Masuknya agama Islam di Papua tidak terlepas dari pengaruh Kerajaan Islam yang pernah ada di sekitarnya. Meskipun Islam bukan agama mayoritas provinsi ini, tapi sudah sejak lama menjadi agama yang diakui secara resmi. Sayangnya, tidak banyak yang mengulas tentang Kerajaan Islam di Papua karena memang catatan sejarahnya cukup minim.
Namun tidak perlu khawatir, disini Kami akan memberikan sedikit pembahasan tentang nama-nama Kerajaan Islam di Papua beserta sejarah singkat dan kehidupan sosial-budayanya. Yuk, simak!
Nama-Nama Kerajaan Islam di Papua
Kerajaan Islam tidak hanya tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi saja, di Papua pun juga pernah ada Kerajaan Islam. Ada beberapa nama Kerajaan Islam yang tersebar di kawasan Provinsi Papua, berikut Kami berikan penjelasannya secara lengkap:
1. Kerajaan Waigeo
Sesuai dengan namanya, Kerajaan Islam di Papua ini berada di wilayah Pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua Barat. Daerah tersebut menjadi pusat kekuasaan Kerajaan Waigeo sejak abad ke-16 (1900 – 1918). Tidak banyak informasi terkait Kerajannya Waigeo karena minimnya peninggalan kerajaan.
Namun sejarah Kerajaan ini tidak terlepas dari sejarah Raja Ampat itu sendiri beserta mitos-mitos yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat. Konon katanya, dulu Kerajaan ini bermula dari empat telur menetas yang menjadi anak laki-laki dan satu telur anak perempuan. Semuanya mengenakan pakaian Kerajaan, tapi mereka harus terpisah satu sama lain untuk menjadi raja beberapa Kerajaan.
Anak yang menjadi raja pertama di Kerajaan Waigeo bernama War, lainnya menjadi raja di Kerajaan Salawati, Lilinta dan Waigama. Sementara kehidupan masyarakat Kerajaan Waigeo tidak dijelaskan dalam catatan sejarah, tapi jika melihat dari sejarah Raja Ampat, mayoritas rakyatnya adalah nelayan.
2. Kerajaan Misool
Kerajaan Misool juga berada di kawasan Raja Ampat, Papua Barat, tepatnya di Pulau Misool. Saat ini Pulau Misool terkenal sebagai surganya terumbu karang karena memang masyarakat yang tinggal disini sangat menjaga lingkungan tempat tinggal mereka. Masuknya Islam di Pulau Misool diperkirakan sudah dimulai sejak jaman Kerajaan Misool, tapi sayangnya tidak ada catatan resmi kapan pertama kalinya Islam mulai dikenal.
Diketahui ada beberapa nama yang pernah menjadi Raja beragaman Islam di Kerajaan Misool, diantaranya Abd al-Majid (1872 – 1904), Jamal ad-Din (1904 – 1945) dan Bahar ad-Din Dekamboe. Pusat kerajaan sendiri berada di Lilinta Pulau Misol, tapi diperkirakan wilayah kekuasannya mencakup hampir seluruh bagian pulau. Kehidupan politik dan sistem pemerintahan di Kerajaan Misool tidak diketahui, apakah masih menganut adat generasi turun temurun atau sudah mengenal demokrasi.
3. Kerajaan Salawati
Kerajaan Salawati berada di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, yang memiliki pusat pemerintahan di Samate. Lokasinya berbatasan langsung dengan Kerajaan Misool. Ada salah satu tokoh muslim penting yang sangat berpengaruh di Kerajaan Salawati, yaitu Muhammad Aminuddin. Sebagai adik kandung dari Raja Salawati, Muhammad Aminuddin sangat menantang penjajahan Belanda.
Apalagi pada saat itu Kerajaan Salawati masih menjadi bagian kekuasaan Kerajaan Islam Ternate. Kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Salawati bisa dikatakan cukup maju, karena mereka sudah mengenal pertambangan, perkebunan hingga pengelolaan Pulau. Namun penyebab runtuhnya Kerajaan Salawati tidak ada penjelasannya resminya karena bukti peninggalan pun juga sangat minim.
4. Kerajaan Sailolof
Kerajaan Islam di Papua lainnya bernama Kerajaan Sailolof yang berada di selatan Salawati, tepatnya di desa Sailolog, Raja Ampat, Papua. Bekas Kerajaan Sailolof saat ini dipenuhi dengan distrik Seget yang berada di selatan Berau, Misol dan Sorong. Ada beberapa istilah yang digunakan dalam sistem pemerintahan di Kerajaan Sailolof, salah satunya Fun Kalana.
Fun Kalana di kehidupan Kerajaan Sailolof merujuk gelar tradisional dalam monarki di Sailolof dimana perannya dibantu oleh staf istana. Bahkan di Kerajaan Sailolof sudah mengenal pembayaran pajak yang dihimpun dari rakyatnya yang ditinggal di kawasan istana, petugas pajak disebut Mirino. Keberadaan Kerajaan Sailolof sebagai kerajaan Islam yang ada di Papua pun juga diketahui berdasarkan bukti peninggalannya yaitu Masjid Agung Baiturrahman/ Masjid Kaimana. Masjid tersebut berada tidak jauh dari pelabuhan besar Kaimana dengan bangunan delapan pilar berpucuk warna emas mengelilingi kubah.
5. Kerajaan Fatagar
Kerajaan Fatagar secara letak geografis berada di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat, saat ini menjadi salah satu kota besar di Pulau Papua. Kerajaan Islam ini menjadi salah satu dari tiga kerajaan tradisional yang berada di Semenanjung Onin. Keberadaannya diketahui karena adanya pengaruh dari Kesultanan Tidore di wilayah tersebut sehingga sistem kekuasaannya pun atas nama Sultan Tidore.
Bahkan para raja di Kerajaan-Kerajaan tradisional tersebut, termasuk Kerajaan Fatagar hanya sebagai “agen” untuk mengumpulkan pajak di wilayah kekuasannya atas perintah Sultan Tidore. Sehingga fungsi keberadaan raja di Kerajaan Fatagar bukan sebagai pembentuk sosial budaya di kehidupan masyarakatnya, melainkan sebagai pendukung ekonomi dari Kesultanan Tidore.
Raja dan rakyatnya harus tunduk berdasarkan aturan serta sistem yang dibuat oleh Sultan Tidore, itu artinya mereka tidak berdiri sendiri. Perkembangan dari Kerajaan Fatagar pun sangat bergantung dari campur tangan Kesultanan Tidore, sehingga tidak banyak bukti sejarah yang bisa dihimpun terkait kehidupan sosial dan budaya di Kerajaan ini, termasuk penyebaran agama Islam-nya. Fyi, ada salah satu peninggalan sejarah yang ditemukan di Fakfak, yaitu Masjid Tunasgain yang diperkirakan sudah berumur lebih dari 400 tahun.
6. Kerajaan Rumbati
Kerajaan Rumbati adalah salah satu lainnya dari tiga kerajaan tradisional yang berada di Semenanjung Onin, seperti Kerajaan Fatagar yang sudah Kami jelaskan sebelumnya. Salah satu nama raja paling dikenal di Kerajaan ini adalah Patipi yang sudah memerintah sejak lama di Kerajaan Rumbati. Raja Patipi memimpin pada disnasti kedua dimana beliau selalu memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat di Kerajaan Rumbati dengan cara yang baik.
Rakyat pun sangat segan terhadapnya sehingga tak sedikit orang-orang mulai menganut Islam meskipun bukan sebagai agam mayoritas disana. Dilihat dari sistem pemerintahannya, awalnya pusat kekuasaan Kerajaan Rumbati berada di ujung barat Semenanjung Onin. Namun karena pernah mengalami kekalahan saat perang melawan Kerajaan Fatagar, pusat kekuasaan kemudian berpindah ke Pulau Ega. Sementara untuk kehidupan budaya dan sosialnya tidak ada penjelasan resmi, karena peninggalan kerajaan ini pun sangat minim.
7. Kerajaan Kowiai (Namatota)
Kerajaan Kowiai dalam sejarahnya juga disebut sebagai Kerajaan Namatota yang secara geografis berada di Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat. Catatan silsilah di Kerajaan Kowiai tertulis bahwa raja pertamanya adalah Ulan Tua yang sejak awal beliau telah menganut agama Islam. Kemudian pada periode tahun 1778 hingga 1884 kepemimpinan dilanjutkan Raja kedua bernama Lamarora yang turut menyebarkan agama Islam dengan mendatangi daerah Kokas.
Raja kedua tersebut menikah dengan seorang wanita bernama Kofiah Batta, ternyata pasangan tersebut justru diketahui sebagai cikal bakal berdirinya Kerajaan Wertuar. Namun tidak ada sumber sejarah yang menyebutkan bagaimana kehidupan masyarakat yang tinggal di Kerajaan Kowiai dan kapan kerajaan ini mencapai masa kejayaan.
Akhir Kata
Itulah 7 nama Kerajaan Islam di Papua yang pernah ada. Minimnya catatan sejarah terkait kerajaan-kerajaan di Provinsi Papua membuat kita sulit untuk mengetahui bagaimana kehidupan jaman kerajaan di pulau paling timur Indonesia tersebut. Oleh karena itu, melalui sedikit pembahasan di atas semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat bagi pembaca tentang sejarah Kerajaan di Papua.