Nama Belanda memiliki sejarah yang panjang di Indonesia, utamanya pada masa penjajahan.
Padahal, selain statusnya sebagai negara penjajah, di saat yang sama, Kerajaan Belanda ini juga mengalami berbagai polemik di Eropa.
Nah, seperti apakah sejarah Kerajaan Belanda ini?
Kamu yang belum tahu, wajib deh membaca artikel di bawah ini sampai selesei.
Check it out, guys!
Sejarah Kerajaan Belanda
Pada abad ke-15 Masehi, Belanda masih merupakan wilayah kekuasaan Spanyol, yang dipimpin oleh Willem I pada tahun 1559, yang kekuasaannya mencakup Holland, Utrecht, dan Zeeland.
Kemudian, ia justru melakukan pemberontakan kepada Spanyol, hingga pada tahun 1581 berdirilah Republik Belanda, atau yang juga dikenal Republik Tujuh Provinsi.
Berikut ini adalah kepala negara yang pernah memimpin Republik Belanda.
- Willem I (1581-1584)
- Maurits (1584-1625)
- Frederik Hendrik (1625-1647)
- Willem II (1647-1650)
- Willem III (1672-1702)
- Willem IV (1711-1751)
- Willem V (1751-1795)
Pada tahun 1795, kekuasaan Republik Belanda ini dijatuhkan oleh Kaisar Perancis, Napoleon Bonaparte, dengan mendirikan pemerintahan baru bernama Republik Batavia.
Tak bertahan lama, di tahun 1806 Republik Batavia ini dibubarkan dan diganti dengan pemerintahan monarki bernama Kerajaan Hollandia.
Berlanjut tahun 1810, Napoleon Bonaparte sekali mengacak-acak Kerajaan Hollandia dan menganeksikannya ke dalam wilayah kekuasaan Perancis.
Berikut ini adalah kepala negara yang pernah memimpin Kerajaan Hollandia.
- Louis I (1806-1810)
- Louis II (1810-1810)
Pada tahun 1813 terjadi pemberontakan, hingga pasukan Perancis dapat diusir dan diangkatlah Willem Frederik sebagai raja baru dan pemerintahan berubah menjadi Kepangeranan Belanda.
Raja Willem Frederik sendiri adalah putra dari Willem V, yang merupakan gubernur terakhir dari pemerintahan Republik Tujuh Provinsi.
Berikut ini adalah kepala negara yang pernah memimpin Kepangeranan Belanda.
- Willem Frederik (1813-1815)
Pada tahun 1815 lah kemudian status negara ini dinaikkan menjadi Kerajaan Belanda, sekaligus ia menyatakan diri sebagai raja pertama Kerajaan belanda dan bergelar Raja Willem I.
Berikut ini adalah kepala negara yang pernah memimpin Kerajaan Belanda.
- Willem I (1815-1840)
- Willem II (1840-1849)
- Willem III (1849-1890)
- Wilhelmina (1890-1948)
- Juliana (1948-1980)
- Beatrix (1980-2013)
- Willem-Alexander (2013-sekarang)
Lokasi, Letak geografis, Peta Wilayah
Secara geografis, wilayah kekuasaan Kerajaan Belanda ada di 2 wilayah.
Wilayah terbesar berada di Eropa, yakni negara Belanda.
Sedangkan sisanya ada di kepulauan Karibia, yang mencakup 3 negara anggota, yakni Aruba, Curacao, dan Sint Maarten serta 3 munisipalitas khusus Belanda, yakni Sint Eustatius, Saba, dan Bonaire.
Yang unik dari negara Belanda adalah fakta sepertiga wilayahnya berada di bawah permukaan air laut.
Titik paling rendah dari wilayahnya berada di ketinggian 6,7 meter di bawah permukaan air laut.
Sedang titik paling tinggi nya, berada pada ketinggian 304,8 meter saja di atas permukaan air laut.
Jika dibandigkan dengan seluruh wilayah Eropa. kawasan Belanda merupakan yang terendah di antara semuanya.
Ibu kota Belanda ada di Amsterdam, sedangkan sebagai pusat pemerintahan dan pusat administrasi ada di kota Den haag.
Silsilah Raja
Setelah berdiri pada tahun 1815, pemerintahan Kerajaan Belanda masih bertahan hingga sekarang.
Berikut adalah raja dan rau yag pernah berkuasa di Kerajaan Belanda.
1. Willem I
Raja Willem I Frederik adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Belanda.
Ia berkuasa selama 25 tahun, dari tahun 1815 hingga 1840.
2. Willem II
Sepeninggal Raja Willem I wafat, tugas kerajaan dilanjutkan oleh Raja Willem II.
Ia menghabiskan 9 tahun kekuasaan, dari tahun 1840 sampai tahun 1849.
3. Willem III
Raja Willem II menjadi raja ke-3 Kerajaan Belanda, setelah Raja Willem II wafat.
Ia berkuasa jauh lebih lama dibandingkan para pendahulunya, yakni selama 41 tahun, dari 1849 hingga 1890.
Saat meninggal, Raja Willem III tidak meninggalkan 1 orang putra pun, sehingga tahta kerajaan jatuh ke tangan putrinya, Wilhelmina, yang saat itu masih berusia 10 tahun.
4. Wilhelmina
Saat memulai perjalanannya sebagai seorang ratu, memang Ratu Wilhelmina masih berusia anak-anak, sehingga pemerintahan diwakilkan kepada ibunya dahulu, Emma, sampai ia genap berumur 18 tahun.
Ia berkuasa selama 57 tahun, terhitung sejak tahun 1890 hingga 1948.
Selama masa kekuasaannya ditandai peristiwa-peristiwa besar, seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II, krisis ekonomi 1933, dan kejatuhan pemerintah kolonial Belanda.
Bagi rakyat Belanda, hal yang paling diingat darinya adalah ketika ia tetap memimpin Belanda meskipun berada di pengasingan saat Perang Dunia II.
Sementara bagi rakyat Indonesia, hal yang paling diingat darinya adalah ketika pemeritah kolonial harus angkat kaki dari Hindia-Belanda pada tahun 1942 akibat kekalahan dari Jepang.
5. Juliana
Pada tahun 1948, Ratu Wilhelmina turun tahta, dan kekuasaan dilanjutkan oleh putrinya, Ratu Juliana.
Ia menghabiskan waktu selama 31 tahun untuk memerintah Kerajaan Belanda, yakni dari tahun 1948 hingga 1980.
Bagi rakyat Belanda, Ratu Juliana cukup disukai karena pemerintahannya tidak terlalu formal.
Sementara, bagi rakyat Indonesia, ia diingat karena dari tangannya lah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia diserahkan kepada delegasi Konferensi Meja Bundar, yang diadakan tahun 1949.
Ia juga pernah berkunjung ke Indonesia di tahun 1972 sambil mengembalikan manuskrip Kakawin Nagarakartagama yag dulunya dijarah oleh KNIL hingga sampai ke Belanda.
6. Beatrix
Setelah Ratu Juliana turun tahta pada tahun 1980, kursi pemerintahan dilanjutkan oleh putri pertamanya, Ratu Beatrix.
Ia memerintah dalam kurun waktu 33 tahun, dari 1980 hingga 2013.
Dalam kehidupannya, sempat terjadi beberapa kali kerusuhan dan protes keras dari rakyatnya.
Yang pertama adalah di hari pernikahannya tahun 1966, di mana suaminya terjerat kasus NAZI yang secara tak langsung berhubungan dengan kematian banyak warga Belanda.
Lalu, pada masa penobatannya menjadi ratu tahun 1980, sekelompok orang melakukan aksi demo yang lebih parah karena buruknya kondisi kehidupan mereka.
Pada tahun 2009, terjadi peristiwa yang tak diduga-duga, karena terjadi percobaan pembunuhan kepada Ratu Beatrix ini, tapi mengalami kegagalan.
7. Wilem-Alexander
Setelah Ratu Beatrix turun tahta pada tahun 2013, kekuasaan Kerajaan Belanda kemudian dilanjutkan oleh putra pertamanya, raja Wilem-Alexander.
Ia adalah penguasa Kerajaan Belanda hingga sekarang.
Sebelum menjadi raja, Wilem-Alexander adalah anggota militer angkatan laut, angkatan udara, dan angkatan darat Kerajaan Belanda.
Bendera dan Lambang Negara
Bendera Belanda yang berwarna merah, putih, dan biru asal mulanya dari perang 80 tahun melawan Spanyol, yang dimulai tahun 1568 dan berakhir pada tahun 1648.
Provinsi-provinsi yang ikut pemberontakan ini, menggunakan warna Pangeran Oranye, yakni oranye, putih, serta biru.
Kemudian, warna oranye ini berubah secara bertahap menjadi merah.
Barulah pada tahun 1937 ditetapkan secara resmi, kerajaan Belanda memiliki bender berwarna merah, putih, dan biru dalam garis horizontal.
Biasanya, bendera ini akan dikibarkan dengan secarik panji oranye di harihari penting yang terkait dengan keluarga kerajaan.
Lambang Kerajaan Belanda adalah berupa singa yang asal muasalnya dari lambang tertua kerajaan, yakni Wangsa Nassau.
Singa ini digambarkan memegang pedang dan panah, di mana pedang mencerminkan kekuasaan, dan panah adalah lambang dari provinsi.
Kehidupan di Kerajaan Belanda
1. Kehidupan Politik
Sejak berdiri tahun 1815, Kerajaan Belanda menganut sistem pemerintahaan monarki, di mana jabatan raja diwariskan kepada garis keturunannya secara turun-temurun.
Lalu, pada tahun 1848 terjadi perkembangan pada tata kelola pemerintahannya yang menjadi demokrasi parlementer.
Kerajaan Belanda terdiri dari 4 negara anggota, yakni negara Belanda itu sendiri yang berkedudukan di Eropa dan 3 negara lagi yang berada di Kepulauan Karibia, yakni Aruba, Curacao, dan Sint Maarten.
Walaupun demikian, untuk urusan kerajaan, negara Belanda lah yang banyak memiliki peran dibanding 3 negara kecil lainnya.
Secara administratif, negara Belanda dibagi lagi menjadi 12 provinsi, yakni sebagai berikut.
- Groningen
- Drenthe
- Friesland/Fryslân
- Flevoland
- Overijssel
- Utrecht
- Gelderland
- Zuid-Holland atau Holland Selatan
- Noord-Holland atau Holland Utara
- Noord-Brabant atau Brabant Utara
- Zeeland
- Limburg
Pemerintahan Kerajaan Belanda dipimpin oleh seorang raja, yang bertindak sebagai kepala negara.
Bersama menteri-menteri, raja adalah bagian dari pemerintahan.
Yang mengambil tanggung jawab ke hadapan Dewan Parlemen adalah para menteri, bukan raja.
Sebab, semua keputusan dan apa yang dikerjakan oleh pemerintah ada di tangan menteri, yang juga bertugas membentuk kabinet.
Kerajaan Belanda memiliki beberapa istana:
- Istana Huis Ten Bosch: dipakai sebagai kediaman Raja Wilem-Alexander.
- Istana Paleis op de Dam: dipakai untuk menerima tamu negara.
Negara Belanda sendiri, sering disebut sebagai Netherland atau Holland, padahal nama resmi negara Belanda sebenarnya adalah Netherland.
Orang-orang yang menyebut Holland biasanya sedang membicarakan provinsi Holland Utara dan Holland Selatan.
Dalam kapasitas hubungan internasional pun, Belanda sudah tidak mau lagi disebut dengan Holland, melainkan Netherland
Sedangkan penyebutan nama “Belanda” di Indonesia, sebenarnya tidak ada data empirisnya.
Banyak sumber yang menyebutkan asal-muasal penyebutan ini berasal dari kata “Holland”, lalu bangsa Spanyol dan Portugis yang datang ke Indonesia menyebutnya sebagai “Holanda”.
Setelah itu, karena adaptasi lidah lokal, nama “Holanda” ini disebut lagi dengan “Wolanda”, lalu “Walanda”, dan jadilah “Belanda”.
2. Kehidupan Sosial Budaya
Bahasa Belanda adalah bahasa utama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa Frisia Barat hanya dipakai di Provinsi Fryslan, baik dalam kalangan pemerintahan maupun kehidupan pendidikan.
Belanda juga memiliki seniman terkenal di bidang lukis, seperti Piet Mondriaan, Vincent van Gogh, M.C. Escher, Han van Meegeren, dan Willem de Kooning.
Filsuf terkenal seperti Erasmus, Spinoza, dan Descartes juga merupakan warga kebangsaan Belanda.
Dalam perkembangan sains, Belanda memiliki Cristiaan Huygens yang menemukan Titan, yakni bulan Saturnus, serta Antonie van Leeuwenhoek yang meneliti hewan bersel satu dengan mikroskop.
P.C. hooft dan Joost van den Vondel adalah dua orang sastrawan yang terkenal dari Belanda.
Bahkan, Multatuli juga pernah menulis buku yang menceritakan perlakuan buruk pemerintah kolonial kepada penduduk Hindia-Belanda.
Sebanyak 16.785.403 jiwa, seperti data sensus yang dirilis tahun 2013, hidup di bawah pemerintahan Kerajaan Belanda.
Pada sensus itu juga, diperkirakan laju pertumbuhan penduduk di kerajaan ini adalah sebesar 0,44%.
Uniknya, sekitar 4,5 juta warganya, atau seperempat dari total populasinya, tertarik dengan bidang olah raga dan terdaftar di lebih dari 35.000 klub olahraga.
3. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Belanda termasuk memiliki bidang ekonomi yang maju.
Komoditas utamanya berasal dari berbagai sektor, yakni produksi mesin listrik, produksi minyak, bahan kimia, dan produksi makanan.
Khusus untuk industri makanan, produksi yang dihasilkan Kerajaan Belanda cukup melimpah sehingga bisa diekspor ke negera lain.
Untuk urusan ekspor makanan ini, Belanda duduk di peringkat 3 sesudah United States of America dan Perancis.
Mata uang yang dipakai untuk perekonomian adalah memakai Euro, menggantikan Gulden pada tahun 2002.
4. Kehidupan Agama
Berdasarkan statistik Kerajaan Belanda yang dirilis tahun 2013, sebanyak 26% rakyatnya memeluk agama Katolik Roma.
Lalu, disusul agama Kristen Protestan sebanyak 16,1% dan agama kristen 4,8% dari total populasi di Kerajaan Belanda.
Penduduk yang beragama Islam, dilansir sebanyak 4,8% saja.
5. Kehidupan Militer
Kerajaan Belanda mempunyai salah satu pasukan bersenjata paling tua di Eropa, yang mulai dirintis di ujung tahun 1500-an.
Kewajiban untuk wajib militer, sudah dilakukan sejak kejatuhan Napoleon.
Angkatan militer Kerajaan Belanda ada 4 macam, yakni sebagai berikut.
- Koninkijke Landmacht, disingkat KL, adalah pasukan angkatan darat di Kerajaan Belanda.
- Koninklijke Marine, disingkat KM, adalah pasukan angkatan laut di Kerajaan Belanda.
- Koninklijke Luchtmacht, disingkat KLu, adalah pasukan angkatan udara di Kerajaan Belanda.
- Koninklijke Marechaussee, disingkat KMar, adalah penjaga perbatasan dan polisi militer di Kerajaan Belanda.
Penjajahan Kerajaan Belanda
Pada masa lalu, Kerajaan Belanda telah menjajah Indonesia selama 350 tahun.
Hal ini tak lepas dari kondisi Eropa saat itu yang mulai kekurangan rempah-rempah, lalu dimulailah pelayaran ke penjuru dunia.
Berikut adalah alur peristiwa-peristiwa penting penjajahan kolonial Belanda di Indonesia.
1. Pelayaran Belanda
Kekuasaan Romawi Timur berakhir tahun 1453 akibat kekalahan Konstatinopel di tangan Turki Utsmani.
Akibatnya, perdagangan bangsa Eropa di Laut Tengah mengalami hambatan dan berangsur-angsur mengalami kemunduran.
Pasokan rempah-rempah ke Eropa turun drastis, sehingga menyebabkan mereka harus mencari sumber rempah-rempah yang baru.
Bangsa Belanda sangat bergantung dengan perdagangan rempah-rempah yang dilakukan di pelabuhan Portugis.
Namun, sayangnya Portugis kemudian menutup akses bandar perdagangan Lisboa, Portugis kepada Belanda.
Hal inilah yang memicu pelayaran Belanda untuk mencari sumber rempah-rempah sendiri.
2. Kedatangan Belanda
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.
Kedatangan ini, lebih tepatya saat pelayaran kapal Belanda bersandar di pelabuhan Kesultanan Banten.
Jika ditarik, berarti pelayaran ini terjadi pada masa pemerintahan Republik Belanda di bawah kekuasaan Raja Maurits.
Dari pelayaran pertama itu, kemudian perjalanan dilanjutkan ke timur Indonesia, ke wilayah Maluku.
3. Berdirinya VOC
Dan lama-kelamaan, bangsa Belanda semakin banyak yang datang ke Indonesia sehingga memunculkan persaingan dagang.
Oleh karena itu, pemerintah Republik Belanda kemudian mendirikan VOC atau Vereenigde oost Indische Compagnie pada tahun 1602.
Kenyataannya, monopoli yang kemudian dilakukan VOC justru membuat rakyat Hindia-Belanda menjadi miskin dan jatuh menderita.
4. Bubarnya VOC
Di akhir abad ke-18, VOC mengalami kemunduran akibat kalah persaingan dengan pedagang-pedangan Inggris dan Perancis.
Akibatnya mereka dinyatakan pailit pada tahun 1799 dengan segudang kerugian dan lilitan utang.
Di saat yang sama, saat itu di internal wilayah Belanda sedang mengalami pergolakan, sebab Napoleon Bonaparte datang menyerang.
Namun, tak berselang lama, pasukan Perancis ini berhasil diusir dari tanah Belanda dan kemudian wilayah kekuasaan di Hindia-Belanda dialihkan langsung kepada Kerajaan Belanda.
5. Berakhirnya Era Kolonial Belanda
Akhir dari 350 tahun penjajahan bangsa Belanda di Hindia-Belanda ditandai dengan jatuhnya Belanda di tangan Jepang pada tahun 1942.
Hal ini bertepatan dengan masa kekuasaan Kerajaan Belanda yang dipimpin oleh Ratu Wilhelmina.
Hal ini memang lumrah terjadi karena pada saat itu sedang terjadi Perang Dunia II, di mana Ratu Wilhelmina pun harus diungsikan sampai ke Inggris.
Dari Inggris inilah ratu Wilhelmina tetap memimpin kerajaan dari jarak jauh.
6. Pengakuan Kedaulatan
Setelah Indonesia menyatakan diri kemerdekaannya pada tahun 1945, Belanda di bawah kekuasaan ratu Wilhelmina masih saja mencoba menduduki kembali wilayah NKRI.
Buktinya, agresi militer I pada tahun 1947 dan agresi militer II pada tahun 1948 digencarkan oleh Ratu Wilhelmina.
Namun, peta peperangan ini mulai berubah sejak Kerajaan Belanda diperintah oleh Ratu Juliana, karena dialah yang kemudian mengakui kedaulatan Indonesia.
Peristiwa penting ini terjadi lewat Konferensi Meja Bundar tahun 1949, di mana bangsa Indonesia saat itu diwakili oleh Moh. Hatta sebagai pimpinannya.
Lewat penandatangan Perjanjian Meja Budar, Ratu Juliana, sebagai wakil dari Kerajaan Belanda menyatakan kedaulatan negara Republik Indonesia.
Nah, itulah tadi sejarah panjang Kerajaan Belanda yang secara langsung berhubungan dengan masa penjajahan kolonial Belanda di Indonesia.
Jika kamu ada pertanyaan seputar kerajaan Belanda dan hubungannya dengan beberapa kerajaan di Indonesia, silakan tulis di kolom komentar di bawah, ya.
Biar teman-temanmu membaca juga artikel yang asyik ini, jangan lupa like dan share artikel ini, ya.