Majas merupakan beragam gaya bahasa yang dipakai oleh penulis dalam mengungkapkan pesan.
Tujuannya adalah untuk memberi efek tertentu dari pesan yang disampaikan, kepada para pembaca.
Nah, seperti apa sih bentuk majas-majas itu?
Untuk mempelajarinya, berikut kami ulas macam macam majas secara singkat dan jelas.
Happy reading, guys!
Macam macam Majas dan Contohnya
Secara umum, majas ada 27 macam, yang terbagi menjadi 4 kategori, yakni:
- Majas perbandingan: mencakup semua jenis majas yang memiliki tujuan membandingkan obyek yang satu dengan obyek lainnya.
- Majas pertentangan: mencakup semua jenis majas yang memakai kata kiasan yang bertentangan dengan fakta sebenarnya.
- Majas sindiran: mencakup semua jenis majas yang meakai kata kiasan untuk menyindir seseorang atau keadaan.
- Majas penegasan: mencakup semua jenis majas yang membuat para pendengar dan pembaca setuju dan fokus pada kalimat yang disampaikan.
Berikut adalah penjelasan dari ke-27 macam-macam majas tersebut.
1. Majas Alegori
Majas alegori merupakan jenis gaya bahasa yang menyandingkan obyek dengan istilah kiasan, yang maknanya ungkapan atau konotasi.
Contoh: Suami merupakan nahkoda dalam bahtera rumah tangga.
Penjelasan: dalam kalimat tersebut kosa kata ‘suami’ dikiaskan dengan kata ‘nahkoda’, yang maksudnya adalah pemimpin keluarga.
Contoh majas alegori:
- Apabila telah sampai di dermaga kehidupan, pada diri seorang anak lah semuanya akan berlabuh.
- Dalam kompetisi memperebutkan hati, hakimnya adalah perasaan.
- Dalam perang mencari kehidupan, kita sendirilah yang menjadi petarung, orang tua hanya menjadi pelatih saja.
- Dalam pertarungan politik ini, setiap partai butuh pemain hebat.
- Tika sedang menunggu pelabuhan hatinya, lalu pada Arman dia berlabuh.
2. Majas Antiklimaks
Majas antiklimaks bertentangan dengan majas klimaks, dimana dalam majas ini urutan sesuatu di mulai dari tingkat tinggi ke tingkat paling rendah.
Contoh majas antiklimaks:
- Masyarakt modern, desa, dan pelosok semestinya punya akses pendidikan yang merata.
- Lansia, dewasa, remaja, anak-anak, dan bayi bisa datang pada perayaan massal ini.
- Tua, muda, dan anak-anak memiliki hak untuk bahagia.
- Ukuran besar, sedang, dan kecil ada stoknya di toko kami.
- S3, S2, S1 maupun D3 bisa mendaftakan diri di sini.
3. Majas Antitesis
Majas antitesis mengungkapkan sesuatu dengan menyandingkan psangan kata yang bertentangan.
Contoh: Baik buruk kelakuan seseorang, pasti mendapat ganjaran setimpal.
Penjelasan: kosa kata ‘baik’ dan ‘buruk’ merupakan kosa kata yang bertentangan, tapi justru disandingkan.
Contoh majas antitesi:
- Baik buruk perangai kita, dinalia dari sikap kita kepada semua orang.
- Benar salah nya seseorang, bisa dinilai oleh semua orang.
- Besar kecil kerupuk ini tegap enak rasanya.
- Cepat lambat semua orang akan menemukan jodohnya masing-masing.
- Gemuk kurus tak berarti bagiku, yang penting baik perangainya.
- Hidup mati seseorang hanya Tuhan yang tahu.
- Kira-kira Andi lupa atau ingat tidak ya, denganku?
- Sehat sakit merupakan rezeki yang patut disyukuri tiap hari.
- Suka benci itu tergantung selera orang, tidak bisa dipaksakan.
- Tinggi rendah kehormatan seseorang, bergatung pada perkataannya.
4. Majas Asosiasi
Yang dimaksud majas asosiasi adalah gaya bahasa yang memakai ungkapan untuk membandingkan 2 obyek yag berbeda, tapi dianggap sama.
Umumnya, dalam ungkapan ini, terdapat sisipan kata sambung sepeti, bak, atau bagaikan.
Perbandingan dalam majas asosiasi biasanya dibuat implisit, sehingga butuh analisa tersendiri untuk mengetahui maksud ungkapan yang dipakai.
Contoh: Walaupun bukanlah saudara kembar, namun kedua kakak-adik itu seperti pinang dibelah dua.
Penjelasan: ungkapan ‘seperti pinang dibelah dua’ maksudnya adalah kakak beradik tersebut mempunyai wajah yang begitu mirip.
Contoh majas asosiasi:
- Dina dan Dani bagaikan pinang yang dibelah dua.
- Dwi sangat mengecewakan, tindakannya seperti pagar makan tanaman.
- Kehidupan memang seperti roda yang berputar.
- Lia kecewa betul dengan sikap Fami yang seperti duri dalam sekam.
- Masto lama sekali sudah menghilang seperti ditelan bumi.
- Mengarahkan Heri itu bagaikan berbicara dengan tembok.
- Mengirimkan makanan untuk Mona bak menabur garam dalam lautan.
- Mimpi nenek Mirna untuk pergi naik haji bak gayung bersambut.
- Seperti gading yang tak retak, itulah manusia.
- Ucapan Anto bak air di atas daun talas.
5. Majas Eufemisme
Majas eufismisme merupakan jenisgaya bahasa yang dipakai dengan cara mengganti kata yang dianggap tidak etis atau tidak baik, dengan kata-kata yang maknanya sepadan dan lebih halus.
Contoh: Bapak direktur memutuskan supaya kaum difabel diberikan kuota khusus untuk bekerja di perusahaannya.
Penjelasan: kata ‘difabel’ merupakan pengganti dari frasa yang kurang baik, yaitu ‘orang cacat’.
Contoh majas eufismisme:
- Ali mengalami gangguan jiwa akibat tidak kuat menghadapi cobaan hidup.
- Anak kecil itu sungguh kasihan, dari lahir sudah tuna rungu.
- Bantuan ini harus diberikan kepada mereka yang fakir.
- Citra terpaksa menginap di hotel prodeo akibta kecelakaan yang dialaminya.
- Kakek Wito tidak memiliki anak dan saudara, sehingga Beliau tinggal di panti jompo.
- Karena terjurumus dalam dunia narkoba, bambang terpaksa berhadapan dengan meja hijau.
- Meskipun Ibu Siti seorang difabel, tapi Beliau sangat pintar menjahit.
- Tuna wisma yang kesusahan itu harus kita tolong.
- Walaupun Dara seorang kaum marjinal, ia tetap mempunyai semngat yang tinggi untuk belajar hal baru.
- Yanto merupakan seorang tuna daksa.
6. Majas Hiperbola
Pengertian majas hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai sebagai ungkapan suatu hal dengan yang kesan yang berlebih-lebihan, bahkan terkadang dibandingkan dengan sesuatu tang hampir tidak logis.
Contoh: Ayah sudah kerja banting tulang siang dan malam demi melunasi hutang-hutangnya.
Penjelasan: ungkapan ‘kerja banting tulang siang dan malam’ menggambarkan kesan berlebih-lebihan dari kerja keras.
Contoh majas hiperbola:
- Anak itu berpidato dengan lantang, suaranya sampai memenuhi dunia.
- Atlet itu berlari secepat kilat.
- Deby sering memeras keringat demi menghidupi keluarganya.
- Dinda menguap hingga aku hampir ditelannya.
- Ibuku sangat baik kepadaku, seperti malaikat.
- Kerja ini sangat melelahkan, sampai-sampai tulangku mau copot.
- Mario menangis sampai habis air matanya saat ibunya meninggal.
- Marta girang setengah mati akibat mendapatkan hadiah utama.
- Pekerjaan ini sangat mudah, aku saja menyeleseikannya dalam sekejap mata.
- Teriakan anak itu hampir-hampir memecahkan gendang telingaku.
7. Majas Innuendo
Majas Innuendo termasuk jenis majas sindiran, hanya saja cara pengungkapannya dengan mengecilkan fakta yang terjadi.
Contoh majas innuendo:
- Tak perlu berlebiha, itu hanya seekor kecoa. Jangan membuatmu akan mati ketakutan begitu.
- Tak perlu membesarkan masalah seperti ini. Masalah kecil dan sepele begini jangan samapi membuat kalian saling mmebenci.
- Tak perlu takut disunat. Sebab rasa sakitnya itu cuma seperti digigit semut, kok.
- Ya saudah, ini bukan kesalahanmu.Kita hanya sedang sial saja.
- Aku tak mengerti kenapa kamu semarah itu. Padahal dia tidak menghubungi cuma sehari ini, bukan mencampakanmu seumur hidup.
8. Majas Ironi
Majas Ironi umumnya dipakai untuk menyindir sesuatu, dengan ungkapan yang memakai kata-kata yang bertentangan dengan fakta yang ada.
Contoh: Baju yang kamu pakai sopan sekali, sampai aku pun malu melihatnya.
Penjelasan: maksud dari ungkapan ini adalah baju yang dipakai kurang pantas, sehingga memalukan untuk dilihat.
Contoh majas ironi:
- Wah, tempat ini bersih sekali, sangat cocok jadi sarang tikus.
- Bajumu wangi sekali, lalat pun banyak yang berdatangan.
- Kadomu besar sekali, sampai bisa ku masukkan ke dalam saku.
- Sepertinya program dietmu berhasil, sampai berat badan naik 10 kg.
- Baik sekali kakak, mengantar adiknya ke sekolah sampai tidak mau.
- Cara berbicaramu santun sekali, sampai membentak-bentak.
- Kamu pintar sekali, matematiksa saja nilainya nol besar.
- Adik ini rajin sekali, baru bangun sesudah matahari tepat di atas kepala.
- Larimu cepat sekali, dibandingkan lari kura-kura masih sama.
- Perhatian sekali kamu, saat ada tamu datang tidak jamu.
9. Majas Klimaks
Majas klimaks dipakai dengan cara mengurutkan sesuatu, dari tingkat paling rendah ke tingkat paling tinggi.
Contoh majas klimaks:
- Anak-anak, muda, tua, semua dapat menikmati makanan gratis ini
- Baju berukuran S, L, M, XL, XXL, XXXL, dijual di toko ini.
- Bayi, anak kecil, remaja, dewasa, orang tua, mestinya menjalani kehiduan dengan kecukupan dan penuh kesejahteraan.
- Dari yang kecil, sedang dan besar, semua nya ku beli.
- PAUD, TK, SD,SMP, dan SMA seharusnya menyisipkan pendidikan berbasis talenta dalam pembelajarannya.
- Tidak pandang bulu, masyarakat yang tinggal di pelosok, desa, maupun kota mesti bisa merasakan fasilitas negara ini.
10. Majas Kontradiksi Interminis
Majas kontradiksi interminis merupakan gaya bahasa yang digunakan dengan menyangkal ujaran yang lebih dulu dipaparkan, dan umumnya akan diikuti konjungsi, seperti kata ‘hanya saja’, ‘cuma’ atau ‘kecuali’.
Contoh majas kontradiksi interminis:
- Ikan peliharaan Anto sehat-sehat, hanya saja yang masih kecil mulai sakit-sakitan.
- Kota besar di sini tampak makin glamor saja, hanya saja kota pinggiran menjadi makin terbuang.
- Kupu-kupu di area ini sangat cantik, kecuali yang besar itu kelihatan jelek.
- Pesta ini diadakan dengan cukup meriah, cuma di sudut meja itu kelihatan sepi.
- Smartphone di toko ini kelihatan modern, kecuali satu yang dipojok itu tampak kuno.
11. Majas Litotes
Majas litotes diungkapkan dengan cara berkebalikan dengan majas hiperbola, di mana frasa yang dipakai bertujuan untuk merendahkan diri, yang sebetulnya tidak sesuai dengan yang dikatakan.
Contoh: Jika sedang ke Jogja, jangan lupa berkunjung ke gubuk kami.
Penjelasan: kosa kata ‘gubuk’ dalam ungkapan tersebut bermakna rumah, di mana bangunan rumahnya benar-benar kokoh, bukan seperti gubuk yang disebutkan.
Contoh majas litotes:
- Ini saya beri uang tanda terima kasih, buat beli rokok.
- Mobil butut seperti ini saja yang mampu kami beli.
- Moga-moga kalian nyaman dengan alas yang sederhana ini.
- Silakan menginap di pondok sederhana kami, semoga memberi pengalaman yang mengesankan.
- Silakan menikmati makanan seadanya, ya.
12. Majas Metafora
Majas metafora meruakan jenis majas yang dipakai untuk menggambarkan sebuah obyek yang sifatnya sama dengan pesan yang disampaikan, lewat sebuah ungkapan.
Jadi, suatu obyek dibandingkan dengan obyek lainnya, yang sama sifatnya tapi bukan manusia.
Contoh: Eka merupakan anak emas dalam keluarga Pak Ahmad.
Penjelasan: anak emas merupakan ungkapan yang dipakai untuk menggambarkan orang kesayangan.
Contoh majas metafora:
- Ari cuma bisa pasrah saja setelah dianggap menjadi sampah masyarakat.
- Alya merupakan buah hati pasangan yang serasi itu.
- Budi sudah bekerja keras untuk membuat buah pena ini.
- Desi merupakan bunga desa yang aduhai cantiknya.
- Didi membawa buah tangan dari perjalanannya berkeliling Eropa.
- Karya ini awalnya adalah buah pikiran Dina, teman sekelasku.
- Kita mesti mewaspadai kedatangan orang baru itu, karena ternyata ia tangan panjang.
- Raja hutan itu begitu menakutkan jika sedang meraung.
- Rara menjadi buah bibir di tetangga karena kelakuannya yang urakan.
- Sang Raja Siang hari ini terasa begitu terik.
13. Majas Metonimia
Majas metonimia merupakan gaya bahasa yang menyandingkan istilah atau merk yang terkenal, menunjukkan benda-benda yang lebih umum.
Contoh: Supaya gigi menjadi sehat dan bersih, kita mesti menggosok gigi dengan rajin memakai odol.
Penjelasan: istilah ‘odol’ dalam kalimat tersebut merujuk pada pasta gigi, di mana sebenarnya ‘odol’ merupakan merk dagang terkenal dari pasta gigi.
Contoh majas metonimia:
- Andi suka menghisap djarum super.
- Ardi pergi ke warung untuk membeli gudang garam.
- Ayah memintaku menyalakan sanyo, karena air di tandon habis.
- Biar tidak mabuk saat perjalanan, jangan lupa minum antimo.
- Eko pergi ke Mekkan naik garuda.
- Ibu pergi ke pasar naik honda.
- Jika kamu merasa sakit, coba minum sangobion.
- Kalau uang saku sudah menipis, aku suka makan supermi.
- Panca mencari nokia nya yang dari tadi belum ketemu.
- Tiap kali pergi ke luar kota, Adrian suka membawa aqua.
14. Majas Paradoks
Majas paradoks mengungkapkan sesuatu dengan cara membandingkan fakta asli dengan situasi yang berkebalikan.
Contoh: Aku masih saja merasa sepi di tengah ramainya suasana kota ini.
Penjelasan: sepi dan ramai merupakan hal yang beertentangan.
Contoh majas paradoks:
- Andi perutnya masih lapar, padahal hidup di dekat pusat kuliner.
- Aneh, Dudi merasa kebisingan dalam ruang kosong yang sepi begini.
- Evi terus menangis, saat orang di sekelingnya tertawa bahagia.
- Fajar masih malas saja, padahal teman-temannya berkobar semangat nya untuk menjadi relawan.
- Rinda tetap tersenyum, walaupun pedih hatinya ditinggal pergi Arman.
15. Majas Pararelisme
Umumnya, majas paralelisme ada dalam puisi, yang dipakai secara berulang, dengan definisi berbeda.
Apabila diulang di awal kalimat, maka dinamakan anafora.
Sementara, bila diulang di akhir kalimat, disebut epifora.
Contoh majas paralelisme:
Jatuh cinta itu indah.
Jatuh cinta itu bahagia.
Jatuh cinta itu berbunga-bunga.
Kasih jangan pernah jauh.
Kasih tetaplah dekat denganku.
Yang kau cari kemana-mana, itulah cinta.
Karena akulah yang namanya cinta.
16. Majas Personifikasi
Majas personifikasi memakai gaya bahasa yang diungkapkan seolah-olah mengganti fungsi benda mati menjadi bersikap layaknya manusia.
Dengan kata lain, majas personifikasi membandingkan antara benda mati dengan manusia.
Inti utamanya, ada pada istilah ‘person’ yang diartikan sebagai orang, atau mengorangkan benda mati.
Contoh: Kuas itu menari dengan lugasnya di atas kain kanvas untuk menghasilkan lukisan yang sangat indah.
Penjelasan: kuas merupakan benda mati yang pasti tidak dapat menari, tapi dinyatakan kuas tersebut dapat menari-nari seperti manusia.
Contoh majas pesonifikasi:
- Aku merasakan jam ini berjalan begitu lambat.
- Aku seperti merasa dinding ini mendengar ucapan kita.
- Aku tidak menemukan uangku, apa mungkin dia melarikan diri?
- Etik merenung sambil memandang dedaunan yang bergoyang ditiup angin.
- Jaket ini memeluk tubuhku erat di tengah malam yag dingin ini.
- Laut biru itu seperti sedang menatapku di dalam kehenigan.
- Lihat bunga-bunga itu, seperti bercanda dengan riang di bawah sinar matahari.
- Pensil itu menari di atas secarik kertas.
- Pohon-pohon di kebun itu kelihatan sedih akibat kemarau yang berkepanjangan.
- Mobilku terlalu lelah setelah dipakai berkeliling Pulau jawa.
17. Majas Pleonasme
Majas Pleonasme memakai kata-kata yang sama maknanya, sehingga kesannya tidak efektif.
Tapi, hal ini memang dilakukan secara sengaja, untuk memberi penegasan terhadap sesuatu.
Contoh: Kita harus meju ke dapan, agar persoalan ini cepat selesei.
Penjelasan: maju pasti ke depan.
Contoh majas pleonasme:
- Jangan pernah mundur ke belakang, walaupun beratnya seperti apa.
- Sejarah masa lalu memberi pelajaran yang bermakna buat kita.
- Yang bisa menjawab pertanyaan ini, silakan maju ke depan.
- Yang setuju, silakan angkat tangan ke atas.
- Yang sudah lengkap persyaratannya, silakan masuk ke dalam.
18. Majas Repetisi
Majas repetisi dipakai dengan cata mengulang kata-kata yang terdapat pada suatu kalimat.
Contoh majas repetisi:
- Buku ini bagus isinya, buku ini saya rekomendasikan, buku ini harus kamu baca.
- Dia merupakan pelaku kejadian ini, dia pencuri itu, dialah yang mengambil motor di rumahmu.
- Gadis itu berhasil meluluhkan hatiku, gadis itu membuatku terpikat, dan gadis itu kini jadi pujaanku.
- Ku kenal Siti begitu baik, Siti begitu mulia sifatnya, Siti selalu memberi pertolongan tanpa orang meminta.
- Komputer ini sudah menemaniku belajar sejak kecil, lewat komputer ini aku semakin pintar, walaupun komputer ini sekarang sudah rusak, aku tetap akan menyimpannya.
- Kota ini merupakan tempat kelahiranku, kota ini tempat asalku, dan di kota ini nanti aku ingin menghabiskan masa tua.
- Rumah ini sangat nyaman, rumah ini sungguh istimewa, rumah ini banyak menyimpan kenangan masa kecilku.
- Saya sudah insaf, saya ingin berubah, saya tidak akan lagi berbuat jahat, saya ingin jadi orang baik.
- Tempat ini jadi saksi pertemuanku denganmu, di tempat ini pula kita dipisahkan, dan tempat ini menjadi kenangan.
- Tika merupakan gadis baik, Tika juga baik, Tika merupakan wanita yang sempurna.
19. Majas Retorika
Majas retorika dipaia dengan memberi penegasan dengan bentuk kalimat pertanyaan, yang sebetulnya tidak usah dijawab.
Contoh majas retorika:
- Apakah kita pernah meminta semua keberjahan ini?
- Kapan aku memintamu untuk memberikan hadiah ini?
- Kapan juga aku pernah memintamu datang kemari?
- Memang ada ya orang yang mau ditipu?
- Memangnya kita pernah mengangkat pemimpin yang cuma mau memikirkan kepentingannya sendiri?
- Siapa juga yang tidak mau dipimpin seorang yang amanah?
- Siapa yang rela, kalau orang yang disayanginya ternyata pergi meninggalkannya?
- Siapa yang senang jika hidup rumah tangganya berantakan?
- Siapa yang tidak mau hidup sejahtera?
- Siapa yang tidak sedih bila ditinggal kekasih?
20. Majas Sarkasme
Majas sarkasme merupakan jenis majas sindiran, yang diungkapkan secara langsung, dengan cara kasar dan cenderung seperti menghujat.
Contoh majas sarkasme:
- Aku ingin muntah memakan masakan ini.
- Anak itu dungu sekali, tidak bisa apa-apa.
- Anak itu sangat tolol, diajaripun tetap tidak mengerti.
- Banguna tua ini kumuh dan sudah reot, cocok jadi tempat pembuangan sampah saja.
- Buku ini sangat jelek, pusing aku membacanya.
- Dia memang tak ada gunanya, persis seperti sampah masyarakat!
- Dodi memang orang yang jorok, makanya dijauhi teman-temannya.
- Pesta kali ini kacau balau, sampai aku pun tidak menikmatinya.
- Sayang sekali, kelinci itu buruk rupa, sehingga tidak adak yangmau memeliharanya.
- Suara kaset ini jelek sekali, sampai membuat telingaku terasa sakit.
21. Majas Satire
Majas satire cukup mirip dengan majas sarkasme, hanya saja majas satire memakai ungkapan dalam menyindir, alih-alih kata yang keras dan kasar.
Contoh majas satire:
- Badan boleh pendek, tapi percaya diri jangan ciut dong!
- Berapa tahun kau sudah belajar masak? Rasanya tetap begini-begini saja!
- Kau sudah berapa hari tak makan? Lahap begitu makanmu!
- Memangnya hati nuranimu sudah mati? Sampai jahatnya menyakiti hewan ini!
- Percuma memberitahumu sampai mulutku berbusa, pasti tak kau dengar juga.
22. Majas Simbolik
Majas simbolik merupakan jenis majas yang memperbandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup dalam suatu bentuk ungkapan.
Contoh: Laila merupakan bunga desa yang mempunyai banyak kelebihan.
Penjelasan: frasa ‘bunga desa’ menggambarkan seseorang yang cukup dikagumi.
Contoh majas simbolik:
- Dewi seperti bunga teratai, sosknya begitu indah, namun susah digapai.
- Erna bak ratu lebah, yang dipuja banyak pria.
- Heru memang terkenal sangat berani, seperti raja hutan.
- Memang betul Ayu itu kembang desa, sebab dikagumi oleh pria-pria yang mengenalnya.
23. Majas Simile
Majas simile cukup mirip dengan majas asosiasi yang memakai kata penghubung seperti, bak, atau bagaikan.
Bedanya, majas simile bukan membandingkan dua obyek berbeda, tapi membandingkan aktifitas memakai ungkapan dengan makna serupa, yang disampaikan dengan lugas dan eksplisit.
Jadi, seseorang bisa langsung menebak makna dari ungkapan yang disampaikan.
Contoh: Sesudah ibunya meninggal. Aryo seperti anak ayam yang kehilangan induknya, serba kebingungan.
Penjelasan: ungkapan ‘seperti anak ayam yang kehilangan induknya’ merujuk pada aktifitas yang serba bingung tanpa tujuan dan arah yang jelas.
Contoh majas simile:
- Aktifitas hari ini kacau balau, seperti hutan terserang angin ribut.
- Andi begutu patuh dengan ketua kelompoknya, seperti kerbau yang ditusuk hidungnya.
- Cobalah untuk sering bergaul, agar tidak kurang pengetahuanmu, seperti kura-kura dalam tempurung.
- Ilham kelihatan sangat lapar, kondisinya seperti singa yang kelaparan.
- Wahyu memang anak malas, seperti beruang di musim dingin.
24. Majas Sinekdok
Majas sinekdok diartikan sebagai gaya bahasa yang memiliki perwakilan untuk menyampaikan sesuatu.
Majas sinekdok dibagi menjadi dua macam, yakni:
- Majas sinekdok pro parte: majas yang menyampaikan keseluruhan, untuk mewakili sebagian.
Contoh: Cina berhasil memenangkan 250 medali emas dalam kompetisi ini.
Penjelasan: frasa ‘Cina’ merupakan ‘keseluruhan’, padahal aslinya hanya sebagain orang Cina saja yang memenangkan medalinya.
- Majas sinekdok pars pro parte: majas yang menyampaikan sebagain, utnuk mewakili keseluruhan.
Contoh: Dalam sepekan ini, Ardi belum memperlihatkan batang hitungnya.
Penjelasan: frasa ‘batang hidung’ merupakan sebagian tubuh Ardi, padahal yang dimaksud sebenarnya adalah Ardi seluruhnya.
Contoh majas sinekdok pro parte:
- Dalam pertandingan sepak bola semalam, Brazil berhasil menundukkan Spanyol.
- Italia masih menutup diri akibat wabah virus Covid 19.
- Korea Utara bersaing dengan Amerika Serikat dalam teknologi nuklir.
- Rusia berhasil meluncurkan roket teknologi terbarunya semalam.
- Sekolah temanku berhasil memenangkan pertandingan basket antar provinsi.
Contoh majas sinekdok pars pro toto:
- Ayah menyembelih 4 ekor sapi untuk syukuran nanti malam.
- Ayolah, tunjukkan batang hidungmu walaupun hanya sebentar.
- Hari ini kita hanya butuh satu kepala perwakilan saja untuk menghadiri rapat di Jakarta.
25. Majas Sinisme
Ungkapan dalam majas sinisme dipakai untuk menyindir sesuatu, dimana sindiran ini disampaikan secara langsung.
gaya bahasa dalam majas sinisme tidak memakai suatu ungkapan untuk menghaluskan sindirian, tapi tidak juga diucapkan dengan kasar.
Contoh majas sinisme:
- Anak itu sungguh pelit nya minta ampun, berbagi kue saja tidak mau.
- Bantal ini apek sekali, sepertinya tidak pernah dibersihkan.
- Kamu ini malas sekali, membersihkan rumah pun tidak mau.
- Kotor sekali rumahmu, sampai-sampai debu pun berterbangan ke berbagai sudut.
- Kurus sekali badanmu, memang tidak makan setahun?
26. Majas Tautologi
Dalam majas tautologi, digunakan sinonim kata untuk memberi pengasan ujaran dan kondisi tertentu.
Contoh majas tautologi:
- Tinggal di sini membuat hati damai, aman, dan tenteram.
- Dalah gadis yang selama ini ku cari-cari, yang penuh kasih, sayang, dan cinta.
- Gadis di sudut itu terlihat manis, cantik, dan anggun.
- Suasana perayaan ini sangat meriah, ramai, gegap gempita.
- Kalau kamu tak ada, hidup ini terasa sunyi, sepi, senyap.
- Aku paling menyukai anak yang riang, gembira, ceria, dan penuh suka cita.
- Coba pilihlah baju yang elegan, modis, bergaya, dan modern.
- Siti terkanal sebagai anak yang disiplin, patuh, dan rajin.
- Bulan di malam ini bercahaya terang benderang.
- Tarian di panggung itu sungguh lemah lembut, gemulai, dan meliuk-liuk.
- Jangan pernah percaya terhadap perampok, pencuri, penjaha, dan penjambret seperti dia.
27. Majas Tropen
Majas tropen adalah jenis majas yang memakai kata pengganti yang sejajar, untuk mengungkapkan suatu kondisi tertentu.
Contoh majas tropen:
- Karyawati penyedia angkutan udara itu sungguh sopan dan ramah saat melayani awak kabin. (Pramugari)
- Uang dan kekayaannya sungguh berlimpah, sehingga tiap hari bisa disumbangkannya kepada anak yatim. (Miliarder)
- Orang no satu di Amerika Serikat sedang jatuh sakit. (Presiden)
- Ari sekarang bekerja sebagai penjaga keamanan di pabrik itu. (Satpam)
- Kontingen anak bangsa yang bertarung dalam kompetisi internasional, sudah berangkat hari ini. (Atlet)
Demikianlah artikel yang membahas macam-macam majas atau gaya berbahasa.
Jika ada pertanyaan seputar macam-macam majas ini, silakan menuliskannya di kolom komentar, ya.
Jangan lupa untuk like dan share juga artikel ini.