Majas hiperbola adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang melebih-lebihkan dalam mendeskripsikan sesuatu. Kekhasan majas ini adalah gaya bahasanya yang terkesan dramatis dan ekspresif sehingga kerap digunakan dalam berbagai karya sastra. Salah satu fungsi penggunaan majas hiperbola adalah untuk memperngaruhi pendengarnya. Karenanya majas hiperbola juga sering digunakan dalam berbagai propaganda dan periklanan.
Berikut ini adalah pembahasan majas hiperbola yang kami lengkapi dengan contoh-contoh penggunaannya.
Pengertian Majas Hiperbola
Memiliki arti “berlebihan”, majas hiperbola berasal dari bahasa Yunani.
Pernyataan maupun narasi yang dibuat dengan berlebih-lebihan dari kenyataannya membuat para pendengar atau pun pembaca memberi perhatian yang tinggi.
Ekspresi yang muncul juga lebih kuat dan memberi efek luar biasa. Fakta yang terjadi didramatisir sedemikian rupa untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
Semisal seperti kalimat: “Kepergian suaminya membuat hati Zubaidah hancur berkeping-keping”.
Pernyataan ini lantas tidak membuat hati Zubaidah menjadi hancur di dalam organ dalamnya.
Wujud hatinya tetaplah utuh. Tidak mungkin langsung rusak apalagi sampai berkeping-keping.
Menurut Keraf, definisi dari majas hiperbola adalah gaya bahasa yang terdiri dari suatu pernyataan berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu.
Begitupun dengan pendapat Nurgiyantoro, ia memberi pengertian majas hiperbola sebagai gaya bahasa yang memberi penekanan pada maksud tertentu dengan memberikan pernyataan berlebih secara disengaja.
Fungsi
Adapun fungsi yang dimiliki majas hiperbola adalah sebagai berikut:
1. Untuk menarik perhatian orang lain secara spontan dengan kesan dramatis di dalamnya.
2. Untuk membuat sebuah kalimat yang lebih ekspresif.
3. Untuk menciptakan nuansa yang lebih indah dari suatu karya sastra.
Ciri-Ciri
Terdapat setidaknya 4 ciri-ciri majas hiperbola yang dapat Anda kenali dalam sebuah kalimat atau paragraf.
Berikut karakteristiknya:
1. Melebih-Lebihkan
Karakteristik ini ada dalam hiperbola supaya membangkitkan perasaan audiens yang dituju.
Narasi atau ungkapan akan lebih mendapatkan tanggapan.
Melebih-lebihkan suatu situasi adalah keahlian majas ini.
Tidak hanya dalam tema kesedihan, kegembiraan dan kemarahan pun banyak menggunakannya.
Penyampaiannya bisa dalam bentuk candaan maupun keseriusan.
Semisal di saat Anda ingin mengekpresikan kekecewaan pada seseorang yang ditunggu namun tidak kunjung datang, Anda dapat mengungkapkannya dengan berlebihan.
Contoh: “Bajuku telah banyak berjamur, tapi kamu tetap tidak terlihat meskipun sekejap saja”.
Anda sendiri sadar bahwa baju di lemari masih lah bagus meskipun dalam penantian seseorang.
Namun karena merasa sangat lama menunggu sehingga Anda melebih-lebihkannya untuk menunjukkan keluh kesah.
2. Mendramatisir
Selain mengandung pernyataan yang berlebihan, dalam majas hiperbola juga terasa penuh drama.
Hal ini bertujuan agar deskripsi yang diberikan lebih enak didengar dan tidak monoton.
Jika dibandingkan antara kalimat “Lelaki itu tidak bisa diremehkan, dia punya insting tingkat dewa” dan “Lelaki itu sangatlah peka” maka kalimat pertama lebih menarik untuk didiskusikan lebih lanjut.
Orang yang paling sering memanfaatkan hiperbola ini tentu adalah para penyair.
Mereka melakukan perbandingan dan penggambaran pada suatu objek dengan lebih indah tidak luput dari peran kalimat kiasan ini.
3. Mempengaruhi Orang Lain
Tidak cukup pada penyampaian yang lebih memukau, hiperbola mengandung pengaruh yang besar pada setiap orang yang mendengar atau membacanya.
Ini lah karakteristik dari hiperbola yang membuat kita senang menggunakannya.
Biasanya ciri ini lebih mudah kita temui dalam iklan di media massa, kampanye di media sosial yang mempromosikan sesuatu.
Janji-janji manis serta deskripsi produk yang menggiurkan akan ditemukan di dalamnya.
Tidak heran jika banyak audiens yang tertarik bahkan terpengaruh untuk melakukan sesuatu yang diinginkan oleh si pengiklan dan penyampai kampanye.
Semisal seperti naskah iklan produk kecantikan ini:
“Kulit kusam membuat kita tidak percaya diri untuk tampil di tempat umum.
Dengan melakukan treatment skin booster, masalah tersebut akan teratasi.
Impian untuk punya kulit mulus cerah seperti mutiara.”
Kekuatan iklan ini ada pada kata mutiara.
Pengiklan memberikan hiperbola seolah dengan menggunakan jasanya untuk sekali skin booster bisa membuat pasiennya menjadi begitu menawan.
Meskipun mendeskripsikan manfaat produk secara dilebih lebihkan, namun kualitas produk yang ditawarkan tidak menipu konsumen.
4. Cenderung Tidak Masuk Akal
Dikarenakan kata-kata yang digunakan berlebihan dalam mendeskripsikan sesuatu, ungkapan hiperbola menjadi tidak masuk akal.
Tidak jarang sebagian orang yang terbiasa logis akan menganggap hal itu omong kosong.
Contohnya: “Aku telah menghabiskan siang dan malam di kantor, berjuang berdarah-darah demi menafkahi keluarga.
Namun mereka tidak sekalipun memahamiku”.
Kata berdarah-darah di sini bukan berarti ia bekerja sampai keluar darah dari tubuhnya, akan tetapi menunjukkan sebuah ekspresi betapa banyak pengorbanan dan kerja kerasnya selama ini.
Tidak masuk akal juga jika setiap bekerja, ia berdarah.
Kalau berkeringat tentu masuk akal.
Contoh Penggunaan Majas Hiperbola
1. Contoh dalam Kalimat
- Air matanya mulai berembun setelah tahu kejahatan anaknya.
- Perhatian yang diberikan Arman selama ini selalu membuat hatiku meleleh meskipun dengan hal sederhana.
- Pandangannya melompat menelanjangi pikiranku yang penuh kecurigaan ini.
- Hari sudah gelap namun aku masih tidak ingin meninggalkan tempat yang tertimbun kenangan itu.
- Anak balita tersenyum melihatku yang sedang gusar kehilangan akal.
- Makanan yang disajikan Ibu mertua menyeret pikiranku pada waktu 10 tahun silam saat bersama seseorang yang telah pergi.
- Teriakan Maisarah meletup-letup terdengar mengagetkan hingga warga keluar dari rumahnya tengah malam.
- Pujian dari kekasihku membuat perasaan terbang dan lupa terhadap segala masalah yang sedang menimpaku.
- Senyumnya yang menghiburku setiap hari bisa saja membuatku jadi diabetes.
- Ucapanmu sungguh berbisa hingga membuatku hampir pingsan.
- Setiap sore kita melewati gubuk tua yang kesepian menuju tempat mengaji.
- Muka Herman memerah darah ketika kuceritakan perihal perselingkuhan istrinya.
- Suhu dingin pagi ini menenggelamkan aku pada kemalasan.
- Perasaannya sudah membeku, enggan menerima kebaikan orang lain.
- Tanganku sangat gatal untuk memberikan komentar di postingan teman yang menjengkelkan.
- Bunga-bunga di belakang rumah Sinta meruntuhkan kegalauanku sebab lelah bekerja.
- Tidak semua tikus yang berkeliaran di dapur menjadi mangsa kucingku. Hanya tikus-tikus yang tidak beradab yang menjadi incarannya.
2. Contoh dalam Puisi
Hatiku telah lebam sebab rindu yang menggunung
Tak ada ruang lagi yang kosong untuk kududuki di sana dengan tenang
Berada jauh darimu menjadi sebuah hukuman paling pahit
Aku bukan lagi merindu
Aku adalah pasien fakir kasih sayang
Kamu pergi dengan berjuta alasan
Namun hanya satu alasan yang jujur di mataku
Kamu bukan lagi dirimu yang dulu
Begitu pula hatimu tidak lagi untukku
Sebagaimana semula kita bertemu
Aku menyaksikan peluh yang membanjiri tubuhmu
Setiap tiba di rumah seusai kerja, kamu berusaha menutupinya
Dan aku mendukung aktingmu sebab keegoisanku
Aku anak yang pernah makan nafkah buta
Hasil jerih payahmu itu
Hasil begadangmu itu
Aku renggut dengan alasan menuntut kasih sayang
Aku tahu, aku membuatmu kesulitan
Namun tetap saja kuulangi
Lagi dan lagi
Sebagian orang memang menganggap penggunaan hiperbola terkesan lebay.Namun jika majas ini digunakan secara tepat dan tidak berlebihan, efeknya akan sangat menakjubkan.
Kreativitas seseorang akan semakin ditunjang, komunikasi serta pesan yang hendak disampaikan pun menjadi lebih menarik.
Menggunakannya dalam obrolan sehari-hari juga tidak kalah menyenangkan.
Suasana interaksi mendapat suntikan humor dengan adanya majas hiperbola. Seringkah Anda memakai majas ini?
Jika Anda masih bingung dalam mengaplikasikannya, cobalah cari lebih banyak contoh kalimat yang mengandung majas hiperbola. Jangan lupa untuk mempraktekkannya juga