Kerajaan Mughal disebut juga kesultanan Mughal yang pada masa pemerintahannya menguasai Afghanistan, Balochistan dan sebagian besar anak benua India. Mughal merupakan kata yang diambil dari bahasa Mongol, karena leluhur dari kesultanan ini merupakan Dinasti Timuriyah, Asia tengah. Masa keemasan kesultanan Mughal menjadi kekuasaan terbesar sepanjang sejarah di Asia Selatan.
Lebih detail mengenai Kerajaan Mughal, kami akan memberikan pembahasannya secara lengkap dalam tulisan ini. Yuk, ketahui asal-usul Kerajaan Mughal, silsilah raja, peninggalan-peninggalan, dll berikut ini.
Sejarah Kerajaan Mughal
Kesultanan Mughal didirikan pada tahun 1526 oleh Babur, pimpinan Mongol dari cabang dinasti Timuriyah yang pada saat itu berhasil mengalahkan Ibrahim Lodi. Pada saat pengangkatan Babur sebagai penguasa kesultanan Mughal, ketika itu usianya masih 12 tahun. Dirinya harus menggantikan tahta ayahnya yang wafat pada tahun 1494 Masehi.
Meskipun pada saat itu usianya masih sangat muda, tapi dirinya telah dipersiapkan menjadi seorang pemimpin yang tangguh dengan cita-cita untuk menjadi penguasa Delhi. Awal awal kepemimpinannya, Babur sangat ingin mewujudkan ambisinya dengan menyerang Samarkhand. Dirinya melakukan serangan sebanyak 3 kali, dan 3 kali pula gagal.
Kegagalan pada penyerangan yang ketiga tersebut membuatnya harus terusir dari Farghana. Hal tersebut tidak membuatnya menyerah, sampai suatu ketika dirinya berhasil menaklukkan Samarkhand berkat bantuan dari Raja Syafawi, Ismail I, pada tahun 1494. Babur kembali meneruskan perjuangannya ke India setelah mengalahkan Kabul.
Babur diminta untuk menjatuhkan Ibrahim Lodi, seorang penguasa India yang pada saat itu dilanda krisis dan stabilitas pemerintahannya sedang kacau. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Babur untuk menguasai Punjab dengan ibu Kota Lahore pada tahun 1525. Babur dan para pasukannya berhasil memenangkan pertempuran dahsyat di Panipat.
Pasca perang tersebutlah yang menjadi awal Kerajaan Mughal berdiri di India. Ada beberapa nama kesultanan lainnya di bawah Mughal diantaranya, Kesultanan Myosore, Nawab Bhopal, Negara Awadh, Nawab Bengal, Negara Hyderabad, Nawab Arcot, Nawab Sind, dan Nawab Bhawalpur. Meskipun pada saat itu kerajaan kerajaan tersebut telah memisahkan diri dari Mughal.
Kesultanan Mughal berhasil tumbuh dan berkembang sangat pesat dibawah kepemimpinan Akbar yang agung hingga pemerintahan Aurangzeb. Kekuasaan diambil alih oleh anak Akbar yang bernama Jahangir, beliau menjadi pemimpin kesultanan pada periode 1605 sampai 1627. Kemudian di tahun 1627, Shah Jahan sebagai anak Jahangir mewariskan tahta kerajaan di India.
Selama masa pemerintahannya, kesultanan ini menjadi negara monarki terbesar di dunia, salah satunya dibuktikan dari pembangunan Taj mahal periode tahun 1630 hingga 1653 di Agra, India. Pada puncak keemasan tersebut, kerajaan ini juga mempunyai pengaruh yang sangat kuat untuk wilayah Asia Selatan. Namun memasuki tahun 1707, kesultanan Mughal mengalami kemunduran semenjak wafatnya Aurangzeb.
Hingga pada tahun 1739, kesultanan ini dikalahkan oleh pasukan dari Persia dalam serangan yang dipimpin oleh Nadir Shah. Mughal semakin tersingkirkan karena tahun 1756 pasukan Ahmad Syah kembali merampok Delhi. Hingga pada tahun 1857, koloni-koloni negara Eropa mulai membubarkan dan mengakhiri kesultanan Mughal setelah terjadinya pemberontakan sepoy di India.
Lokasi dan Peta Wilayah
Pembagian Divisi Administrasi
Menurut sejarah berdirinya Kesultanan Mughal, provinsi Kekaisaran Mughal berada di Subah. Nama tersebut diambil dari bahasa Arab yang dipimpin oleh seorang Gubernur Subah, atau dikenal juga sebagai subahdar. Divisi administrasi Subah didirikan oleh kaisar Akbar selama periode reformasi tahun 1572 hingga 1580.
Pada awalnya mempunyai 12 Subah, tapi bertambah menjadi 15 saat akhir masa pemerintahannya. Untuk pembagiannya, Subah dibagi menjadi Sarkar atau Distrik yang kemudian dibagi lagi menjadi Parganas atau Mahals. Pada masa pemerintahan Aurangzeb berhasil memperluas jumlah kekuasaan Subah. Sehingga saat kerajaan Mughal mengalami keruntuhan di awal abad ke-18, secara efektif banyak sudah yang telah merdeka atau ditaklukan oleh Kemaharjaan Maratha. Berikut ini nama-nama subah hasil reformasi administrasi saat kepemimpinan Akbar, diantaranya:
- Agra Subah
- Ajmer Subah
- Awadh Subah
- Benggala Subah
- Bihar Subah
- Delhi Subah
- Gujarat Subah
- Kabul Subah
- Allahabad Subah
- Lahore Subah
- Malwa Subah
- Multan Subah
Silsilah Raja Dinasti Mughal
Ada beberapa nama raja raja yang pernah menjadi pemimpin di Kerajaan Mughal, diantaranya sebagai berikut:
1. Zahiruddin Babur
Babur menjadi raja pertama di Kesultanan Mughal sekaligus sebagai pendiri dinasti ini. Beliau merupakan putra dari penguasa Farghana bernama Umar Mirza dari Asia Tengah. Saat menjadi raja dinasti Mughal, Babur mendapatkan gelar Zahiruddin. Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh Babur selama masa kepemimpinannya meliputi: penaklukan Samarkand pada tahun 1494, menaklukkan Kabul ibukota Afghanistan pada tahun 1540 dan menguasai Punjab pada tahun 1525.
2. Nasirudin Humayyun (1530-1556)
Setelah masa kepemimpinan Babur berakhir, kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Humayyun. Humayyun berhasil mengalahkan Sultan Mahmud Lodi dalam pertempuran Luchnow tahun 1513. Namun, pada tahun 1535 Humayyun harus berhadapan dengan pasukan Syir Khan yang membuatnya terusir dari istana Delhi. Pertempuran tersebut terjadi di dekat sungai Gangga dekat Benares pada tahun 1535 dan di dekat Kunuj pada tahun 1540. Pasukan Humayyun berjatuhan dan membuatnya harus meninggalkan istana selama tiga belas tahun.
3. Sultan Akbar Agung (1556-1605)
Kepemimpinan Kesultanan Mughal kemudian dilanjutkan oleh Sultan Akbar agung yang merupakan putra dari Humayyun. Beliau mendapatkan gelar Abul Fath Jalaluddin yang harus menggantikan tahta ayahnya saat usianya masih 15 tahun. Jalaludin Akbar dibantu oleh seorang perdana menteri bernama Biram karena pada saat itu usianya masih sangat muda untuk menjadi seorang raja.
4. Jihangir (1605-1627)
Jihangir menggantikan ayahnya menjadi pimpinan di Kerajaan Mughal, setelah Raja Akbar meninggal. Dirinya dikenal sebagai seorang Sunni yang taat, tapi banyak yang menganggap bahwa selama pemerintahannya sangat dipengaruhi oleh istrinya. Hal tersebut berdampak pada sistem kepemimpinan yang lemah dan ditandai dengan beberapa hal berikut ini:
- Pemberontakan di Ambar yang tidak dapat dihentikan
- Banyak penguasa daerah yang sewenang-wenang melakukan pemungutan pajak
- Jihangir dapat dipenjarakan oleh Khurram, merupakan putranya sendiri
5. Syah Jehan (1627-1658)
Setelah Jihangir turun tahta, kepemimpinan kerajaan diambil alih oleh Kurram yang mendapatkan gelar Syah Jehan. Kurram mempunyai 4 orang putra yang semuanya menjadi raja, yakni Murad di Gujarat, Aurangzeb di Dekan, Sujak di Benggala dan Dara sebagai raja di Delhi. Pemberontakan yang terjadi di ekan sebelumnya dapat dihentikan berkat kemampuan Aurangzeb, putra yang ketiga Syah Jihan.
Aurangzeb berusaha untuk menaklukkan beberapa kerajaan lain seperti Baijapur, Bidar dan Golkond. Namun saat semua kerajaan tersebut hampir ditunjukkan, ayahnya memerintahkan untuk menghentikan penaklukan tersebut. Pasukan Aurangzeb memasuki istana dengan damai, tapi ayahnya justru dipenjarakan oleh putranya sendiri. Sejak saat itu di Kesultanan Mughal terjadi perang saudara antara Aurangzeb dan Dara, sebagai kakak tertuanya. Pertempuran di menangkan oleh Aurangzeb yang kemudian menjadi raja di Kesultanan Mughal dan mendapatkan gelar Alamgir Padshah Ghazi.
6. Aurangzeb (1658-1707)
Aurangzeb menjadi pemegang kekuasaan tertinggi di Mughal selama 47 tahun, yaitu mulai dari 1658 sampai 1707. Selama masa pemerintahannya, ia mempunyai cita-cita untuk mengembalikan kerajaan Islam sama seperti masa kepemimpinan Sultan Akbar Agung. Dirinya juga berhasil memperluas wilayah kekuasaan kesultanan, dimana pada tahun 1660 berhasil menguasai negeri Asam dan tahun 1666 menguasai area hingga ke Arakan.
Sehingga secara administratif wilayah kekuasaan meliputi daerah Kabul hingga ke Arakan, serta dari pegunungan Himalaya hingga Karnat. Pada masa itu, Sultan Aurangzeb dikenal oleh masyarakat sebagai seorang muslim yang rajin menjalankan ibadah salat malam, hidup dengan sederhana dan sering mendatangkan para ulama ke istana untuk mendapatkan pelajaran tentang Islam.
Peradaban Islam selama kepemimpinan Sultan Aurangze sangat maju melalui beberapa kebijakan berikut ini:
- Melarang aktivitas judi, narkotika, pelacuran dan minum minuman keras
- Melarang praktik Sati
- Menganjurkan perusakan kuil kuil Hindu
- Mengajukan kodifikasi hukum Islam yang kemudian disebut al-Fatawa i Alamgir.
Perkembangan Kerajaan Mughal
Untuk lebih memahami tentang perkembangan kerajaan Mughal dan masa kejayaan Kesultanan ini, simak beberapa hal penting berikut:
a. Bidang Politik
Melihat asal usul Kerajaan Mughal, kita bisa melihat bahwa sistem pemerintahannya diwarnai dengan perebutan kekuasaan dan perang saudara. Namun secara umum melihat keseluruhan pemerintahannya, Kesultanan Mughal mempunyai sistem yang cukup terkendali, terutama saat masa pemerintahan Akbar. Hal itu dikarenakan para penguasa Kesultanan ini menggunakan sistem militeristik untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya.
b. Bidang Ekonomi
Sektor pertanian, perdagangan, pajak dan perindustrian menjadi penunjang bidang ekonomi pada masa Kesultanan Mughal. Namun pada saat itu, sektor pertanian cenderung menjadi harapan besar untuk memajukan perekonomian masyarakat Mughal. Sehingga pemerintah menerapkan kebijakan hubungan petani menurut lahan pertaniannya.
Unit lahan pertanian terkecil disebut Deh, beberapa Deh tergabung dalam desa. Masyarakat petani mengenal istilah Mukaddam, yaitu sebutan untuk pimpinan komunitas petani yang menjadi jembatan penghubung antara mereka dengan pemerintah. Pada saat pemerintahan raja Jihangir, beliau mengijinkan Inggris dan Belanda mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat dengan tujuan untuk meningkatkan produksi. Beberapa hasil panen yang didapatkan antara lain rempah-rempah, sayur-sayuran, tebu, kacang, padi, biji bijian, nila, kapas, tembakau dan bahan celupan.
c. Bidang Seni dan Arsitektur
Selain dalam bidang politik dan ekonomi, ternyata bidang seni dan arsitektur selama masa kerajaan Mughal juga cukup berkembang. Terbukti pada masa kepemimpinan Sultan Akbar yang sudah menggunakan tiga jenis bahasa yaitu bahasa Arab, bahasa Turki dan bahasa Persia. Masing-masing digunakan sebagai bahasa agama, bahasa bangsawan dan bahasa istana serta kesusastraan.
Selain itu masyarakat juga mengenal bahasa Urdu, yakni gabungan ketiga bahasa tersebut ditambah dengan Bahasa Hindu. Bukti kemajuan di bidang arsitektur juga terlihat dari bangunan-bangunan pada masa kepemimpinan Akbar seperti istana Fatpur Sikri di Sikri, vila-vila dan masjid yang dibangun sangat megah.
Puncak Kejayaan
Menurut catatan sejarah, puncak kejayaan Kerajaan Mughal dicapai saat masa kepemimpinan Babur. Karena pada saat itu Babur menjadi ancaman bagi Raja Raja Hindu di anak benua India. Masa pemerintahannya, Babur sering melakukan konsolidasi untuk memperkuat kekuatan pasukannya. Tujuannya agar dapat melakukan antisipasi dari segala kemungkinan serangan serta memperluas daerah kekuasaan.
Beliau bahkan mampu menguasai wilayah India bagian utara setelah beberapa kali kalah dalam pertempuran melawan sekutu. Ada banyak kemajuan yang dicapai selama kepemimpinan Babur, tapi ia tidak bisa hidup lama untuk menikmati hasil hasil kemenangannya tersebut. Ia meninggal dunia pada 26 Desember dan kekuasaan dilanjutkan oleh pemimpin selanjutnya. Kerajaan Mughal kembali mencapai kejayaan setelah dipimpin oleh Aurangzeb, terutama dalam bidang agama Islam. Berkat kebijakan kebijakannya yang berkaitan dengan larangan Islam, kehidupan masyarakat kerajaan Mughal lebih aman dan makmur.
Penyebab Runtuh
Dinasti Mughal mengalami kemunduran pada awal abad ke-18 saat masa kepemimpinan Aurangzeb, meskipun sebelumnya sempat mencapai beberapa kemajuan. Pasukan dibawah Sultan Aurangzeb tidak mampu lagi mempertahankan wilayah kekuasaan. Penyebab runtuhnya Kerajaan Mughal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni internal dan eksternal. Masing-masing penjelasannya bisa disimak berikut ini:
a. Penyebab Internal
Dari segi internal, berikut ini beberapa penyebab kehancuran Kerajaan Mughal:
- Adanya perebutan kekuasaan di antara para pemimpin Kesultanan Mughal
- Pasca kepemimpinan Aurangzab, tidak ada pewaris tahta kerajaan yang layak. Hampir sebagian besar merupakan orang-orang yang lemah dalam kepemimpinan.
- Meningkatnya gaya hidup mewah serta penurunan moral di kalangan para elite politik. Hal ini berakibat pada pemborosan penggunaan uang kerajaan.
- Luasnya wilayah kekuasaan membuat terjadinya disintegrasi, terbukti dari daerah-daerah yang jauh dari Kota Delhi memilih untuk memisahkan diri.
- Kesultanan Mughal mengalami kondisi ekonomi dan politik yang lemah sehingga menyebabkan stagnasi dalam kekuatan militer. Hal tersebut juga berakibat pada pemantauan operasi militer yang tidak dilakukan secara optimal.
b. Penyebab Eksternal
Sementara untuk penyebab kehancuran Kerajaan Mughal dari faktor eksternal bisa dilihat beberapa poin berikut ini:
- Adanya serangan bertubi-tubi dari Afganistan dan Persia
- Munculnya gerakan anti Islam dari masyarakat agama Hindu yang tumbuh semakin pesat
- Serangan dari Inggris yang menyebabkan melemahnya Kerajaan Mughal semakin mengalami kehancuran.
Ditambah dengan Sultan terakhir yang diusir dari istana pada tahun 1858 sekaligus menandai berakhirnya kekuasaan dinasti Mughal di India yang selanjutnya berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris.
Peninggalan-peninggalan
Setelah menyimak kisah lengkap sejarah Kerajaan Mughal di India, ketahui juga beberapa peninggalan peninggalannya berikut ini:
a. Benteng Agra
Benteng Agra atau yang dikenal sebagai Agra Fort merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Mughal yang terbentang seluas 94 hektar sejajar dengan Sungai Yamuna. Lokasinya berada sekitar 2 kilometer arah barat laut dari Taj mahal, tepatnya ada di wilayah Agra, Uttar Pradesh, India Utara.
Sebenarnya benteng ini sudah ada sejak masa Sikarwar Rajarputs, tapi setelah Sultan Akbar menguasai dinasti Mughal sehingga benteng dilakukan renovasi secara besar-besaran. Membutuhkan waktu 8 tahun dan lebih dari 4 ribu pekerja untuk menyelesaikan renovasi benteng Agra. Pasca renovasi, benteng Agra dijadikan sebagai kediaman utama para kaisar Kesultanan Mughal hingga tahun 1638.
b. Istana Jahangir
Istana Jahangir juga menjadi peninggalan Kesultanan Mughal yang merupakan istana milik pangeran Salim, seorang putra dari Raja Jalaludin Akbar dan Mariam-uz-Zamani. Nama istana yang berada di Paryatan Bhawan, Orachha, tersebut diambil dari nama pangeran Salim saat dewasa.
c. Istana Ratu Jodha
Istana Ratu Jodha berada di Dadupura, Fatehpur Sikri, Uttar Pradesh, India, yang juga menjadi peninggalan Kesultanan Mughal. Keberadaan Istana Ratu Jodha menjadi salah satu bukti bahwa Kesultanan Mughal sudah mengenal gaya arsitektur modern.
d. Benteng Merah
Peninggalan Kesultanan Mughal lainnya adalah benteng merah yang berada di di kota berdinding Delhi Lama (di Delhi masa kini). Dahulunya benteng layak dijadikan sebagai tempat kediaman para kaisar dinasti Mughal. Pembangunan benteng merah dimulai ketika Shah Jahan memutuskan untuk memindahkan ibukotanya ke Delhi pada Mei 1639.
e. Taj Mahal
Nama Taj Mahal mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita karena menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Tempat ini sebenarnya merupakan makam Mumtaz Mahal, istri dari Sultan Shah Jahan. Istana Taj Mahal dibuat dari material marmer putih gading yang berada di tepi Selatan Sungai Yamuna India. Pembangunan Taj Mahal membutuhkan waktu bertahun-tahun mulai dari 1632 sampai 1653. Istana ini dianggap sebagai bukti arsitektur mewah dan merupakan simbol sejarah kekayaan di India.
f. Makam Akbar
Makam Sultan Akbar ini berada diatas tanah seluas 119 hektar yang dibangun pada tahun 1641 hingga 1613. Lokasinya ada di Sikandra, pinggiran Agra, Uttar Pradesh, India, yang saat ini dianggap sebagai salah satu peninggalan sejarah kesultanan Mughal. Sultan Jalaluddin Muhammad Akbar-lah yang memilih lokasi pemakamannyadan proses konstruksinya diselesaikan oleh putranya yang bernama pangeran Salim.
g. Diwan-i-Khas
Peninggalan Kerajaan Mughal yang satu ini juga dikenal sebagai Shah Mahal dan merupakan bagian dari benteng merah. Awal pembangunannya, plafon Diwan-i-Khas terbuat dari perak dan emas. Namun karena kerajaan mengalami krisis perekonomian sehingga bangunan bagian langit-langit tersebut harus dibongkar. Pada zamannya, bangunan ini berfungsi sebagai tempat Sultan menerima tamu istana.
h. Buland Darwaza
Buland Darwaza merupakan bangunan yang didirikan pada masa pemerintahan kerajaan Akbar tahun 1601, diartikan sebagai gerbang kemenangan. Pembangunan ini didirikan untuk memperingati kemenangan atas Gujarat. Buland Darwaza sendiri merupakan pintu masuk ke istana yang berada di Fatehpur Sikri.
i. Panch Mahal
Panch Mahal merupakan bangunan di Sikri, Uttar Pradesh, yang berupa istana. Jika diperhatikan dari arsitektur Panch Mahal ini terinspirasi dari kuil Buddha.
j. Jama Masjid
Di India terdapat masjid terbesar bernama Jama Masjid, yang merupakan peninggalan dari Kesultanan Mughal. Masjid tersebut dibangun pada tahun 1644 hingga 1656 pada masa pemerintahan kaisar Mughal Shah Jahan. Besarnya masjid ini mampu menampung hingga 25.000 orang didalamnya dan dijadikan sebagai masjid kerajaan para kaisar hingga Kesultanan Mughal berakhir.
k. Makam Humayun
Makam Humayun juga dijadikan sebagai situs bersejarah peninggalan Kerajaan Mughal yang berada di Delhi India. Berdasarkan asal usul kerajaan Mughal, Humayun merupakan ayah dari Jalaludin Muhammad Akbar. Dari peninggalan berupa bangunan bangunan megah di atas menjadi bukti bahwa dinasti Mughal sangat berjaya pada abad ke-17.
Apalagi material-material yang digunakan untuk mendirikan bangunan tersebut tidak murah. Hingga saat ini pemerintah India terus melestarikan situs bersejarah tersebut dan menjadi salah satu sumber pemasukan negara karena selalu ramai dikunjungi para wisatawan.
Akhir Kata
Demikian itulah sejarah lengkap Mughal Empire yang pernah berdiri di India. Dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Mughal menjadi Dinasti yang sangat kaya raya pada zamannya. Bahkan peninggalan-peninggalan Kesultanan Mughal dikenal sebagai tempat wisata yang mahal dan selalu ramai dikunjungi para wisatawan mancanegara. Semoga penjelasan di atas bisa memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca tentang asal usul kerajaan Mughal yang berdiri di India