Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan makhluk hidup atau benda-benda mati lainya seakan-akan memiliki kemampuan seperti manusia. Majas ini berfungsi untuk mengasah rasa dalam memaknai hal-hal yang ada di luar manusia sehingga keberadaannya dapat lebih dirasakan. Beberapa contoh majas personifikasi adalah burung bernyanyi, daun melambai, dan bintang berkedip. Gaya bahasa dengan majas personifikasi banyak digunakan pada berbagai jenis karya sastra seperti pantun, puisi, dan novel.
Simak ulasan lengkap mengenai majas personifikasi beserta contohnya berikut ini.
Pengertian Majas Personifikasi
Majas ini masuk dalam kategori kiasan yang menyatukan sebuah objek untuk kemudian diberikan perbandingan dengan objek yang lain.
Berdasarkan asal muasal bahasa, majas personifikasi diadaptasi dari bahasa Yunani kuno, yaitu “Prosopopoeia” yang memiliki arti memanusiakan sesuatu.
Dalam hal ini sesuatu tersebut merujuk pada makhluk hidup selain manusia, yakni hewan dan tumbuhan.
Selain itu juga pada benda mati yang ada di sekitar kita.
Dengan sifat kemanusiaan yang disandingkan pada makhluk lain, mereka akan tampak lebih nyata kehadirannya bersama manusia di dunia ini.
Para ahli memberikan definisi yang beragam namun tetap mengarah pada maksud yang serupa.
Salah satunya Nurgiantoro. Ia menyatakan bahwa personifikasi merupakan majas yang memberi kehidupan pada benda mati melalui sifat kemanusiaan.
Majas ini terkenal juga dengan sebutan majas pengorangan. Hal itu karena hanya manusia lah yang mempunyai sifat tersebut.
Pemberian sifat kemanusiaan terhadap makhluk lain selain manusia pada umumnya adalah sifat yang meliputi perasaan, tingkah laku baik verbal maupun non-verbal, pikiran, karakter, ciri fisik, dan sebagainya.
Terdapat persamaan sifat di dalamnya antara manusia dan benda mati yang ditampakkan.
Akan tetapi perlu digarisbawahi bahwa ada perbandingan yang amat kontras dalam penggunaan personifikasi.
Dengan begitu, ahli bahasa yang lain, Keraf juga berpendapat, majas personifikasi merupakan gaya bahasa yang menunjukkan benda-benda tidak bernyawa seakan hidup dengan sifat-sifat manusia yang dimilikinya .
Fungsi
Penggunaan majas personifikasi membuka ruang yang lebih terbuka antara manusia dengan makhluk selainnya.
Kiasan ini dihadirkan karena terdapat sekat yang sangat kental sehingga manusia bisa membuka mata dan pikiran mereka dengan personifikasi.
Hal-hal yang ada di sekitarnya menjadi sesuatu yang menakjubkan dan selalu disyukuri.
Sifat peniru yang menjadi sifat dasar manusia menyebabkan mereka meniru orang lain sebagai bentuk apresiasi yang paling lumrah.
Namun di saat harus mengapresiasi selain manusia, semisal keindahan alam ciptaan Tuhan, tidak semua orang dapat melakukannya dengan mudah.
Terlebih bagi orang yang tidak sensitif dan peka terhadap lingkungan sekitarnya.
Maka dengan mengibaratkan alam seolah manusia, mereka akan lebih mudah merasakannya.
Gaya bahasa yang menggugah serta memberi ruh pada benda-benda mati di sekitar kita akan mampu membuka mata dari kebutaan.
Batasan yang ada dalam pikiran kita antara manusia dengan makhluk lain baik hidup maupun mati yang harus dilampaui.
Hal itu menjadi cara untuk bisa lebih menghargai segala sesuatu yang berada di luar diri manusia.
Membangkitkan rasa kepemilikan dan empati yang lebih tinggi kepada makhluk selain manusia adalah fungsi penting dalam penggunaan majas personifikasi.
Burung bernyanyi, daun melambai, matahari menyapa adalah sebagian personifikasi yang membuat kita menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa dinikmati.
Keberadaan mereka lebih kuat terasa dan nuansa yang hadir pun menjadi berbeda.
Benda-benda yang biasnya hanya terpajang dan tergeletak dan dimanfaatkan berubah menjadi makhluk yang lebih nyata.
Mereka tidak semestinya hanya dimanfaatkan, namun juga dimiliki dan dirawat dengan baik.
Ciri-Ciri
Jika Anda masih bingung membedakan majas personifikasi dengan majas yang lain, temukan ciri-cirinya sebagaimana berikut ini.
1. Diksi atau pemilihan kata yang menggunakan sifat manusia untuk makhluk lain menciptakan suasana yang lebih hidup.
Bahkan benda mati pun menjadi punya kehidupan dan seolah dapat berinteraksi dengan manusia.
Kata sifat yang digunakan secara gamblang disandingkan, seperti bernafas berjalan, cemberut, dan lainnya.
2. Penggambaran suatu kondisi menjadi lebih jelas dan dekat saat ada sifat kemanusiaan yang disematkan.
Hal itu akan memudahkan kita untuk lebih memahami konteks samar dengan gambaran yang tidak biasa.
3. Majas ini menjadi alat pembanding antara manusia dengan makhluk lain selain dirinya.
Tujuannya adalah untuk menjadikan benda mati mempunyai perilaku yang serupa dengan manusia.
Contoh Majas Personifikasi
Dengan memperbanyak membaca contoh majas, baik dalam kalimat, paragraf, maupun puisi yang berbait-bait, pemahamanku akan lebih mudah.
Berikut ini contoh-contohnya:
1. Contoh dalam Kalimat
- Malam menampakkan wajahnya dan membuatku semakin takut berjalan sendiri.
- Burung-burung menyapa di pagi hari yang menyemangatiku untuk terus bekerja.
- Rekening mulai menjerit di akhir bulan menanti gajian datang.
- Petani bersuka cita mendatangi sawahnya ditemani sentuhan embun yang lembut.
- Ketika teriakan petir menyambar tanpa datangnya hujan, masyarakat sedikit resah dan gelisah.
- Layar laptop tiba-tiba mati memberikan kode bahwa ia telah lelah dan meminta istirahat.
- Tanaman sekulen selalu tampak menggemaskan sehingga aku tidak sanggup untuk tidak membelinya.
- Kupandangi sederetan lukisan di sebuah pameran, lalu ada satu gambar yang menyeretku pada dunia lain.
- Waktu melangkah tiada henti meski aku terus memintanya untuk mengulang masa lalu.
- Tembok kampus itu mengisahkan kehidupan mahasiswa terdahulu yang antusias dan tertindas.
- Suara kodok bersahut-sahutan saat hujan akan turun.
- Aku tidak bisa bangun tepat waktu sebab satu mimpi yang terus berulang dan menahanku untuk terus tidur.
- Rumput menari bersama angin yang sepoi-sepoi yang memanjakan kulit.
- Api yang membakar rumahku terus saja bermain-main tak peduli bahwa aku ketakutan.
- Tidak ada bulan, maka bintang pun sudah cukup menemani malamku yang sepi.
- Pukulan ombak pada pasir dan kerang membuatku sadar bahwa kita harus punya pegangan di saat tidakberdaya.
- Banjir menyapu jalanan yang penuh dengan dedaunan kering dan debu yang menyesakkan.
- Tidak terlihat ada awan mendung bergerombol, namun tanah basah karena hujan.
- Boneka yang kupeluk setiap malam menghiburku di saat yang tepat.
- Gaya berbicaranya menusuk perasaan ibuku yang telah membantunya selama ini.
- Cermin di hadapanku mengatakan bahwa aku terlahir cantik dan akan selalu begitu.
- Uang receh yang seringkali ditelantarkan pada akhirnya menyelamatkan kita di saat kelaparan.
2. Contoh dalam Paragraf
- Menjalani rutinitas di dalam kamar setiap hari bukanlah hal yang membosankan.Kudengar dinding bergosip, lampu berdisko di langit-langit atap.Sendirian menjadi moment terbaikku akhir-akhir ini.Kaktus dan ikan yang kupelihara menjadi teman bicara.Mereka bernyanyi untukku saat sedih.Memberiku semangat dengan senyum mereka yang tidak orang lain lihat.Sepertinya aku telah gila, namun aku belum benar-benar gila.
- Kegalauan telah menyusup perlahan pada jiwanya.Sejak kehilangan anak semata wayangnya itu, ia menjadi budak kesedihan.Langit pun mengisyaratkan bela sungkawa.Pepohonan di sekitar rumahnya terlihat muram mengikuti jejak perempuan paruh baya tersebut.Kenangan tentang suami yang telah pergi sebelum anaknya muncul kembali menyesaki pikiran.Tidak henti-hentinya ia menangis sepanjang waktu.Tak heran jika serangga-serangga di rumahnya mulai berpesta karena ia telah lupa merawat dirinya, apalagi tempat tinggalnya.
Para tetangga menambah timbangan berat yang dipikulnya dengan gosip yang tak beradap.
Ia dituduh membunuh anaknya sendiri yang baginya adalah bulan purnama.
3. Contoh dalam Puisi
Perjalanan Gelap
Terlampau sulit untuk meletakkan cahaya di pundakku
Pandangan memudar dan aku merasa lelah
Aku berharap menjumpaimu di sudut kota yang girang
Namun kegirangan itu menjadi hambar
Karena orang yang kucari tak kutemukan
Barangkali jalanan pun ikut bermuram durja
Melihatku yang lunglai tanpa kepastian
Perjalanan gelap adalah mimpi yang kuharap segera usai
Bersama pagi yang kurindukan datang menyapa
Manusia Bisu
Aku mendengar ceritamu dari orang lain
Sejak mulutmu bungkam saat bersamaku
Pintu, dinding, dan benda di sekitar menjadi saksi mata
Kamu telah memilih menjadi manusia bisu
Hanya jika bersamaku
Pertanyaanku selalu menggantung di udara
Tidak berani kuucapkan hingga sampai di telingamu
Bahkan aku berpikir kupingmu pun tak berfungsi juga
Setiap kali aku melontarkan kata-kata
Bagaimana pendapat Anda mempelajari majas personifikasi? Apakah menyenangkan?
Majas ini sangat membantu Anda apabila ingin mengutarakan sesuatu dengan lebih indah.
Terutama ketika Anda ingin sekali menciptakan sebuah puisi.
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang harus Anda kuasai.
Selamat mencoba!