Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua di nusantara. Kerajaan ini terletak di hilir Sungai Mahakam dan diperkirakan berdiri pada abad ke-5. Beberapa raja yang pernah berkuasa diantaranya adalah Kudungga, Aswawarman, dan Mulawarman. Kerajaan Kutai sendiri mengalami masa kejayaan di bawah pemerintahan Raja Mulawarman. Pada masa ini Kutai berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dan rakyatnya hidup sejahtera. Kerajaan Kutai berakhir di bawah penaklukan Kerajaan Kutai Kertanegara. Berbagai peninggalan Kerajaan Kutai yang tersimpan di beberapa museum diantaranya adalah Ketopong Sultan Kutai, kura-kura emas, dan berbagai prasasti.

Simak ulasan lengkap Kerajaan Kutai berikut ini.

Sejarah dan Pendiri Kerajaan Kutai

kerajaan kutai beserta gambarnya

Saat mendengar kata Kutai, segala hal yang berbau Hindu sangat melekat dengan dengannya.

Kerajaan Kutai memanglah menjadi kerajaan yang paling tua di Indonesia dengan penganut agama tersebut.

Pada abad ke empat, ditemukan 7 yupa yang diyakini sebagai bukti asal mula terbentuknya kerajaan ini.

Dari adanya bukti tersebut, pakar sejarah memperkirakan bahwa di abad ke 5 lah awal mula keberadaannya.

Benda bersejarah bernama yupa merupakan batu besar yang menjadi media diceritakannya sosok raja yang berkuasa di suatu masa.

Bisa juga berisi tentang hal lain yang berkaitan dengan kerajaan.

Dalam sejarah kerajaan kutai, yupa berfungsi sebagai sebuah tugu peringatan yang dibuat oleh para brahmana.

Dibuatnya tugu tersebut untuk memulyakan Raja Mulawarman yang sangat dermawan.

Salah satu kemurahan hatinya yakni ketika Ia menyedekahkan binatang sapi sebanyak 20 ribu ekor kepada para Brahmana.

Tujuh buah yupa yang menjadi bukti pendukung eksisnya kerajaan Kutai berisikan banyak syair.

Syair tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta.

Cerita mengenai beberapa hal penting mengenai kerajaan ada di sana.

Keterangan tentang fakta bahwa Kutai adalah kerajaan Hindu tertua juga disebutkan di dalam yupa.

Selain itu terdapat pula informasi tentang pendiri kerajaan beserta raja-raja yang memerintah hingga cerita masa keemasan.

Berikut ini isi dari 7 yupa secara lebih terperinci:

Yupa 1 berisi silsilah penguasa selama keberadaan kerajaan kutai dari diberdirikan hingga runtuh.

Yupa 2 berisi kawasan kerajaan Kutai yang berada di tepi sungai Muara Kaman, Kalimantan Timur.

Tidak ada keterangan waktu yang jelas mengenai diresmikannya kerajaan ini.

Yupa 3 berisi kisah menarik mengenai penyebaran agama Hindu di masa pemerintahan Raja Aswawarman.

Yupa 4 bercerita tentang gelar Wangsakerta yang dianugerahkan kepada pendiri kerajaan Kutai, yakni Raja Aswawarman.

Yupa 5 menjelaskan terkait wilayah kekuasaan Kutai yang hampir sepenuhnya menguasai Kalimantan Timur.

Yupa 6 berisi cerita kondisi perekonomian rakyat Kerajaan Kutai yang makmur.

Yupa 7 mengisahkan tentang Raja Mulawarman yang sangat baik hati.

Tampak dari dianugerahkannya 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana pada saat itu.

Perihal pendiri dari kerajaan ini, Aswawarman lah yang disebut-sebut dalam banyak referensi sejarah.

Ia adalah putra Raja Kudungga yang merupakan seorang pemimpin penting dalam Dinasti Campa Kerajaan Kamboha.

Kedatangannya ke Nusantara memanglah untuk membangun kerajaannya sendiri.

Kemudian dengan banyak upaya yang dilakukannya, jadilah kerajaan Kutai.

Sebelum resmi menjadi sebuah kerajaan, Kutai memiliki sistem pemerintahan suku yang diketuai oleh Kepala Suku.

Namun ketika Raja Aswawarman dilantik, Kutai berubah pada sistem kerajaan.

Aswawarman diberi gelar Wangsakerta setelah penobatannya.

Gelar tersebut berarti pembentuk keluarga yang berisi harapan untuk menjadikannya sebagai pemimpin keluarga Kutai dalam masa yang panjang.

Silsilah Kerajaan

kerajaan kutai dipimpin oleh
www.yuksinau.id

Kekuasaan yang dianut oleh kerajaan Kutai akan mengingatkan kita pada sistem kerajaan Hindu Budha dengan bentuk kepemimpinannya yang diwariskan secara turun temurun.

Sistem ini terkenal dengan sebutan monarki.

Daftar raja-raja yang pernag memegang kekuasaan di Kutai adalah sebagai berikut:

1. Kudungga

Sejarawan mendapat klue mengenai kerajan Kutai salah satu adalah dari nama Kudungga yang sama sekali tidak mendapat sentuhan nama asing.

Mereka berpendapat bahwa agama Hindu masihlah belum banyak dikenal di Kutai ketika Kudungga memimpin.

Kala itu, sistem pemerintahan belum berbentuk kerajaan, melainkan suku.

Kudungga adalah kepala suku yang kemudian mengubah sistem kekuasaan menjadi kerajaan.

Keputusan itu diambilnya ketika Hindu mulai berkembang di sana. Perubahan pun terjadi pada pergantian takhta menjadi gaya monarki.

2. Aswawarman

Putra dari Kudungga ini terkenal cakap dan kuat.

Di bawah kekuasaannya kerajaan Kutai mengalami banyak perluasan wilayah.

Upacara Asmawedha merupakan salah satu teknik ekspansi kekuasaan yang dilakukkannya sepanjang kepemimpinan.

Di dalam ritual tersebut, ia melepaskan binatang kuda untuk memutuskan batas-batas wilayah yang menjadi milik kerajaan Kutai.

Jejak-jejak tapak kuda menjadi patokannya.

Di mana pun jejaknya berakhir, maka di situlah batas suatu wilayah.

Para prajurit diperintahkan oleh raja untuk mengikuti kuda yang dilepaskan tersebut.

Proses pegejaran berakhir ketika tidak ada lagi jejak kuda yang ditemukan.

3. Mulawarman

Berlanjut pada masa kepemimpinan raja Mulawarman.

Tidak hanya mengalami perluasan wilayah, raja ini juga berhasil mesejahterakan kehidupan rakyatnya.

Bidang ekonomi sangat berkembang pesat.

Pada masa pemerintahan Mulawarman, kerajaan Kutai mengalami masa kejayaan.

Di bidang sosial, politik, serta agama pun menjadi sebuah keberhasilan yang cemerlang berkat kelihaiannya dalam memimpin.

Ia mengadakan sebuah upacara besar.

Sebagaimana yang dikisahkan dalam salah satu yupa, raja Mulawarman mencurahkan kebaikan kepada para Brahmana berupa kurban sapi yang sangat banyak.

Adapun raja-raja setelah Mulawarman tidak diceritakan secara rinci dalam catatan sejarah Kutai.

Hanya 3 raja ini yang banyak dikisahkan.

Namun silsilah raja di bawahnya tercatat sebagaimana berikut:

1. Irwansyah
2. Aswawarman
3. Warman
4. GajayaWarman
5. Tungga Warman
6. Jayanaga Warman
7. Nalasinga Warman
8. Nala Parana Tungga
9. Gadingga Warman Dewa
10. Indra Warman Dewa
11. Sangga Warman Dewa
12. Singsingamangaraja XXI
13. Candrawarman
14. Prabu Nefi Suriagus
15. MaAhmad Ridho Darmawan
16. Riski Subhana
17. Sri Langka Dewa
18. Guna Parana Dewa
19. Wijaya Warman
20. Indra Mulya
21. Sri Aji Dewa
22. Mulia Putera
23. Nala Pandita
24. Indra Paruta Dewa
25. Dharma

Letak Kerajaan Kutai

kerajaan kutai berdiri
fdokumen.com

Kalimantan Timur adalah titik sentral posisi wilayah keraajaan Kutai.

Sebagai kerajaan Hindu kuno, Kutai terus berupaya memperluas persebaran kekuasaan serta agama Hindu yang dianutnya.

Letak secara tepatnya adalah berada di hilir sungai Mahakam yang ada di kecamatan Muarakaman.

Lokasinya tergambar tidak terlalu gamblang dalam peta karena tidak tertuang dalam bukti 7 yupa.

Nama dari kerajaan ini pun bukan serta merta ada di dalam catatan sejarah.

Namun para sejarawan mengambil nama tersebut dikarenakan ditemukannya bukti yupa-yupa di kawasan bernama Kutai.

Kehidupan Kerajaan Kutai

Berbagai aspek kehidupan di kerajaan Kutai terus mengalami peningkatan dan perkembangan.

Bidang politik, ekonomi, sosial budaya, hingga pada bidang agama.

a. Bidang Sosial Budaya

Rakyat kerajaan Kutai memiliki karakter yang lentur dan mudah beradaptasi dengan buadaya-budaya baru.

Sebagaimana dikisahkan tentang kondisi sosial budaya mereka di abad ke 4, tampak kebudayaan Hindu serta adat yang datang dari India sangat banyak diserap oleh mereka.

Sebab faktor itu, mereka menciptakan nuansa kerajaan yang memiliki model pemeritahan layaknya kerajaan India.

Meskipun demikian, tidak lantas kebudayaan luar diadopsi secara keseluruhan.

Namun mereka mengkolaborasikannya dengan budaya Indonesia.

Terbentuklah Kutai sebagai kerajaan Hindu terkuno yang sangat rapi dan teratur.

Prinsip berkehidupan rakyat Kutai tidak lepas dari warisan tradisi dari nenek moyang.

Mereka terus menjalankan kebiasaan tersebut dengan penuh kepatuhan dan penghormatan.

Selain taat, mereka juga merupakan rakyat yang cerdas.

Kepekaan terhadap perubahan menjadi kekuatan mereka untuk terus memajukan sektor kebudayaan.

Prinsip lain yang juga mereka anut adalah saling menghormati dalam hal beragama.

Karena bagi mereka, hidup berbudaya bukan sekadar menjalankan ritual adat istiadat, tapi juga mengamalkan sifat terpuji dalam menjalankan aspek keagaaman.

Terbukti pada penyebutan Brahmana oleh mereka kepada para tokoh spiritual.

Semuanya diceritakan dalam prasasti yupa.

Adapun kegiatan-kegiatan yang berlangsung di bidang sosial budaya kerajaan Kutai yang terkenal adalah upacara Vratyastoma.

Sebuah pengukuhan identitas ini dilakukan ketika hendak memberikan pemberkatan kepada setiap orang yang menganut agama Hindu.

Dengan dipimpin oleh pendeta dari India, upacara Vratyastoma terus dianut sejak Aswawarman berkuasa.

Seiring terus diselenggarakannya ritual tersebut, lambat laun Vratyastoma beralih dipandu oleh para Brahmana Indonesia.

Terlebih saat raja yang berkuasa adalah Raja Mulawarman.

Intelektual mereka sangat disegani karena mampu menguasai bahasa sansekerta dalam upacara keagamaan.

Lalu, di luar itu semua, terdapat satu kebudayaan masyarakat Kutai yang unik.

Secara turun menurun, nenek moyang moyang mereka melakukan kebiasaan mendirikan tugu dari batu.

Budaya ini menjadi sebuah simbol tentang betapa terbukanya mereka terhadap kebudayaan asing.

Pasalnya, tugu batu tersebut adalah sebuah bentuk penyesuaian budaya luar yang kemudian dipadukan dengan budaya bangsa sendiri.

b. Bidang Politik

Dikisahkan di dalam batu bersejarah peninggalan Kutai tentang Raja Kudungga yang memiliki 3 putra.

Salah satunya bernama Mulawarman yang yang bersosok perkasa.

Ia disegani karena kebijaksanaannya. Kalimat syair yang tertera di yupa berbunyi seperti ini,
“Sang Maharaja Kudungga sangatlah mulia memiliki putra masyhur bernama Sang Aswawarman, layaknya Sang Ansuman atau Dewa Matahari membina keluarga yang sangat mulia.”

Kemuliaannya terpancar dari kebaikan hatinya yang sering sekali membagikan sejumlah emas yang sangat banyak kepada Brahmana.

Dari sisi kehidupan politik, bisa kita lihat bagaimana sistem pemerintahan kerajaan Kutai yang dijalankan.

Dalam hal ini, agama Hindu ternyata memberi banyak pengaruh terhadap perpolitikan Kutai.

Hal yang sangat besar terjadi adalah berubahnya model pemerintahan dari kepala suku menjadi feudal atau raja.

c. Bidang Ekonomi

Sektor perdagangan yang berjalan pesat di Kutai menjadi salah satu pendapatan masyarakat.

Posisi kerajaan secara geografis terletak di wilayah yang strategis untuk melangsungkan jual beli.

Pasalnya ia menguasai jalur perhubungan dagang antara India dan China.

Pedagang-pedagang dari Negara tetangga sangat senang berkunjung ke kerajaan Kutai karena menjadi rute rutin mereka.

Kewajiban membayar pajak kepada para pedagang asing diberlakukan.

Hal itu menyumbang roda perputaran ekonomi yang begitu tinggi.

Mereka harus membayarnya berupa barang dengan nilai jual cukup mahal sebagai hadiah kepada raja yang sedang berkuasa.

Selain itu kondisi ekonomi kerajaan Kutai didukung pula dengan banyaknya lahan pertanian penduduk yang berlimpah ruah.

Selayaknya disebutkan di dalam peninggalan yupa bahwasanya Raja Mulawarman memberikan 20 ribu ekor sapi kepada Brahmana saat masa kepemimpinannya.

Peristiwa tersebut menunjukkan tentang sektor ekonomi masyarakat Kutai yang disokong dengan aktifitas peternakan dan pertanian.

Masa Kejayaan

Raja Mulawarman adalah raja yang menjadikan kerajaan Kutai mencapai puncak keemasan.

Putra dari Aswawarman ini sangat lihai dalam mengelola dan memimpin kerajaan.

Selama menjabat, ia sangat memperhatikan bidang spiritual.

Kegigihannya dalam menjalankan pemerintahan, utamanya di bidang agama mendatangkan banyak kejayaan.

Segala kebijakan yang dibuatnya, selalu menuai pujian.

Berkat pencapaiannya itu, raja Mulawarman sangat dicintai dan dimulyakan semua rakyatnya.

Terlebih ketika seluruh Brahmana mendapatkan hadiah dari raja tanpa terkecuali.

Hadiahnya berupa sebidang tanah, hewan ternah serta sejumlah emas secara merata.

Setelah itu, Mulawarman semakin dicintai oleh rakyatnya.

Terbukti dengan diabadikannya kemuliaan dan kebesaran raja Mulawarman dalam prasasti kejayaan Kutai sebagaimana telah dijelaskan di sub bab awal tulisan ini.

Era keemasan di bawah kekuasaan Mulawarman pun tampak dengan diselenggarakannya upacara Waprakeswara.

Tujuan dari ritual ini yakni untuk menyedekahkan kekayaannya di berbagai tempat suci dan bermartabat.

Tidak banyak terjadi pembangkangan selama masa kepemimpinannya.

Rakyat dengan senang hati menjalankan aturan bahkan menyiapkan acara kenduri yang dimaksudkan untuk mendoakan kesehatan raja.

Masa Keruntuhan

Keberhasilan di semasa raja Mulawarman menjabat ternyata tidak berlanjut.

Dari masa ke masa kondisi kerajaan Kutai semakin mengalami kemerosotan.

Puncaknya adalah ketika sang Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan.

Saat itu terjadi serangan dahsyat dari pangeran Anum Panji Mendapa, pemimpin Kutai Kertanegara ke-13.

Kerajaan ini memang memiliki nama yang mirip namun bukan sebuah kesatuan.

Kutai Kertanegara adalah suatu kerajaan tersendiri, bukan Kutai (Martadipura) yang dijelaskan dalam tulisan ini.

Kutai Martadipura takluk lalu runtuh di balik serangan Kutai kertanegara.

Setelah kemenangan Kutai Kertanegara, kerajaan ini kemudian menerima Islam sebagai panutan.

Islam berkembang pesat di sana dan jadilah ia kerajaan islam.

Seiring perkembangannya, sebutan Kesultanan Kutai Negara mulai disandang.

Sistem pemerintahannya tidak lagi dipimpin oleh raja, melainkan seorang sultan sejak tahun 1735 M.

Peninggalan Kerajaan Kutai

Agar lebih mengenal kerajaan Kutai lebih dekat dan mendalam, kita bisa mempelajarinya dari berbagai peninggalannya.

Dari setiap benda yang menjadi jejak kerajaan Kutai, terdapat nilai sejarah serta cerita yang menarik.

1. Ketopong Sultan Kutai

Peninggalan ini merupakan benda yang sangat berharga di kehidupan istana.

Ketopong Sultan Kutai berbahan emas yang berkilau, berbentuk mahkota.

Simbol kekuasaan tersebut tentu adalah aksesoris kerajaan yang dipakai oleh raja Kutai.

Kamu bisa melihatnya secara langsung dengan berkunjung ke Museum Nasional Jakarta.

2. Kalung Uncal Kerajaan Kutai

kerajaan kutai dan tarumanegara adalah kerajaan bercorak
taldebrooklyn.com

Kalau benda ini adalah perhiasan raja yang berupa kalung dengan berat 170 gram.

Sama halnya dengan ketopong, peninggalan ini juga terbuat dari emas dilengkapi liontin.

Terdapat relief kisah Ramayana di dalamnya.

Diperkirakan kalung ini berasal dari India setelah para sejarawan menelitinya.

Kalung uncal merupakan perhiasan yang langka. Hanya 2 buah yang ada di seluruh dunia.

India sebagai tempat disimpannya kalung bersejarah ini, lalu satu kalung sisanya berada di Tenggarong, Kalimantan.

Posisi tepatnya yakni di museum Mulawarman.

3. Kalung Ciwa atau Siwa

kerajaan kutai didirikan pada tahun
sejarahlengkap.com

Kalung ciwa menjadi salah satu atribut kerajaan di setiap pelantikan raja baru di Kutai.

Ciwa ditemukan saat kekuasaan Sultan Ali Muhammad lah di sekitar danau Lipan tahun 1890.

Nilai dari benda ini sangat lah tinggi karena menjadi sebuah bukti eksisnya kerajaan ini.

4. Kura-Kura Emas

prasasti peninggalan kerajaan kutai contohnya
bermudabda.com

Lalu peninggalan bersejarah yang berbentuk kura-kura ini ditemukan di hulu sungai Mahakam.

Ukurannya yakni separuh dari genggaman tangan orang dewasa.

Benda berkala ini juga tersimpan aman di museum Mulawarman.

5. Kelambu Kuning

kerajaan kutai diperkirakan berkembang pada abad
www.wowasiknya.com

Bukan sekadar tirai yang berada di ruangan, kelambu kuning dipercaya mengandung hal mistis.

Kemistisannya ini dimanfaatkan penghuni kerajaan sebagai perantara untuk menolak berbagai bahaya.

6. Tali Juwita

ciri kerajaan kutai
kelasips.com

Menjadi sebuah simbol dari tujuh muara dan tiga anak sungai menjadikan tali juwita berharga.

Hal itu juga memberikannya peran penting di upacara Bapelas yang diselenggarakan raja Kutai.

Tiga anak sungai yang tergambar adalah sungai Kelinju, Pahu, dan Belayan.

Tali ini terdiri dari 21 helai benang yang menakjubkan.

7. Keris Bukit Kang

Para perempuan di masa kerajaan juga memiliki senjata tajam seperti keris.

Nah, keris yang satu ini sangatlah istimewa karena digunakan oleh permaisuri Aji Putri Karang Melenu.

8. Prasasti Mulawarman

Prasasti Kutai I

srimatah sri-narendrasya,

kundungasya mahatmanah,

putro svavarmmo vikhyatah,

vansakartta yathansuman,

tasya putra mahatmanah,

trayas traya ivagnayah,

tesan trayanam pravarah,

tapo-bala-damanvitah,

sri mulawarmma rajendro,

yastva bahusuvarnnakam,

tasya yajnasya yupo ‘yam,

dvijendrais samprakalpitah.

Artinya:

Sang Maharaja Kundunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman (dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia.

Sang Aswawarman mempunyai putra tiga, seperti api (yang suci) tiga.

Yang terkemuka dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat dan kuasa.

Sang Mulawarman telah mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas amat banyak.

Buat peringatan kenduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan oleh para brahmana.

Prasasti Kutai II

srimad-viraja-kirtteh

rajnah sri-mulavarmmanah punyam

srnvantu vipramukhyah

ye canye sadhavah purusah

bahudana-jivadanam

sakalpavrksam sabhumidanan ca

tesam punyagananam

yupo ‘yan stahapito vipraih

Artinya:

Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang terkemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia.

Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang dihadiahkan).

Berhubung dengan kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para Brahmana (buat peringatan).

Prasasti Kutai III

sri-mulavarmmano rajnah

yad dattan tilla-parvvatam

sadipa-malaya sarddham

yupo ‘yam likhitas tayoh

Artinya:

Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga.

Prasasti Kutai IV

srimato nrpamukhyasya

rajnah sri-mulawarmmanah

danam punyatame ksetre

yad dattam vaprakesvare

dvijatibhyo’ gnikalpebhyah.

vinsatir ggosahasrikam

tansya punyasya yupo ‘yam

krto viprair ihagataih.

Artinya:

Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api, (bertempat) di dalam tanah yang suci (bernama) Waprakeswara.

Buat (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini telah dibuat oleh para Brahmana yang datang ke tempat ini.

9. Tembok atau Dinding Kerajaan

Dari namanya sudah jelas bahwa peninggalan ini berupa tembok yang berdiri kokoh.

Awalnya, benda paling tua ini merupakan peninggalan kerajaan Majapahit yang bersejarah.

Namun kemudian benda ini juga diakui dan masuk menjadi bagian peninggalan bersejarah kerajaan Kutai.

10. Tempat Duduk Raja

kerajaan kutai didirikan di provinsi
kumparan.com

Tempat singgasana raja menjadi sesuatu yang menarik untuk dilestarikan.

Darinya terekam cerita seberapa megahnya tempat duduk raja kala itu.

Seperti halnya benda-benda bersejarah yang lain, museum Mulawarman juga merawat furnitur kerajaan satu ini.

11. Meriam Kerajaan

peninggalan kerajaan kutai candi
muhammadzarkasy-bulungan.blogspot.com

Sebagai sebuah alat perang, meriam kerajaan memiliki pertahanan yang terkuat dalam melawan musuh.

Di Museum, 4 jenis meriam berhasil didokumentasikan, yaitu meriam Gentar Bumi, Sapu Jagat, Sri Gunung dan Aji Entong.

12. Gamelan Gajah Prawoto

Alat musik ini datang dari pulau Jawa yang pada akhirnya masuk list dalam peninggalan bersejarah kerajaan Kutai.

Gamelan sangat digemari sebagai sebuah musik tradisional yang menghasilkan nada yang indah.

13. Keramik Kuno Tiongkok

Adanya keramik kuno tiongkok ini menjadi satu bukti akan terjalinnya hubungan dagang antara kerjaan Kutai dengan kekaisaran China.

Hal itu dikarenakan benda ini ditemukan di dalam timbunan tanah sekitar danau Lipan.

14. Pedang Sultan Kutai

cerita kerajaan kutai
www.liputan6.com

Bukan hanya mahkota dan kalung raja yang terbuat dari emas, pedangnya pun memuat kilauan emas yang padat.

Terdapat ukiran unik di gagang pedang ini. Digambarkan di sana seekor harimau yang siap siaga menerkam musuh.

Lalu ada pula ukiran di ujung sarung pedang sultan kutai berupa seekor buaya.

Hal yang Sangat menarik mencari tahu seluk-beluk sejarah kerajaan masa dahulu.

Dari cerita kerajaan Kutai ini, apa saja yang kamu peroleh? Kamu juga bisa lho membaca sejarah kerajaan Kalingga yang juga mendapat pengaruh dari China dan India.

Nurjamila Baisuni

Saya jatuh cinta pada buku sejak sekolah menengah.  Lalu menulis adalah kecintaan mulai usia yang kalau ditanya jujur terus jawabannya. Sekarang milih fotografi, voice over dan travelling sebagai pelengkap hobi sebelumnya. Nice to see you! I am a Freelance Content Writer and Social Media Specialist.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar