Perang Paregreg adalah yang terjadi antar sesama saudara di dalam Kerajaan Majapahit pada tahun 1404 di Bubat. Kala itu Kerajaan Majapahit dibagi menjadi dua, yaitu barat dan timur. Pembagian ini justru membuat kerajaan tersebut mengalami keruntuhan. Perbedaan pendapat membuat masing-masing pemimpin tidak ingin kalah.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai kisah Perang Paregreg? Yuk, simak artikel berikut ini!
Sejarah Perang Paregreg
1. Berdirinya Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 berkat kerjasama Raden Wijaya dan Arya Wirajaya. Pada tahun 1298, Raden Wijaya memiliki janji untuk membagi Majapahit menjadi 2 wilayah pada saat masa perjuangannya. Sisi timur diserahkan kepada Arya Wirajaya dengan ibukota Lumajang.
Kemudian, pada tahun 1316, Kerajaan Majapahit Barat dan Timur bersatu. Persatuan ini terjadi setelah Jayanegara, putra dari Raden Wijaya berhasil menumpas pemberontakan Nambi di Lumajang.
Pada tahun 1376, muncul kerajaan baru. Hal ini berdasarkan Kitab Pararaton. Berdasarkan sejarah China dan Ming, tahun 1377 di Jawa ada 2 kerajaan merdeka yang sama sama mengirimkan duta ke Cina. Kerajaan Barat dipimpin oleh Wu Lao Po Wu, sedangkan Kerajaan Timur dipimpin oleh Wu Lao Po Wang Chiech.
Wu Lao Po Wu adalah ejaan Cina untuk Bra Prabu, nama lain Hayam Wuruk.
Sedangkan Wu Lau Wang Chiech adalah Bhre Wengker atau biasa dikenal dengan nama Wijayarajasa, suami Rajadewi. Sepeninggal Gadjah Mada, Tribhuwana, Tunggadewi, serta Rajadewi, Wijayarasa berambisi menjadi raja. Ia membangun istana timur di Pamotan.
2. Silsilah Bhre Wirabhumi
Perang Paregreg sangat identik dengan Bhre Wirabumi. Nama asli dari Bhre Wirabumi tidak diketahui hingga saat ini. Namun, menurut buku kerajaan di tanah Jawa ia adalah putra Hayam Wuruk dari selir. Bhre Wirabumi kemudian menjadi anak angkat Bhre Daha, istri dari Wijayarajasa.
Bhre Lasem sang alemu, putri Bhre Panjang (adik Hayam Wuruk). Setelah itu ia dinikahkan dengan cucu Rajadewi, yaitu Nagarawardhani.
3. Perang Dingin Barat dan Timur
Hubungan antara Majapahit istana barat dan timur kurang baik saat masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Wijayarajasa. Hal karena Wijayarajasa adalah mertua dari Hayam Wuruk. Wijayarajasa meninggal pada tahun 1398, kemudian ia digantikan oleh anak angkat yang merupakan suami dari cucunya,, yaitu Bhre Wirabumi.
Sementara Hayam Wuruk meninggal pada tahun 1389, ia digantikan oleh keponakan yang juga menantunya, yaitu Wikramawardhana. Sepeninggal Indudewi, anaknya, yaitu Nagarawardhani mendapatkan gelar Bhre Lasem darinya. Namun, saat itu Raja Majapahit Timur juga mengangkat Kusumawardhani sebagai Bhre Lasem.
Hal ini menyebabkan adanya dua orang Bhre Lasem. Perebutan gelar Bhre Lasem ini menyebabkan pecahnya perang dingin antara Majapahit Barat dan Majapahit Timur. Sampai pada akhirnya kedua Bhre meninggal pada tahun 1400. Bhre Lasem segera diangkat Wikramawardhana sebagai Bhre Lasem, yaitu Bhre Tumapel.
Dari pengangkatan Bhre Lasem yang baru inilah awal mula penyebab terjadinya Perang Paregreg.
Latar Belakang
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya Perang Paregreg. Berikut adalah penjelasan mengenai hal tersebut:
1. Pembagian wilayah Majapahit menjadi Kerajaan Barat dan Kerajaan Timur saat masa pemerintahan Raden Wijaya.
2. Kemudian, sepeninggalan Hayam Wuruk terjadi perdebatan antara Kerajaan Majapahit Barat dan Timur.
3. Hubungan yang tidak baik antara Kerajaan Majapahit Barat dan Timur.
4. Perebutan gelar Bhre Lasem yang terjadi di antara istri atau ratu Kerajaan Majapahit Barat dan Kerajaan Majapahit Timur.
Awal Perlawanan
Awal mulanya, terjadi perang dingin antara Kerajaan Majapahit Barat dan Timur. Ketika Hayam Wuruk meninggal, ia digantikan oleh Wikramawardhana yang juga menantunya. Sedangkan di Kerajaan Majapahit Timur, Wijayarajasa digantikan oleh Bhre Wirabhumi, anak angkat sekaligus suami cucunya.
Cikal bakal perseteruan dimulai ketika Indudewi mengangkat putrinya bernama Nagarawardhani sebagai Bhre Lasem. Sedangkan Wikaramawardhana justru mengangkat Kusumawardhani, putri Hayam Wuruk sebagai Bhre Lasem.
Kronologis Perang Paregreg
Setelah pengangkatan Bhre Lasem baru, perang dingin antara istana barat dan timur berubah menjadi perselisihan. Menurut sejarah, Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi mulai bertengkar pada tahun 1401 dan saling tidak bertegur sapa. Pada tahun 1404, perselisihan antara keduanya menjadi awal pecahnya Perang Paregreg.
Perang Paregreg adalah perang dengan tempo yang lambat. Pihak yang menang bisa bergantian, kadang pihak barat, kadang juga pihak timur. Puncak Perang Paregreg terjadi pada tahun 1406 ketika pasukan barat yang dipimpin oleh Bhre Tumapel menyerbu ke timur.
Penyerbuan yang tiba-tiba membuat Bhre Wirabhumi tidak bisa berkutik. Ia berusaha lari dengan menaiki perahu di malam hari agar tidak diketahui oleh musuh. Bhre Wirabhumi dikejar dan tewas di tangan Raden Gajah. Kepala Bhre Wiabhumi dibawa oleh Raden Gajah ke istana barat.
Pada akhirnya Bhre Wirabhumi dijadikan candi di Lung bernama Girisa Pura.
Tokoh-tokoh yang Terlibat
Tokoh yang paling banyak terlibat dalam Perang Paregreg adalah Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana. Hal ini karena Perang Paregreg berawal dari perselisihan antara mereka berdua. Perang Paregreg membuat pengaruh Majapahit di nusantara semakin berkurang dan akhirnya hilang. Sungguh naas karena sebuah kerajaan besar runtuh akibat perang saudara para pemimpinnya.
Akhir Perlawanan
Perang Paregreg terus berlangsung hingga berakhir pada tahun 1406. Ketika itu, Wikramawardhana datang ke kerajaan timur untuk menjalankan misinya. Penyerangan tersebut dipimpin oleh Bhre Tumapel. Bhre Wirabhumi melarikan diri tapi akhirnya ia terbunuh oleh Bhra Nrapati atau Raden Gajah. Kepala Bhre Wirabhumi dipenggal dan dibawa ke istana barat sebagai bukti kemenangan.
Dampak dan Akibat
Setelah kekalahan Bhre Wirabumi, Kerajaan Majapahit Barat dan Timur kembali bersatu. Namun, daerah bawahan di Jawa banyak yang tidak bisa dipertahankan. Kemudian disusul dengan lepasnya Melayu, Palembang, serta Malaka yang kemudian menjadi yang merdeka dari Kerajaan Majapahit.
Selain itu, Wikramawardhana juga berhutang pada Dinasti Ming, penguasa China. Karena mengetahui ada 2 kerajaan di Jawa (Majapahit Barat dan Timur), Laksamana Cneg Ho diutus sebagai duta besar untuk mengunjungi kedua istana tersebut. Pada saat kematian Bhre Wirabumi dalam sebuah kecelakaan, rombongan Laksamana Ceng Ho sedang berada di istana timur yang menyebabkan 170 orang ikut menjadi korban.
Atas kecelakaan tersebut, Wikramawardhana didenda 60.000 tahil sebagai ganti rugi. Namun, sampai 1408 ia baru bisa membayar 10.000 tahil saja. Pada akhirnya denda tersebut tidak ditagih lagi karena Kaisar Yung Lo merasa kasihan.
Nah, itu tadi adalah penjelasan mengenai perselisihan atau perang saudara yang mendasari terjadinya Perang Paregreg. Hal yang dapat diambil dari cerita sejarah tersebut adalah sikap saling menghargai satu sama lain. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, tetapi memaksakan kehendak adalah sikap yang kurang dewasa.
Sebagai manusia yang hidup bersosial sudah seharusnya kita saling menghargai suara satu sama lain. Perdebatan tanpa saling menghargai hanya akan menimbulkan perpecahan seperti yang terjadi di Kerajaan Majapahit. Padahal, awal mulanya Majapahit adalah kerajaan yang besar. Namun, seketika runtuh karena permasalahan kecil yang tidak bisa diselesaikan.