami perkembangan hingga menyentuh angka 78% pada 2017.
Pelaku FinTech di Indonesia sendiri masih dominan berbisnis pada segmen Payment (43%), dan kemudian disusul (17%) untuk pinjaman dan sisanya berbentuk aggregator, crowdfunding dan lain – lain.
Di Otoritas jasa keuangan sendiri sudah ada 158 perusahaan fintech yang resmi terdaftar dan 54 fintech sistem pembayaran sudah terdaftar di Bank Indonesia.
Perkembangan fintech di indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan sebab pada tahun 2015 terbentuk satu komunitas FinTech yang diberi nama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).
AFTECH adalah asosiasi yang mewadahi partner bisnis terpercaya yang membangun ekosistem Fintech di Indonesia yang berasal dari perusahaan – perusahaan Indonesia untuk Indonesia sendiri.
Dengan adanya perkembangan fintech di indonesia semakin mendukung pencapaian target di Sektor jasa keuangan. Karena itulah kehadiran fitech memiliki tujuan besar yakni:
1. Mendorong terjadinya pemerataan kesejahteraan penduduk di bidang pemanfaatan teknologi
2. Membantu upaya pemenuhan kebutuhan pembiayaan dalam negeri
3. Mendorong proses distribusi pembiayaan Nasional di 17.000 pulau.
4. Meningkatkan Inklusi keuangan Nasional
5. Meningkatkan kemampuan ekspor UMKM
Inovasi Mobile Banking (m-banking).
Salah satu produk fintech yang paling digemari adalah mobile banking (m-banking).
Di tahun 2014 misalnya, data perkembangan fintech di indonesia menyebutkan penggunaannya mencapai Rp 6.447 triliun atau naik 17,32% dari tahun sebelumnya.
Layanan mobile banking (m-banking). Membuat semua aktifitas pembayaran lebih mudah dilakukan Dengan sentuhan jari, m-banking mampu membuat kemudahan layanan keuangan kapan pun dan di mana pun.
Hal ini Berdasarkan laporan AFTECH yang menyebutkan bahwa target pasar perusahaan FinTech masih di dominasi (usaha mikro, kecil, dan menengah)
Data perkembangan fintech di indonesia menyebutkan Sepanjang 2021 lalu, sebanyak 62% penyelenggara FinTech melayani UMKM.
Dari data tersebut berhasil dihimpun nilai transaksi dari UMKM mencapai lebih dari Rp80 miliar.
FinTech berperan besar dalam mendorong inklusi keuangan Indonesia melalui layanan keuangan digital.
Bank indonesia bahkan memprediksi pada akhir 2022, jumlah transaksi digital banking termasuk bidang sistem pembayaran yang dihimpun akan mencapai Rp 48 kuadriliun.
Angka yang cukup fantastik mengingat FinTech berperan penting dalam mendorong inklusi keuangan Indonesia melalui layanan keuangan digital.
BRI dukung perkembangan FinTech di Indonesia
Besarnya potensi fintech di indonesia mendorong BRI yang memiliki visi inklusi keuangan untuk membuat inovasi melalui BRIAPI ( BRI Application Programming ).
BRIAPI adalah teknologi open banking dari BRI sehingga perusahan fintech dapat mengakses berbagai layanan digital seperti BRI Virtual Account (BRIVA), Direct Debit, hingga layanan informasi seperti Informasi Mutasi dan Informasi Rekening hingga tarik tunai tanpa kartu)
Beberapa perusahaan Fintech yang sudah terintegrasi dengan BRIAPI, antara lain Shopee, Tokopedia, Gopay, OVO, Traveloka, hingga DOKU..
Dengan adanya BRIAPI, perusahaan FinTech dapat mengakses layanan perbankan digital BRI. Hal ini nantinya akan memudahkan FinTech untuk menjangkau hingga lebih dari 170 juta nasabah BRI.