Kali ini kita akan mengenal lebih dalam keragaman pakaian adat Sulawesi Tengah atau sulteng.
Ada berbagai etnis atau suku yang mendiami wilayah Sulawesi Tengah.
Diantara banyaknya etnis dan suku, ada Suku Ampana, Suku Kaili, Suku Mori, Suku Saluan dan Suku Toli Toli.
Setiap etnis atau suku memiliki hasil budaya yang diwariskan secara turun temurun.
Salah satunya adalah keunikan sejarah pakaian adat Sulawesi Tengah yang terengaruh dari adat dan istiadat suku yang berbeda-beda.
Makna Pakaian Adat Sulawesi Tengah
Sebelum mengenal apa pakaian adat Sulawesi Tengah dan penjelasannya, kita dapat terlebih dulu mempelajari maknanya.
Setiap pakaian adat memiliki sebuah makna yang terkait dengan kearifan lokal daerah setempat.
Selain menjadi kostum yang merepresentasikan nilai-nilai budaya, biasanya terdapat makna lain yang bisa kita amati.
Kita dapat melihatnya dari model pakaian, warna pakaian, corak kain, hingga aksesori yang digunakan ketika memakai berbagai pakaian adat Sulawesi Tengah tersebut.
Penggunaan corak dan warna juga akan menggambarkan status sosial dari sang penggunanya.
Karena maknanya yang sangat penting, penggunaan pakaian adat provinsi Sulawesi Tengah harus mengikuti pakem adat yang ada dan tidak boleh sembarangan.
Pada umumnya, pakaian adat khas Sulawesi Tengah memiliki makna khusus sehingga sering digunakan pada berbagai upacara adat.
Pakaian adat Sulawesi Tengah biasanya digunakan pada upacara adat penyambutan, perayaan, maupun pernikahan.
Keragaman Pakaian Adat Sulawesi Tengah
Sebelumnya kita ingat kembali bahwa Provinsi Sulawesi Tengah terletak di Pulau Sulawesi, Indonesia.
Mengenali ragam budaya Sulawesi Tengah dapat kita mulai dengan mengenali pakaian adatnya.
Untuk lebih detailnya mari kita simak penjelasan penjelasan pakaian adat Sulawesi Tengah beserta gambarnya berikut.
Kali ini kita mulai mengenalinya dari lima suku yang terdapat di Sulawesi Tengah.
1. Suku Ampana
Suku Ampana merupakan suku yang menduduki pedalaman di wilayah Sulawesi Tengah, terutama daerah Ampana Kabupaten Tojo Una-una.
Secara umum kita bisa mengenali pakaian adat Suku Ampana Sulawesi Tengah dengan mudah.
Pakaian Pria
Pakaian adat Suku Ampana Sulawesi Tengah untuk pria memiliki beberapa ciri khas.
Diantaranya penggunaan aksesori seperti hiasan kepala dengan bentuk yang khas.
Adapun hiasan kepala tradisional pakaian adat Sulawesi Tengah pria bernama Siga.
Selain itu ada baju yang menyerupai jubah dengan ikat di pinggang dengan senjata yang terselip.
Baju yang menyerupai jubah biasa disebut dengan buya.
Sementara senjata yang terselip disebut pasatimpo.
Pakaian Wanita
Hiasan kepala pakaian adat Sulawesi Tengah wanita bernama dadasa.
Tidak lupa perhiasan yang digunakan seperti anting, kalung dan gelang juga digunakan untuk melengkapi setiap pakaian adatnya.
Kalung susun biasa disebut gena kambora dan anting disebut dengan dali.
Bagian bawahan biasanya menggunakan rok dengan corak yang khas.
2. Suku Kaili
Suku Kaili merupakan suku yang menduduki sebagian besar daerah Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Donggala, Sigi, Poso, Kota Palu dan Gorontalo.
Pada beberapa daerah, baju adat Suku Kaili berasal dari kulit kayu katevu.
Proses pembuatan kain dari kulit kayu katevu memakan waktu cukup lama, sehingga menjadi ciri khas tersendiri.
Baju Koje
Pakaian adat Suku Kaili untuk pria disebut baju Koje.
Baju Koje terdiri dari kemeja lengan panjang dengan kombinasi celana setinggi lutut yang disebut Puruka Pajana.
Baju Koje juga dikenal dengan nama baju Ceki.
Kerah kemeja baju Koje berbentuk tegak.
Baju Koje juga dipadankan dengan sarung pada pinggang dan siga sebagai penutup kepala.
Baju Nggembe
Pakaian adat Suku Kaili untuk wanita disebut baju Nggembe.
Baju ini memiliki ciri khas berbentuk segi empat yang longgar dengan lengan panjang.
Selain itu baju baju Nggembe memiliki kerah bulat.
Aksesori yang digunakan ketika menggunakan baju Nggembe cukup banyak.
Yang pertama adalah anting bernama dali taroe, kalung bernama gemo dan gelang bernama ponto date.
Selain itu digunakan pula sampo dada dan pende.
Bagian bawahnya menggunakan sarung tenun yang digulung di bagian pinggang bernama Bya Sabe Kumbaja.
3. Suku Mori
Suku Mori merupakan suku yang menduduki daerah Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Pakaian adat Suku Mori biasa dikenal dengan nama Lambu.
Warna Pakaian adat Suku Mori atau Lambu biasanya menggunakan warna merah yang melambangkan kekuatan dan keberanian.
Namun ada pula pakaian Lambu yang berwarna hitam dengan kesan elegan dan mewah.
Pakaian adat Suku Mori atau biasa disebut Lambu memiliki ciri khas untuk pakaian adat pria dan wanita.
Pakaian Lambu Wanita
Pakaian Lambu untuk wanita berbentuk blus dengan lengan panjang.
Pakaian ini dipadukan dengan rok panjang atau biasa disebut hawu.
Aksesori yang biasa digunakan bersama dengan baju adat Lambu ada berbagai macam.
Yang pertama adalah konde atau pewutu busoki dan tusuk konde yang biasa disebut langsonggilo.
Yang kedua adalah kalung atau biasa disebut enu enu.
Yang ketiga adalah ikat pinggang atau pebo’o.
Terakhir adalah anting atau tole.
Sebagai tambahan, ada pula mahkota bernama pasapu.
Pakaian Lambu Pria
Pakaian adat Lambu untuk pria memiliki corak rantai berwarna kuning.
Bagian atasnya berupa blus dengan lengan panjang.
Bagian bawahnya berupa celana panjang atau disebut salura.
Pada bagian kepala diberi hiasan serupa mahkota yang bagian depannya berbentuk segi tiga.
Warna hiasan kepala biasanya serupa dengan warna baju yang dikenakan.
4. Suku Saluan
Suku Saluan merupakan suku yang menduduki wilayah Kabupaten Luwuk, Sulawesi Tengah.
Pakaian adat Suku Saluan memiliki nama berbeda untuk pria dan wanita.
Pakaian adat Suku Saluan untuk pria dikenal dengan nama Nu’moane.
Sementara, pakaian adat Suku Saluan untuk wanita dikenal dengan nama Nu’boune.
Pakean Nu’buone
Pakaian adat Nu’boune biasanya menggunakan warna kuning dengan hiasan corak bintang.
Bagian atas berupa blus biasa dan bagian bawah menggunakan rok panjang hingga mata kaki.
Istimewanya, pakaian adat Nu’boune akan dikenakan dengan beberapa aksesoris.
Yang pertama adalah kalung atau biasa disebut kalong.
Yang kedua adalah anting atau sunting.
Yang ketiga adalah gelang atau biasa disebut potto.
Yang terakhir adalah selendang atau biasa disebut salandoeng.
Pakean Nu’moane
Pakaian adat Nu’Moane berupa kemeja berlengan panjang yang biasanya berwarna gelap atau hitam.
Kemeja ini dipadukan dengan celana panjang yang memilki warna serupa.
Aksesori yang dikenakan bersama Nu’Moane biasanya ada dua.
Yang pertama adalah hiasan kepala yang biasa disebut sungkup nu’ubak.
Yang kedua adalah sarung atau lipa yang sewarna dengan hiasan kepalanya.
5. Suku Toli Toli
Suku Toli Toli merupakan suku yang menduduki daerah Kabupaten Toli Toli, Sulawesi Tengah.
Yang menjadi ciri khas pakaian adat Suku Toli Toli adalah bahan dari kain yan digunakan.
Kain yang digunakan dihasilkan dari kulit kayu ivo serta kulit kayu nunu yang banyak tumbuh di wilayah tersebut.
Karena proses dari pengolahan kayu menjadi sebuah pakaian cukup lama, maka pakaian adat Suku Toli Toli menjadi sangat istimewa.
Pakaian Wanita (badu)
Pakaian adat Suku Toli Toli wanita biasa disebut Badu.
Badu merupakan blus lengan pendek dengan aksen lipatan kecil-kecil.
Selain itu Badu juga dihias dengan manik manik yang membuatnya semakin menarik.
Badu biasa dipadukan dengan bawahan celana panjang yang berhias tali emas.
Selain itu Badu juga dipadukan engan ikat pinggang yang berwarna sepadan serta sarung sepanjang lutut.
Selain itu Badu juga bisa dpadankan dengan kalung, anting, dan gelang yang terbuat dari manik-manik.
Pakaian Pria
Pakaian adat pria Suku Toli Toli berupa blus berlengan panjang dengan aksen leher yang tegak.
Blus tersebut memiliki aksen senada dengan Badu dengan hiasan tali emas dan manik-manik.
Blus tersebut akan digunakan bersama puyuka atau celana panjang.
Sama seperti Badu, pakaian adat pria Suku Toli Toli juga dipadukan dengan sarung sepanjang lutut dan penutup kepala berbentuk segi tiga yang khas.
Ada juga ikat pinggang yang senada dengan warna baju yang dikenakan.
Kita telah mengetahui berbagai pakaian adat Sulawesi Tengah beserta penjelasannya dan gambarnya.
Setiap pakaian adat Sulawesi Tengah dan daerah asalnya memiliki ciri khas, walaupun masih terdapat kesamaan karena berasal dari satu rumpun.
Dengan keragaman tersebut, maka tidak heran ada macam-macam pakaian adat Sulawesi Tengah yang dapat kita temukan.
Oleh karenanya kita tidak boleh berhenti mempelajari budaya nusantara karena dengan ikut mengenalnya kita juga dapat membantu melestarikannya.