Awan merupakan sekumpulan kristal es dan gumpalan uap air yang melayang di atmosfer dengan radius 10 mikrometer. Ia memiliki berbagai bentuk dan karakteristik yang berbeda. Hal tersebut juga membuat awan memiliki perbedaan dalam membentuk hujan. Ada awan yang bisa menghasilkan hujan, namun ada juga yang tidak.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai penjelasan pengertian awan? Yuk, simak artikel berikut ini.
Pengertian Awan
Awan dapat dikatakan sebagai sekumpulan kristal es dan gumpalan uap air yang melayang di atmosfer dengan radius 10 mikrometer. Dari bumi, awan memiliki warna putih seperti kapas. Bentuknya bermacam-macam, ada yang seperti kapas, ada juga yang seperti semburat saja. Awan juga tertarik oleh gaya gravitasi.
Proses Terbentuknya Awan
1. Air di permukaan bumi menguap menuju atmosfer karena adanya panas dari sinar matahari, air ini mencakup air laut, danau, sungai, dan lain-lain.
2. Di atmosfer, uap air tersebut berkumpul dalam suhu yang rendah.
3. Pertemuan uap air dengan suhu dingin membuatnya mencair menjadi sekumpulan titik-titik air yang bergerombol.
4. Gerombolan titik-titik air tersebut tidak hanya ada satu, jumlahnya yang banyak membuat mereka saling bertemu dan bersatu menjadi gumpalan yang lebih besar.
5. Karena jaraknya dekat dengan bumi, ia masih bisa ditarik oleh gaya gravitasi.
6. Jika hal tersebut tersebut, terjadilah hujan.
7. Namun, jika gumpalan air tersebut melewati suhu yang lebih panas, ia hanya akan menguap kemudian hilang.
Jenis Awan
Jenis awan terbagi menjadi:
- Kelompok Awan Tinggi
- Kelompok Awan Sedang
- Kelompok Awan Rendah
- Kelompok Awan Perkembangan Vertikal
Selengkapnya dapat dibaca di artikel jenis jenis awan.
Penyebab Terbentuknya Awan
1. Konvektif
Proses pembentukan konvektif terjadi jika ada pemanasan udara di dekat permukaan bumi. Pemanasan tersebut terjadi bersama dengan turbulensi mekanis yang akan menyebabkan percampuran udara di bawah lapisan atmosfer.
2. Orografi
Pembentukan orografi terjadi jika udara mencapai barisan pegunungan dan kaki gunung. Kemudian udara tersebut dipaksa naik ke puncak gunung. Arus udara tersebut akhirnya mencapai lapisan atmosfer yang cukup tinggi. Hal tersebut menyebabkan suhu di lapisan itu ikut berubah. Udara panas yang dipaksa naik bertemu dengan suhu atmosfer yang dingin sehingga membentuk awan.
3. Kenaikan Lambat dan Luas
Pembentukan awan ini terjadi karena adanya pergerakan angin secara vertikal di daerah yang cukup luas. Sistem pembentukan awan ini disebut tekanan rendah dan tekanan tinggi.
4. Daerah Front
Pembentukan awan ini terjadi ketika massa udara dingin bergerak menjadi pengganti massa udara panas. Jenis awan yang terbentuk karena daerah front tidak tentu, tergantung kelembaban dan stabilitas udara.
Faktor Pengaruh Pembentukan Awan
1. Angin
Angin tinggi dengan evaporasi yang besar dapat mempengaruhi pembentukan awan.
2. Tekanan Udara
Pembentukan awan juga dipengaruhi oleh pergerakan tekanan udara.
3. Kelembaban Udara
Mendung terjadi jika kelembaban udara tinggi.
Wujud Awan
1. Massa Udara
Massa udara dibagi menjadi 2 yaitu, massa udara labil dan massa udara merata. Kedua jenis ini menghasilkan jenis awan yang berbeda-beda.
2. Suhu Awan
Awan cumulus terbentuk dari suhu yang lebih besar dari 0 derajat celcius. Sedangkan awan stratus terbentuk dari suhu yang lebih kecil dari 0 derajat celcius.
3. Gerak Udara
Terdapat 3 jenis gerak udara, yaitu:
Jika di bagian bawah angin lemah maka di atas menjadi kuat
Jika di bagian atas angin lemah maka di bawah menjadi kuat
Jika angin yang berhembus kuat maka awan akan sulit terbentuk, dan sebaliknya
Ketinggian Awan
1. High Level
Awan jenis ini memiliki ketinggian lebih besar dari 6 kilometer. Suhu pada awan jenis ini cukup dingin, yaitu kurang dari -80 C. Komposisi awan ini utamanya adalah kristal- kristal es dan butiran salju. Saat matahari berada di bawah horizon maka akan tampak awan berwarna-warni yang indah.
2. Medium Level
Awan jenis ini memiliki ketinggian antara 2 kilometer sampai 8 kilometer. Letak awan ini lebih rendah daripada high level cloud. Komposisi awan ini utamanya adalah tetes-tetes air. Jika suhunya cukup dingin maka komposisinya akan bercampur dengan butir es dan hujan.
3. Low Level
Awan jenis ini memiliki ketinggian kurang dari atau sama dengan 2 kilometer. Komposisi awan ini utamanya adalah tetes air.
Fungsi
Pada dasarnya awan memiliki peran penting dalam siklus hidrologi yang terjadi di bumi. Siklus hidrologi sendiri adalah salah satu siklus tertua yang pernah ada. Dengan adanya siklus hidrologi, jumlah air di bumi bisa dikontrol. Jika air di bumi tidak menguap maka hujan tidak akan terjadi.
Awan yang Berbahaya untuk Penerbangan
1. UFO/Pancake
Awan ini biasanya bisa ditemukan di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Jenis awan ini disebut dengan ufo karena memang bentuknya mirip piringan. Hembusan angin kuat di sekitarnya yang membuat awan ini berbahaya bagi penerbangan.
2. Cumulonimbus
Awan ini adalah salah satu awan paling berbahaya bagi penerbangan. Jenis awan ini berbahaya karena membawa hujan dalam bentuk es. Bahkan, awan ini juga memiliki aliran listrik di dalamnya.
3. Mammatus
Jenis awan ini adalah awan yang akan membawa badai atau angin yang sangat besar.
4. Vulkanik
Awan ini dinamakan awan vulkanik karena bentuknya yang tebal dan berbahaya.
5. Roll Over/Morning Glory
Jenis awan ini muncul pada saat terjadi badai dan menyebabkan kelembaban udara naik. Meski terlihat seperti tornado tetapi awan ini tidak berubah menjadi puting beliung.
Nah, itu tadi adalah penjelasan mengenai pengertian awan. Ada banyak hal yang bisa dipelajari dari artikel di atas. Selain memahami bagaimana awan bisa terbentuk, kita juga mendapatkan informasi mengenai jenis-jenis awan yang berbahaya bagi penerbangan. Setelah membaca artikel di atas, diharapkan pembaca dapat memahami apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Semoga bermanfaat.