Laporan keuangan merupakan hal krusial bagi sebuah perusahaan, sehingga harus disusun secara rapi dan meyakinkan.
Dalam kondisi tertentu, laporan ini bisa dimanipulasi oleh para manajer, dalam batas yang diperbolehkan oleh ilmu akuntansi.
Nah, proses tersebut bisa dilakukan dalam manajemen laba yang akan segera kita bahas.
Jika Anda membutuhkan pengetahuan seputar manajemen laba, yuk simak pemaparan berikut ini.
Pengertian Manajemen Laba
Untuk mengetahui pengertian manajemen laba, dijelaskan sebagai berikut.
1. Secara Umum
Yang dimaksud dengan manajemen laba adalah suatu intervensi yang dilakukan untuk tujuan tertentu, di dalam sebuah proses laporan keuangan ekternal, guna mendapatkan keuntungan privat, sebagai lawan dalam mempermudah operasional yang netral di dalam proses terkait.
2. Menurut Para Ahli
a. Asih dan Gudono (2000)
Manajemen laba, menurut Asih dan Gudono, dimaksudkan sebagai proses yang dilaksanakan secara senagaja, dengan batasan General Addopted Accounting Principples (GAAP) untuk menentukan level laba yang dilaporkan.
b. Copeland (1968:10)
Manajemen laba, menurut Copeland, termasuk upaya manajemen dalam memaksimalkan atau meminimalkan laba, termasuk tindakan untuk meratakan laba menyesuaikan permintaan manajer.
c. Fischer dan Rozenzwig (1995)
Menurut Fischer dan Rozenzwig, manajemen laba merupakan sebuah tindakan manajer untuk meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan, dari area yang jadi tanggung jawabnya, tapi tidak memiliki kaitan dengan naik atau turunnya profit perusahaan dalam tempo jangka panjang.
d. Healy dan Wallen (1999)
Healy dan Wallen menuturkan, Manajemen laba terjadi saat manajer memakai judgement untuk laporan keuangan perusahaan, sehingga berpengaruh dalam hasil yang berkaitan dengan kontrak, yang tergantung pada angka ankuntansinya.
e. Muetia (2204)
Manajemen laba, menurut Muetia, diartikan sebagai upaya dari manajer untuk memanipulasi laporan keuangan secara sengaja, menurut batasan yang diperbolehkan dalam prinsip akuntansi, dengan tujuan untuk memberikan informasi sesat kepada para penerima laporan keuangan, untuk kepentingan manajer.
f. Scott(2015:445)
Scott berpendapat, manajemen laba merupakan suatu pilihan dari manajemen dalam menentukan kebijakan akuntansi atau tindakan nyata, yang berpengaruh terhadap laba, untuk meraih beberapa tujuan laba yang dilaporkan.
g. Schipper (1989)
Dalam pandangan Schipper, manajemen laba didefinisikan sebagai sebuah intervensi untuk tujuan tertentu, dalam sebuah proses laporan keuangan eksternal, guna mendapatkan keuntungan privat.
Fungsi Manajemen Laba
Banyak fungsi yang didapat dari manajemen laba, di antaranya sebagai berikut.
1. Memantau Laporan Laba/Rugu Secara Kontinue
Laporan laba/rugi bisa dibuat secara mingguan, bulanan, triwulan, atau tahunan.
Laporan tersebut bisa dibuart sesuai kebutuhan dan permintaan manajemen.
Dengan melihat tren laba/rugi yang tersedia, maka manajemen bisa memproyeksikan laba ataupun meminimalkan kerugian.
2. Mengkombinasikan Pemantauan Laporan Laba/Rugi dengan Pengeluaran Kas
Dalam prinsip beriwarusaha, cash is king, tanpa memperdulikan jenis atau ukuran usaha yang dijalankan.
Manajemen laba efektif akan menunjukkan seperti apa perusahaan berupaya menghemat keuangan, meningkatkan uang tunai, serta menghindari kehancuran finansial.
Dengan mengkombinasikannya dengan laporan laba/rugi, maka bisa membantu suatu bisnis untuk melakukan penghematan dalam masa-masa sulit.
3. Tim Outsource untuk Manajemen Laba
Terkadang ada sebuah perusahaan yang cukup rumit birokrasinya, sehingga bisa menghambat proyeksi.
Dalam kondisi ini, bersinergi dengan mitra solusi keuangan dan akuntansi bisa menghasilkan lapran yang ketat dari berbagai sudut pandang.
Selain itu, bisa didapatkan juga alternatif pengembangan formula strategi perusahaan baru, demi meningkatkan keuntungan yang lebih tinggi.
Tujuan dan Motivasi
Dalam pandangan Scout (2003), manajemen laba memiliki beberapa tujuan dan motivasi, yakni sebagai beikut.
1. Tujuan Bonus
Manajer yang mempunyai informasi besaran laba bersih yang dimiliki suatu perusahaan, biasanya bakal bertindak oportunistik dalam melakukan manajemen laba dengan mengoptimalkan laba yang ada saat ini.
2. Motivasi Perpajakan
Manajemen laba bisa digunakan sebagai sebuah motivasi dalam manajemen laba, sebab beragam metode akuntansi terbukti bisa menghemat pajak pendapatan perusahaan.
3. Pergantian CEO
Seorang CEO yang sudah akan masuk masa pensiun, cenderung akan menaikkan pendapatan guna mendapatkan bonus lebih.
Jik perusahaan dalam kinerja yang buruk, maka mereka akan mengoptimalkan pendapatan supaya tidak diberhentikan.
4. Penawaran Saham Perdana
Sebuah perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, sehingga manajer perusahaan mesti melaksanakan manajemen laba untuk menaikkan harga saham perusahaan.
Faktor Yang Mempengaruhi
Watt dan Zimmerman (1986) mengungkapkan adanya 3 faktor pendorong dalam manajemen laba, yakni sebagai berikut.
1. Bonus Plan Hypothesis
Manajemen perusahaan memilih metode akuntansi untuk mengoptimalkan utilitasnya dalam bentuk bonus yang besar.
Manajemen perusahaan membagikan bonus tinggi menurut laba yang lebih banyak, dengan memakai metode akuntansi yang meningkatkan keuntungan yang dilaporkan.
2. Debt Covenant Hypothesis
Manajemen perusahaan yang melanggar perjanjian kredir, akan cenderung menggunakan metode untuk bisa meningkatkan laba.
Hal ini bertujuan untuk tetap menjaga reputasi perusahaan menutu pandangan eksternal.
3. Political Cost Hypothesis
Makin besar nilai suatu perusahaan, maka akan makin besar juga kemungkinan perusahaan untuk menggunakan metode akuntansi yang menurunkan laba.
Sebab, apabila dipakai laba yang tinggi, maka bisa saja pemerintah melakukan tindakan seperti menaikkan pajak pendapatan, mengenakan aturan antitrust, dan lain-lain.
Pola Pelaksanaan
Scott (2003:383) mengungkapkan pendapatnya mengenai bentuk atau pola pelaksanaan manajemen laba, yang biasa dilakukan sebagai berikut.
1. Taking a Bath
Dalam pola ini, seorang manajer mesti menghapus beberapa aktiva sambil membebankan perkiraan biaya akan datang pada laporan saat sekarang.
Seorang manajer juga mesti melakukan clear teh desk, supaya laba yang dilaporkan untuk periode mendatang jadi menigkat.
2. Income Minimization
Pola ini akan dilaksanakan ketika profitabilitas sebuah perusahaan sudah sangat tinggi, supaya tidak memperoleh perhatian secara politis.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara menghapus barang modal dan aktiva yang tidak berwujud, biaya iklan, dan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pengembangan dan penelitian.
3. Income Maximization
Pola ini dilaksanakan dengan cara memaksimalkan laba, untuk mendapatkan bonus lebih tinggi.
Teknik ini juga bisa dilakukan guna menghindari pelanggaran atas kontrak hutang jangka panjang atau debt covenant.
4. Income Smoothing
Tindakan ini dilaksanakan dengan lebih fokus pada cara melaporkan trend pertumbuhan laba yang stabil, daripada laba perusahaan yang meningkat atau bahkan turun drastis.
5. Timing Revenue & Expenses Recognation
Pola ini dilakukan dengan menentukan kebijakan yang berhubungan dengan timing suatu transaksi. Misalnya pada pengakuan premature pendapatan.
Teknik Pelaksanaan
Dalam pandangan Na’im dan Setiawan (2000), cara pelaksanaan manajemen laba bisa dilakukan denga teknik berikut.
1. Cara pertama, yakni dengan memanfaatkan peluang untuk menyusun estimasi akuntansi, seperti estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap, amortasi aktiva tidak berwujud, serta estimasi untuk biaya garansi.
2. Cara kedua, yakni dengan mengubah metode akuntansi dalam pencatatan transaksi, seperti dengan merubah metode depresiasi aktiva tetap dari depresiasi angka tahun menjadi depresiasi garis lurus.
3. cara ketiga, yakni dengan menggeser periode pendapatan atau biaya, seperti dengan melakukan percepatan atau penundaan pengeluaran pengembangan dan penelitian sampai periode akuntansi yang akan datang.
Nah, demikianlah ulasan lengkap mengenai manajemen laba, yang terkadang memang dipakai oleh seorang manajer untuk memanipulasi laporan keuangan, demi kepentingan privatnya.
Semoga pembahasan di atas bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca sekalian.