Banjir menjadi salah satu ‘momok’ ketika musim hujan tiba karena pemukiman penduduk menjadi tergenang dan mengakibatkan berbagai kerugian.
Mulai dari kerugian secara fisik pada bangunan yang rusak karena terendam, secara ekonomi karena aktivitas perekonomian melumpuh dan harus melakukan perbaikan, sampai timbulnya berbagai macam penyakit akibat banjir.
Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk melakukan tindakan pengendalian dan cara mengatasinya.
Nah, uraian di bawah ini menjelaskan tentang pengertian banjir dan hal-hal tersebut secara detail.
Simak, ya!
Pengertian Banjir
A. Secara Umum
Banjir secara umum memiliki pengertian sebagai keadaan debit air sungai dengan jumlah jauh lebih besar dan banyak dibandingkan dengan keadaan saat normal, karena adanya hujan terus menerus yang berakibat tidak tertampungnya air dalam aliran sungai, sehingga meluap dan mengakibatkan genangan di daerah sekelilingnya.
B. Menurut Para Ahli
1. Menurut KBBI
Pengertian banjir di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terdiri dari beberapa definisi, sebagai berikut:
- Banjir adalah kondisi berair yang jumlahnya banyak akibat hujan turun dengan deras dan terus menerus sehingga kondisi sungai dan sebagainya menjadi meluap
- Banjir merupakan kondisi air saat musim penghujan yang mengalir dengan deras dalam jumlah banyak
- Banjir yaitu keadaan daratan yang umumnya kering menjadi terbenam sebagai akibat peningkatan volume air.
2. Ligal (2008)
Banjir adalah salah satu peristiwa ketika daratan kering (bukan rawa) dalam kondisi tergenangi air akibat naiknya permukaan air karena curah hujan tinggi pada topografi cekungan, luapan run off (limpasan permukaan) yang berlebihan, serta kemampuan inflitrasi tanah rendah.
3. Suripin (2003)
Banjir merupakan kondisi ketika air yang berada di palung sungai maupun saluran pembuangan lainnya terhambat dan tidak lagi tertampung sehingga menyebabkan luapan serta genangan di daerah banjir sekitarnya.
4. Rahayu (2009)
Banjir memiliki definisi sebagai kondisi suatu tempat yang tergenang karena adanya luapan air akibat kelebihan kapasitas pembuangan, dan mengakibatkan kerugian secara ekonomi, fisik serta sosial.
Macam macam Banjir dan Gambarnya
1. Banjir Air Biasa
Banjir air biasa adalah salah satu jenis banjir yang paling sering terjadi ketika musim hujan tiba.
Umumnya banjir ini diakibatkan oleh luapan air yang berasal dari aliran sungai, selokan maupun danau karena intensitas airnya meningkat.
2. Banjir Bandang
Banjir bandang merupakan salah satu jenis banjir berbahaya karena dapat mengangkut apapun yang terlewati sehingga akibat kerusakannya menjadi lebih parah.
Banjir bandang terjadi mengacu pada aspek hidrologi, meteorologi dan geografi.
Banjir bandang umumnya terjadi di daerah pegunungan dan dataran tinggi karena hutan yang gundul.
3. Banjir Rob (Pasang Surut)
Banjir rob merupakan banjir yang disebabkan karena adanya luapan air ketika laut sedang pasang.
Banjir rob hanya terjadi di kawasan pesisir pantai.
4. Banjir Lumpur
Banjir lumpur secara sekilas mirip dengan banjir bandang, hanya saja material banjirnya didominasi oleh lumpur yang dikeluarkan bumi.
Banjir lumpur yang melanda daratan ini lebih berpotensi mengangkut gas berbahaya sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan.
5. Banjir Lahar Dingin
Banjir lahar dingin merupakan salah satu jenis banjir akibat adanya material vulkanik hasil erupsi gunung berapi yang terbawa aliran air turun ke dataran lebih rendah akibat adanya hujan.
Oleh karena itu banjir lahar dingin hanya terjadi di daerah lereng sekeliling gunung berapi yang masih melakukan aktivitas vulkanik secara aktif.
6. Banjir Cileunang
Banjir cileunang sebenarnya mirip dengan banjir air biasa, tetapi faktor penyebabnya lebih dikarenakan derasnya hujan sehingga debitnya tidak lagi dapat tertampung.
Penyebab dan Cara Penanggulangannya
a. Faktor Alam
Banjir dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah faktor alam sehingga kejadiannya bisa disebut sebagai bencana alam.
Beberapa hal yang termasuk faktor alam penyebab banjir antara lain:
- Adanya curah hujan tinggi
- Kapasitas sungai tidak dapat menampung volume air
- Sistem drainase buruk
- Kemampuan infiltrasi rendah
- Kondisi topografi daerah rendah dan cekung
- Pengaruh fisiografi dan geografi lingkungan
- Adanya sedimentasi akibat erosi
- Adanya air laut yang pasang
- Tanggul atau bendungan air jebol, dll.
Tindakan pencegahan dan penanggulangan banjir yang dapat dilakukan antara lain dengan:
- Mengatur peil banjir atau suatu sistem pengaturan terhadap tinggi minimal lantai suatu bangunan berdasar dari lokasi geografisnya
- Membangun kanal banjir sebagai tempat penampungan luapan air sehingga banjir dapat dikendalikan
b. Faktor Aktivitas Manusia
Banjir akibat faktor manusia ini lebih dikarenakan aktivitas manusia yang dapat menyebabkan perubahan terhadap lingkungan seperti beberapa hal berikut:
- Kondisi daerah aliran sungai (DAS) yang mengalami perubahan, seperti dimanfaatkan untuk membangun suatu bangunan
- Gundulnya hutan dan vegetasi alam untuk menahan air
- Drainase perkotaan yang buruk akibat tata kota kurang bijak
- Bangunan pengendali air mengalami kerusakan
- Sistem perencanaan pengendali banjir yang tidak tepat, dll.
Berdasarkan beberapa faktor penyebab banjir akibat aktivitas manusia tersebut, maka hal yang dapat dilakukan sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan antara lain:
- Mengembalikan fungsi DAS sebagai daerah resapan air
- Melakukan reboisasi dan penghijauan
- Melakukan tata kelola dan membuat sistem drainase yang baik
- Membuang sampah pada tempatnya, dan tidak lagi dilakukan di aliran sungai, laut, dan tempat air lainnya.
Proses Terjadinya Banjir
Proses terjadinya banjir secara alamiah mengikuti siklus hidrologi di alam, hanya saja terjadi ‘pergeseran’ sehingga mengakibatkan air meluap ke daerah yang tidak seharusnya.
Air hujan sebagian akan terserap oleh akar tumbuhan untuk disimpan ke dalam tanah, dan sisanya lagi akan mengalami run off (limpasan permukaan) terbawa ke tempat di dataran yang lebih rendah.
Ketika volume air melebihi kapasitas run off dan ditambah dengan sistem drainase atau buangan air jelek, maka air akan tergenang dan banjir terjadi.
Sedangkan terjadinya banjir yang disebabkan oleh faktor non alami lebih karena air hujan tidak dapat terserap oleh tanah karena adanya hambatan seperti DAS yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sampah dibuang disuangai dan mengakibatkan penyumbatan aliran air, dan lainnya sehingga air menjadi meluap dan menggenangi daratan.
Dampak dan Kerugian
A. Dampak Sosial Ekonomi
Beberapa dampak banjir dari aspek sosial dan ekonomi adalah sebagai berikut:
- Terjadinya berbagai kerusakan terhadap bangunan rumah, fasilitas umum, bahkan lahan pertanian yang tergenang banjir
- Akses terhadap air bersih, tranportasi, listrik bahkan komunikasi menjadi terhambat bahkan terputus
- Kemampuan produksi yang melemah bahkan hilang, sehingga dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya kerawanan pangan maupun obat-obatan
B. Dampak Kesehatan
Banjir juga menyebabkan kerugian dari sisi kesehatan masyarakat seperti:
- Berpotensi menimbulkan korban tenggelam, terseret arus ataupun badan terluka
- Timbul berbagai penyakit akibat kuman, bakteri ataupun gigitan hewan ketika banjir terjadi
- Serangan hipotermia atau suhu tubuh yang turun drastis mencapai suhu 35ºC
- Terjadinya infeksi maupun keracunan
- Beresiko menyebabkan kematian akibat adanya kontak listrik dalam genangan air, dll.
Pemodelan Banjir
A. Soil and Water Assesment Tools (SWAT)
Soil and Water Assesment Tools (SWAT) adalah salah satu bentuk pemodelan hidrologi paling popular dan banyak diterapkan sebagai simulasi banjir skala DAS.
Menurut ahli, penerapan SWAT dapat dipakai untuk mengetahui berbagai dampak yang ditimbulkan oleh tata guna suatu lahan dan keadaan lingkungan fisiknya terhadap laju sedimentasi dan erosi yang terjadi, baik secara temporal maupun spasial.
B. Sistem Informasi Geografis (SIG)
Sistem informasi geograsfis (SIG) dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemodelan yang lebih akurat untuk menggambarkan ketinggian air saat terjadi genangan banjir secara spasial.
Dengan demikian akan terbentuk map calculation untuk mengidentifikasi dampak banjir di daerah tersebut.
Manajemen Resiko Bencana Banjir
1. Pencegahan (Prevention)
Pencegahan banjir merupakan berbagai upaya untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan melalui pengaturan dan pengendalian lingkungan fisik.
Beberapa tindakan pencegahan banjir yang dapat dilakukan antara lain membuat sumur resapan, membangun grass block, melakukan revegetasi, dan juga menjaga lahan terbuka hijau.
2. Mitigasi (Mitigation)
Mitigasi banjir adalah tindakan yang bisa ditenpuh untuk mengurangi dampak negatif banjir memanfaatkan berbagai alternatif upaya non rekayasa sesuai dengan prisnsip ekologi.
Tindakan mitigasi banjir antara lain menegakkan peraturan lingkungan yang jelas serta pemberian sanksi tegas kepada pelanggarnya.
3. Kesiapsiagaan (Preparedness)
Kesiapsiagaan merupakan suatu upaya melakukan prediksi dan identifikasi daerah rawan banjir, sehingga ketika banjir melanda masyarakat dapat merespon dengan lebih efektif untuk meminimalkan kerugian yang ditimbulkan.
Menurut BMKG salah satu upaya kesiapsiagaan bencana banjir yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi mitigasi dan edukasi bencana banjir, serta selalu memberikan update prakiraan dan kondisi cuaca terkini.
4. Tanggap Darurat (Response)
Tanggap darurat merupakan tindakan cepat sesaat setelah bencana banjir terjadi.
Contoh tindakan tanggap darurat ini antara lain melakukan evakuasi dan penyelamatan korban banjir, menyediakan tempat pengungsian, mendistribusikan kebutuhan pokok dan obat-obatan selama keadaan darurat, dll.
5. Pemulihan (Recovery)
Pemulihan adalah tindakan pemulihan pasca terjadinya bencana banjir.
Beberapa tindakan yang tergolong recovery antara lain pembangunan kembali berbagai fasilitas yang rusak akibat banjir, dll.
Jadi bagaimana? Sudah cukup jelas, kan?
Semoga dalam kondisi yang mulai memasuki banjir ini permasalahan banjir di berbagai daerah di Indonesia dapat ditanggulangi, atau setidaknya diminimalkan tingkat kerugiannya.