Mahatma Gandhi merupakan Bapak Bangsa India yang termasyur dalam sejarah berdasarkan prinsip “pergerakan tanpa kekerasan”.
Semasa hidupnya, Gandhi dikenal sebagai seorang politikus, pengacara (terutama di India), aktivis sosial, dan penulis yang taat secara spiritual.
Oleh karenanya, dalam melaksanakan salah satu peran pentingnya untuk memerdekakan India dari jajahan Inggris, ia tetap memegang teguh asas perdamaian.
Pemikiran dan karya-karyanya hingga kini tetap menjadi salah satu ajaran untuk memperjuangkan perdamaian dunia.
Bahkan saking menginspirasinya, kisah hidup Gandhi sudah banyak bertransformasi dalam bentuk film, karya sastra ataupun pertunjukan teater.
Biografi Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi memiliki nama asli Mohandas Karamchand Gandhi.
Mahatma merupakan sebuah gelar, yang dalam bahasa Sansekerta diartikan sebagai jiwa agung (great soul).
Gelar Mahatma dianugerahkan kepadanya di Afrika Selatan pada tahun 1914 oleh Rabindranath Tagore, seorang penyair dan novelis terkenal.
Selain itu, dia juga mendapatkan panggilan Bapu khususnya oleh masyarakat India, yang dalam bahasa Gujarat memiliki arti ayah.
Gandhi dilahirkan oleh Putibai, yang merupakan istri keempat dari anggota dewan negara bagian Rajkot, Karamchand Gandhi pada 2 oktober 1869.
Putibai adalah pemeluk agama Hindu yang taat.
Sehingga rumah yang ia tempati, sekaligus untuk membesarkan seorang Gandhi, dipenuhi dengan pemujaan kepada Dewa Wisnu, dengan kecondongan terhadap aliran Jainisme.
Keyakinan ajaran Jainisme yakni hidup tanpa kekerasan dan segala yang di alam adalah abadi.
Lingkungan tumbuh yang demikian kemudian membentuk prinsip hidup Gandhi yang terkenal “pergerakan tanpa kekerasan”.
Gandi bersekolah di Porbandar, tanah kelahirannya, dengan fasilitas pendidikan seadanya.
Kemudian pada usia sekitar tujuh tahun ia pindah ke Rajkot untuk mengikuti ayahnya yang menjadi anggota dewan, dan mulai bersekolah disana.
Gandhi menyelesaikan pendidikan dasar, dan melanjutkan ke sekolah lanjutan di pinggiran kota Rajkot.
Dia dikenal sebagai seorang pemalu yang hampir tidak berbicara dengan teman-temannya. Kebiasaanya sehari-hari adalah membaca dengan tekun.
Pada usia 13 tahun, ia dinikahkan dengan Kasturba. Pernikahan ini membuatnya harus ‘cuti’ sekolah selama satu tahun.
Dari pernikahan ini Gandhi dikaruniai lima orang anak, tetapi anak pertamanya meninggal setelah dilahirkan sehingga pencatatan dilakukan terhadap empat orang anaknya yaitu Harilal; Manilal; Ramdas dan Devdas.
Akibat kematian putranya ini Gandhi kemudian taat menggunakan dhoti (pakaian tradisional laki-laki India) berwarna putih sebagai jubah kedukaan.
Keadaan ‘cuti sekolahnya’ ini kemudian membuatnya mendapatkan perlakuan khusus –hanya ditujukan untuk anak rajin– berupa lompat kelas.
Gandhi hanya menjalani standar tiga di sekolah lanjutan selama enam bulan, kemudian langsung diikutkan ujian masuk ke standar empat.
Berbekal ketekunan, ia berhasil menyelesaikan ujian matrikulasi pada tahun 1887 dan diterima di Samaldas College, Bhavnagar, Gujarat.
Kemudian pada September 1888, atas saran dari kerabat dekatnya ia pergi ke London, Inggris untuk melanjutkan pembelajaran ilmu hukum di The Temple Inn of Court (Salah satu dari empat sekolah tinggi hukum terbaik), dan menyelesaikannya pada 1891.
Selama di London, Gandhi tetap memegang teguh ajaran agamanya dan menepati janjinya kepada sang ibu untuk menjadi vegetarian. Ia bahkan bergabung dengan vegetarian society.
Gandhi kembali ke India di tahun yang sama, 1981, dan mendapati kabar ibunya sudah meninggal.
Kariernya sebagai pengacara di India dimulai di Bombay tetapi dia tidak mendapatkan kesempatan yang sesuai dengan ekspektasinya.
Kemudian dia berpindah Haluan menjadi guru paruh waktu, namun lag-lagi karena fasilitas yang ia peroleh tidak sesuai dengan kualifikasi profesionalnya sebagai lulusan London, akhirnya ia kembali meninggalkan pekerjaan tersebut.
Tahun 1893, ia mendapatkankan kontrak dari sebuah perusahaan India bernama Dada Abdulla & Co. yang bergerak di Natal, Afrika Selatan sehingga kemudian berpindah kesana.
Kehidupannya di Afrika tidak berjalan dengan mulus karena ia disambut dengan apartheid, tindakan diskriminasi ras.
Perjuangan dan pergerakan Gandhi tidak hanya berfokus pada profesinya sebagai pengacara.
Ia juga terkenal aktif sebagai politikus dan menjadi salah satu tokoh penting dalam memperjuangkan kemerdekaan India.
Selain itu ia juga merupakan pejuang HAM terutama saat tinggal di Afrika, dan bergerak sebagai aktivis sosial yang memperjuangkan hak-hak kamu kecil dan tertindas.
Terlepas dari semua ketenarannya, Gandhi juga merupakan seorang yang rajin menulis baik dalam bentuk artikel, pernyataan konferensi pers, surat dan lain-lain sebagai bentuk pandangannya terhadap kehidupan.
Tulisan-tulisan ini kemudian dibukukan setelah ia meninggal.
Gandi meninggal akibat penembakan yang dilakukan oleh seorang nasionalis ekstrim dan Hindu fanatik bernama Nathuram Godse, yang menentang keputusannya perihal perekonomian untuk penduduk Pakistan.
Jasad Gandhi kemudian dikremasi di daerah Rajghat, Delhi (tempatnya meninggal) dan abunya ditabur di banyak tempat untuk mengenang jasa-jasanya.
Lokasi penaburan abu Gandhi antara lain di sungai Nil di Uganda, Afrika Timur; Sangam di Allahabad; Istana Aga Khan (lokasi penjara saat ditahan tahun 1922-1924); taman pemakaman memorial; dan Self-Realization Fellowship Lake Shrine di kawasan Los Angeles, California.
Pemikiran
Ahimsa
Ahimsa memiliki arti tidak menyakiti.
Secara luas, menyakiti yang dimaksud tidak hanya yang bersinggungan dengan fisik melainkan juga dengan perasaan.
Artinya hal ini termasuk membenci dan memperalat yang dapat menimbulkan sakit hati orang lain.
Gandhi senantiasa mendahulukan bentuk kasih sayang, tenggang rasa dan toleransi dengan demikian konsep ahimsa ini menekankan pada tindakan damai dalam menghadapi ketidakadilan.
Nir-Kekerasan
Nir-kekerasan adalah larangan untuk membunuh yang ia peroleh dari ajaran kitab Injil.
Pemikiran ini dipegang teguh oleh Gandhi karena dianggap parallel dengan konsep ahimsa.
Realisasi nir-kekerasan dilakukan melalui menanggungkan penderitaan dengan rasa cinta dan kerelaan hati, hingga akan mampu meluluhkan hati musuh-musuh tanpa membunuh.
Satyagraha
Satyagraha adalah gerakan yang digaungkan untuk melakukan perjuangan politik dan sosial.
Secara bahasa satyagraha memiliki arti kebenaran.
Pencarian kebenaran ini dilakukan dengan memperbaiki kesalahan menggunakan cinta damai dan anti kekerasan.
Oleh karenanya, satyagraha kemudian lebih dikenal sebagai gerakan tanpa kekerasan.
Hartal
Hartal diartikan sebagai pemogokan nasional.
Ketika melakukan hartal maka kegiatan sosial dan buruh pabrik akan diberhentikan termasuk toko dan pasar yang ditutup.
Hal ini merupakan alat protes politik yang cukup efektif untuk digencarkan.
Swadesi
Swadesi adalah gerakan cinta produk dalam negeri.
Swadesi digunakan Gandhi untuk bergerak mengingat sumber daya manusia di India yang besar, sehingga gerakan ini ditanamkan agar masyarakat tergerak untuk memproduksi kebutuhannya sendiri.
Sebagai inisiasi, Gandhi memopulerkan industri pemintalan kapas menjadi kain, dengan demikian India mampu membuat pakaiannya sendiri.
Swadesi bertujuan jangka panjang agar India mampu berdikari di atas kaki sendiri tanpa bergantung terhadap negara lain.
Perjuangan dan Pergerakan
Periode di Afrika Selatan
Gandhi menetap kurang lebih dua puluh satu tahun di Afrika Selatan dan berjuang untuk membela kepentingan warga India disana yang diperlakukan diskriminatif.
Tahun 1894 terjadi pergolakan politik di Natal karena adanya RUU yang berisi orang India tidak memiliki hak untuk memilih.
Petisi yang ditandatangani orang-orang India di Natal kemudian dibuat sebagai bentuk protes.
Meskipun tidak dapat menggagalkan RUU, gerakannya mampu merebut simpati pers yang ada di Natal, India dan Inggris.
Buntut dari kejadian ini adalah ia mendirikan Natal Indian Congress, dan berhasil membuat surat kabar ternama seperti The Times of London dan The Statesman mengangkat kasus diskriminasi dan HAM Natal India ini.
Gandhi kembali ke India pada tahun 1896 untuk menjemput istri dan kedua anaknya.
Ia juga bergerilya membujuk pemimpin India untuk menyatukan suara politik dan memberi dukungan kepada penduduk India di luar negeri.
Aksinya ini kemudian membuatnya mendapat serangan dari bangsa kulit putih sekembalinya ia ke Afrika Selatan pada 1897.
Tahun 1906 pemerintah Transvaal, Afrika Selatan menerbitkan Black act atau Undang-undang kulit hitam, yang mewajibkan semua penduduk India melakukan sidik jari sebagai pendataan.
Seseorang yang ditemui tidak memiliki surat kelengkapan tinggal akan dipenjara atau dideportasi.
Bentuk protes dari kebijakan ini kemudian dilontarkan oleh Gandhi dalam bentuk satyagraha, yaitu melakukan perlawanan tanpa menggunakan kekerasan.
Konsep yang dikemukakan melalui satyagraha adalah perlawanan melalui mawas diri, atau dalam artian hukuman justru diberikan kepada diri sendiri tanpa menimbulkan penderitaan pada lawan.
Hal ini karena ia berkeyakinan lawan harus diselamatkan dari perbuatan salah yang mereka lakukan.
Puncak memperjuangkan HAM di Afrika Selatan berakhir tahun 1913 dengan disepakatinya negosiasi antara Gandhi dan Jenderal Jan Christian Smuts.
Periode di India
Tahun 1914 Gandhi bertandang ke London dan tinggal beberapa bulan, lalu kembali ke India pada 1915.
Di ranah politik, Gandhi menolak bergabung pada agitasi tetapi tetap aktif melancarkan kritik terhadap pemerintahan Inggris yang menguasai negaranya.
Ia juga tergerak untuk memperjuangkan nasib para petani di Bihar serta daerah Gujarat.
Tahun 1919, akibat provokasi dari pihak Inggris yang memanfaatkan pihak oposisi India, Gandhi dengan lantang mengumumkan dimulainya perjuangan satyagraha di India.
Tahun 1920, ia mengubah haluan Indian National Congress menjadi sebuah instrumen politik mengenai nasionalisme.
Langkah yang ia tempuh adalah merekonstruksi piknik tiga hari Natal salah satu kelas menengah atas utama India menjadi organisasi massa, yang kekuatannya bahkan sampai kota kecil dan desa.
Satyagraha dilancarkan dengan memboikot seluruh manufaktur Inggris dan lembaga yang dibantu Inggris baik di bidang legislatif, kantor, pengadilan, bahkan sekolah.
Februari 1922, kekhawatiran Gandhi terhadap kemungkinan terjadinya kekerasan di Kawasan Chauri Chaura, India timur, mengakibatkan pembangkangan sipil massal yang akan dilakukan terpaksa dibatalkan.
Gandhi lalu ditangkap tanggal 10 Maret 1922 dengan ketentuan hukuman penjara selama enam tahun.
Namun setelah operasi usus buntu Februari 1924, ia dibebaskan dari penjara.
Absennya Gandhi dari panggung politik rentang 1922-1924 membuat partai kongres yang ada sebelumnya sudah terpecah menjadi dua kubu, yaitu pimpinan Chitta Ranjan Das – Motilal Nehru (ayah dari perdana menteri pertama di India, Jawaharlal Nehru) dan penentangnya yang dipimpin Chakravarti Rajagopalachari – Vallabhbhai Jhaverbhai Patel.
Kondisi buruk lainnya adalah bubarnya keharmonisan hubungan antara umat Hindu serta Muslim yang diupayakannya pada masa gerakan non-kooperasi.
Usahanya untuk meredakan kecurigaan dan fanatik dilakukan melalui puasa selama tiga minggu berturut-turut untuk memberikan gambaran terhadap orang-orang mengenai nir-kekerasan.
Tahun 1927, pemerintah Inggris membentuk komisi reformasi konstitusi yang diketuai oleh Sir John Simon tetapi sama sekali tidak melibatkan orang India dalam keanggotaannya.
Hal ini membuat Gandhi mengemukakan resolusi penting pada gelaran kongres di Calcutta tahun 1928 mengenai tuntutan kemerdekaan penuh India dari pemerintah Inggris dengan tempo waktu satu tahun.
Jika tidak diterima, Gandhi mengancam akan melakukan gerakan satyagraha secara nasional.
Ancaman itu diwujudkan pada Maret 1930 dengan dimulainya Salt March, yaitu satyagraha yang berfokus pada penentangan beban pajak garam.
Gerakan ini sukses dengan dipenjaranya 60.000 orang.
Tahun 1931, Gandhi menyetujui gencatan senjata melalui pakta Gandhi-Irwin; membatalkan aksi pembangkangan sipil, dan akan menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB) di London.
Namun karena KMB hanya menyoroti permasalahan minoritas di India bukan tentang kemerdekaan India, maka kekecewaan muncul di kalangan nasionalis.
Lebih parah, sekembalinya Gandhi ke India partainya diserang habis-habisan Lord Willingdon (penerus raja sebelumnya, Lord Irwin).
Dampaknya Gandhi dipenjara dan diisolasi dari luar dan berusaha untuk meruntuhkan pengaruhnya di India.
September 1932, masih di dalam penjara, Gandhi mulai berpuasa sebagai bentuk protes terhadap pemisahan Dalit, kasta terendah India dan mengalokasikannya menjadi pemilih terpisah dalam konstitusi baru.
Hingga pada 1934, Gandhi memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pemimpin sekaligus anggota partai kongres.
Selanjutnya ia berkonsentrasi untuk membangun kekuatan bangsa dari bawah ke atas.
Hal ini diupayakan dengan menggerakkan pendidikan kalangan bawah dan menstimulasi usaha-usaha yang bisa digunakan untuk menggerakkan perekonomian seperti menenun dan industri rumahan, di samping kegiatan pertanian.
Ia juga memelopori terbentuknya ashram (komunitas religius) di Sabarmati dan Sevagram.
Tahun 1947, Muslim League yang dipimpin Mohammad Ali Jinnah bersekutu dengan pemerintahan Inggris untuk mengajukan pemisahan wilayah antara umat Muslim dan Hindu.
Setelah perundingan alot, keinginan ini kemudian dikabulkan Inggris pada Agustus 1947, yang memecah wilayah kekuasaan India untuk umat Hindu dan umat Muslim memperoleh daerah kekuasaan di Pakistan.
Kaum Muslim selanjutnya menuntut kemerdekaan mutlak atas Pakistan.
Kejadian ini kemudian dicatat sebagai hari kemerdekaan Pakistan pada 14 Agustus 1947 dan India mengklaim hari merdeka mereka pada 15 Agustus 1947.
Puasa
Gandhi dibesarkan di keluarga religius yang menganut aliran Jainisme.
Sehingga sejak dini konsep vegetarianisme dan puasa untuk penyucian diri sudah melekat pada dirinya.
Hal ini kemudian membentuk kebiasaan dan sekaligus dijadikan alat untuk melakukan perjuangan.
Saat melakukan puasa, ia tidak memakan apapun.
Hanya minum sedikit air dan sejumput garam.
Bentuk-bentuk puasa yang dijalani Gandhi semasa hidupnya terangkum dalam daftar berikut,
- Puasa 7 hari (13 – 20 Juli 1913) yang dilakukan di Phoenix, Afrika Selatan sebagai bentuk taubat cepat untuk kali pertama.
- Puasa 14 hari (April, 1914) yang merupakan puasa taubat yang kedua.
- Puasa 3 hari (15 – 18 Maret 1918) sebagai bentuk dukungan terhadap kepentingan buruh pabrik yang melakukan aksi mogok di Ahmedabad.
Ini menjadi puasa yang pertama ia lakukan di India.
Selesainya puasa ini diikuti dengan kesepakatan para buruh untuk menyelesaikan sengketa dengan arbitrase. - Puasa 3 hari (14 – 16 April 1919) yang merupakan puasa pertama yang ditujukan untuk anti kekerasan.
Puasa ini adalah bentuk upaya melawan tergelincirnya sebuah kereta di Kawasan Nadiad, Gujarat, India. - Puasa 4 hari (19 – 22 November 1921) sebagai bentuk tantangan terhadap anarkisme yang dilakukan saat Pangeran Wales dari Kerajaan Inggris tiba di India.
- Puasa 5 hari (2 – 7 Februari 1922) adalah upaya mencapai perdamaian karena adanya kekerasan dan aksi penembakan pada saat insiden Chauri Chaura.
Puasa 21 hari (18 September – 8 Oktober 1924) adalah puasa dengan periode terlama yang dilakukan Gandhi selama hidupnya.
Puasa ini dilakukan ketika terjadi konflik antara umat Hindu dan Muslim.
Melalui puasa ini Gandhi melakukan introspeksi terhadap perjuangannya untuk memperoleh kemerdekaan India.
Ia berusaha untuk membagikan pengaruh positif ke sekelilingnya bahwa yang terpenting bukanlah agama apa, melainkan bagaimana pemeluk berbagai agama itu saling bertoleransi.
Aksi puasanya diakhiri ketika bacaan Al Quran dan Gita dikumandangkan.
Meski tidak sepenuhnya berhasil meredakan konflik antara kaum Hindu dan Muslim, aksi puasa 21 hari ini dikenang sebagai meditasi timur untuk seruan perubahan. - Puasa 7 hari (24 – 30 November 1925) sebagai bentuk puasa taubat cepat ketiga.
- Puasa 6 hari (20 – 26 September 1932) dilakukan di penjara pusat Yerwada yang kemudian dilanjutkan di kediamannya di Poona.
- Puasa ini sebagai wujud penolakan terhadap anti-tak tersentuh (kaum Dalit atau Gandhi menyebutnya dengan Harijan) pertama.
Hasilnya, pemimpin nasional kemudian mengadakan perundingan dan klausul pemisahan kaum Dalit ini dicabut oleh pemerintah Inggris. - Puasa 1 hari (3 Desember 1923) sebagai aksi simpati terhadap Appasaheb Patwardhan dalam anti-tak tersentuh kedua.
- Puasa 21 hari (8 – 29 Mei 1933) ini merupakan bentuk penolakan anti-tak tersentuh ketiga, yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi kaum Harijan.
- Puasa 7 hari (16 – 23 Agustus 1933) merupakan puasa lanjutan penolakan anti-tak tersentuh keempat untuk memperoleh hak istimewa ketika masih di dalam penjara berupa kesempatan melanjutkan perjuangan dengan mengatasnamakan kaum Harijan.
- Puasa 7 hari (7 – 14 Agustus 1934) sebagai bentuk perlawanan terhadap anggota kongres yang keras.
- Puasa 3 hari (Maret 1939) sebagai seruan protes terhadap pemerintahan Inggris untuk meninggalkan India dan memberikan hak kemerdekaan.
- Puasa 21 hari (10 Februari – 3 Maret 1943) yang dilakukannya karena merasa keberatan atas hukuman penjara yang dijatuhkan padanya tanpa ada dakwaan dari pemerintah Inggris.
- Puasa 4 hari (1 – 4 September 1947) sebagai upaya lanjutan untuk kembali mempersatukan umat Hindu dan Muslim pasca pemisahan wilayah India – Pakistan.
- Puasa 6 hari (13 – 18 Januari 1948) yang merupakan puasa ketiga dalam upaya mempersatukan kaum Hindu-Muslim.
Puasa ini diakhiri dengan disetujuinya syarat Gandhi oleh pemimpin penting dan para politisi untuk merealisasikan rencana perdamaian komunal.
Adapun syarat yang diajukan adalah
- Pekan raya tahunan yang dilangsungkan di kuil Khwaja Bakhtiyar selama sembilan hari dijamin dapat terselenggara dengan damai;
- Masjid-masjid yang dinilai ‘aneh’ di Kawasan Dehli diubah menjadi rumah, dan kuil kembali difungsikan sebagaimana mestinya;
- Kaum Muslim diberikan izin melakukan kegiatan dengan bebas di Old Delhi; d) kesadaran dari kaum non-Muslim ketika ada kaum Muslim yang kembali ke rumahnya setelah dari Pakistan;
- Kaum muslim diberikan kebebasan bepergian menggunakan kereta;
- Boikot terhadap ekonomi kaum Muslim ditiadakan;
- Pengungsi Hindu yang masih berada di daerah kaum Muslim diakomodasi dengan melakukan persetujuan terlebih dahulu dengan pihak Muslim setempat.
Karya
Buku
Mahatma Gandhi selain berkiprah di dunia politik, ia juga produktif menulis dalam berbagai bentuk terutama artikel di tabloid mingguan.
Menurutnya, melalui tulisan dia dapat membentuk opini publik dan mendulang dukungan secara lebih efektif.
Selain itu dia juga merupakan pengampu beberapa tabloid seperti Young India; Harijan; India Opinion; dan Navajivan.
Setelah ia meninggal, diprakarsai pengumpulan karya-karyanya baik dalam bentuk artikel, surat, pidato, draf konferensi pers, petisi dan lain-lain untuk diterbitkan dalam bentuk buku.
Buku-buku tersebut antara lain sebagai berikut,
- Guide to Health. Diterbitkan di Madras tahun 1921 oleh S. Ganesan. Buku ini berisi tentang penjelasan konsep vegetarian bagi kesehatan manusia.
- The Story of My Experiments with Truth. Terbit dalam dua volume yaitu tahun 1927 untuk volume 1 dan 1929 untuk volume 2 menggunakan bahasa Gujarat.
Buku ini merupakan autobiografi yang menceritakan tentang kisah hidupnya terhitung sampai tahun 1920.
Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh Mahadev Desai pada tahun 1948. - Jail Experience. Terbit tahun 1922 di Madras oleh penerbit Tagore & Co.
- Ethical Religion. Diterbitkan oleh S. Ganesan tahun 1922 di Madras.
- Basic Education. Buku ini diterbitkan oleh Navajivan Publishing House tahun 1951 di Ahmedabad, Gujarat.
- Bapu’s Letter to Mira (1924-1948). Berupa kumpulan surat-surat Gandhi kepada Mira Behn (Madeline Slade) yang diterbitkan oleh Navajivan Publishing House di Ahmedabad pada tahun 1949.
- Satyagraha in South Africa. Buku ini pertama diterbitkan di Madras oleh penerbit S. Ganesan tahun 1928.
Secara keseluruhan menceritakan tentang gerakan satyanugraha yang diinisiasi Gandhi di Afrika Selatan.
Selanjutnya tahun 1950 buku ini diterjemahkan oleh Valji Govindji Desai dan diterbitkan lagi oleh Navajivan Publishing House. - Hind Swaraj. Terbit pada tahun 1938 di Ahmedabad oleh Navajivan Press.
Swadeshi, True and False. Diterbitkan di Poona tahun 1939 oleh Harijan Office. - Christian mission: Their Place in India. Buku ini merupakan koleksi tulisan Gandhi dan ulasannya mengenai pertanyaan besar terkait equity of religion.
Diterbitkan oleh Navajivan Press tahun 1941 di Ahmedabad. - Economic of Khadi. Diterbitkan tahun 1941 di Ahmedabad oleh penerbit Navajivan Publishing House.
Buku ini berisi tentang eksperimen sosial yang mengenalkan ekonomi Khadi yang berisi sistem produksi, distribusi, perubahan dan konsumsi terhadap hasil pintalan kapas menjadi benang sekaligus mengolahnya menjadi kain. - Diet and Diet Reform. Diterbitkan oleh Navajivan Publishing House pada tahun 1949 di kota Ahmedabad.
Buku ini mengulas tentang ketertarikan Mahatma Gandhi terhadap makan pagi dan beragam penelitiannya mengenai makanan yang dapat mengembalikan sistem dalam tubuh manusia ketika sakit tanpa menggunakan obat. - Non-Violence in Peace and War. Adalah buku yang diterbitkan di Ahmedabad oleh Navajivan Publishing House.
Part I naik cetak tahun 1945 sedangkan part II diproduksi tahun 1949.
Konten bukunya berisi tentang gerakan tanpa kekerasan yang diprakarsai olehnya, termasuk juga di dalamnya mengulas tentang perjuangan untuk mencapai kemerdekaan India dari tangan Kerajaan Inggris.
Harijan. Adalah tabloid yang diampu oleh Mahatma Gandhi yang diterbitkan oleh Navajivan Press pada periode tahun 1933 sampai 1940; 1942; dan 1946 hingga 1948. - Sarvodaya: The Welfare of All. Diterbitkan tahun 1951 di Ahmedabad oleh Navajivan Publishing House.
Buku ini merepresentasikan keadaan ideal masyarakat dalam menaati peraturan untuk menciptakan keharmonisan.
Bahasan pokoknya mengenai segala sesuatu mulai dari kalangan atas hingga taraf petani, umat Hindu maupun muslim, kasta tersentuh maupun tidak tersentuh, hitam dan putih, serta saint (orang suci) dan sinner (orang yang berdosa). - Satyagraha. Buku terbitan tahun 1951 oleh Navajivan Publishing House di kota Ahmedabad.
Buku ini memaparkan tentang filosofi satyagraha untuk memperjuangkan kemerdekaan India melalui kedisiplinan diri, berpuasa, boikot sosial, pemogokan dan teknik lain yang tidak menggunakan kekerasan. - Woman and Social Injustice. Diterbitkan tahun 1945 oleh Navajivan Press di kota Ahmedabad.
Buku ini diterbitkan sebagai bentuk perjuangan Mahatma Gandhi dalam memprotes tindakan pernikahan dini yang sudah membudaya di India.
Kutipan
Tulisan-tulisan Mahatma Gandhi yang menginspirasi kemudian banyak dikutip dan digunakan sebagai kata motivasi untuk memaknai kehidupan hingga saat ini.
Quote inspiratif yang terkenal dari Gandhi terangkum di bawah ini,
1) “Manusia adalah produk dari pikirannya. Apa yang dia pikirkan, dia menjadi seperti pikirannya.”
2) “Kamu dapat merantaiku, kamu dapat menyiksaku, bahkan kamu dapat menghancurkan tubuh ini, tetapi kamu tidak akan dapat memenjarakan pikiranku.”
3) “Aku memiliki kepercayaan bahwa aku bisa melakukan, aku akan mencapai kemampuan untuk melakukannya, meskipun pada awalnya aku tidak memiliki kapasitas tersebut.”
4) “Ingatlah wajah-wajah orang yang mengalami kemiskinan dan orang-orang yang tak berdaya yang telah kamu lihat, dan tanya pada dirimu sendiri langkah apa yang akan kamu ambil untuk mereka.”
5) “Tidak ada yang lebih menghabiskan waktu daripada kekhawatiran, dan orang-orang yang mengaku percaya pada Tuhan patut malu apabila mereka khawatir mengenai sesuatu hal.”
6) “Hiduplah seakan bahwa kamu akan meninggal esok hari. Belajarlah selayaknya kamu akan hidup selamanya.”
7) “Ubah dirimu – kamu yang memegang kendali.”
8) “Kekuatan tidak berasal dari kemenanganmu, perjuanganmu lah yang mengembangkan kekuatanmu. Ketika kamu melewati waktu-waktu sulit dan memilih untuk tidak menyerah, itulah arti dari kekuatan.”
9) “Satu ons dari latihan jauh lebih berharga daripada satu ton dari berbicara panjang lebar.”
10) “Kamu mungkin tidak akan pernah tahu apa hasil dari tindakanmu, namun ketika kamu tidak bertindak apapun, maka tidak akan ada hasil yang terjadi.”
11) “Ketika ada cinta, di situlah ada kehidupan.”
12) “Cinta adalah kekuatan terkuat yang dimiliki dunia, namun cinta sebenarnya adalah yang paling sederhana yang bisa dibayangkan.”
13) “Cinta tidak pernah mengklaim, namun selalu memberi.”
14) “Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan, manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.”
15) “Kekuatan ada dua macam. Yang satu diperoleh karena takut akan hukuman dan yang lain dengan tindakan cinta. Kekuatan berdasarkan cinta seribu kali lebih efektif dan permanen daripada yang berasal dari rasa takut akan hukuman.”
16) “Ketika putus asa, aku ingat bahwa sepanjang sejarah jalan kebenaran dan cinta selalu menang. Ada tiran dan pembunuh, dan untuk sementara waktu mereka terlihat tak terkalahkan, tetapi pada akhirnya, mereka selalu jatuh. Ingat itu – selalu.”
17) “Jadilah bagian perubahan yang kamu coba buat.”
18) “Setiap orang harus menemukan kedamaian dari dalam. Dan kedamaian untuk menjadi nyata tidak boleh terpengaruh oleh keadaan luar.”
19) “Perbedaan antara apa yang kita lakukan dan apa yang mampu kita lakukan akan cukup untuk menyelesaikan sebagian besar masalah dunia.”
20) “Sabar berarti siap menderita”
21) “Hiduplah dengan sederhana sehingga orang lain bisa hidup begitu juga.”
22) “Doa dari hati dapat mencapai apa yang tidak bisa dilakukan di dunia.”
23) “Doa adalah kunci pagi dan sekrup malam hari.”
Demikian catatan tentang siapa sosok Mahatma Gandhi yang mashur.
Semoga perjuangan dan semangatnya tetap menjadi ruh bagi setiap orang untuk terus menjaga perdamaian dunia.