Pengertian sosial budaya adalah suatu tatanan dan interaksi dalam kehidupan masyarakat yang meliputi elemen-elemen seperti adat istiadat, pengetahuan, kepercayaan, juga moral. Sosial budaya yang berkembang dalam suatu masyarakat dapat mengalami perubahan yang didorong oleh faktor-faktor seperti globalisasi serta pengaruh dari luar yang antara lain mengakibatkan terjadinya akulturasi dan asimilasi. Sementara faktor penghambat dalam perubahan sosial budaya adalah situasi masyarakat yang terisolasi serta sifat konservatif.
Artikel ini mengulas tentang sosial budaya dari berbagai aspek.
Pengertian Sosial Budaya
1. Secara Umum
Sosial budaya atau yang akrab juga disebut kebudayaan secara universal merupakan suatu tata nilai dalam masyarakat yang berasal dari pola pikir dan akal budi manusia-manusia yang hidup di dalamnya. Hasilnya berupa penciptaan akan beragam hal seperti kesenian, kepercayaan, maupun adat istiadat yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
2. Menurut Para Ahli
a. Andreas Eppink
Andreas Eppink (1946), seorang ahli berbagai bidang yang menciptakan model Eppink dan mengembangkan analisis psikologi kebudayaan, mengemukakan pengertian sosial budaya sebagai segala sesuatu yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu dan menjadi ciri khasnya.
b. Burnett
Edward Burnett Tylor (1871), seorang ahli antropologi lampau, melalui bukunya Primitive Culture and Anthropology ia menerangkan bahwa sosial budaya adalah keseluruhan elemen masyarakat yang berupa adat istiadat, kesenian, kepercayaan, moral, pengetahuan, berpikir, kemampuan, dan hukum yang diperoleh seseorang sebagai bagian dari masyarakat yang bersifat kompleks.
c. Paul Ernest
Paul Ernest, seorang pakar filosofi matematika, menyinggung akan arti sosial budaya, yakni individu-individu yang membentuk suatu tatanan masyarakat dan terlibat dalam kegiatan bersama-sama.
d. Lewis
David Lewis (1982) berpendapat bahwa sosial adalah segala sesuatu yang dihasilkan, diraih, dan ditetapkan dalam interaksi keseharian antar warga negara dengan pemerintahannya.
e. Lena Dominelli
Seorang pekerja sosial dan profesor sosial politik bernama Lena Dominelli menjelaskan bahwa sosial budaya adalah bagian yang kurang dari sebuah ikatan dan interaksi manusia sehingga memerlukan adanya pemakluman atas hal-hal lemah di dalamnya.
f. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, mengeluarkan pendapatnya tentang apa itu sosial budaya. Beliau menekankan pada kata budayanya, yaitu hasil perjuangan manusia baik terhadap alam maupun waktu yang membuktikan adanya kejayaan dan kesejahteraan dari suatu masyarakat. Ia bisa berbentuk beragam macam asalkan bisa mencapai kebahagiaan, kemakmuran, dan kesejahteraan masyarakatnya.
g. Parsudi Suparlan
Parsudi Suparian, seorang antropolog, berpendapat bahwa budaya adalah landasan bagi perilaku dan kehidupan manusia pada umumnya karena budaya merupakan hasil dari akal manusia yang difungsikan untuk memahami lingkungan sekitar dan pengalaman hidupnya.
h. Koentjaraningrat
Koentjaraningrat, ilmuwan sekaligus penulis buku Pengantar Ilmu Antropologi (2005), memberikan pengertian tentang kebudayaan, yaitu suatu tanggapan, gagasan, tindakan, dan karya yang dibuat oleh manusia di dalam kehidupan bermasyarakat dan bisa dipelajari dan dimiliki nantinya.
i. R. Soekmono
R. Soekmono, arkeolog dan sejarawan, kebudayaan ialah usaha atau hasil kerja manusia yang berupa pemikiran, benda, atau perilaku manusia semasa hidupnya.
j. Engine Fahri
Menurut Engine Fahri I., kata sosial berarti inti bagaimana seorang individu berinteraksi dan melakukan hubungan dengan individu yang lain meskipun masih ada perdebatan tentang bagaimana mereka melakukan hubungan tersebut, seberapa intim, dan konflik yang terjadi.
Perubahan Sosial Budaya
Seiring berjalannya waktu, kehidupan sosial budaya masyarakat pasti akan mengalami perubahan. Ini sudah terbukti dari zaman ke zaman, dari peradaban kuno manusia ke era kerajaan kuno ke kolonialisasi dan hingga saat ini. Pertama yang akan berubah adalah unsur-unsur sosial seperti fungsi dan struktur sosial, nantinya akan menyebabkan perubahan sosial.
Selanjutnya, jika tatanan sosial berubah tentu hasil pikiran dan perilaku manusia, yaitu budaya akan juga terpengaruh dan mengalami perubahan. Oleh karena itu, keduanya saling mengalami perubahan.
1. Faktor Penyebab
Perubahan sosial budaya tentu dipicu oleh berbagai hal dan faktor-faktor seperti globalisasi, salah satu faktor yang paling besar. Globalisasi memang memiliki manfaat untuk lebih menyatukan masyarakat dunia dan terbuka akan banyak hal. Namun globalisasi turut mengenalkan budaya-budaya asing yang tidak semua bisa diterima dan dipilah baik oleh banyak orang. Adanya pengaruh dari luar membuat terjadinya proses difusi, asimilasi, akulturasi, dan akomodasi. Selain itu, tingkat pendidikan negara yang lebih tinggi dapat menyebabkan terjadinya gerakan perubahan sosial karena masyarakatnya akan terus mengarah untuk lebih maju.
Karena banyak sistem pemerintahan tirani yang sudah runtuh, masyarakat dapat lebih berekspresi di publik sehingga mendorong pula terjadinya perubahan sosial budaya. Terakhir, populasi penduduk yang heterogen. Ya, semakin ragam penduduknya, semakin tinggi pula tingkat toleransi karena pasti akan terjadi kesengitan dan konflik di antara perbedaan tersebut sehingga mendorong adanya perubahan di masyarakat agar lebih harmonis atau justru semakin memanas
2. Faktor Penghambat
Kalau ada faktor pendorong dan penyebab, ada juga faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Pada dasarnya, masyarakat dan pemerintahannya dalam suatu negara jika merasa tidak membutuhkan adanya perubahan maka bisa saja memang tidak melakukannya. Masyarakat yang terisolasi dan jarang berhubungan antar individu juga menghambat proses tersebut. Sikap konservatisme, tradisional, adat yang kuat, dan penolakan atas hal-hal baru menambah lagi faktor penghambatnya. Terakhir, pendidikan yang kurang berkembang bisa menjadi faktor penghambat perubahan sosial budaya.
3. Proses Terjadinya
Menurut Alvin L. Bertrand, terjadinya perubahan sosial budaya dimulai dari kontak antar individu, kelompok, atau masyarakat lalu mereka saling berkomunikasi dan akhirnya membentuk sebuah interaksi serta hubungan. Pertukaran pikiran dan pendapat menambah wawasan kebudayaan baru.
Nah proses penyebarannya disebut difusi yang nantinya akan mendorong terciptanya asimilasi, akulturasi, dan akomodasi. Difusi bisa terjadi dengan hubungan saling menguntungkan antar pihak atau simbiotik, secara damai masuk ke pihak tersebut, dan ada yang bisa disebarkan melalui jalan perang, kekerasan, dan paksaan. Kebudayaan tersebut bisa menyatu tanpa menghilangkan kekhasan budayanya atau akulturasi dan membuat kebudayaan baru atau asimilasi. Lalu masyarakat akan mengalami fase akomodasi atau proses penerimaan budaya baru dan lokal tersebut.
4. Contoh
a. Globalisasi
Selain menjadi faktor, globalisasi adalah contoh dari perubahan sosial budaya. Secara umum, ia berarti memudahkan seluruh dunia untuk berinteraksi dan menyebarkan apapun. Pengaruh asing masuk ke suatu negara dan sebaliknya, negara tersebut juga menaruh pengaruhnya ke yang lain. Alhasil, budaya asing bisa masuk dan menjadi budaya baru bagi masyarakat, bercampur dengan budaya yang ada sebelumnya, atau bahkan menghilangkan budaya lama dan menggantikannya dengan budaya asing.
Degradasi bangsa juga bisa luntur berkat globalisasi karena tingkah laku masyarakat dapat berubah pesat seperti contoh zaman 1900-an adalah eranya radio dan televisi sedangkan kini masyarakat aktif menggunakan ponselnya atau gaya busana dari tahun ke tahun yang berubah menyesuaikan dengan tren dan mode terkini.
b. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah pergerakan sosial budaya seseorang, sekelompok orang, hingga masyarakat. Tidak hanya bergerak secara posisi dan lokasi, tetapi juga adanya gerakan atau transformasi secara tata kehidupan bersosial. Contohnya warga desa yang semakin terdorong untuk menjadi kaya melihat banyaknya kesempatan di kota-kota besar dengan menawarkan gaji yang tinggi atau warga desa yang semulanya berpegang teguh pada kebersamaan dan gotong-royong, bisa berubah karena kehadiran sikap materialistis dan individualis yang dibawa oleh orang-orang kota.
Contoh lainnya seperti seorang guru dipindahtugaskan dari sekolah A ke sekolah B dengan kondisi lingkungan yang berbeda drastis. Ia tetap akan menjadi guru tetapi harus bergerak dan menyesuaikan dengan sekolah barunya. Intinya, ia ada yang bergerak untuk meninggikan atau merendahkan derajatnya yang disebut mobilitas vertikal dan ada yang bergerak dari suatu kelompok atau lingkungan ke yang lainnya atau disebut juga mobilitas horizontal.
c. Kemajuan Teknologi
Teknologi yang semakin maju tidak dapat dipungkiri lagi dan akan mendorong terjadinya perubahan perilaku dalam masyarakat. Dahulu orang berkomunikasi hanya melalui mulut ke mulut dan surat menyurat. Kini menyebarkan pesan, pendapat, ide, karya, dan pikiran bisa menggunakan media sosial dengan mudah. Surat tidak lagi menggunakan kertas, tetapi bisa menggunakan elektronik seperti surel atau email dan aplikasi chat. Kalau tidak bisa bertemu atau jarak jauh, bisa menelpon suara dan video.
Berteman juga mudah dengan bantuan media sosial. Mengakses pendidikan dapat dengan mudah berkat internet, apalagi di situasi pandemi yang terjadi saat ini.
d. Hak Asasi Manusia
Akibat kekejaman yang dilakukan oleh berbagai pihak, muncul yang namanya Hak Asasi Manusia atau HAM sebagai produk untuk melawannya. Perubahan satu ini bertujuan untuk memanusiakan lagi manusia seperti hakikat yang diberikan sang pencipta. Berkat perubahan ini, kini manusia memiliki HAM-nya masing-masing. Contohnya adalah penindasan kaum negro atau orang kulit hitam oleh banyak polisi Amerika Serikat yang menimbulkan gerakan Black Lives Matter untuk memperjuangkan hak mereka untuk hidup layaknya orang lain.
e. Kebijakan Pemerintah
Apa yang dikeluarkan pemerintah seperti kebijakan, ketetapan, aturan, pernyataan, hukum, dan lainnya dapat menentukan terjadinya perubahan sosial budaya sekaligus produk dari suatu perubahan sosial budaya. Kebijakan dirumuskan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada dan mencapai tujuan bersama. Jadi perubahan sosial budaya bisa dilakukan terlebih dahulu atau bisa terjadi setelah kebijakan ditetapkan. Contohnya seperti mahasiswa tidak diberikan keringanan biaya kuliah akibat pandemi yang membuat mereka berdemonstrasi agar para petinggi universitas melakukan penyesuaian. Lalu para petinggi tersebut merespon dengan kebijakan baru, yaitu memberikan keringanan dan bantuan bersyarat.
Aspek
Menurut Indonesiabaik.id, aspek sosial budaya masyarakat dapat dilihat dengan menelusuri sisi kesejahteraan sosial, ikatan sosial, serta tata nilai dan pendidikan.
1. Kesejahteraan Sosial
Cara melihat aspek kesejahteraan sosial adalah berdasarkan persepsi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK dalam keseharian mereka, terutama untuk mendorong produktivitas dan usaha kerja. Tentu jawabannya akan berbeda, di kota akan terbantu dengan adanya TIK sedangkan penduduk desa dan pesisir kurang merasakan dampak produktivitasnya. Lalu lihat juga cara pengguna ponsel menghabiskan uangnya untuk pulsa dan berbelanja daring melalui e-commerce.
2. Ikatan Sosial
Aspek yang kedua adalah ikatan sosial, yaitu bagaimana masyarakat saling berhubungan dan berkomunikasi. Kita bisa menelitinya dengan cara menelaah media sosialnya, aplikasi berbalas pesannya, preferensi komunikasi tatap muka atau melalui daring, dan lain-lain.
3. Tata Nilai dan Pendidikan
Sudut pandang yang terakhir adalah melalui tata nilai dan pendidikan masyarakat. Rendahnya pendidikan dapat memicu perubahan sosial yang buruk terutama dalam penggunaan teknologi karena tidak bisa meliterasi diri dan menyaring mana informasi yang baik dan kredibel mana yang tidak.
Sistem Sosial Budaya Indonesia
Mari kita terjun ke sistem sosial budaya Indonesia yang berlandaskan Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
1. Fungsi
Fungsi atau tujuan utama adanya sistem sosial budaya di Indonesia adalah untuk pembangunan nasional. Sistem sosial budaya Indonesia bermula dari keluarga hingga ke tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara. Adanya sebuah sistem sosial budaya di keluarga adalah untuk menjadi tempat tumbuh kembangnya individu secara alami. Sistem pertama yang akan berlaku setelah lahirnya seorang individu adalah keluarganya sendiri.
Selanjutnya naik ke tingkat masyarakat yang menjadi lahan pengkaderan. Masyarakat adalah tempat bertemu keluarga buatan seperti teman, tetangga, guru, ketua kelompok, dan pihak lain yang berbeda kepentingan. Terakhir, tingkat berbangsa dan bernegara. Sistem sosial budaya difungsikan serta diberlakukan agar pemerintah dan penyelenggara negara selalu mengedepankan kepentingan publik dan umum.
2. Asas
Asas yang dianut dalam sistem sosial budaya Indonesia antara lain:
- Asas kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
- Asas merdeka;
- Asas persatuan dan kesatuan;
- Asas kedaulatan rakyat; dan
- Asas adil dan makmur.
Tidak asing bukan? Ini dikarenakan asasnya berlandaskan sila-sila Pancasila.
3. Unsur
Unsur-unsur umum yang dimiliki sistem sosial budaya Indonesia di antaranya:
- Sentimen atau perasaan;
- Pengetahuan;
- Keyakinan;
- Norma;
- Tujuan;
- Status dan peranan;
- Tingkatan atau hierarki sosial;
- Hukum, kebijakan, dan sanksi;
- Kekuasaan dan pengaruh;
- Tegangan dan regangan atau ketegasan dan kelonggaran; dan
- Sarana dan prasarana atau fasilitas umum.
4. Pola Pikir dan Pola Tindak
Dalam pengaplikasiannya, sistem sosial budaya Indonesia bisa ditanam ke dalam pola pikir dan pola tindak kita sebagai masyarakat tanah air. Pola pikir sistemnya seperti ini:
- Negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara persatuan yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
- Indonesia adalah negara yang menjunjung kedaulatan rakyat dan kemusyawaratan perwakilan dalam kehidupan di manapun baik keluarga hingga masyarakat. Oleh karena itu, demokrasi Pancasila turut diangkat.
- Keadilan sosial harus dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
- Menjadi seorang pribadi yang budi pekerti dengan akal pikiran yang bermoral.
Sedangkan pola tindak masyarakat menurut sistem sosial budayanya seperti berikut:
- Bergotong-royong dalam situasi apapun.
- Prasaja, yaitu berkehidupan secukupnya, hemat, disiplin, cermat, dan profesional.
- Musyawarah untuk mufakat dalam mengambil tindakan dan keputusan.
- Sikap kesatria, yaitu berani, jujur, setia, mengabdi, berjuang demi negara, dan pantang menyerah.
- Hidup dengan dinamis, bisa menyesuaikan dengan zaman tanpa tergoyahkan prinsip dan pedoman hidupnya.
5. Struktur
Struktur sistem sosial budaya Indonesia merujuk dan mengarah pada Pancasila yang mengedepankan tata nilai. Tata nilai sudah mencakup nilai-nilai agama, moral, kebenaran, kepercayaan, material, vital, tata sosial, dan tata laku.
6. Proses
Masyarakat Indonesia memiliki banyak keragaman latar belakang sehingga proses penerapan sistem sosial budaya Indonesia cukup kompleks. Tapi, tidak perlu khawatir, karena apapun yang akan dilakukan patokan atau dasarnya kembali mengacu pada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti kita berbeda tetapi tetap satu.
Demi pembangunan nasional, masyarakat bersama-sama menjalankan sistem sosial budaya yang berlaku baik di tingkat keluarga, masyarakat, hingga negara. Sikap-sikap yang bisa diambil seperti contoh beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakal budi luhur, disiplin, kerja keras, pantang menyerah, dapat bekerja sama, bergotong-royong, cerdas, cinta tanah air, terampil, inovatif, kreatif, produktif, setia kawan, dan masih banyak lagi.
Jadi gitu ya Selasares, pengertian sosial budaya dan seluk-beluk lain tentangnya. Kita perlu mempertahankan sistem sosial budaya Indonesia dari berbagai ancaman karena berdasar dari Pancasila yang juga merupakan pedoman hidup bangsa. Kalau ada pertanyaan silakan bertanya di kolom komentar.