Kerajaan di Indonesia merupakan bentuk sistem pemerintahan yang telah dikenal oleh masyarakat pada masa lampau, jauh sebelum kemerdekaan negara ini.
Sejarahnya tak lepas dari periode kedatangan agama Hindu dan Buddha yang memengaruhi mereka.
Ada banyak sekali kerajaan di Nusantara, mulai dari yang kecil hingga sebesar Majapahit, baik yang biasa maupun melegenda seperti Sriwijaya.
Namun keberadaan beragam kerajaan yang saling mementingkan diri sendiri tersebut, seringkali menimbulkan peperangan di antara mereka.
Nah, apakah kamu sedang mencari informasi seputar kerajaan-kerajaan di Indonesia?
Simak daftar lengkapnya berikut ini:
29 Kerajaan-Kerajaan yang Ada di Indonesia
1. Kerajaan Salakanagara
Kerajaan Salakanagara diyakini sebagai kerajaan tertua pertama di Indonesia.
Berdasarkan naskah Wangsekerta, Kerajaan Salakanagara disebutkan terletak di Jawa Barat.
Kerajaan ini didirikan oleh Dewawarman pada tahun 130 Masehi.
Seorang duta bangsawan dari Calankanaya (Dewawarman) datang bersama rombongannya pada tahun 128 Masehi.
Dewawarman menikahi seorang putri dari Datu Tirem, penguasa Teluk Lada, bernama Dewi Pwahaci Larasati.
Sepeninggalan Datu Tirem pada tahun 130 Masehi, Dewawarman mengambil alih kekuasaan Teluk Lada dengan mendirikan Kerajaan Salakanagara sekaligus menjadi raja pertamanya.
Ia pun diberi gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapuran, sementara istrinya Dewi Dwani Rahayu.
2. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai didirikan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur pada tahun 400 Masehi.
Kutai adalah nama pemberian para ahli, berdasarkan nama tempat penemuan prasasti sebagai petunjuk eksistensi keberadaan kerajaan tersebut.
Ini dilakukan karena memang tidak ada prasasti yang secara gamblang menuliskan nama kerajaan ini.
Prasasti yang ditemukan hanya menginformasikan perihal upacara pengorbanan pada abad ke-4 M.
Raja pertama kerajaan ini adalah Kudungga.
Ditemukan pula tujuh buah yupa atau tugu batu buatan para brahmana.
Pembuatan ini didasarkan pada kedermawanan Raja Kerajaan Kutai yang terkenal saat itu (Mulawarman), atas pemberian 2.000 ekor sapi darinya kepada kaum brahmana.
Masa kejayaan kerajaan ini ikut berakhir, ketika Maharaja Dharma mengakhiri pemerintahannya dengan tewas saat berperang melawan Kerajaan Kutai Kartanegara.
3. Kerajaan Tarumanegara
Sejarah Kerajaan Tarumanegara didirikan pada tahun 450 Masehi di Jawa Barat.
Tarumanegara dari dua kata yaitu Taruma dan Nagara.
Kata Tarum diambil dari nama sungai Citarum yang terletak di Jawa Barat, sedangkan Nagara berarti kerajaan atau negara.
Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman, sekaligus menjadi raja pertama yang memipin sampai tahun 382 Masehi.
Raja Tarumanegara yang paling terkenal ialah Purnawarman yang memerintahkan penggalian sungai Gomati dan Candrabaga.
Bukti keberadaan Tarumanegara adalah ditemukanya tujuh buah prasasti batu.
4. Kerajaan Galuh
Kerajaan Galuh adalah sebuah kerajaan yang terletak di Ciamis yang berdiri pada abad ke 8 Masehi.
Kata “galuh” berasala dari bahasa sansekerta yang berarti permata.
Raja pertama dari kerajaan galuh adalah Rahiangan Sri Medangjati yang memimpin kerajaan Galuh selama 15 Tahun.
5. Kerajaan Mataram Kuno (Hindu)
Kerajaan Mataram Kuno yang berdiri pada abad ke-8 Masehi terletak di Jawa Tengah.
Raja-raja yang memerintah meliputi:
Sanjaya – Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya)
Rakai Panangkaran – Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana Rakai Panangkarana
Mataram terbagi dua pada masa Rakai Panangkaran, Mataram Hindu yang menguasai Pegunungan Dieng dan sekitarnya, lalu Mataram Buddha yang berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan.
Mataram kembali bersatu saat masa kepemimpinan Rakai Pikatan.
Nama nama raja yang selanjutnya ialah:
Balitung – Rakai Watukara
Daksa
Tulodong
Wawa
Mpu Sendok
Di antara peninggalan dan sumber sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno adalah Candi Dieng dan Candi Prambanan.
6. Kerajaan Pajajaran (Sunda Galuh)
Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan bercorak Hindu yang terletak di Priangan, Jawa Barat dan beribukota di Bogor.
Kerajaan Pajajaran didirikan tahun 1030-1579 Masehi oleh Sri Jayabuphati.
Raja yang terkenal dari kerajaan ini adalah Sri Baduga Maharaja, atau biasa dikenal sebagai Prabu Siliwangi, sementara raja terakhir adalah Prabu Sedah.
7. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri terletak di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur.
Kerajaan Hindu ini berdiri pada tahun 1042 M dan berpusat di kota Daha yang sekarang bernama Kota Kediri.
Raja-raja yang memerintah kerajaan ini antara lain:
Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara
Jaya baya – Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabaya
Sri Aryeswara
Kameswara – Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawarata
Penaklukan yang dilakukan oleh Ken Arok meruntuhkan Kerajaan Kediri pada tahun 1222 M.
Banyak bukti yang ditinggalkan dan menjadi sumber sejarah Kerajaan Kediri.
8. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari bisa disebut juga Kerajaan Tumapel didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 Masehi.
Kerajaan ini terletak di daerah Singosari, Malang.
Riwayat dan pemerintahan Ken Arok serta raja-raja Singasari terdapat dalam buku Pararaton dan Negarakertagama.
Raja-raja yang memerintah ialah:
Ken Arok
Anusapati (anak Tunggul Ametung – Ken Dedes)
Tohjaya (anak Ken Arok – Ken Umang)
Ranggawuni
Kertanegara
9. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 M.
Raja-raja yang memerintah Majapahit antara lain:
Kertarajasa Jayawardhana (1292-1309)
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tal atau cucu Mahisa Campaka) pada tahun 1292.
Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit pertama dengan gelar Kertarejasa Jayawardhana.
Ia wafat pada tahun 1309.
Sri Jayanegara (1309-1329)
Jayanegara menggantikan ayahandanya dengan gelar Sri Jayanegara.
Raja Jayanegara menggunakan lambang Minadwaya (dua ekor ikan) dalam pemerintahannya.
Tribhuwana Tunggadewi (1328-1350)
Jayanegara tidak meninggalkan putra setelah wafat, maka tahta Majapahit diwakilkan kepada Sri Gitarya, Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhana.
Usai wafatnya sang ibu, Gayatri atau Rajapatni pada 1350, Tribuwana sebagai wakil menyerahkan kekuasaan kepada anaknya, Hayam Wuruk.
Rajasanegara (1350-13891)
Hayam Wuruk naik takhta pada usia 16 tahun bergelar Rajasanegara.
Ia menjadi raja terbesar dalam sejarah Majapahit dengan Gajah Mada sebagai Mahapatih.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dengan Patih Gajah Mada pada tahun 1293-1500 M.
Tahun 1364 Gajah Mada wafat, kedudukannya diganti oleh 4 orang menteri.
Tahun 1389 Hayam Wuruk Wafat.
Wikramawardhana (1389 – 1429)
Hayam Wuruk dengan permaisurinya hanya mempuyai seorang putri yaitu Kusumawardhani.
Sang putri selanjutnya memerintah bersama suaminya Wikramawadhana yang masih saudara sepupunya.
Pada abad ke-14 Masehi kejayaan Kerajaan Majapahit mulai memudar.
Puncaknya saat timbul perang saudara (Perang Paregreg) antara Bhre Wirabumi dan Wikramawardhana pada tahun 1405-1406 M.
10. Kerajaan Bali
Raja-raja Wangsa Warmadewa adalah raja terkenal yang pernah memerintah Kerajaan Bali.
Mereka adalah:
Tri Candrabhaysingka Warmadewa
Udayana – Dhamodayana Warmadewa
Anak Wungsu
Pemerintahan Anak Wungsu meninggalkan 28 Prasasti Singkat.
Benda-benda bersejarah tersebut ditemukan di Goa Gajah, Gunung Kawi (Tampak Siring), Gunung Panulisan, dan Sangit.
Kerajaan Bali juga menjadi salah satu wilayah taklukan Kertanegara pada 1284.
11. Kerajaan Kalingga (Holing)
Kalingga, Kaling atau Ho-ling (dalam sebutan Tiongkok) merupakan kerajaan bercorak Hindu Buddha yang didirikan di Jepara, Jawa Tengah pada tahun 674 Masehi.
Sampai saat ini, letak pasti Kerajaan Kalingga masih belum jelas.
Kemungkinan terletak di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang.
Sumber sejarah mengenai kerajaan ini kebanyakan berasal dari catatan Cina dan tradisi kisah setempat.
Naskah cerita parahyangan yang disusun beberapa abad kemudian (abad ke-16) menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima, raja yang pernah memimpin kerajaan Holing.
Naskah tersebut juga mengaitkan sang raja dengan Kerajaan Galuh.
Pendeta yang terkenal di kerajaan ini adalah Jhanabhadra.
12. Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim terkuat di Sumatra yang berdiri pada abad ke-7 M.
Kerajaan ini mampu menjadi kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara.
Raja pertamanya adalah Sri Jayanaga, dengan Balaputradewa sebagai raja terkenalnya.
Raja setelahnya adalah Sri Sangrawijayatunggawarman, dengan Sakyakirti sebagai Guru Agama Buddha yang terkenal.
Kerajaan Sriwijaya berada di titik aman masa kejayaan pada abad ke-9 sampai 10 Masehi.
Sriwijaya menguasai hampir seluruh kerajaan di Asia Tenggara.
Kerajaan ini mengalami keruntuhan ketika Raja Rajendra Chola dari Kerajaan Cholamandala melakukan persaingan dagang.
Ini menyebabkan pelemahan ekonomi Sriwjaya dan runtuhnya armada perang.
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya antara lain Prasasti Kedudukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang Birahi, dan Prasasti Talang Batu.
13. Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Sriwijaya.
Namun pada tahun kerajaan ini dikuasai oleh Sriwijaya pada 692 M.
Usai memerdekakan diri dari Sriwijaya, kerajaan ini dikenal dengan nama Kerajaan Dharmasraya atau disebut juga Melayu Muda.
Raja-raja Kerajaan Melayu generasi kedua di antaranya:
Srimat Trailokyaraja Maulibhuwana Warmadewa
Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
Akarendrawarman
Ananggawarman
14. Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 840 Masehi dan berlokasi di Aceh.
Raja Pertamanya adalah Syed Maulana Abdul Azis Syah.
Masa kejayaan Perlak berlangsung di bawah kepemimpinan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II Jouhan.
Kerajaan ini berdaulat dari tahun 1225 sampai 1262 M.
Penyebab runtuhnya adalah terjadinya perang saudara yang mencapai puncak pada tahun 1292 M.
15. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Sutan Malik Al Saleh di Aceh Utara (sekarang masuk Kabupaten Lhoksumawe) pada tahun 1267 Masehi.
Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam kedua di Indonesia.
Raja-raja yang terkenal ialah:
Sultan Malik al Saleh (635 H atau 1297 M)
Sultan Malik Al Saleh berhasil menggabungkan Kota Samudra dan Pasai pada masa pemerintahannya.
Sultan Muhammad – Sultan Malik al Tahir
Sutan Malik al Tahir berhasil membawa kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahannya.
Samudra Pasai berkembang menjadi pusat perdagangan internasional.
16. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka atau Kesultanan Malaka tidak terletak di kawasan Nusantara, melainkan berdiri di Malaka, Malaysia.
Pendiri sekaligus raja pertamanya adalah Iskandar Syah.
Sebelum masuk Islam dan berganti nama, Sultan Iskandar Syah adalah pelarian dari Majapahit bernama Paramisora.
Raja-raja lainnya ialah:
Sultan Mansyur Syah
Sultan Mahmud Syah
Kendati berpusat di Malaysia, Kesultanan Malaka berhasil menduduki sebagian wilayah Sumatra, Kepulauan Riau, Indragiri, dan Tanjung Pura.
Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511.
17. Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajan Aceh masih merupakan kerajaan kecil di bawah kekuasaan Pedir pada awal abad 16.
Kerajaan ini dimunculkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah setelah Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis.
Para saudagar Islam dari Arab dan Gujarat yang tidak menerima kejatuhan Kesultanan Malaka ke tangan Portugis, mengalihkan jalur perniagaan mereka ke Aceh.
Aceh pun melepaskan diri dari Kerajaan Pedir, dan menjadi pusat perdagangan internasional menggantikan Kesultanan Malaka.
Raja-rajanya ialah:
Sultan Ibrahim
Sultan Iskandar Muda (1607-1639)
Kerajaan Aceh mencapai masa kejayaan pada tahun 1607-1636 pada kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.
Kerajaan Aceh berhasil menduduki kembali wilayah Malaka bekas kependudukan Portugis.
Beliau wafat pada tahun 1630, digantikan Sultan Iskandar Thani.
Namun Kerajaan Aceh malah mengalami kemunduran di bawah kepemimpinanya.
Pertikaian yang terjadi antara kaum agama dan bangsawan menyebakan perekenomian semakin melemah.
18. Kerajaan Demak
Raden Patah (±1500 -1518)
Demak menjadi kerajaan yang pertama bercorak Islam di Pulau Jawa.
Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah (Sultan Bintoro), seorang Bupati Demak yang memeluk agama Islam dan melepaskan diri dari Majapahit pada awal 1500.
Dibantu para ulama, Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak.
Selanjutnya Demak berkembang menjadi pusat pengembangan Agama Islam.
Sayangnya, hubungan Demak dengan Malaka terputus karena Malaka telah dikuasai Portugis pada tahun 1511.
Sultan Trenggana (1521 – 1546)
Sultan Trenggana adalah menantu Pati Unus (menduduki tahta pada 1518 hingga 1521).
Beliau mempercayakan kepemimpinan armada Demak dalam merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dari Pajajaran kepada seorang ulama dari Pasai (Faletehan) pada tahun 1522.
Demak telah menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia saat itu.
Posisi ini menjadikan Kerajaan Demak memegang peranan penting dalam kancah perdagangan antarpulau.
Salah satu peninggalan Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak.
19. Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir di daerah Pajang (Surakarta) pada tahun 1568 – 1582 Masehi.
Usai keruntuhan Kesultanan Demak, Jaka Tingkir menobatkan diri pada tahta Pajang dengan gelar Adiwijaya atau Hadi Wijaya.
Beliau juga memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang.
Pada awal berdiri wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang hanya meliputi daerah Jawa Tengah saja.
Di bawah kepemimpinan Sultan Hadi Wijaya, Kerajaan Pajang mencapai puncak kejayaan dan melakukan ekspansi ke beberapa wilayah termasuk daerah Jawa Timur.
Setelah Sultan Hadi Wijaya wafat, perkembangan Kerajaan Pajang mulai mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan.
Percobaan perebutan kekuasaan oleh Arya Pangiri (anak Sunan Prawata), digagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan Hadi Wijaya) dengan bantuan Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan).
Namun kemudian Pangeran Benawa menyerahkan kekuasaan kepada Sutawijaya, karena merasa tidak sanggup menggantikan ayahhandanya.
Oleh Sutawijaya, pusat pemerintahan kemudian dipindahkan ke Mataram.
20. Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam atau biasa juga disebut Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang didirikan pada abad ke 17 Masehi.
Kerajaan yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya ini berpusat di Kota Gede.
Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan, yang mengklaim sebagai suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit.
Raja berdaulat pertama dari Kerajaan Mataram Islam adalah SutaWijaya putra dari Ki Ageng Pemanahan.
Sutawijaya lebih dikenal dengan Panambahan Senapati.
Panembahan Senapati wafat tahun 1601.
Pada masa kejayaannya Kerajaan Mataram Islam berhasil menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura.
Negeri ini pernah memerangi VOC di Batavia untuk mencegah semakin berkuasanya firma dagang itu memonopoli perdagangan di Indonesia pada masa itu.
Ironisnya, kerajaan ini malah harus menerima bantuan VOC pada masa-masa akhir menjelang keruntuhannya.
21. Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon adalah sebuah kerajaan bercorak Islam yang didirikan oleh Pangeran Walangsungsang (putra Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran) pada abad ke 15 Masehi.
Kerajaan ini terletak di pantai utara Jawa, sekaligus sebagai perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Kerajaan Cirebon atau Kesultanan Cirebon memadukan dua budaya, yaitu Jawa dan Sunda.
22. Kerajaan Banten
Bermula ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa sekitar tahun 1526, melalui penaklukan beberapa kawasan pelabuhan.
Kawasan-kawasan ini lalu difungsikan sebagai pangkalan militer serta daerah perdagangan.
Maulana Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati berperan dalam misi penaklukan tersebut.
Setelahnya, ia mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan.
Usai Faletehan menuntaskan perebutan Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon, maka dialah yang menguasainya daerah-daerah itu.
Namun, rupanya timbul perebutan kekuasaan di Demak.
Maka Faletehan memutuskan untuk menyerahkan Banten kepada putranya, Hasanuddin, sebagai Raja Banten yang pertama pada tahun 1522.
Sementara itu, Faletehan memilih memusatkan perhatiannya pada Agama Islam di Gunung Jati.
Perang saudara antara Sultan Ageng dengan putranya sendiri yaitu Sultan Haji; persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun sektor perdagangan; serta ketergantungan terhadap senjata telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya.
Setelah simbol kekuasaan di Kota Intan, Istana Surosowan dihancurkan, kekuatan politik Kesultanan Banten akhirnya runtuh pada tahun 1813.
23. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Talo adalah salah satu kerajaan besar di Sulawesi yang berdiri pada tahun 1605.
Kerajaan ini merupakan gabungan Kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Daeng Manrabia, dan Kerajaan Tallo di bawah kepemimpinan Karaeng Matoaya.
Daeng Manrabia lalu berganti nama menjadi Sultan Alaudin, sekaligus menempati tampuk raja pertama Kerajaan Gowa-Tallo.
Sedangkan Karaeng Matoaya berganti nama menjadi Sultan Abdullah, dan bertindak sebagai Perdana Menteri pada saat itu.
Setelah Sultan Alaudin wafat, ia digantikan oleh putranya, Sultan Muhammad Said.
Pada masa-masa inilah terjadi perseteruan dengan VOC.
Ia digantikan oleh putranya yang bernama Hasanudin pada tahun 1653, dan perseteruan dengan VOC malah kian memanas pada masa pemerintahannya.
24. Kerajaan Ternate
Kerajaan Islam Ternate yang berada di Maluku Utara didirikan oleh Sultan Marhum.
Terdapat 4 kerajaan di Maluku, yaitu Ternate, Tidore, Obi, dan Bacan.
Dari keempatnya, hanya Ternate dan Tidore yang berkembang cepat sebagai kerajaan karena kebesaran sumber rempah-rempahnya.
Banyak saudagar yang datang untuk melakukan perdagangan di Kerajaan Ternate.
Bahkan mereka juga menyebarkan ajaran Agama Islam selain bertransaksi perdagangan.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Baabullah.
Sepeninggalan Sultan Baabulah pada tahun 1583, tampuk kekuasaan diambil alih oleh putanya, Sahid Barkat.
Kerajaan Ternate mengalami kemunduran, karena tidak mampu melawan Spanyol dan VOC.
25. Kerajaan Tidore
Kerajaan Islam Tidore yang berdiri pada tahun 1801 di bawah kepemimpinan Raja Muhammad Naqil, terletak di sebelah selatan Kerajaan Ternate.
Agama Islam menjadi agama resmi Kerajaan Tidore seusai disahkan oleh Raja Tidore ke-11, Sultan Djamalludin.
Kerajaan Tidore menjadi pusat perdagangan, karena banyaknya bangsa Eropa yang melakukan transaksi jual-beli rempah-rempah di sana.
Bangsa-bangsa seperti Spanyol, Portugis dan Belanda.
Kerajaan ini berhasil mencapai puncak masa kejayaan saat Sultan Nuku yang gigih berjuang mengusir Belanda berkuasa (1780-1805 M).
Wilayahnya meliputi Halmahera, Seram, Kai, sampai Papua.
26. Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar berdiri pada tahun 1520 di Banjarmasin.
Atas kerja sama dengan Kerajaan Demak, Kerajaan Banjar mampu menaklukan Daha (sebuah kerajaan di pedalaman Kalimantan).
Banjar adalah kerajaan bercorak Islam.
Raja pertama dari kerajaan ini adalah Raden Samudra.
Setelah memeluk Islam, namanya berganti menjadi Sultan Suryanullah dengan mengambil gelar Sultan Suriansyah.
27. Kerajaan Pagaruyung
Sebetulnya tidak banyak yang diketahui terkait sejarah Kerajaan Pagaruyung.
Namun dari berbagai bukti sejarah –salah satunya Prasasti Amoghapasa, kerajaan ini diperkirakan berkuasa pada rentang waktu sekitar 1347-1825.
Mulanya Kerajaan Pagaruyung bercorak Hindu, kemudian beralih menjadi Islam.
Raja pertama kerajaan ini adalah Sultan Alif.
Sementara peninggalannya adalah makam raja-raja di Ustano Raja Alam dan Batu Kasur, tempat ujian para calon raja.
28. Kerajaan Kahuripan
Kahuripan merupakan kerajaan bercorak Hindu yang berdiri sekitar tahun 1009 Masehi.
Kerajaan Kahuripan terletak di Desa Dinoyo Malang, Jawa Timur.
Berdasarkan prasasti kerajaan ini raja pertamanya adalah Gajayana.
Namun, ada pula yang mengatakan bahwa raja pertama sekaligus yang terkenal adalah Airlangga.
Peninggalan kerajaan ini salah satunya adalah Prasati Dinoyo yang ditulis menggunakan aksara Jawa Kuno dengan Bahasa Sansekerta.
Jika ingin melihat artefak peninggalan kerajaan ini kalian bisa datang ke Malang untuk melihat Candi Wurung dan Candi Badut.
29. Kerajaan Kota Kapur
Penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka pada tahun 1994 memperoleh petunjuk tentang keberadaan kekuasaan sebelum kemunculan Kerajaan Sriwijaya.
Temuan-temuan arkeologinya berupa sisa-sisa bangunan candi bercorak Hindu (Waisnawa) bersama arca-arca batu.
Di antara arca-arca itu adalah dua buah arca Wisnu dengan gaya yang sama seperti arca-arca Wisnu di Lembah Mekhing, Semenanjung Malaka, dan Cibuaya yang berasal dari masa sekitar abad ke-5 dan 7 Masehi.
Temuan lain yang tak kalah penting adalah benteng pertahanan berbentuk dua buah tanggul sejajar yang terbuat dari timbunan tanah.
Masing-masing memiliki panjang sekitar 350 dan 1.200 meter, dengan ketinggian sekitar 2–3 meter.
Penanggalan pada tanggul benteng menunjukkan masa antara tahun 530 sampai 870 M.
