Istilah pendidikan karakter (character education) adalah salah satu upaya membentuk dan melatih individu ke arah hidup yang lebih baik. Pendidikan karakter juga mengacu pada usaha memberdayakan dan mendidik generasi muda Indonesia agar menjadi lebih bermanfaat untuk lingkungan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Upaya ini umumnya ditanamkan sejak dini dari lingkungan keluarga, pendidikan formal maupun non formal.
Disini kami akan membahasnya secara lengkap mengenai definisi pendidikan karakter serta nilai-nilai yang ada di dalamnya. Mari simak.
Pengertian Pendidikan Karakter
Apa itu pendidikan karakter? Secara umum pendidikan karakter diartikan sebagai pendekatan untuk membentuk karakter moral anak didik agar dapat menjalani hidup di tengah masyarakat yang bersosial dan berbudaya. Sehingga harapannya di masa depan anak didik tersebut akan memiliki kepribadian yang diterima di lingkungannya. Mengingat negara Indonesia adalah salah satu negara dengan norma kehidupan bermasyarakat yang harus dipatuhi dan ditaati. Pengertian lainnya juga dijelaskan oleh para ahli, berikut diantaranya:
Menurut Kertajaya
Karakter adalah suatu ciri khas (karakteristik) dari suatu individu yang mengakar pada kepribadiannya dan menjadi mesin yang mendorong bagaimana orang tersebut berucap, bersikap, bertindak serta merespon sesuatu (Kertajaya, 2010).
Menurut Suyanto
Karakter adalah suatu cara berperilaku dan berpikir yang menjadi karakteristik dari setiap individu dalam lingkungan keluarga, pekerjaan, bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara.
Menurut Thomas Lickona
Mendefinisikan secara sederhana bahwa pendidikan tersebut adalah suatu usaha yang di sengaja untuk mempengaruhi karakter siswa. Dalam intinya untuk mengajarkan nilai-nilai etika di lingkungan pendidikan formal dari pendidik kepada para siswanya.
Menurut T. Ramli
Mendefinisikan sebagai suatu pendidikan yang mengedepankan makna dan esensi terhadap akhlak serta moral sehingga dapat membentuk pribadi peserta didik yang lebih baik kedepannya.
Menurut John W. Santrock
Character education menurut John W. Santrock adalah upaya dalam pendidikan yang diperlukan untuk menanamkan pengetahuan moral dan nilai-nilainya dengan tujuan utamanya untuk mencegah perilaku buruk yang dilarang dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Elkind
suatu metode pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk mempengaruhi bagaimana karakter murid tersebut terbentuk. Dalam definisi menurut Elkind, character education dari pendidikan akan memberikan pengaruh besar terhadap keteladanan seorang murid.
Menurut Kamus Psikologi
Sementara untuk definisi menurut kamus psikologi, adalah kepribadian yang membentuk sifat-sifat seseorang dan umumnya relatif tetap.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Nilai-nilai pendidikan karakter tidak hanya ditanamkan saat peserta didik menginjak usia dewasa, melainkan mulai dari keluarga, TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Sedikitnya ada 18 nilai yang harus masuk dalam pengembangan pendidikan karakter anak didik sesuai yang dibuat oleh dinas pendidikan dan nasional sejak tahun 2011. Berikut diantaranya:
Religius
Religius adalah salah satu nilai dalam pembentukan karakter anak yang harus diberikan sejak usia dini. Dalam penerapannya, peserta didik diajarkan untuk melaksanakan perintah agama yang dianutnya serta berperilaku toleran terhadap sesama yang memeluk agama berbeda. Tujuannya agar anak didik tersebut dapat menghargai orang lain dan tetap bersifat tolong-menolong meskipun tidak menganut agama yang sama.
Jujur
Integritas adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh setiap masyarakat, salah satu upayanya dengan menanamkan sifat jujur sejak dini. Dengan memiliki karakter jujur maka setiap individu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan serta di lingkungan kerja mereka. Terlebih saat ini kita sedang dihadapkan pada kehidupan masyarakat yang sangat minim sifat jujur, terlihat dari masih banyaknya kasus korupsi di negara kita. Oleh karena itu, jujur adalah salah satu nilai penting dalam pendidikan karakter yang harus ditanamkan agar dapat membentuk sikap individu yang berani mengakui kesalahan dan selalu berkata apa adanya.
Disiplin
Disiplin mengacu pada sikap dan perilaku yang patuh serta tertib pada suatu ketentuan. Perilaku disiplin juga diperlukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai salah satu upaya untuk membentuk keteraturan bagi diri sendiri maupun dalam pekerjaan.
Kreatif
Peserta didik harus ditumbuhkan karakter kreatif untuk menghasilkan sesuatu dengan cara yang baru. Dalam lingkungan sekolah formal, biasanya diberikan melalui mata pelajaran seni rupa, seni musik, seni teater atau lainnya.
Mandiri
Mandiri adalah perilaku atau sikap agar tidak tergantung pada orang lain ketika menyelesaikan tugas-tugasnya sendiri. Karakter ini menunjukkan bahwa tidak semua hal harus dikerjakan secara bersama-sama.
Demokratis
Nilai demokrasi adalah nilai kebebasan berfikir dan menyampaikan pendapat yang dapat mempersatukan secara dialogis berbagai macam pebedaan yang terdapat pada manusia. Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Semangat Kebangsaan
Individu juga harus ditanamkan rasa semangat kebangsaan untuk mementingkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi maupun kelompoknya.
Toleransi
Tindakan dan sikap untuk menghargai perbedaan di tengah kehidupan bermasyarakat, termasuk dalam hal agama, pendapat, suku, sikap dan hal lainnya yang berbeda dari dirinya.
Kerja keras
Sifat dan sikap untuk memperjuangkan apa yang diinginkannya, termasuk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kerja keras berkaitan dengan upaya untuk meraih cita-cita agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Rasa ingin tahu
Seorang peserta didik yang mempunyai rasa ingin tahu lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dan mendalam. Mereka akan berusaha untuk mempelajari sesuatu yang dilihat dan didengarnya. Rasa ingin tahu yang tinggi umumnya dirasakan oleh peserta didik dalam usia pendidikan formal sekolah dasar karena sebagian besar dari mereka masih menebak-nebak apa yang ingin dilakukan.
Tanggung Jawab
Pendidikan karakter juga mengajarkan rasa tanggung jawab untuk melaksanakan tugas serta kewajibannya untuk diri sendiri, masyarakat, lingkungan, berbangsa dan bernegara. Rasa tanggung jawab tersebut juga ditujukan kepada Tuhan yang Maha Esa dengan tidak absen menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing.
Cinta Tanah Air
Dengan membentuk semangat kebangsaan, maka sekaligus membentuk rasa cinta terhadap tanah air sebagai salah satu nilai patriotisme. Pendidikan ini diperlukan untuk membentuk sikap yang rela berjuang tanpa pamrih demi tanah air dan kebaikan bersama. Didalamnya meliputi dorongan agar dapat berpikir, bertindak serta memiliki wawasan untuk menempatkan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi. Salah satu contoh penguatan karakter cinta tanah air dalam pendidikan formal seperti kegiatan bersih-bersih lingkungan, upacara bendera setiap hari Senin atau perayaan 17-an dan lain sebagainya.
Menghargai Prestasi
Perilaku yang membentuk agar individu dapat menghargai dan menghormati keberhasilan orang lain.
Bersahabat dan Komunikatif
Perilaku yang menunjukkan sikap mau menerima orang lain dan mengesampingkan ego masing-masing. Jika ada suatu perselisihan atau perbedaan pendapat maka bisa diselesaikan secara komunikatif tanpa harus menyimpan rasa dendam atau benci.
Cinta Damai
Untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai, maka dimulai dari diri sendiri di lingkungan kecil. Tidak berselisih hanya karena ada perbedaan pendapat dengan orang lain di lingkungan sekitar dan menyelesaikannya secara kekeluargaan. Masih banyaknya aksi tawuran antar pelajar menunjukkan karakter cinta damai yang masih minim.
Senang Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Peduli Sosial
Suatu karakter untuk saling memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Pendidikan ini bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia serta kemanusiaan yang adil dan beradab sesuai yang tercantum dalam Pancasila.
Peduli lingkungan
Karakter yang harus ditumbuhkan untuk mencegah sikap yang ingin merusak lingkungan alam dan sekitarnya.
Sumber Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Nilai nilai pendidikan karakter tersebutseperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, berasal dari beberapa sumber, diantaranya:
Agama
Kita adalah bangsa yang beragama sehingga setiap individu pastinya akan diajarkan sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Tidak ada satu agama pun yang membenarkan tentang perilaku buruk dan kejahatan. Oleh karena itu nilai-nilai pendidikan budaya serta karakter generasi bangsa didasarkan atas kaidah yang berasal dari agama. Rasa cinta dan takut kepada Tuhan yang Maha Esa, menjadi salah satu upaya mengendalikan perilaku anak didik agar selalu berbuat yang baik.
Pancasila
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan menjadi ideologi pembentukan karakter generasi bangsa. Sesuai yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, pendidikan budaya dan karakter bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda agar menjadi warga negara yang lebih baik serta menerapkan nilai-nilai dalam Pancasila. Kemudian dijabarkan kembali dalam pasal-pasal UUD 1945 yang memuat ketentuan dan peraturan hukum di Indonesia.
Dalam hal ini, pembentukan karakter menjadi salah satu upaya agar generasi muda tidak terjebak dalam lingkungan yang melanggar hukum. Mereka perlu dididik untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab, bermoral dan cinta tanah air.
Budaya
Selain ketentuan hukum formal, masyarakat Indonesia juga dikenal akan budayanya. Nilai-nilai budaya turut menjadi dasar pembentukan karakter setiap individu di lingkungan masyarakat. Meskipun di negara kita ada beragam budaya yang berbeda dari setiap daerah, tapi implementasi dari setiap budaya tersebut sama yaitu untuk berbuat kebajikan dan kebaikan, bukan mengajarkan keburukan.
Pendidikan Nasional
Satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur diperlukan untuk membentuk rumusan kualitas pendidikan karakter yang harus diberikan kepada setiap warga negara. Sehingga dengan nilai-nilai pembentukan karakter harus memuat ajaran pendidikan Nasional sesuai yang tercantum dalam kurikulum.
Tujuan Pendidikan Karakter
Setelah melihat definisi dan nilai-nilai dari pendidikan karakter, lalu apa tujuan penanaman karakter tersebut? Tujuan utamanya adalah untuk membentuk karakter bangsa yang tangguh, bermoral, toleransi serta mau bergotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui pembentukan karakter tersebut juga untuk menanamkan jiwa cinta terhadap tanah air yang akan mereka melakukan apa saja tanpa harus pamrih.
Tanpa pembentukan karakter sejak dini maka individu tidak bisa berkembang secara dinamis dalam lingkungannya. Cenderung berperilaku bebas sangat tidak mencerminkan budaya di Indonesia, apalagi kita adalah negara yang beragama. Selain itu, pendidikan tersebut juga sebagai kendaraan untuk menyebarkan karakter baik yang harus dimiliki oleh setiap individu, diantaranya:
- Mengenalkan bahwa ada berbagai karakter manusia, setiap individu tidak bisa menuntut hal yang sama kepada orang lain.
- Menafsirkan serta menjelaskan berbagai karakter
- Menunjukkan contoh perilaku karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari
Fungsi Pendidikan Karakter
Sementara jika dilihat dari fungsinya, pendidikan ini diperlukan agar dapat mengembangkan potensi dasar peserta didik agar dapat berperilaku dan berpikiran baik. Fungsi dasarnya sebagai alat yang dapat memperkuat dan membangun perilaku multikultural. Melalui pendidikan karakter juga berfungsi untuk meningkatkan peradaban manusia agar menjadi bangsa yang dapat diterima dalam pergaulan dunia.
Dalam penerapannya tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah formal saja tanda kamu melainkan juga dimulai dari lingkungan keluarga, bermasyarakat dan pemerintahan. Menurut Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter tahun 2011, fungsi utamanya mencakup tiga hal berikut ini:
- Untuk membangun karakteristik kehidupan kebangsaan yang multikultural
- Menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas, berbudaya dan dapat berkontribusi untuk pengembangan kehidupan manusia serta berketeladanan yang baik.
- Membangun rasa cinta terhadap tanah air dan dapat hidup dengan damai, mandiri serta berdampingan dengan bangsa lain membentuk suatu harmoni.
Metode Pendidikan Karakter
Mengingat pentingnya pendidikan karakter yang harus diterapkan sejak usia dini, ada beberapa metodologi yang bisa dilakukan oleh pendidik untuk membentuk karakter anak. Metodologi tersebut tidak hanya diterapkan dalam materi di sekolah, mainkan implementasi secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Adapun berikut ini beberapa metode pembentukan karakter yang bisa dilakukan oleh pendidik kepada anak.
Mengajarkan
Pendidik dapat mengajarkan nilai-nilai karakter secara langsung melalui pengenalan dan pentingnya menerapkan nilai tersebut. Memberikan suatu gambaran bahwa nilai-nilai tersebut sangat baik untuk masa depan anak dan agar bisa diterima di lingkungan. Mengajarkan tentang pembentukan karakter tersebut membutuhkan gagasan yang konseptual karena peserta didik kemungkinan besar mempunyai sifat yang berbeda satu dengan lainnya. Beberapa individu mungkin membutuhkan perhatian lebih dibandingkan individu lainnya dalam memahami nilai-nilai pendidikan karakter.
Keteladanan
Selain mengajarkan, pendidik juga harus memberikan teladan atau contoh kepada peserta didik atas perilaku yang seharusnya dilakukan. Misalnya untuk para orang tua yang mencontohkan hal-hal baik kepada anak-anak mereka seperti menyayangi binatang, membersihkan kamar tidur dan lainnya.
Menentukan Prioritas
Anak didik yang sudah menginjak usia 18 seharusnya dapat membentuk skala prioritas untuk dirinya sendiri. Hidup bukan lagi untuk main-main, anak harus tahu kapan waktunya belajar, bermain, membantu orang tua, melakukan hobi dan lainnya. Dalam pendidikan formal, metodologi ini bisa dilakukan dengan memberikan tugas dalam beberapa mata pelajaran. Sehingga peserta didik dapat merumuskan prioritas tugas mana yang harus didahulukan terlebih dahulu sesuai deadline masing-masing.
Pendidikan Karakter di Indonesia
Pendidikan karakter tentunya sangat penting diterapkan di Indonesia, baik dalam lingkungan formal maupun non-formal. Sementara tingkat keberhasilan pendidikan karakter di tanah air tidak bisa diukur hanya dalam kurun waktu 1 atau 2 tahun saja. Apalagi kita masih melihat banyak kasus-kasus kriminal yang melibatkan remaja, termasuk bullying, pencurian, tawuran, anarkisme, vandalisme, dan lainnya yang marak terjadi di Indonesia.
Kasus-kasus seperti itu menunjukkan masih kurangnya pembentukan karakter generasi muda. Selama ini mungkin anak anak masih mempelajari pembentukan karakter melalui silabus atau kurikulum di sekolah formal. Kurangnya praktik secara nyata membuat mereka tidak siap untuk menghadapi kehidupan di masa depan. Meskipun sudah banyak gambar atau poster – poster, hingga pidato kementerian pendidikan yang mengkampanyekan mengenai pentingnya pendidikan karakter sejak usia dini, tapi jika tidak diimbangi dengan praktik yang nyata maka akan sia-sia.
Akhir Kata
Marilah kita bersama-sama untuk menanamkan pendidikan karakter mulai dari diri sendiri, keluarga dan orang sekitar. Keberhasilan pembentukan karakter bangsa tidak hanya mengandalkan peran dari pemerintah dan tenaga pendidik formal saja, melainkan juga membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui penjelasan di atas semoga bisa memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai definisi serta seberapa penting pembentukan karakter generasi muda di Indonesia.