Sebelum terbentuk sebagai republik, Indonesia terdiri dari berbagai macam kesultanan, termasuk Kerajaan Tarumanegara.
Kerajaan ini menjadi salah satu yang terbesar dan berpengaruh di Nusantara.
Kerajaan ini diketahui menganut agama Hindu.
Diperkirakan kerajaan ini berkembang di tahun 400 hingga 600 masehi dan memiliki hubungan yang baik dengan kekaisaran China.
Nama Tarumanegara sendiri berasal dari kata ‘taruma’ dan ‘negara’ yang masing-masing memiliki arti sendiri, yakni taruma merupakan nama sungai di Jawa Barat dan negara berarti kerajaan.
Sehingga Tarumanegara merupakan kerajaan yang berlokasi di wilayah sungai Taruma.
Nah, berikut fakta-faktanya:
Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah Jayasingawarman.
Awal mula berdirinya kerajaan ini dimulai dari sebuah kerajaan bernama Salakanagara yang dibangun oleh Dewawarman dari India.
Dewawarman dapat mendirikan kerajaan tersebut karena menikahi seorang anak dari tokoh setempat bernama Aki Tirem.
Dari situ, kerajaan yang beribukota di Rajatapura ini berkembang pesat dan dipimpin oleh raja-raja Dewawarman (I-VIII) hingga tahun 362.
Kemudian, raja Dewawarman VIII diketahui memiliki seorang mantu bernama Jayasingawarman yang berasal dari India.
Ia mengungsi ke Nusantara karena kerajaannya diserang sehingga membangun kerajaan barunya di Tanah Air dengan nama Tarumanegara.
Semua pusat pemerintahan yang tadinya berada di Rajatapura pun berpindah ke Ibukota Tarumanegara di Jayasinghapura.
Bahkan, kerajaan Salakanegara hanya menjadi sebuah kerajaan daerah biasa.
Letak dan Peta
Kerajaan yang tahun berdirinya diperkirakan pada abad ke-4 hingga 7 ini diketahui terletak di lembah Sungai Citarum, Jawa Barat.
Diperkirakan wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi provinsi Banten, Jawa Barat, dan Jakarta.
Silsilah Raja-raja
Kerajaan Tarumanegara menjadi salah satu kesultanan terbesar di Indonesia.
Hal itu karena sistem pemerintahannya dikelola oleh raja-raja yang ahli di bidangnya. Berikut daftarnya:
1. Jayasingawarman
Raja pertama Kerajaan Tarumanegara adalah Jayasingawarman.
Ia memimpin kerajaan dari tahun 358 hingga 382 masehi.
Jayasingawarman juga berpangkat maharesi atau pendeta suci dari India.
2. Dharmayawarman
Kursi raja kemudian diisi oleh Dharmayawarman dan memerintah di tahun 382 hingga 395 masehi.
Selama hidupnya ia memiliki tiga anak, salah satunya adalah Purnawarman yang melanjutkan tahtanya.
3. Purnawarman
Purnawarman menjadi raja ketiga dalam silsilah.
Dalam Naskah Wangsakerta ia memimpin sejak tahun 395 hingga 434 dan membangun kota baru dengan nama ‘Sundapura’.
Ia juga dikenal sebagai raja terbesar dalam perkembangan Tarumanegara.
Selama memimpin, ia turut dibantu oleh adiknya Cakrawarman sebagai panglima darat dan Nagawarman panglima laut.
4. Wisnuwarman
Wisnuwarman merupakan anak dari Purnawarman.
Ia memimpin dari tahun 434 hingga 455 masehi.
Saat diangkat menjadi raja, ia sempat berabut kekuasaan dengan sang Paman Cakrawarman tetapi gagal.
5. Indrawarman
Indrawarman menggantikan sang Ayah Wisnuwarman yang meninggal dunia.
Ia diketahui menjabat selama 60 tahun dari 455 hingga 515 masehi.
6. Candrawarman
Raja kerajaan Tarumanegara selanjutnya adalah Candrawarman.
Ia memimpin dari tahun 515 hingga 535 masehi.
Dalam sebuah naskah Wangsakerta, Candrawarman sering memberikan keleluasaan kepada penguasa daerah.
7. Suryawarman
Suryawarman memimpin kerajaan dari tahun 535 hingga 561 masehi.
Selama memimpin ia merombak beberapa kebijakan sang Ayah, Candrawarman dengan mengalihkan pemerintahan ke Timur dibandingkan memberi keleluasaan pada penguasa daerah.
8. Kertawarman
Raja ke-8 adalah Kertawaraman.
Ia memimpin selama 67 tahun dari tahun 561 hingga 628 masehi.
Pada masa kepemimpinannya ia diketahui menikahi wanita dari golongan sudra sehingga menimbulkan keributan.
9. Sudhawarman
Sudhawarman merupakan adik dari Kertawarman.
Ia melanjutkan tahta kerajaan karena Kertawarman mandul dan tak memiliki keturunan.
Masa kepemimpinannya diketahui dari tahun 628 hingga 639 masehi.
10. Hariwangsawarman
Hariwangsawarman dibesarkan di Kerajaan Palawa dengan aturan India yang keras.
Dalam kepemimpinannya, ia melepaskan jabatan Brajagiri dari Senapati menjadi penjaga gerbang.
Akibatnya, ia dibunuh oleh Brajagiri.
11. Nagajayawarman
Kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh Nagajayawarman yang merupakan menantu dari Hariwangsawarman.
Ia menjabat dari tahun 640 hingga 666 masehi.
12. Linggawarman
Raja terakhir kerajaan adalah Linggawarman.
Masa kepemimpinannya hanya berlangsung selama tiga tahun, yakni dari 666 hingga 669 masehi.
Selanjutnya ia digantikan oleh menantunya Tarusbawa yang akhirnya mengganti kerajaan menjadi kerajaan Sunda.
Kehidupan di Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan sempat dipimpin oleh 12 raja sehingga ada banyak peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan kerajaan. Apa saja?
1. Kehidupan Sosial
Berdasarkan Prasasti Tugu, tertulis bahwa kehidupan sosial di Tarumanegara berjalan dengan baik dan teratur.
Bahkan, raja Purnawarman telah memerintahkan masyarakat untuk menggali sungai Gomati sepanjang 11 km dalam 21 hari guna mencegah banjir.
Selain itu, ada juga aksi sosial berdasarkan kasta berupa pemberian 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.
Hubungan baik raja dan rakyatnya ia juga terbukti dari Prasasti Lebak di mana dituliskan raja Purnawarman merupakan raja yang bijaksana, mulia, serta berani.
Menyoal agama, diketahui kerajaan menganut agama Hindu aliran Wisnu.
Selain itu, rakyat juga ada yang menganut agama Budha, kepercayaan animisme, dan dinamisme sehingga kerajaan ini juga masuk dalam daftar Kerajaan Hindu Budha di Indonesia.
2. Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik, kerajaan Tarumanegara menjadi salah satu yang hebat.
Sebab, pemimpin kerajaan digambarkan sebagai sosok yang hebat dan gagah berani.
Hal tersebut pulalah yang menjadikan kerajaan ini menjadi salah satu Kerajaan Terkuat di Indonesia dengan pemimpin yang terkenal.
Bahkan, berita Cina menyebutkan kerajaan sering mengirim utusan pada masa dinasti Sui dan Tang guna menjalin persahabatan dengan negara-negara luas, termasuk India.
Mereka sering bertukar pemikiran termasuk agama dan budaya.
3. Kehidupan Ekonomi
Pada bidang ekonomi, kerajaan ini bergantung dari bidang pertanian, peternakan, pelayaran, pemburuan, perikanan, pertambangan, dan juga perdagangan.
Bukti lain juga tertulis di dalam Prasasti Tugu bahwa sistem irigasi pertanian sangat diperhatikan.
Masa Kejayaan
Puncak kejayaan Tarumanegara berhasil diperoleh di masa kepemimpinan Purnawarman.
Berdasarkan peninggalan prasasti, Purnawarman disebut sebagai raja yang hebat dan selalu memperhatikan kepentingan rakyatnya.
Penyebab Keruntuhan
Keruntuhan terjadi di era kepemimpinan Linggawarman.
Ia diketahui meneruskan kepada menantunya yang bernama Tarusbawa.
Namun Tarusbawa menilai bahwa kerajaan Tarumanegara telah kehilangan eksistensi sehingga memilih untuk memimpin kerajaan baru.
Selain itu, kerajaan ini juga diketahui mendapat banyak serangan dari Kerajaan Majapahit.
Gempuran itu sebenarnya telah terjadi dari masa kepemimpinan raja Sudawarman sehingga kerajaan mengalami kemunduran.
Bukti Peninggalan dan Sumber Sejarah
Ada banyak peninggalan yang bisa menjadi bukti keberadaan kerajaan ini.
Diketahui ada tujuh buah prasasti batu yang ditemukan, lima di antaranya di Bogor, satu di Jakarta, dan satu di Lebak, Banten.
1. Prasasti Tugu di Jakarta
Prasasti ini berbentuk lonjong seperti telur. Isinya menceritakan penggalian sungai Candrabaga dan Gomati di masa pemerintahan Purnawarman.
Kini prasasti tersimpan di Museum Nasional.
2. Prasasti Muara Cianten di Bogor
Berbentuk sama seperti Prasasti tugu, bukti sejarah ini ditemukan di Bogor, Jawa Barat pada tahun 1864.
Namun, isi dari prasasti ini belum dapat diketahui.
3. Prasasti Jambu di Bogor
Prasasti yang ditemukan di tahun 1947 ini menceritakan kegagahan dari raja Purnawarman dalam bahasa Sansekerta dan Palawa.
Ada juga gambar telapak kakinya.
4. Prasasti Kebon Kopi di Bogor
Prasasti ini ditulis dalam bahasa palawa dan Sansekerta.
Bila diartikan tertulis bahwa ‘di sini tampak sepasang kaki gajah seperti airawat.
Gajah penguasa taruma yang agung dan bijaksana.’
5. Prasasti Cidanghiang di Banten
Bukti sejarah berikutnya tertulis dalam bentuk puisi yang kembali mengisahkan keberanian dan kehebatan raja Purnawarman.
Prasasti ini ditemukan di Sungai Cidanghiang, lebak, Banten.
6. Prasasti Ciaruteun di Bogor
Dalam peninggalan ini terdapat gambar telapak kaki milik dari raja Purnawarman, lukisan laba-laba, serta huruf ikal melingkar.
Prasasti menggambarkan betapa hebat dan gagah beraninya sang raja.
7. Prasasti Pasir Awi di Bogor
Hingga saat ini belum ada yang mengetahui betul maksud isi dari prasasti ini.
Namun, bukti yang ditemukan di lereng Selatan Bukit Pasir Awi ini diketahui berasal dari kerajaan Sriwijaya.
Selain ketujuh prasasti di atas, kerajaan ini juga memiliki candi peninggalan di Karawang.
Candi yang tertelak di Desa Segaran, Batujaya, Karawang ini tengah diurus menjadi cagar budaya setempat.
Diketahui, ada 62 situs candi dalam kompleks tersebut.
Bahkan, empat di antaranya telah dipugar, yaitu candi Blandongan, Jiwa, Serut, dan Sumur.
Ada juga peninggalan kerajaan Tarumanegara di sana, seperti kerangka, arca dan batu bata.