Perang Hunain adalah salah satu perang yang terjadi antara pihak kaum muslimin dari Madinah dengan kaum Badui pada 630 M di Hunain, dekat Tha’if di Jazirah Arab. Perang ini terjadi saat perjalanan kaum muslimin melakukan perjalanan ke Mekkah. Tujuan kaum muslimin ke Mekkah adalah untuk menaklukkannya dan mengajak kaum quraisy untuk masuk Islam. Sayangnya, di dalam perjalanan tersebut mereka dihadang oleh kaum Badui.
Ingin tahu kelanjutan kisah Perang Hunain? Cek infomasi lengkapnya hanya di sini!
Peta Perang Hunain
Berikut adalah peta wilayah Perang Hunain.
Sejarah dan Latar Belakang
Perang Hunain adalah perang yang terjadi antara kaum muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad dengan kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif. Sebelum perang ini terjadi, kaum Hawazin-lah yang menyerang kaum muslimin terlebih dahulu. Malik bin Auf al-Nahsry mengumpulkan pasukan dari suku Hawazin dan Tsaqif, ia membawa pasukan tersebut ke Lembah Authas.
Berita perjalanan suku Hawazin dan Tsaqif tersebut terdengar oleh kaum muslimin lima belas hari setelah penaklukan Kota Mekkah. Mendengar berita tersebut, kaum muslimin segera bersiap untuk menghadapi serangan dari suku Hawazin dan Tsaqif. Pasukan suku Hawazin dan Tsaqif memiliki rencana untuk menyerang kaum muslimin ketika mereka sampai di Mekkah.
Namun, ternyata tidak terjadi perlawanan yang besar dalam penaklukan Mekkah. Nabi Muhammad segera mempersiapkan pasukannya ketika mengetahui rencana dari Hawzin dan Tsaqif. Jumlah pasukan yang disiapkan adalah 12.000, terdiri dari 10.000 muslim dan 2.000 kaum quraisy yang masuk Islam setelah penaklukan kota Mekkah.
Jalannya Perang Hunain
Pasukan kaum muslimin bergerak menuju Hawazin. Ketika pasukan kaum muslimin mulai bergerak, mereka disergap oleh kaum Badui di Lembah Hunain. Kaum muslimin mendapatkan serangan dari kaum Badui yang berasal dari ketinggian. Serangan tersebut berupa lemparan batu dan anak panah.
Serangan yang tiba-tiba tersebut membuat kaum muslimim terkejut dan kehilangan koordinasi pasukan. Kemudian pasukan kaum muslimin mundur karena menderita kekalahan yang tiba-tiba. Banyak pasukan yang tidak menghiraukan panggilan Nabi Muhammad.
Kaum muslimin secara individu terus berlari untuk menghindari serangan berupa lemparan batu dan anak panah tersebut. Banyak pihak yang meragukan solidaritas kaum muslimin karena kejadian ini. Bahkan, Jabalah bin al-Hanbal berkata bahwa sihir Muhammad telah selesai.
Dalam situasi yang kritis tersebut, Ali bin Abi Thalib dan Abbas membantu Nabi Muhammad mengumpulkan kembali pasukan yang melarikan diri. Pasukan yang masih bertahan tetap melakukan perlawanan bersama dengan Nabi Muhammad. Akhirnya dengan sedikit usaha, pasukan kaum muslimin terbentuk kembali.
Pasukan kaum muslimin memiliki keuntungan sebagai pihak bertahan karena sempitnya wilayah perang. Secara tiba-tiba salah satu prajurit dari kaum Badui menantang kaum muslimin untuk bertarung satu lawan satu. Ali menerima tantangan tersebut, ia berhasil mengalahkan penantangnya.
Kemudian Nabi Muhammad mulai melakukan koordinasi kembali kepada kaum muslimin untuk melakukan serangan lagi. Setelah serangan tersebut, kaum Badui mundur dan melarikan diri dalam dua kelompok.
Kemenangan Kaum Muslim
Akhirnya kemenangan kaum muslimin terlihat di depan mata. Mereka berhasil menangkap keluarga kaum Hawazin dan merebut kembali harta bendanya. Kaum muslimin berhasil membawa 6.000 tawanan, 24.000 ekor unta, 40.000 ekor kambing, serta 4.000 waqih perak.
Perang Hunain berhasil menunjukkan bahwa Ali bin Abi Thalib memiliki keahlian dalam mengkoordinasikan pasukan, terutama saat keadaan terjepit. Selain itu, perang ini juga menunjukkan bahwa kaum muslimin tidak pernah memperlakukan tawanan dengan semena-mena. Tawanan diperlakukan dengan baik, bahkan aa 600 orang yang dilepaskan secara cuma-cuma.
Tokoh yang Terlibat
1. Nabi Muhammad
Nabi Muhammad adalah salah satu pemimpin dalam Perang Hunain. Ia bersama sahabat-sahabatnya mengatur strategi dan memberikan komando kepada pasukan. Beliau juga merupakan pihak yang selalu mengingatkan jika pasukannya melakukan sesuatu yang menyimpang. Perjuangannya dalam Perang Hunain perlu diapresiasi.
2. Kaum Badui
Kaum Badui tinggal di wilayah Thaif. Keturunannya tersebar di Timur Tengah dan Afrika utara. Di dalam kaum ini, terdapat perpecahan kaum, di antaranya adalah Bani Tsaqif. Perpecahan tersebut membentuk satu persekutuan yang disebut dengan Bani Hawazin. Bani Hawazin beberapa kali menghadapi perlawanan yang dilakukan oleh kaum quraisy di Mekkah.
Setelah kaum muslimin berhasil menaklukkan Mekkah, banyak kaum Badui yang mengakui Nabi Muhammad sebagai pemimpin tanpa perlawanan. Namun, beberapa kaum lain dari Bani Hawazin tidak mau mengakui hal tersebut. Mereka masih menganggap Mekkah adalah saingan.
Akhirnya muncul peperangan karena tidak adanya persatuan. Dari perang tersebut, kemenangan didapatkan oleh kaum muslimin.
3. Bani Tsaqif
Nabi Muhammad pertama kali mengunjungi Bani Taqif pada tahun kesepuluh pasca dakwahnya dimulai. Pada masa itu, Bani Tsaqif masih memuja berhala sebagai Tuhan mereka. Dalam rencana pengepungan Kota Thaif, Bani Hawazin dan Bani Tsaqif masih bisa bertahan.
Setelah Perang Hunain, Bani Tsaqif belum masuk Islam. Mereka baru mau ikut masuk Islam setelah Perang Tabuk.
4. Ali bin Abi Thalib
Ia adalah salah satu golongan pertama yang masuk Islam karena menjadi sahabat Nabi Muhammad. Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah pada tahun 656 sampai 661. Ada banyak peperangan yang telah ia ikuti bersama dengan Nabi Muhammad.
Berdasarkan silsilah keluarga, Ali adalah sepupu Nabi Muhammad. Dalam berbagai peperangan, kecuali Perang Tabuk, Ali selalu dipilih menjadi pemimpin. Hal tersebut dilakukan Nabi Muhammad karena Ali memiliki taktik perang yang cukup baik, terutama dalam keadaan terjepit. Keahliannya telah dibuktikan saat kaum muslimin mengalami keadaan terjepit dalam Perang Hunain.
5. Malik bin Auf dari Bani Nahsr
Malik adalah seorang yang berasal dari Bani Nahsr. Bani Nahsr terkenal dengan kehebatannya dalam peperangan. Akhirnya, Malik dipilih menjadi panglima Perang Hunain. Berkat kepemimpinannya, Perang Hunain mendapatkan kemenangan bagi pihak kaum muslimin.
6. Duraid bin Sima
Duraid bin Sima juga merupakan salah satu tokoh penting dalam Perang Hunain. Ia adalah salah satu pemimpin atau komandan dalam Perang Hunain. Berkat bantuannya, kaum muslimin bisa mendapatkan kemenangan di dalam Perang Hunain.
Hadits Tentang Perang
Berikut adalah hadits mengenai Perang Hunain.
Hikmah Perang Hunain
Ada beberapa hikmah yang dapat kita pelajari dari kisah Perang Hunain.
Berikut adalah beberapa hikmah tersebut:
1. Terdapat pembelajaran mengenai hukum yang ada di dalam Islam
2. Terdapat pembelajaran mengenai hukum kausalitas atau hukum sebab akibat
3. Berhati-hati dengan sifat sombong yang menipu (ghurur)
4. Kebiasaan untuk selalu sesegera mungkin melakukan seruan yang terdapat di dalam Al Quran serta sunnah-sunnahnya
5. Tidak boleh berpatokan dengan jumlah pasukan saat perang karena jumlah yang lebih banyak belum tentu menang
6. Melakukan jihad tidak berarti kita iri terhadap kaum kafir
7. Penguasa diperbolehkan meminjam senjata dari kaum kafir jika itu digunakan untuk memerangi musuh kaum muslimin
8. Pelajaran untuk tidak membunuh wanita, anak-anak, serta budak
Nah, itu tadi adalah penjelasan mengenai Perang Hunain yang akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin. Dalam perang tersebut, banyak pelajaran yang bisa dicontoh dan dipraktekkan di masa sekarang ini. Salah satunya adalah kesetiakawanan yang dimiliki oleh para sahabat Nabi Muhammad. Meskipun semua pasukan yang dibawa kabur untuk menghindari serangan, sahabat Nabi Muhammad masih setia menemani beliau di medan perang. Justru mereka membantu Nabi Muhammad mengumpulkan pasukannya.