Orang utan merupakan primata sejenis kera besar yang berasal dari Indonesia, tepatnya di daerah Sumatera dan kalimantan. Nama orang utan sendiri berasal dari bahasa Melayu yaitu ‘orang’ (manusia) dan ‘utan’ (hutan) yang jika diartikan berarti manusia yang tinggal di hutan.
Orang utan menjadi salah satu hewan yang dilindungi karena populasinya yang terus menurun akibat perburuan liar.
Nah, untuk mengetahui lebih detail tentang orang utan, langsung saja sumak pembahasannya pada artikel di bawah ini!
Fakta unik tentang Orang utan
- Mungkin beberapa dari kita pernah berpikir bahwa orang utan sangat mirip dengan manusia, kenyataannya memang manusia berbagi 96,4 % DNA dengan Orang utan. hewan tersebut juga memiliki lima indera yang sama seperti manusia.
- Orang utan jantan memiliki berat badan sekitar 50- 90 kg dan betinanya memiliki berat badan sekitar 30-50 kg.
- Orang utan memiliki rentang lengan yang panjangnya bisa mencapai 2 meter.
- Karena perburuan yang meningkat, saat ini orang utan hanya bisa ditemukan di pulau Kalimantan dan Sumatra.
- Sebagian orang utan ternyata tidak mempunyai kuku jempol di kakinya.
- Orang utan adalah makhluk yang penyendiri, mereka lebih senang menghabiskan waktu mereka sendirian, atau hanya bergerombol antara ibu dan anak karena setelah kawin, mereka akan berpisah dan si induk fokus merawat anak-anaknya.
- Selain makan buah dan dedaunan, mereka juga suka makan rayap yang disendok menggunakan ranting.
- Orang utan lebih sering menghabiskan waktu di sarang mereka yaitu di ranting-ranting pohon daripada turun ke tanah. Dalam hal ini ada perbedaan kebiasaan antara Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan dan orang urtan Sumatera (Pongo abelii), jika Pongo abelii lebih sering menghabiskan waktunya di sarang, maka Pongo pygmaeus sesekali menghabiskan waktunya di tanah.
- Orang utan menyukai tidur siang selain tidur untuk istirahat di malam hari. Biasanya mereka membuat alas di sarangnya menggunakan dahan-dahan tumbuhan di sekitarnya.
- Orang utan jantan memiliki kantung tenggorokan besar yang bisa membuat panggilan jarak jauh dalam radius mencapai satu kilometer untuk memanggil betina atau menandai wilayah teritorialnya dan mencegah adanya gangguan dari jantan yang lain.
- Orang utan memiliki peranan penting dalam ekosistem di lingkungannya bahkan memiliki julukan ‘tukang kebun’ di habitatnya. Hal ini dikarenakan Mereka kerap menebarkan benih tumbuhan baik secara langsung maupun melalui fesesnya.
Ciri fisik Orang Utan
Orang utan merupakan kerabat kera besar, seperti simpanse dan gorila. Ciri fisiknya adalah bertubuh gemuk dan besar dengan tinggi badan 1,25 – 1,5 cm serta berleher besar. Mereka memiliki rambut lebat dan panjang berwarna cokelat kemerahan dan tidak memiliki ekor. Rentang tangan hewan tersebut mencapai 2 meter yang selain digunakan untuk meraih makanan, juga digunakan untuk berayun dari dahan pohon satu ke dahan pohon lainnya.
Secara fisik, jemari tangan dan kaki orang utan memiliki susunan yang sama seperti jemari manusia, hanya saja empat jemari tangan mereka selain ibu jari berukuran lebih panjang. Primata ini memiliki kepala yang besar dengan jakun yang bisa digelembungkan sehingga mereka bisa mengasilkan suara yang keras untuk memanggil dan menandai wilayah mereka.
Spesies Orang Utan
Orang utan hanya ada 3 spesies di seluruh dunia dan semuanya berada di wilayah pulau-pulau Asia Tenggara. Meskipun terlihat sama, ketiga spesies orang utan tersebut memiliki ciri fisik yang agak berbeda.
Jika kamu ingin bisa membedakan antara ketiganya, simak penjelasan di bawah ini.
1. Orang utan Kalimantan
Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) atau sering juga disebut dengan orang utan Borneo tersebar di wilayah pulau Kalimantan Indonesia dan Malaysia. Pongo pygmaeus merupakan spesies dengan jumlah populasi terbanyak yaitu sekitar 57.350 ekor namun tetap dengan status terancam punah.
Ciri fisiknya adalah memiliki postur tubuh lebih besar daripada dua spesies lainnya dengan rambut pendek berwarna cokelat gelap kehitaman. Untuk mengetahui perbedaan jenis kelaminnya, Pongo pygmaeus jantan memiliki janggut sedangkan betina tidak.
2. Orang utan Sumatera
Sesuai namanya, Orang utan sumatera (Pongo abelii) hidup di wilayah pulau Sumatera Indonesia. Jumlah populasi spesiesnya diperkirakan sekitar 14.470 ekor dan juga termasuk spesies yang terancam punah. Karakteristik primata ini adalah memiliki postur tubuh kecil dan memiliki rambut berwarna cokelat cerah atau oranye yang lebat.
3. Orang utan Tapanuli
Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang spesiesnya baru ditemukan sekitar tahun 2017, berada di wilayah Tapanuli, Indonesia. Ciri fisik Pongo tapanuliensis hampir sama seperti Pongo Abelii namun dengan bulu kusam, kepala lebih kecil dan wajah datar yang dihiasi janggut baik jantan maupun betinanya.
Populasi Pongo tapanuliensis merupakan yang paling mengkhawatirkan jumlahnya karena hanya ada kurang dari 800 ekor.
Makanan
Orang utan tergolong sebagai mamalia dan omnivora, namun kenyataannya mereka lebih banyak memakan buah-buahan, kulit pohon, jamur dan dedaunan. Hanya sesekali mereka memakan beberapa jenis serangga seperti rayap dan semut. Mereka kerap kali minum dari air yang terkumpul di lubang-lubang pohon sehingga tidak perlu turun dari sarangnya.
Induk orang utan selalu mengajarkan kepada anaknya cara mendapatkan minum dan mencari makanan berdasarkan musim sehingga anak-anak mereka memiliki pengetahuan tentang berbagai macam pohon dan tanaman yang bisa dimakan serta bagaimana cara memproses makanannya.
Cara Berkembang biak
Cara perkembang biakan orang utan sama seperti manusia yaitu melahirkan dengan usia kandungan 9 bulan. Jumlah anak yang dihasilkan dalam sekali melahirkan hanya satu dengan rentang dari kelahiran anak pertama ke anak kedua dan seterusnya adalah 7 hingga 8 tahun. Itulah mengapa populasi hewan primata ini sangat sulit untuk pulih setelah perburuan dan pembalakan hutan.
Satu ekor betina biasanya hanya melahirkan 3 anak seumur hidupnya. Sang anak akan bergantung pada induknya hingga usia 6 tahun, hal tersebut dikarenakan banyak pelajaran yang harus dia dapatkan dari induknya untuk bertahan hidup secara mandiri.
Cara hidup
Orang utan merupakan hewan yang banyak menghabiskan waktu di sarangnya yaitu ranting-ranting pohon, makan dari apa yang ada di sekitar pohon dan minum dari air yang ada di lubang-lubang pohon. Mereka jarang hidup dalam kawanan seperti gorila dan simpanse, orang utan betina hanya hidup bersama anaknya sedangkan jantan selalu sendiri ketika bukan musim kawin.
Habitat
Hingga saat ini, Orang utan banyak ditemui di hutan hujan tropis di wilayah Asia Tenggara yaitu pulau Kalimantan dan Sumatera. Mereka dapat hidup di berbagai tipe hutan dan membuat sarangnya di atas pohon dan dedaunan.
Di Kalimantan, satwa ini bisa ditemui pada ketinggian 500 mdpl di wilayah sekitar sungai Kapuas, sungai Borito, Borneo dan hampir seluruh wilayah dataran rendah Kalimantan kecuali Brunei Darussalam dan Kalimantan Selatan.
Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus) lebih menyukai hutan dan lahan gambut daripada hutan yang kering dan memiliki pohon-pohon berkayu besar dan tinggi, karena di wilayah tersebut terdapat lebih banyak buah-buahan besar.
Populasi orang utan Sumatera (Pongo Abelii) saat ini hanya ditemukan di provinsi Aceh dan Sumatera Utara dengan jumlah populasi terbesar berada di wilayah Leuser barat yaitu sekitar 2.500 individu.
Masih di wilayah Sumatera, persebaran populasi orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) berada dalam wilayah yang paling sempit yaitu di area seluas 132 hektar yang terpisah menjadi beberapa bagian karena pembangunan dan faktor alam di daerah Batang Toru.
Konservasi
Orang utan telah berada pada status Cricicaly Endangered setelah sebelumnya berstatus Endangered / terancam punah dalam daftar International Union for Conservation Nature (IUCN). Hal tersebut dikarenakan populasinya yang terus menurun dari tahun 12.000 pada tahun 1996 menjadi sekitar 7.300 ekor pada tahun 2003 dan dilaporkan hanya tinggal 6.500 ekor yang ada di alam liar Sumatera pada tahun 2008.
Dari tiga subspesies, Pongo tapanuliensis merupakan yang paling sedikit jumlahnya. Berdasarkan data IUCN, populasi satwa ini telah menurun drastis sekitar 80% selama 75 tahun terakhir.
Banyaknya pembukaan lahan dan perburuan liar menjadi pemicu utama menurunnya populasi orang utan di Sumatera dan Kalimantan. Yang seringkali terjadi adalah pembalakan liar yang membuat mereka kehilangan tempat tinggal kemudian mengungsi ke pemukiman warga dan diserang oleh warga. Selain itu, ancaman predator seperti harimau sumatera juga membuat keberadaan satwa khas Indonesia tersebut semakin mengkhawatirkan.
Dalam hukum nasional Indonesia, Orang utan termasuk dalam satwa yang dilindungi yaitu berdasarkan UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta PP Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Sementara pada level internasional, orang utan masuk dalam satwa yang tidak boleh diperjual belikan karena mereka masuk dalam status Appendix I dalam CITES (Konvensi yang mengatur perdagangan spesies Internasional).
Hingga saat ini, banyak sekali kasus perburuan dan perdagangan orang utan yang membuat populasi primata tersebut semakin terancam keberadaannya.
Mari kita andil dalam pelestarian hutan agar habitat asli hewan khas Indonesia ini tidak musnah dan populasi mereka bisa terus bertahan hingga tahun-tahun ke depan.