Majas repetisi adalah gaya bahasa dengan pengulangan kata. Gaya bahasa ini bertujuan untuk memberi penekanan pada kata yang diulang agar pendengar menangkap pesan yang hendak disampaikan. Majas repetisi banyak ditemukan dalam karya sastra seperti buku, novel, dan puisi. Selain itu gaya bahasa ini juga kerap digunakan dalam ungkapan sehari-hari. Karakteristik utama majas ini adalah mengulang-ulang kata, misalnya hati-hati, bolak-balik, dan terburu-buru.
Terdapat berbagai jenis majas repetisi yang pembahasan lengkapnya dapat ditemukan dalam ulasan di bawah ini.
Pengertian Majas Repetisi
Repetisi sebenarnya diserap dari kata repetitio yang berarti kembali lagi (re) dan mengarahkan (petere) dalam Bahasa Latin. Kalau dalam ilmu dan pelajaran Bahasa Indonesia, majas repetisi secara harfiah berarti gaya bahasa (majas) yang mengulang kembali suatu kata (repetisi). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas repetisi merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata kunci yang terdapat di awal kalimat untuk mencapai efek tertentu dalam penyampaian makna ulangan.
Fungsi dan Tujuan
Fungsi dan tujuan utama digunakannya majas repetisi adalah untuk menegaskan dan memberikan tekanan kepada maksud dari kata tersebut. Kalau di puisi, ia sering digunakan juga karena dapat memberikan ritme bagi pembacanya. Bahkan tidak hanya satu kata yang diulang, tetapi bisa juga satu bait atau satu kalimat.
Secara ilmiah, sesuatu yang berulang diyakini dapat mengubah pikiran orang. Hal ini dikarenakan dengan pengulangan tersebut, audiens dapat lebih mengingat apa informasinya sehingga dapat memersuasi pikiran mereka.
Seperti contoh, kartun Dora The Explorer kerap kali menanyakan pertanyaan yang berulang-ulang kepada penonton, yaitu “kemanakah kita harus pergi?”, “pada siapa kita harus bertanya jika tidak tahu jalan?”, atau “sekali lagi, sekali lagi ucapkan lebih keras, lebih keras lagi”. Kata-kata atau frase kalimat itu menjadi penegasan yang digunakan Dora sehingga kita bisa mengingat ciri khas dari Dora yang selalu bertanya. Dan kadang juga membuat kita terganggu karena terlalu sering diulang ha ha.
Karakteristik
Ciri khas majas repetisi itu tadi, kata-kata, frase, atau klausa yang diulang-ulang. Kata-kata dan diulang-ulang bahkan sudah kami gunakan sebagai contoh kata bermajas repetisi. Jika menggunakan kata yang diulang seperti hari-hari, hati-hati, dan lain-lain; mereka bisa ditempatkan di depan, di tengah, atau di akhir kalimat. Mudah bukan? Yuk kita kenali jenis-jenis majas repetisi di bawah ini.
Jenis Majas Repetisi & Contoh Kalimat
1. Anadiplasis
Majas repetisi jenis anadiplasis menggunakan pengulangan kata, frasa, atau klausa yang ada di belakang kalimat lalu disambung dengan kata, frasa, atau klausa tersebut di awal kalimat.
Langsung saja kita contohkan, yaitu kalimat “Manusia makan nasi, nasi dimasak dari beras, beras terbuat dari padi.” Kata nasi berada di akhir klausa “Manusia makan nasi” sedangkan kata nasi berada di depan klausa “nasi dimasak dari beras”.
Atau juga contoh lain menggunakan repetisi kata seperti “Sebelum menyebrang kita harus berhati-hati, berhati-hati dengan cara melihat kendaraan-kendaraan, kendaraan-kendaraan yang lewat melaju dengan cepat-cepat.” Kata berhati-hati, kendaraan-kendaraan, dan cepat-cepat merupakan kata repetisi yang dihadirkan pada akhir klausa lalu disambung di depan klausa baru.
2. Anafora
Majas selanjutnya, Anafora, yaitu majas yang repetisinya berada di awal kalimat. Jika kalimatnya lebih dari satu, maka mengartikan bahwa pengulangan tersebut semakin tegas atau semakin klimaks.
Contohnya: “Ibuku, kaulah pahlawan sesungguhnya dalam hidupku. Ibuku, kau tidak kenal dengan lelah. Ibuku, aku bukan apa-apa tanpamu.” Kata ibuku diulang tiga kali dalam kalimat tersebut, menandakan serta menegaskan bahwa kehadiran ibu amatlah penting.
“Perlahan-lahan pasti aku bisa. Perlahan-lahan juga aku akan melewatinya.” Kata perlahan-lahan menjadi kata repetisi yang diulang sebanyak dua kali.
“Hari-hari kulewati sendiri tanpa satu orang pun yang menemani.” Ini adalah contoh satu kalimat yang menggunakan majas repetisi anafora dengan kata repetisi hari-hari.
3. Epanolepsis
Majas epanolepsis atau epanalepsis merupakan majas dengan pengulangan kata di awal dan akhir kalimatnya. Ia diawali sebagai subjek dan diakhiri sebagai objek atau bisa juga sebagai keterangan.
Langsung saja ke penerapannya, yaitu “Mereka merasa tidak ada yang memedulikan mereka.” Kata mereka berada di awal kalimat sebagai subjek lalu diulang kembali di akhir kalimat, namun sebagai objek.
Contoh lainnya adalah “Dia tidak kunjung bahagia karena terus mengingat masa lalu dia.” Kata dia berada di awal kalimat dan diulang kembali pula di akhir kalimat.
4. Epifora
Majas epifora atau juga disebut majas epistrofa merupakan jenis majas repetisi yang pengulangan katanya berada di akhir kalimat. Yang bisa direpetisi adalah katanya atau bisa juga klausanya.
Misalnya klausa aku akan pulang pada kalimat “Jika kamu tidak suka, aku akan pulang. Kalau itu keinginanmu, aku akan pulang.” Atau yang menggunakan repetisi kata seperti berputar-putar pada kalimat “Kita berada di tempat yang sama, jangan-jangan kita hanya berputar-putar.”
5. Epizeuksis
Kalau majas dengan nama yang susah disebut ini (epizeuksis) adalah majas yang menggunakan repetisi kata secara berturut-turut sama dalam sebuah kalimat layaknya seperti jembatan penyambung.
Contohnya adalah kalimat “Ayah membeli sebuah mobil, mobil mewah dengan harga ekonomis.” Kata mobil di atas diulang kembali sebagai lanjutan dari klausa sebelumnya.
Contoh lainnya seperti “Anak itu meminum susu, susu dari sapi perah peternakan ayahnya.” Kata susu di klausa selanjutnya ternyata menjelaskan bahwa susu sapi yang ia minum berasal dari sapi perah di peternakan ayahnya.
6. Mesodiplopsis
Kalau tadi sudah banyak membahas jenis majas yang kata repetisinya di awal dan akhir kalimat, majas repetisi jesin mesodiplosis kata repetisinya berada di tengah kalimat. Yang diulang biasanya adalah predikatnya atau keterangannya.
Contoh majas repetisi mesodiplosis adalah kalimat “Dia sering datang terlambat ke sekolah. Dia juga kadang terlambat untuk makan. Jangan sampai dia terlambat untuk menyelamatkan dirinya.” Kata terlambat adalah kata repetisi kalimatnya.
Contoh lain, yakni “Nenek itu akan mandi di pagi hari. Nenek itu akan mandi jika kepanasan. Dan nenek itu juga akan mandi meski sudah larut malam.” Kata-kata akan mandi terus digunakan dalam frase tersebut, menyatakan bahwa nenek akan terus mandi.
7. Simploke
Simploke adalah jenis majas repetisi yang kata, frase, atau klausa pengulangannya ada dua. Ia berada di awal kalimat dan akhir kalimat. Kadang digunakan untuk menjelaskan situasi atau kondisi yang selalu terulang. Terlihat rumit, tapi sebenarnya mudah menggunakannya.
Ini dia contohnya dalam kalimat “Aku menyapamu di kantin, kamu tidak menoleh. Aku menyapamu di kelas, kamu tidak menoleh. Aku menyapamu di gerbang sekolah, kamu tidak menoleh.” Kata-kata pengulangannya adalah aku menyapamu dan kamu tidak menoleh. Menunjukkan bahwa si aku sudah berkali-kali menyapa si kamu tetapi selalu tidak disadari olehnya.
Contoh lain ialah “Aku sedang belajar, kamu malah makan. Aku sedang bermain, kamu malah makan. Aku sedang mendengar curhatan dia, kamu malah makan.” Bisa diartikan sendiri oleh Selasares, betapa jengkelnya si aku menghadapi si kamu yang makan di setiap situasi.
8. Tautoles
Majas repetisi tautoles menggunakan satu kata, klausa, atau frase pengulangan secara berulang-ulang dan terus menerus pada sebuah kalimat. Hasil kalimat kadang melanjutkan frase atau klausa sebelumnya atau bisa juga bersifat kebalikan.
Contohnya pada kalimat “Dia menghina kamu, kamu menghina dia, apa bedanya kalian berdua, sama-sama menghina satu sama lain.” Kata menghina diulang kembali, hanya saja kata dia dan kamunya dalam kalimat tersebut dibalik sehingga menjelaskan bahwa si dia dan kamu sama-sama menghina sesama.
Contoh lainnya “Kamu terburu-buru mengerjakannya, dia juga terburu-buru mengerjakannya.”
Contoh Majas Repetisi dalam Puisi
Berikut adalah contoh penggunaan kalimat-kalimat bermajas repetisi dalam sebuah puisi.
Hampa rasanya hatiku,
Hampa rasanya hidupku
Tanpa kehadiran cinta,
Tanpa kehadiran kasih sayang
Kasih sayang hangat yang menyentuh tubuhku
Senyuman manis yang menghangatkan tubuhku
Aku bersikeras pergi mencari suara lembut
Telah lama mencari ke entah mana
Tak kunjung juga ku mencari dan mendapatkannya
Kini berakhir sudah pencarianku, selamanya
Sudah selesai nih Selasares pembahasan kita kali ini tentang majas repetisi. Bagaimana sudah cukup bersenang-senang mengulang-ulang kata-kata? Atau jangan-jangan membuat otak berputar-putar? Ha ha. Cobalah membuat kalimat bermajas repetisi sendiri. Dan bila sudah mahir, boleh sekali untuk berkomentar di bawah ini.