Pada umumnya majas merupakan bahasa kiasan untuk menciptakan efek atau kesan imajinatif tertentu bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya.
Kemudian majas dibagi menjadi beberapa jenis seperti, majas sindiran, majas pertentangan, majas perbandingan, dan lain sebagainya.
Dan majas yang paling sering kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah majas sindiran.
Tanpa sadar siapa pun sangat sering mengucapkan majas ini.
Walaupun sering diucapkan apakah kalian tahu pengertian, ciri-ciri dan contohnya?
Baiklah kali ini mari kita bahas bersama.
Pengertian Majas Sindiran
Majas sindiran adalah gaya bahasa berguna untuk menyatakan suatu hal dengan memanfaatkan frasa atau kata-kata umum tapi bersifat menyindir dan bertujuan untuk memperkuat arti dalam kalimat tersebut.
Sebagai contoh :
“Suaramu sangat merdu, seperti suara Giant teman Nobita”
Jika mendengar kata diatas, pastinya kita akan segera mengetahui kalau kalimat tersebut adalah kata sindiran atau ejekan.
Karena diikuti dengan kata “seperti suara Giant teman Nobita”.
Sebab seperti yang kita ketahui suara Giant sangatlah buruk bahkan teman-temannya selalu menghindar saat ia akan bernyanyi, karena nyanyiannya membuat telinga sakit.
Seseorang yang menggunakan majas ini berniat untuk menyampaikan sesuatu secara halus kepada lawan bicaranya.
Ciri-Ciri dan Tujuan Penggunaan
Majas sindiran punya ciri-ciri dan tujuan penggunaannya secara khusus.
Hal inilah yang menjadikan majas sindiran berbeda dari majas lainnya.
1. Secara umum bersifat untuk menyindir dan mengkritik seseorang.
2. Walaupun bersifat menyindir, majas ini diucapkan secara halus.
3. Kalimat akan mengandung makna yang tidak sebenarnya.
4. Majas sindiran juga bertujuan untuk memperkuat arti dalam kalimat yang diungkapkan.
Macam-macam Majas Sindiran dan Contoh Kalimatnya
Majas sindiran mempunyai beberapa jenis.
Berikut adalah penjabarannya beserta contoh kalimatnya.
1. Majas Ironi
Majas ironi meruapakan gaya bahasa yang mengungkapkan suatu hal tapi bertentangan dengan makna yang sesunguhnya.
Pada umumnya majas ini digunakan untuk menyampaikan sindiran secara halus.
Terkadang dalam kehidupan sehari-hari majas ini akan diucapkan saat seseorang sedang marah, tapi ia tidak ingin lawan bicaranya menanggapi makna yang disampaikan dengan emosi berlebihan.
Meskipun digunakan untuk menyatakan sindiran halus, secara penerapannya kalimat yang digunakan biasanya terdengar halus tapi bermakna kasar.
Berikut adalah contoh kalimat dari majas ironi antara lain :
1. Sopan sekali rok yang kamu pakai, sampai aku sendiri merasa risih melihatnya.
2. Parfum apa yang sedang kamu gunakan wangi sekali, sampai membuat aku tidak bisa bernafas.
3. Feby adalah orang yang sangat tepat waktu, hingga semua orang sudah pulang dia baru saja datang.
4. Puji adalah orang yang paling cantik di kampusnya, hingga tidak ada satupun anak laki-laki yang ingin meliriknya.
5. Cahaya lampu rumah Bu Susan sangat terang hingga seekor lalat pun terlihat saat terbang.
6. Andiri memang seorang kakak yang penyayang dan bertanggung jawab, hingga adiknya sering dipukuli.
7. Kue buatan Ibu Lestari sangat murah hingga tidak ada satupun yang laku terjual.
8. Pundu memang anak yang sangat berbakti kepada neneknya, sebab tidak ada satu pun nasihat yang ia dengar.
9. Es teh buatanmu begitu steril dan bersih sampai membuat tenggorokan ku sakit setelah meminumnya.
10. Diana mempunyai pribadi yang sangat baik, sehingga setiap orang yang dia temui selalu saja bertengkar dengannya.
11. Haru dan Dini adalah pasangan yang serasi, yang satu kaya dan satunya miskin.
12. Yudi adala anak teladan di sekolahnya, sehingga hampir setiap minggu ayahnya mendapat pengaduan dari kepala sekolah.
13. Kota Jakarta bebas dari kemacetan setiap hari, karena kendaraan bermobil sangatlah padat di jalanan.
14. Yudi mendapat julukan si hitam karena dia yang paling putih diantara teman-temannya.
15. Naik wahana itu sangatlah menyenangkan hingga aku tidak mau lagi menaikinya.
16. Kelas 12 IPA adalah kelas teraman sepanjang masa, karena setiap minggunya ada saja yang kecurian.
17. Biaya sekolah di kota sangatlah terjangkau, sehingga aku sebagai kaum miskin tidak sanggup untuk membayarnya.
18. Dia bilang dirinya adalah seorang selebgram karena followernya di social media sudah 100 orang.
19. Anak Pak Dimas memang sangatlah pandai, hingga tidak naik kelas selama dua tahun.
20. Bekas rumah sakit jiwa itu terlalu ramai, dipenuhi hantu-hantu yang berkeliaran sepanjang malam.
21. Kamu sudah kelas 3 SMA tapi tulisanmu lebih mirip anak kelas 1 SD.
22. Adif memang pandai bahasa Inggris, orang tuanya sudah mendatangkan guru les, nilai ulangan bahasa Inggrisnya tidak pernah melebihi angka 6.
23. Motor Eric sangat antik sehingga aku pun bingung saat melihatnya.
24. Nafasmu sangat wangi ya? Sudah berapa hari kau tidak mengikat gigi?
25. Wajah Faisal sangat ganteng, tapi sifatnya tidak.
2. Majas Sarkasme
Majas sarkasme adalah majas yang diungkapkan dengan konotasi kasar dan dilontarkan secara apa adanya atau blak-blakan.
Dalam kehidupan sehari-hari majas ini digunakan saat seseorang marah besar atau emosi.
Majas ini termasuk majas sindiran tapi diungkapkan tanpa kata-kata yang lembut karena menggunakan frasa yang vulgar.
Berikut adalah contoh majas sarkasme, :
1. Dasar otak udang, mengerjakan soal begini saja kamu tidak bisa? Lalu apa yang kamu bisa kerjakan?
2. Apa kau tidak punya telinga? Dari tadi dipanggil tidak menyahut sama sekali.
3. Bercita-citalah setinggi langit, harta dan tahta saja tidak punya bagaimana bisa menjadi seorang Presiden.
4. Untuk apa si Adit meletakkan tangga di sini, bukannya membantu pekerjaan, justru menghalangi jalan saja.
5. Untuk apa kamu datang semua pekerjaan sudah selesai kenapa tidak datang saat orang makan saja.
6. Dasar anak tidak tau untung.
Dari kecil kamu saja angkat jadi anak, di sekolahkan, diberi makan dan lain-lain tapi tidak mengingat jasaku sama sekali.
7. Aku tidak membutuhkan bantuanmu sama sekali, kau tidaklah berguna.
8. Orang tua macam apa mereka yang menelantarkan anaknya begitu saja.
9. Kalau kamu tidak bisa melihat ya sudah terima saja kenyataan jika kau buta.
10. Aku tidak sudi berteman dengan yang yang miskin dan kampungan jadi jangan pernah mengundangnya ke rumahmu jika ada aku.
12. Apa kau tidak punya mata? Seenaknya saja menabrak orang yang sedang berdiri di sini.
13. Kamu tidak punya rasa tanggung jawab ya selama ini Digta sudah meminjamkanmu uang sekarang kembalikan jangan seperti pencuri.
14. Aku tidak heran dia tidak menyelesaikan soal semudah itu, otaknya memang dunguh dan tidak ada isinya.
15. Kamu jangan pernah masuk kedalam rumahku! Nanti rumahku penuh dengan kuman karena mu.
16. Apakah kamu tidak pernah mandi? Aku merasa jijik dan ingin muntah berada didekat mu.
17. Apa kamu yakin dia gadis yang memenangkan predikat gadis tercantik di kampus ini? Lihat saja wajahnya yang penuh jerawat dan bintik hitam dia hanya menutupinya dengan bedak tebal.
18. Dia tidaklah seksi, badanya kurus seperti bambu begitu.
19. Jangan sok kaya ingat orang tuamu hanya seorang buruh cuci di rumahku.
20. Percuma saja dia kuliah di luar negeri, ucapannya sangat kasar seperti orang yang tidak pernah bersekolah saja.
21. Jangan suka pamer barang milik orang lain alias barang pinjaman.
22. Aku tidak sudi untuk pacaran dengan wanita jelek seperti dia.
23. Jika kamu ingin kaya maka berusahalah jangan mengemis seperti ini, memalukan.
24. Gadis itu segendut gajah.
25. Ayahnya adalah seorang pencuri.
3. Majas Sinisme
Majas sinisme yaitu gaya bahasa yang isinya mengejek secara langsung dan blak-blakan tanpa menggunakan ungkapan lain.
Majas sinisme merupakan kebalikan dari majas ironi yang mengungkapkan kebalikan dari apa yang sebenarnya.
Fungsi utama dari majas ini yaitu seseorang ingin memberitahukan suatu hal dengan lebih jelas sehingga memberi dampak kuat bagi pendengar atau pembacanya.
Berikut adalah contoh kalimat pada majas sinisme.
1. Wajahmu kucel seperti anak tidak terurus saja.
2. Rambutmu kusam dan kasar sekali seperti sapu ijuk.
3. Beraninya kamu berkata kasar kepada guru mu, kamu tidak pernah diajari ya?
5. Dasar tidak tahu diri, sudah saya sekolahkan tapi tidak tau terimakasih.
6. Nafasmu bau naga seperti tidak pernah gosok gigi saja.
7. Kau ini bodoh atau bagaimana, mengerjakan hal semudah ini saja tidak bisa.
8. Museumkan saja motor butut mu itu yang sudah using.
9. Aku kecewa dengan sifatmu yang selalu membantah saat dinasehati.
10. Kamu tidaklah pantas bersanding dengan pria sekaya Fandi.
11. Percuma saja punya tetangga banyak, jika ada yang mau membantu.
12. Makanan ini asin sekali, apa kau tidak bisa memasak?
13. Percuma saja Bu Kima punya anak yang sukses di negeri orang, ibu sedang sakit dia tidak menjenguk sama sekali.
14. Mengurus diri sendiri saja tidak becus bagaimana mau mengurus anak orang.
15. Mandi saja tidak pernah bagaimana bisa dia untuk menikah.
16. Aku tidak menyukai bu guru Sherly, sudah tau anaknya salah masih saja dibela mati-matian.
17. Citra bilang aku seorang pemalas, padahal dia mencuci piring saja tidak pernah.
18. Apa telingamu sedang tersumbat lalat? Aku menasehatimu sedari dulu masih saja melakukan kesalahan yang sama.
19. Giginya ompong seperti nenek-nenek padahal usianya masih mudah.
20. Dasar perempuan tidak tau malu, meminjam gelang milikku dan bergaya dengan benda itu.
21. Percuma saja hartamu melimpah jika kau pelitnya sampai ke ubun-ubun.
22. Percuma saja kau cantik tapi kelakuanmu seperti wanita murahan.
23. Urusi saja hidupmu sendiri jangan sibuk untuk mengurus hidupku yang berguna ini.
24. Aku tidak ingin makan di warung yang kotor dan jorok itu.
25. Untuk apa kau membangun rumah semewah ini, jika hanya kau seorang yang menempatinya.
4. Majas Satire
Majas satire merupakan majas sindiran yang berisi ledekan diikuti kritikan tajam dengan ungkapan yang bervariasi.
Dengan ungkapan yang bervariasi tersebut memberi kesan lucu kepada pendengar atau pembaca dan pihak yang dikritik meringis (tertawa getir).
Jika majas sindiran lain hanya perlu diungkapkan begitu saja, sateri tidak mudah diaplikasikan karena pengguna harus cermat menyusun kata dengan baik agar pihak yang dikritik tidak menyerang balik.
Artinya majas satire akan diungkapkan dengan elegan dan tidak hanya menghakimi seperti majas sarkasme.
Mengucapkan majas satire akan membuat pendengarnya tertawa bahkan yang dikritik sekalipun tapi dengan tawa yang berbeda.
Namun, hal ini menjadi indikator yang penting dari sebuah majas satire agar berhasil menekan kritikan yang ada.
Berikut adalah contoh kalimat dari majas satire :
1. Toko kue kamu sedang diatas angin ya, tidak usah memperdulikan apa yang ada di bawah sana, terbang saja seperti Icarus.
2. Tidak sekalian kamu membungkus semua makan kami yang ada di dalam kulkas? Kami sudah terbiasa kok untuk menahan lapar berhari-hari.
3. Nyaman sekali tidur di rumahmu sampai kecoa dan tikus saja ikut bergabung.
4. Warga kampung durian runtuh sangat kompak, karena mereka bisa bekerja sama membuat selokan tersumbat.
5. Pakaian yang kamu pakai hanya itu-itu saja, apa di lemarimu tidak ada baju yang bisa digunakan sebagai penutup tubuhmu?
6. Apakah kamu selalu berpakaian seperti pelangi yang alangkah indahnya itu?
7. Lihatlah orang tuamu yang bekerja dari siang dan malam, dab kau hanya duduk-duduk seperti seorang raja?
8. Lihatlah perjuangan dia yang sudah menunggumu dan mencintaimu sejak lima tahun yang lalu apa kau tidak punya hati.
9. Hatimu sedingin es yah ? melihat seorang anak hingga babak belur kau hanya diam.
10. Apa kau tidak punya perasaan karena menawar sekilo buah dari seorang pedagang tua yang aku yakin hidupnya pas-pasan.
11.Apa kamu tidak punya tangan dan kaki selalu menyuruhku untuk diambilkan barang.
12. Kamu bukanlah raja yang bisa memerintah seenak jidatmu.
13. Dia bukanlah ratu sejagad yang melenggok kesana-kemari dengan sepatu murahnya.
14. Apa kau tidak tau bersyukur dengan apa yang selalu orang tuamu berikan.
15. Aku sudah memperingatimu berkali-kali agar tidak menyentuh barang haram itu, apa kau setuli itu?
16. Kamu ingin minum obat pelangsing seperti apa lagi, badanmu sudah seperti kulit yang membungkus tulang.
17. Kau mau bekerja keras seperti apa lagi, dirimu memang tidaklah berguna dalam hal apapun.
18. Apa hidungmu sedang bermasalah ya sampai-sampai bau badanmu sendiri tidak kau cium?
19. Tubuhmu seperti gajah yang sama-sama menimbun lemak jahat.
20. Kamu bisu ya sampai tidak bisa menjawab pertanyaan segampang itu?
5. Majas Innuendo
Majas innuendo yaitu gaya bahasa dengan mengecilkan hal yang sebenarnya lebih besar.
Dalam beberapa jenis majas sindiran, jenis majas innuendo adalah gaya bahasa yang paling jarang diketahui dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dibawah ini adalah contoh kalimat dari majas innuendo :
1. Pak Budi berhasil naik pangkat dengan cepat berkat hasil menguap atasannya.
2. Tidak usah takut, disuntik itu sakitnya seperti digigit nyamuk.
3. Gubuk kecil kami dan keluarga berada di perumahan indah sejahtera di bagian selatan Bandung.
4. Tidak usah merenungi uang mu yang sudah hilang dicuri orang, nanti juga akan kembali lagi dengan nominal yang lebih banyak.
5. Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, hubungan percintaan hanya secuil dari segudang masalah hidup yang akan dijalani.
6. Menurut gosip yang beredar dimasyarakat Pak Adif hanya menggunakan sedikit uang pelican agar bisa diterima kerja.
7. Konon kondisi keuangan negara saat ini stabil, hanya ada sedikit gangguan karena adanya pandemic Covid-19.
8. Berhenti untuk memberi secercah harapan kepada keluarga korban, mereka akan terus menunggu jika kamu terus memberinya harapan palsu.
9. Warga tidak terima anaknya yang hilang tenggelam selalu diberi harapan palsu oleh tim penyelamat.
10. Jangan terlalu bersedih dia hanya pergi untuk berkuliah di luar negeri bukan untuk meninggalkanmu.
11. Jangan menyerah dengan gagalnya ujian masuk CPNS, kamu masih bisa mencobanya tahun depan.
12. Berhenti memberikan harapan palsu kepada pacarmu, kasihan dia selalu menunggumu untuk pulang.
13. Ya ampun, anak Bu Santoso dicolek saja sudah menangis histeris.
14. Rico bisa melesat naik jabatan karena koneksi kedua orang tuanya.
15. Dia bisa menjadi seorang Polisi karena orang dalam.
16. Pantas saja dia sukses jadi seorang kepala dimas berkat sogokan saat tes masuk.
17. Tenang saja ujian besok sama saja dengan ujian anak SD.
18. Jangan pesimis dengan perkataan tetangga, dia adalah pilihan hatimu.
19. Kenapa harus menangisi wanita itu, masih banyak wanita diluar sana yang lebih dari dia.
20. Tidak usah berlatih segiat itu, kamu pasti menang melawan mereka.
Jadi kesimpulannya majas sindiran terbagi menjadi majas ironi, majas sarkasme, majas sinisme, majas satire dan majas innuendo.
Semua majas punya fungsi dan penggunaan masing-masing jadi jangan sampai salah dalam mengartikan majas tersebut.