Keberhasilan dalam proses belajar mengajar, baik pada pendidikan formal maupun informal didukung oleh berbagai faktor. Salah satu faktor pendukung yang utama adalah ketersediaan media pembelajaran. Selain itu, dibutuhkan pula kemampuan dalam merancang, memilih, dan menerapkannya kepada peserta didik. Terdapat bermacam media pembelajaran dengan beragam fungsi dan manfaat yang dapat disesuaikan dengan materi yang hendak disampaikan. Jenis-jenis media yang dapat dijadikan sarana dalam pembelajaran yakni berupa visual, audio, dan audio visual.
Simak pembahasan lengkap berikut ini untuk mengetahui detailnya beserta hal-hal yang dapat dijadikan landasan dalam memilih media pembelajaran.
Pengertian Media Pembelajaran
Sebagai sebuah komponen dalam sistem pendidikan, media pembelajaran adalah alat yang mendukung penyampaian materi menjadi efektif dan optimal.
Terjadi proses komunikasi antara pemberi materi dan penerima materi yang melibatkan emosi.
Media ini dibutuhkan karena dapat merangsang minat siswa dalam mendalami suatu materi dengan lebih menyenangkan.
Seperti halnya proses training dalam dunia pekerjaan, pada ranah pendidikan pun media yang digunakan lebih interaktif.
Saat ini media pembelajaran tidak hanya terpaku pada buku dan papan tulis.
Media yang konvensional tersebut tetap digunakan namun diselingi dengan pendukung lain.
Komunikasi yang terjalin bisa lebih interaktif jika para pengajar cerdas dalam memanfaatkannya.
Agar semakin jelas, contoh media untuk beberapa mata pelajaran akan kami jabarkan di sub terpisah dengan lebih detail.
Tujuan
Selain untuk kegiatan komunikasi antara guru dan murid, media pembelajaran memiliki banyak tujuan yang lain.
Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
– Para peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang lebih banyak daripada hanya menyimak penjelasan guru.
– Efisiensi waktu menjadi tujuan yang tidak bisa diabaikan.
Meskipun waktu yang ditempuh semakin singkat, bukan berarti materi yang dipelajari juga sedikit.
Proses yang berlangsung justru sebalikya.
– Media pembelajaran yang digunakan menunjukkan relevansi dalam mempraktekannya di kehidupan.
– Pelajar dan mahasiswa lebih terarah dalam belajar.
– Menjadi sumber pelajaran yang menarik siswa untuk senang belajar tanpa paksaan.
– Mendorong peserta didik tumbuh kritis dan kreatif.
Jenis Media Pembelajaran
Terdapat beberapa klasifikasi bentuk media pembelajaran yang terus dikembangkan untuk menghasilkan pendidikan berkualitas.
Ada yang berupa visual, audio, dan audio visual.
Media-media ini disesuaikan dengan gaya belajar setiap orang yang umumnya terdiri dari 3 jenis tersebut.
Alangkah sangat baik jika kamu sebagai tenaga pengajar melakukan survey terlebih dulu kepada anak didik.
Surveynya seputar kemampuan mereka dalam menyerap informasi, apakah lebih mudah dengan indra dengar, indra penglihatan, atau kombinasi dari keduanya.
1. Visual
Kategori dari media pembelajaran visual menekankan pada penyempaian materi melalui penglihatan.
Dalam hal ini tentu indera mata yang diandalkan.
Melalui visual, seseorang harus bisa menemukan pesan dari objek yang muncul.
Media visual bisa diaplikasikan dalam bentuk berikut:
Gambar atau Foto
Gambar yang digunakan dapat ditampilkan lagi dalam beraneka cara seperti poster, komik, lukisan dan sebagainya.
Ketika siswa kesulitan memahami pelajaran dengan penjelasan lisan atau tulisan, maka perlu dukungan gambar untuk memudahkan mereka.
Terlebih ketika kita menjelaskan tentang suatu benda yang belum pernah dilihat oleh peserta didik.
Semisal kita menerangkan tentang alat transportasi kereta kepada anak-anak pedalaman yang belum pernah melihatya, maka menampilkan gambar atau foto kereta api akan membuat mereka lebih antusias.
Grafik
Saat hendak memberi tahu terkait sebuah data secara lebih ringkas, grafik adalah media terbaik.
Dalam sekali pandang, peserta didik yang melihatnya akan langsung mudah memahami daripada harus membaca banyak penjabaran berbentuk narasi.
Media ini biasanya memuat angka-angka dalam topik yang beragam.
Agar lebih menarik, grafik juga dapat diperlihatkan dengan berwarna-warni dan beragam model garis.
Ada yang berbentuk titik, lingkaran, dan batang.
Papan Tulis
Kalau media yang satu ini sudah pasti sangat populer digunakan dan menjadi furniture wajib di kelas.
Papan tulis dapat melibatkan siswa dalam kelas.
Entah untuk menjawab soal yang diberikan guru atau sebagai media pendukung saat presentasi dan lain sebagainya.
Jika di zaman dahulu media ini menjadi media utama yang digunakan sepanjang pelajaran, saat ini sudah tidak lagi.
Sudah banyak sekolah yang menyediakan layar proyektor sebagai alat presentasi denga menampilkan powerpoint.
Namun papan tulis tetap dibutuhkan sebagai media untuk memperjelas materi yang disampaikan guru dalam bentuk tulisan atau pun gambar.
Peta dan Globe
Peta yang berisikan gambaran semua Negara beserta pulau-pulau yang ada di dalamnya dengan sangat lengkap.
luas beserta posisinya di bumi disesuaikan dengan aslinya namun dalam tampilan yang mini.
Jika ingin nuansa baru, guru juga dapat memperlihatkan dengan globe yang bentuknya bulat.
Biasanya materi tentang sejarah dan geografi yang sangat membutuhkan alat peraga ini.
Bagan
Apabila bertujuan untuk meringkas suatu materi yang sangat panjang dan rumit pembahasaanya, maka manfaatkan visual berupa bagan.
Semisal membicarakan tentang silsilah salah satu kerajaan kuno di Indonesia.
Bagan menjadi media yang sangat membantu untuk menjelaskannya dari pada narasi.
Bisa juga ketika belajar mengenai suatu alur kejadian atau proses ilmiah dalam pelajaran biologi.
Relia
Benda-benda nyata adalah alat yang digunakan dalam media relia.
Menghadirkan benda yang terkait dengan materi sangat menunjang efektifitas belajar.
Sebagai contoh adalah ketika belajar ragam hayati dan hewani.
Apabila guru menampilkan penjelasan yang real, maka siswa dapat lebih excited.
Atau bisa disiasati dengan belajar di alam bebas untuk mengkorelasikan makhluk hidup yang mereka temui secara langsung dengan materi yang sudah dipelajari.
Herbarium
Nah khusus media visual yang satu ini terbuat langsung dari tumbuhan yang diawetkan.
Media tersebut ditempel ke kertas kemudian dianalisis dan diklarifikasi.
Tidak banyak pengajar yang menggunakan herbarium kecuali pada kelas-kelas botani atau kelas lain yang terkait dengannya.
2. Audio
Media pembelajaran audio memanfaatkan indera pendengaran untuk memahaminya.
Pasalnya keseluruhan dari pesan yang disampaikan berupa suara dan nada.
Bagi pelajar yang kecerdasannya auditorium pasti akan sangat senang belajar menggunakan media ini.
Berikut macam-macamnya yang bisa dipilih:
Radio
Termasuk dalam deretan media mainstream alias jadul.
Sejak Indonesia belum merdeka pun radio sudah banyak digunakan bahkan menjadi komunikasi penyiaran utama di saat itu.
Seiring perjalanan waktu, radio semakin hits dan menyediakan beragam topik.
Bagi orang-orang yang belajar tentang media penyiaran, tentu alat ini menjadi salah satu pendukung pembelajaran.
Podcast
Hampir mirip dengan radio, podcast kini banyak dilirik oleh masyarakat untuk dinikmati.
Dari segi konten dan fleksibilitas waktunya untuk didengarkan dalam aplikasi menjadi daya tarik tersendiri.
Tidak heran jika media audio ini mengalahkan pamor radio.
Para pendidik dapat memanfaatkan podcast untuk materi-materi sosial dan bahasa.
Terutama pada pelajaran Bhs. Inggris, media ini sangat menunjang skill listening siswa jika diwajibkan mendengarkannya.
Ada banyak akun podcast khusus memperdengarkan tentang belajar English.
Storytelling
Cara ini bisa diperdengarkan langsung pembacaan cerita dari pengajar atau bisa memakai bantuan rekaman.
Media dengar berupa story telling sangat cocok diterapkan untuk jenjang TK dan SD.
Ketika hendak memberikan pengetahuan mengenai sejarah atau memberikan bimbingan moral, pakailah alat bantu ini sekreatif mungkin.
Lagu
Kemudian media lainnya adalah lagu.
Bukan hanya untuk belajar, lagu sangat digemari hampir seluruh masyarakat karena menghibur.
Oleh sebab itu sangat efektif jika ada pelajaran yang sulit diingat dipelajari dengan cara dilagukan.
Semisal memperdengarkan lagu yang berisi tentang tabel periodik di pelajaran kimia.
Bisa juga untuk mengigat vocab baru dari lagu-lagu berbahasa Inggris.
Siswa tidak hanya belajar hal baru, namun juga merasa senang dan terhibur.
3. Audio Visual
Selain media visual dan audio, ada pula gabungan keduanya yang disebut dengan audio visual.
Terdapat sebagian karakteristik orang yang tidak suka hanya mendengarkan tanpa melihat, ada pula yang sulit mencerna visual jika tanpa suara.
Oleh sebab itu muncullah media audio visual untuk memberi kemudahan akan problem tersebut.
Materi yang ingin disampaikan dalam media ini bisa disalurkan dengan macam-macam tampilan seperti berikut:
Film
Sebutan ini pastinya sudah banyak diketahui oleh masyarakat.
Begitu pun dengan anak-anak yang masih di masa sekolah.
Selain sebagai media entertainment, ternyata film sangat membantu proses belajar mengajar.
Pasalnya gambar serta suara yang terdapat di dalamnya mengandung banyak sekali pesan tersirat yang merangsang kognitif dan emosi penonton.
Contoh sederhana ketika kamu ingin menjelaskan pentingnya melek IT di abad 21, maka tayangkan sebuah film untuk ditonton bersama berkaitan dengan topik tersebut.
Video Pembelajaran
Apabila film membutuhkan banyak waktu, kamu juga dapat menayangkan video pendek yang langsung memberikan pesan secara gamblang.
Semisal dalam pelajaran biologi ada materi tentang fotosintesis.
Supaya lebih simple penjelasan serta pemahamannya, maka suguhkan video yang memperlihatkan proses terjadinya fotosintesis dalam tumbuhan.
Jangan asal memilih video, perhatikan juga sisi seni dan kualitas penggambarannya.
Jika videonya monoton, maka siswa juga akan merasa jenuh.
Pertunjukan
Apakah memungkinkan untuk memberikan dan membuat pertunjukan bersama siswa?
Tentu saja sangat bisa.
Pertunjukan di sini bukan berarti harus berdurasi lama dan di atas panggung seperti teater.
Para guru bisa melakukannya di dalam kelas dengan waktu 15 menit saja.
Media pembelajaran ini melatih kreatifitas peserta didik dalam mengolah emosi dan ekspresi.
Selain itu juga meningkatkan kemampuan verbal dan mental.
TV
TV merupakan bagian dari media massa yang tetap digunakan sampai sekarang.
Hal yang sering dijadikan objek pembelajaran dari media TV biasanya adalah iklan dan tayangan program di salah satu channel.
Siswa maupun mahasiswa diminta untuk menganalisis dari berbagai aspek bergantung pada materi apa yang sedang ditempuh.
Tidak jarang juga mereka diberi tugas untuk menonton acara berita lalu diminta untuk menyampaikannya kembali di kelas.
Landasan Pemilihan Media Pembelajaran
Tersedianya banyak opsi media pembelajaran bukan berarti kita bebas memilih untuk menggunakannya.
Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menjadikan suatu media sebagai penunjang belajar.
Berikut ini adalah faktor-faktornya:
1. Motivasi
Semangat belajar dalam diri siswa perlu diketahui oleh para tenanga pengajar.
Pasalnya ketika motivasi ini sangat minim dimiliki oleh mereka, tentu harus ada dorongan yang sangat kuat dari orang sekitar.
2. Perbedaan Individual
Point ini begitu penting karena pengajar harus menyeimbangkan perbedaan dari masing-masing individual.
Sempat disinggung di awal bahwasanya menjadi mudah ketika guru mengetahui persentasi gaya belajar siswa dengan visual, audio atau audio visual.
3. Tujuan Pembelajaran
Ketika materi hanya ingin diperkenalkan secara singkat, media pembelajaran cukup menggunakan buku dan papan tulis saja.
Namun jika suatu topik bertujuan agar dipraktekkan oleh siswa, maka butuh pemicu dengan memanfaatkan media pembelajaran yang lain.
Semisal alat peraga atau audio visual dan lainnya.
4. Emosi
Keterlibatan emosi juga memberi peran dalam penggunaan media pembelajaran.
Faktor ini tentu menjadi pendukung berhasil tidaknya penyampaian sebuah materi kepada peserta didik di kelas.
5. Partisipasi Umpan Balik
Nah terkait unsur yang ini adalah mengidentifikasi karakteristik dari kebiasaann merespon dari keseluruhan siswa yang hendak diajar.
Jika daya respon mereka lemah atau kurang aktif, maka butuh media yang sangat interaktif semisal games atau pertunjukan mini dan lain sebagainya.
Namun ketika karakter kelas yang dihadapi adalah para siswa yang responsive, maka medianya pun akan lebih sederhana namun tetap efektif.
6. Penguatan (Reinforcement)
Landasan penguatan terhadap suatu materi kepada anak didik juga menjadi perhatian.
Terlebih ketika mereka memiliki daya tangkap yang lemah, maka media pembelajaran yang dipakai harus sesuai.
Contoh dalam pelajaran agama yang membahas tentang memandikan jenazah, maka dibutuhkan alat peraga untuk praktek.
Dengan mengaplikasikannya, siswa menjadi lebih paham dan materi tersebut semakin kuat dalam ingatan mereka hingga dewasa.
7. Latihan dan Pengulangan
Di saat guru hendak mengevaluasi pencapaian siswa dalam belajar, perlu adanya kegiatan pengulangan dan latihan.
Media yang dapat dipilih ini juga dipertimbangkan bergantung pada materinya.
Apakah hanya butuh dengan tekstual atau dengan alat peraga, atau menggunakan media audio dan lain-lain.
8. Penerapan
Dari segi penerapan juga menjadi landasan dari terpilihnya sebuah media pembelajaran.
Semisal apakah media tersebut akan diterapkan dalam durasi singkat atau panjang.
Bisa pula ditentukan dari lokasinya, yakni indoor atau outdoor.
Contoh Media Pembelajaran
Pada sub pembahasan ini kami akan memberikan contoh media pembelajaran yang terkait dengan mata pelajaran tertentu.
Hal itu karena setiap materi membutuhkan alat penunjang yang berbeda-beda.
IPA
Pelajaran IPA membahas banyak tentang teori serta proses yang terjadi pada makhluk hidup.
Oleh sebab demikian, maka alat peraga sangat disarankan untuk dipakai.
Perbanyak memperlihatkan gambar serta video kepada siswa agar semakin memahami terhadap materi.
Semisal saat belajar tentang ikatan senyawa, maka menyediakan molymod kimia adalah cara yang tepat.
Bisa pula ketika guru bertujuan agar siswa cepat menghafal tabel periodik, maka unsur-unsur yang banyak itu dijadikan sebuah rangkaian dalam lagu tertentu.
IPS
Kemudian ketika mengajar pelajaran IPS, siswa lebih sering dihadapkan pada persoalan-persoalan sosial.
Interaksi sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Guru dapat memanfaatkan studi kasus untuk merangsang daya pikir kritis siswa.
Memberikan referensi buku untuk dibaca di luar buku pegangan di kelas adalah salah satu opsi.
Apabila ingin menggugah emosi mereka lebih dalam, ajaklah untuk menonton film berbasis kemanusiaan.
Bahasa Indonesia
Untuk pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diharuskan untuk terus melatih tata bahasa nasional ini dengan benar.
Salah satunya adalah dengan mewajibkan mereka untuk sering membaca buku dan menuliskan resensi tentang buku yang dibaca.
Jika kamu adalah guru dalam bidang ini, cobalah mengadakan pertunjukan drama yang naskahnya dibuat oleh siswa.
Selain itu, kamu juga dapat memberi tugas berupa menulis berita seputar sekolah.
Dalam hal ini, media pembelajaran berupa Koran dan TV berita menjadi andalan.
– Bahasa Inggris
Ketika mempelajari bahasa asing, metode mengajar dan belajarnya tidak jauh berbeda dengan bahasa Indonesia.
Hal yang mencolok adalah bagaimana menerapkan pengucapannya sangat berbeda.
Untuk itu media audio sangat menunjang dalam materi ini.
Memperdengarkan Podcast atau lagu-lagu berbahasa Inggris adalah cara yang efektif.
Pengembangan bahasa asing bisa semakin meningkat pada diri siswa jika mereka sudah berani mempraktekkan dengan saling speaking English each other.
Maka sering-seringlah cekoki mereka dengan segala hal yang berbahasa Inggris.
Bahasa Arab
Dikarenakan sama-sama bahasa asing seperti bahasa Inggris, maka kamu pun bisa menerapkan metodenya pada kelas bahasa Arab.
Tinggal mengubah objeknya menjadi serba arabiyah.
Pada sesi tertentu suguhkan mereka video tentang kisah Rasulullah dalam bahasa Arab yang terdapat subtitle.
Namun agar lebih menantang, terjemahannya pilih yang bahasa arab juga.
Hal tersebut bisa menciptakan kebiasaan dan memberikan manfaat pada kepekaan pendengaran mereka.
Matematika
Banyak sekali yang tidak senang belajar matematika karena dirasa sulit untuk dimengerti.
Kerumitan teori-teorinya menjadikan siswa malas jika guru menyampaikannya tanpa inovasi.
Kini hadir berbagai pengembangan metode belajar siswa yang berbasis IT.
Para tenaga pengajar matematika dapat memanfaatkan media online seperti Youtube.
Banyak para youtuber yang membuat konten tentang soal-soal matematika yang dikemas lebih menarik.
PAI
Prinsip diajarkannya Pendidikan Agama Islam (PAI) tentu tidak lain adalah menguatkan pengetahuan dan keimanan siswa dalam beragama.
Terdapat banyak sekali ritual keagamaan yang masuk dalam materi pembahasan pelajaran ini.
Semisal tentang rukun islam yang kelima yakni berhaji, siswa harus diajarkan tata caranya.
Supaya lebih mengena dan diingat, adakan praktek ibadah haji di sekolah.
Tentu butuh visual sebagai penunjang.
Sediakan alat peraga seperti ka’bah buatan dan batu untuk melempar jumrah.
Hal-hal semacam ini juga perlu dilakukan pada pembahasan lain yang butuh praktikum.
Sejarah
Khusus pelajaran ini, media audio visual menjadi penguat akan pengetahuan siswa tentang sejarah Indonesia.
Mereka akan melihat lebih real kejadian-kejadian di masa silam melalui filem dokumenter tentang penjajahan atau cerita kerajaan-kerajaan kuno di negeri ini.
Tujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme juga lebih mudah ditanamkan.
Kesenian
Kelas kesenian seringkali hanya disuguhkan dengan teori-teori.
Padahal sejatinya pelajaran ini bertujuan untuk mengasah kreatifitas siswa.
Maka merangsang sisi otak kanan mereka dapat ditunjang dengan praktikum.
Jika di zaman dahulu guru hanya mengandalkan dari gambar-gambar yang ada di buku pegangan, saat ini bisa juga memanfaatkan website kesenian atau youtube.
Sangat banyak step by step pembuatan kerajinan.
Bahannya pun dapat memanfaatkan bahan bekas seperti kardus, botol minuman, bungkus makanan dan lain-lain.
Selain seni kerajinan tangan kelas kesenian juga mengajarkan seni musik da seni lukis.
Dua kategori ini juga dibutuhkan media yang sama sebagai pelengkap pembelajaran.
Kesimpulan
Kegagalan dalam mendidik putra putri bangsa seringkali terjadi karena pengajar masih berpegang teguh pada konsep yang kuno.
Media pembelajaran harus terus ditingkatkan dan dikembangkan sesuai era yang berlangsung.
Semoga artikel ini dapat memberikan pengenalan yang lebih mendalam kepada para pengajar.
Jika pembaca memiliki metode mengajar dengan media yang menarik, boleh sharing pengalaman di kolom komentar.