Hari Anak dibedakan menjadi tiga, yaitu Hari Anak Nasional, Sedunia dan Internasional yang masing-masing mempunyai sejarahnya sendiri. Sementara di Indonesia, hari anak diperingati setiap tanggal 23 Juli. Perayaan hari anak di setiap negara juga berbeda-beda lho.
Kamu sudah tahu belum asal usul penetapan hari anak di negara kita maupun di dunia? Yuk, baca disini, kami berikan pembahasannya secara lengkap mengenai hari anak atau child day.
Hari Anak Nasional
Tanggal 23 Juli ditetapkan sebagai Hari Anak Nasional (HAN) di Indonesia sebagai salah satu upaya untuk memaknai kepedulian bangsa terhadap anak-anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Awalnya disebut sebagai Hari Kanak-Kanak Indonesia pada masa orde lama atau pemerintahan presiden Soekarno.
Namun ternyata, jauh sebelum periode tersebut sudah ada serentetan sejarah panjang hingga terciptanya peringatan hari anak Nasional. Salah satu peringatan hari Nasional di tanah air ini tidak ditetapkan begitu saja, dibaliknya ada tujuan utama untuk memberikan rasa cinta dan kepedulian kita kepada kaum anak-anak.
Sejarah
Menurut asal-usulnya, peringatan hari anak di Indonesia pertama kali berdasarkan gagasan dari Kowani (Kongres Wanita Indonesia), sebagai salah satu organisasi kaum wanita yang telah tercetus sejak 22 Desember 1928. Akan tetapi Kowani baru diresmikan ada tahun 1946 dan melakukan sidang pertama kali pada tahun 1951 yang salah satunya menetapkan Hari Kanak Kanak Nasional.
Kemudian pada tahun 1952 presiden Soekarno menyambut kegiatan pawai anak-anak di Istana Merdeka untuk pertama kalinya dalam rangka memperingati hari kanak-kanak di tahun tersebut. Pekan Kanak-Kanak Indonesia semakin dipertegas lagi dalam sidang Kowani tahun 1953 di Bandung agar ada kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap pekan kedua bulan Juli. Keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan libur kenaikan kelas anak-anak atas rekomendasi berbagai pihak dan persetujuan pemerintah.
Namun keputusan tersebut menuai kontra karena dianggap tidak memiliki makna tertentu, termasuk tidak ada penetapan tanggal. Sehingga Kowani kembali melakukan sidang pada ada 24 – 28 Juli 1964 di Jakarta yang memunculkan berbagai pendapat mengenai peringatan hari kanak-kanak Nasional. Hasil kesepakatan dari sidang tersebut yaitu pemerintah menetapkan hari kanak-kanak jatuh pada tanggal 1 – 3 Juni sejak tahun 1959, bertepatan dengan peringatan hari anak internasional setiap tanggal 1.
Putusan tersebut masih mendapatkan sanggahan dari beberapa pihak dimana Kowani mengusulkan hari kanak-kanak Indonesia ditetapkan tanggal 6 Juni saja, agar tidak sama dengan peringatan hari anak internasional serta hari lahir bung Karno. Sehingga selama pemerintahan presiden Soekarno setiap tanggal 6 Juni diperingati sebagai hari kanak-kanak, tetapi persoalan timbul setelah berakhirnya orde lama.
Presiden Soeharto selaku penerus Soekarno berusaha menghapus kebijakan kebijakan sebelumnya, termasuk peringatan hari anak. Selama pemerintahan Soeharto, hari anak beberapa kali mengalami revisi hingga dikeluarkannya keputusan presiden nomor 44 tahun 1984 mengenai hari anak nasional yang ditetapkan setiap tanggal 23 Juli.
Pemilihan tanggal tersebut disesuaikan dengan pengesahan undang-undang ada 23 Juli 1979 mengenai kesejahteraan anak. Mulai saat itu hingga sekarang, setiap tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional mulai dari tingkat daerah hingga tingkat pusat untuk mewujudkan bangsa yang peduli terhadap kesejahteraan kepada anak.
Makna
Makna peringatan Hari Anak Nasional (HAN) disampaikan oleh Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Indonesia (KPPAI) sebagai bentuk perlindungan generasi muda agar berkembang dan tumbuh secara optimal. Tujuannya agar dapat mendorong keluarga sebagai lembaga utama dan pertama dalam memberikan perlindungan dan jaminan kesejahteraan kepada anak.
Sehingga Indonesia bisa menghasilkan generasi penerus bangsa yang berakhlak, ceria, mulia dan tentunya cinta tanah air. Peringatan HAN sendiri sejauh ini dirayakan melalui berbagai kegiatan yang telah disediakan oleh KPPAI dan juga mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. KPPAI menyampaikan bahwa masyarakat diperbolehkan untuk merayakan HAN dengan berbagai cara seperti mengadakan seminar, jalan sehat, bakti sosial, kegiatan perlombaan dan lain-lainnya menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Melalui HAN diharapkan bisa menjadi salah satu pengingat sekaligus pendorong bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk merealisasikan gerakan Kota Layak Anak. Tujuan akhirnya diharapkan bisa mewujudkan kesejahteraan dan kehidupan yang layak bagi anak-anak bangsa.
Contoh Ucapan Selamat Hari Anak
Ucapan selamat hari anak biasanya disampaikan oleh para orang tua kepada anak-anak mereka. Selain itu orang tua, para guru atau pendidik pasti juga ingin mengucapkan selamat hari anak-anak kepada anak didik mereka. Oleh karena itu beberapa contoh ucapan selamat berikut ini mungkin bisa jadi referensi untuk anda, diantaranya:
“Anak adalah generasi penerus bangsa yang memberikan cahaya kebanggaan serta petunjuk masa depan yang lebih baik. Selamat Hari Anak Nasional dan terus berjaya anak-anak Indonesia”
“Anak adalah mutiara hati yang kehadirannya dapat mengobati setiap luka dan kecewa kami para orang tua. Kebahagiaan anak adalah kebahagiaan kami dan berharap bisa menjadi pelita bangsa yang lebih baik dan bermartabat di masa depan. Selamat Hari Anak, Anakku Tersayang”
“Suatu bangsa yang besar miliki generasi penerus sebagai upaya estafet untuk memberikan tanggung jawab masa depan tanah air. Anak-anak adalah secercah harapan yang harus tumbuh dan berkembang dengan baik untuk kehidupan yang lebih baik juga di masa depan. Selamat Hari Anak”
“Di balik kemewahan dan kenyamanan kehidupan di dunia, satu hal yang paling dibutuhkan oleh setiap anak, yaitu kasih sayang orang tua. Apapun bisa dibeli dengan uang, tetapi tidak dengan kebersamaan yang penuh cinta antara orang tua dan anak. Selamat Hari Anak, untuk anak-anakku tercinta”
“Jangan sekali-kali mengotori masa depan anak dengan kekerasan baik secara fisik maupun verbal. Anak tidak hanya sebagai harapan orang tua, tapi juga harapan bangsa. Sayangi anak, berikan perhatian dan jaminan kesejahteraan mereka untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan. Selamat Hari Anak Indonesia”
“Anak-anak adalah seniman terbaik yang tidak mendengar apa yang dikatakan orang tua, tapi mempunyai cara dan kreativitas sendiri untuk melahirkan sesuatu di luar ekspektasi orang dewasa, Selamat Hari Anak Nasional”
Berikut contoh-contoh kartu ucapan selamat hari anak:
Contoh Kegiatan Peringatan
Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 juli bisa di peringati melalui beberapa kegiatan dengan tema yang positif. Tema yang diusung pada peringatan HAN tidak harus seputar edukasi, bisa juga tentang kebersamaan, outbound, arti sosial, pecinta alam dan masih banyak lainnya. Berikut ini beberapa contoh kegiatan peringatan HAN yang sering dilakukan di sekolah maupun di rumah:
- Kegiatan bakti sosial
Sekolah bisa mengadakan kegiatan bakti sosial yang melibatkan anak-anak didik, misalnya ke panti asuhan. Hal ini dapat mengajarkan pada anak-anak mengenai rasa syukur karena masih mempunyai dan tinggal bersama orang tua mereka. Selain itu juga memberikan kesadaran terhadap rasa kemanusiaan untuk saling menolong sesama sejak usia dini.
- Kegiatan outbound
Setiap anak-anak pasti menyukai kegiatan outbound dimana mereka bisa bersenang-senang bersama teman di alam terbuka. Namun yang paling penting memastikan bahwa kegiatan outbound yang dilakukan oleh sekolah aman untuk anak-anak. Gambar berikut bisa menjadi contoh kegiatan outbond anak-anak:
- Pemutaran film atau teater
Memperingati HAN juga bisa dilakukan dengan pemutaran film untuk nonton bersama. Genre film yang ditayangkan hendaknya berkaitan dengan edukasi, kehidupan, motivasi atau bisa juga hubungan anak-anak dengan orang tua.
- Piknik keluarga
Bagi para orang tua yang ingin ikut serta merayakan HAN, maka bisa mengadakan liburan atau piknik bersama keluarga. Setiap anak pastinya menyukai liburan, apalagi jika mengunjungi tempat-tempat yang mereka senangi.
Hari Anak Sedunia
Selain peringatan Hari Anak Nasional di Indonesia, ada juga kegiatan atau event yang dilakukan untuk memperingati Hari Anak Sedunia. Sejarah dan tanggal hari anak sedunia ini berbeda dengan HAN, untuk lebih detailnya kami akan membahas tentang sejarah dan makna hari anak sedunia berikut ini.
Sejarah
Awalnya, Hari Anak Sedunia jatuh pada tanggal 14 Desember dan semua negara diharuskan untuk membuat perayaan acara tahunan tersebut berdasarkan rekomendasi dari Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1956. Sejarah penetapan hari anak sedunia tersebut dimulai sejak PBB membentuk United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) pada tahun 1946.
Organisasi tersebut didirikan sebagai langkah untuk memberikan bantuan darurat berupa perawatan dan makanan bagi anak-anak yang menjadi korban Perang Dunia ke-2. UNICEF bahkan diberikan mandat untuk menyelamatkan anak-anak, menyelenggarakan pendidikan, memberikan perlindungan dan kehidupan yang layak serta membela hak-hak mereka untuk mewujudkan potensi kehidupan masa kanak-kanak hingga remaja yang lebih baik.
Kemudian di tahun 1953, PBB akhirnya menetapkan UNICEF sebagai salah satu badan tetap mereka. Negara-negara yang tergabung dalam PBB menyetujui usulan peringatan hari anak sedunia dan secara resmi dirayakan setiap tanggal 20 November setiap tahunnya.
Akan tetapi, ada beberapa negara yang memilih tanggal berbeda untuk perayaan hari anak tersebut, termasuk India dan Australia. Sejarah hari anak sedunia tidak berhenti sampai penetapan tanggal saja, karena pada 20 November 1959 dibentuk Deklarasi Hak Anak yang mencetuskan 10 prinsip perlindungan anak. Di dalamnya memuat penegasan mengenai tanggung jawab untuk memberikan perlindungan anak mulai dari kandungan hingga dilahirkan dan tumbuh dewasa.
Selain itu PBB juga menyampaikan Konvensi Hak Anak pada 20 November 1989 yang bertujuan untuk mengubah perlakuan dan cara pandang terhadap anak. Di dalamnya memuat hak anak untuk hidup sehat, bermain, belajar dan dihindarkan dari eksploitasi, pelecehan, kekerasan dan diskriminasi.
Konvensi Hak Anak dalam penerapannya diawasi oleh Komite Hak-Hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberikan regulasi mencakup politik, ekonomi, sosial, sipil dan cultural anak-anak. Dalam peringatan ke-30 tahun Deklarasi Hak Hak Asasi Anak, PBB mengadopsi konvensi hak anak tersebut secara terbuka pada 20 November 1989. Melalui konvensi tersebut secara umum mencakup perlindungan hak-hak anak masih berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan ketentuan dari hukum di negara yang bersangkutan.
Makna
Pada dasarnya peringatan Hari Anak Sedunia memiliki makna untuk meningkatkan persaudaraan dan pemahaman terhadap anak-anak di seluruh dunia. Selain itu, harapannya agar bisa mendorong institusi pendidikan maupun sekolah untuk mewujudkan hak anak sesuai yang tercantum dalam Deklarasi Hak Anak dan Konvensi Hak-Hak Anak.
Setiap tenaga pendidik maupun para orang tua dianjurkan untuk memberikan pemahaman mengenai hak seorang anak. Dengan begitu, setiap anak tidak ada yang merasa dirinya tidak mendapatkan keadilan, merasa didiskriminasi ataupun merasa terkucilkan. Oleh karena itu, PBB bersama UNICEF menghimbau masyarakat dunia untuk ikut serta memperingati hari anak sedunia, meskipun di beberapa negara mempunyai tanggal yang berbeda. Sehingga bersama-sama bisa mewujudkan dan selalu mengingatkan tentang pentingnya memberikan jaminan kehidupan yang lebih baik bagi setiap anak.
Maknanya untuk Anak Indonesia
Anjuran untuk memperingati Hari Anak Seduniadi seluruh negara bertujuan untuk memberikan perhatian khusus terhadap hak-hak anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut UNICEF, jutaan anak di dunia masih terabaikan setiap hari, termasuk di Indonesia. Kita masih banyak melihat anak-anak jalanan yang seharusnya sekolah, tapi mereka justru harus mencari uang.
Hal itu seharusnya menjadi masalah bersama bangsa Indonesia karena jaminan kesejahteraan bagi anak-anak masih tidak terwujud dengan baik. Padahal negara kita telah menjadi salah satu yang menandatangani KHA pada 26 Januari 1990 mengenai standar dasar dan universal masa kanak-kanak yang terlindungi, sehat dan layak. Melihat masih banyaknya anak yang tidak terlindungi dengan baik, Indonesia mengintegrasikan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Target tersebut berkaitan dengan anak melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), serta tak lupa untuk selalu memperingati hari anak sedunia dan nasional sebagai pengingat bagi masyarakat. Peringatan hari anak setiap tahunnya diharapkan tidak hanya sebagai formalitas belaka, melainkan juga evaluasi terhadap aksi mewujudkan hak dan kesejahteraan anak bangsa.
Meskipun begitu, untuk memaknai hari anak di Indonesia tidak cukup hanya dengan melakukan peringatan saja, melainkan dengan aksi-aksi yang nyata. Salah satunya, pemerintah kita sudah berhasil merealisasikan kebijakan mengenai anak di bawah umur sehingga dapat mengurangi angka kematian dan menyelamatkan lebih dari 5 juta anak dalam dekade terakhir. Pemerintah juga telah menunjukkan komitmen mengenai jaminan pendidikan anak dengan adanya wajib sekolah 9 tahun. Sehingga harapannya tidak ada lagi generasi muda yang tidak mendapatkan kesempatan untuk menuntut ilmu.
Hari Anak Internasional
Main Hari Anak Nasional dan sedunia, kita juga memperingati Hari Anak Internasional. Seringkali dianggap sama seperti hari anak sedunia, padahal keduanya berbeda dengan sejarah yang berbeda juga. Untuk mengetahui perbedaannya, Kami juga akan tentang sejarah hari anak internasional beserta makna dan perbedaannya dengan hari anak sedunia.
Sejarah
Hari Anak Internasional disebut juga sebagai hari perlindungan anak internasional yang telah diperingati sejak tahun 1950. Penetapannya sendiri berdasarkan hasil kongres yang diadakan di Rusia pada 4 November 1949 melalui Women’s International Democratic Federation di Moskow. Namun sebelumnya juga telah diadakan konferensi mengenai kesejahteraan anak (World Conference for the Wellbeing of Children) pada tahun 1925 di Jenewa, Swiss.
Latar belakang pengadaan konferensi tersebut yaitu karena banyaknya anak-anak yang tidak mendapatkan perlakuan sebagaimana mestinya serta banyak anak terlantar. Hasil dari konferensi menyatakan bahwa anak mempunyai hak untuk mendapatkan kecukupan dalam hal pelayanan kesehatan, makanan yang bergizi, perlindungan secara fisik dan mental serta kesehatan jasmani dan rohani. Hari anak internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni dan Tiongkok menjadi negara yang pertama kali memerintah artinya.
Makna
Secara umum makna hari anak internasional sebenarnya tidak jauh berbeda dengan hari anak sedunia. Keduanya sama-sama ingin mewujudkan jaminan kesejahteraan dan perlindungan hak anak dalam ruang lingkup dunia. Di dalamnya tidak hanya menghimbau untuk melakukan perayaan hari anak internasional saja, melainkan juga upaya-upaya untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik bagi setiap anak. Sehingga tidak ada lagi anak di bawah umur yang terlantar dan tidak mendapatkan hak mereka.
Maknanya untuk Anak Indonesia
Hari Anak Internasional jatuh pada tanggal 1 Juni di mana bertepatan dengan hari lahir Pancasila. Sehingga peringatan hari anak di negara kita lebih mengacu pada tanggal Hari Anak Nasional dan Hari Anak Sedunia/ Universal. Meskipun begitu, Indonesia tetap mengakui adanya penetapan tanggal untuk memperingati Hari Anak secara internasional. Hanya beberapa negara saja yang menggunakan tanggal peringatan Hari Anak yang sama dengan versi internasional tersebut.
Bedanya dengan Hari Anak Sedunia
Seperti yang telah kami singgung sebelumnya, sebenarnya tidak ada perbedaan signifikan mengenai peringatan Hari Anak Internasional dengan Hari Anak Sedunia. Karena keduanya sama-sama mengadopsi dari deklarasi Jenewa berdasarkan prinsip untuk menerapkan hak-hak anak dan memberikan jaminan perlindungan. Hanya saja ada satu perbedaan antara kedua jenis peringatan hari anak tersebut, yaitu dalam hal sudut pandang.
Hari Anak Internasional diciptakan untuk mengurangi angka anak yang telah bekerja serta melindungi hak-hak mereka. Sementara untuk Hari Anak Universal lebih mengarah kepada cara pandang serta cara untuk memperlakukan anak-anak dengan baik dan benar. Jika setiap negara dapat mewujudkan Hari Anak Internasional maupun Hari Anak Sedunia, maka bersama-sana dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak agar lebih baik dalam berbagai hal di kehidupan.
Permasalahan Besar Anak Indonesia
Menurut catatan UNICEF, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kualitas kehidupan anak dibawah umur masih minim. Mulai dari angka putus sekolah, anak dibawah umur yang bekerja, buta huruf dan lainnya yang ternyata prosentasenya semakin tinggi tahun ini. Pemerintah masih punya banyak ‘PR’ untuk melakukan upaya-upaya agar permasalahan besar anak di Indonesia segera diatasi.
Sehingga tidak ada lagi anak-anak usia dibawah umur yang harus berkeliaran di jalan raya untuk mencari uang seperti yang banyak terlihat saat ini. Bahkan, permasalahan anak juga ada yang masuk kategori kriminal seperti kekerasan, kejahatan seksual, eksploitasi anak dan lainnya. Berikut penjelasan mengenai permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi oleh anak-anak di Indonesia:
Putus Sekolah
Pada tahun 2014, pemerintah sempat berhasil menurunkan angka putus sekolah yaitu menurun sekitar 200rb siswa, kurang lebih 30%-nya. Namun sayangnya, angka penurunan tersebut semakin berkurang saat memasuki tahun 2016 sampai 2018. Berdasarkan data tahun ajaran 2017/ 2018 menunjukkan sekitar 187.828 siswa yang putus sekolah di Indonesia, mencakup Sekolah Dasar, SMP dan SMA/ SMK.
Dari dulu hingga sekarang, faktor ekonomi masih menjadi penyebab utama tingginya angka putus sekolah di tanah air. Hampir 20% anak-anak yang berasal dari keluarga miskin menunjukkan 5 kali lipat kemungkinan tidak sekolah atau putus sekolah. Data tersebut dibenarkan oleh UNICEF yang mengatakan bahwa status ekonomi keluarga masih menjadi permasalahan global yang membuat banyak anak-anak dunia tidak melanjutkan sekolah.
Buta Huruf
Tingginya angka anak-anak Indonesia yang putus sekolah menyebabkan tingginya angka buta huruf. Sejauh ini negara belum terbebas dari buta aksara di mana menurut data Badan Pusat Statistik menunjukkan sekitar 3,3 juta jiwa masyarakat yang tidak dapat membaca, 2,2 juta eprempuan dan 1,1 juta pria. Dari 34 provinsi, ada 11 provinsi yang dinyatakan memiliki angka buta huruf diatas angka nasional.
Lagi-lagi, kemiskinan masih menjadi penyebab utama mengapa banyak masyarakat kita yang buta huruf atau tidak dapat membaca. Tingkat kemiskinan yang tinggi selalu diikuti dengan tingginya angka putus sekolah sekaligus buta aksara. Ketiganya berbanding lurus karena kemiskinan menyebabkan tingkat kesadaran untuk belajar dan berpendidikan sangat rendah.
Selain itu juga disebabkan karena kurangnya sarana dan prasarana untuk menuju ke sekolah, biasanya dialami oleh masyarakat pedalaman.Sehingga perlu adanya peran pemerintah daerah dan pusat untuk sama-sama membantu memberikan kemudahan akses untuk menempuh pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
Kerja di Bawah Umur
Fenomena anak-anak Indonesia yang masih berada dibawah umur dan harus bekerja sepertinya sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Saat berkendara di jalan raya, kita melihat banyak anak jalanan yang harus berjualan maupun menjadi pengamen untuk mendapatkan uang. Padahal anak-anak usia dibawah 18 tahun seharusnya masih fokus untuk menempuh pendidikan dan menyelesaikan wajib belajar 12 tahun. Namun karena keterbatasan ekonomi, banyak generasi muda kita yang justru lebih memilih untuk mencari uang demi menyambung hidup daripada harus menempuh pendidikan.
Program Pemerintah
Sejauh ini sebenarnya pemerintah Indonesia telah memberikan program program dan kebijakan terbaik untuk menjaga hak-hak anak sebagai generasi muda. Salah satu diantaranya yang telah dilakukan oleh presiden yaitu melalui Kartu Pintar Indonesia, sehingga anak yang kurang mampu masih bisa melanjutkan pendidikan dengan bantuan pemerintah. Presiden dalam pidato-nya di hari anak dan hari pendidikan Nasional selalu menyampaikan pentingnya sekolah.
Namun jika melihat berita yang banyak beredar,ternyata permasalahannya bukan hanya dari segi ekonomi saja, tapi juga lokasi tempat tinggal. Anak-anak Indonesia tidak anya mereka yang tinggal di kota saja, banyak anak yang harus menempuh perjalanan jauh untuk bisa bersekolah dari rumah mereka yang berada di pinggiran. Belum lagi dengan fasilitas beserta sarana dan prasarana yang kurang memadai, sehingga membuat anak enggan atau malas untuk bersekolah. Oleh karena itu perlu adanya langkah konkrit dari pemerintah untuk menjamin hak anak-anak Indonesia terutama dalam hal pendidikan.
Gizi Buruk
Selain dalam bidang pendidikan, permasalahan terbesar yang masih dihadapi oleh anak-anak di Indonesia adalah gizi buruk. Padahal negara kita menjadi bagian dari PBB untuk bersama-sama menuntaskan problema malnutrisi di tahun 2030 mendatang. Menurut hasil riset terbaru menunjukkan prosentase gizi buruk di Indonesia mencapai 30% balita yang menderita kekurangan gizi. Meskipun data tersebut sudah menurun dari tahun sebelumnya, tapi pemerintah masih harus memperhatikan kecukupan gizi generasi penerus bangsa, terutama mereka yang tinggal di daerah pedalaman.
Anak Disabilitas
Anak disabilitas di Indonesia bahkan diakui masih menjadi permasalahan besar yang belum dituntaskan menurut pendapat Deputi Perlindungan Anak Kemen PPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuaan dan Perlindungan Anak), Nahar. Sementara negara sudah melakukan ratifikasi terhadap Konvensi Hak Anak dan Konvensi Hak Disabilitas bersama negara lain yang tergabung di PBB.
Masalah ini belum bisa teratasi secara optimal karena kurangnya kerjasama dari pihak keluarga anak disabilitas sendiri yang cenderung menyembunyikan anak mereka dengan alasan malu. Sehingga akibatnya, para penyandang disabilitas yang masih di bawah umur tidak bisa mendapatkan haknya secara maksimal.
Akhir Kata
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai sejarah, makna dan kapan hari anak. Dapat disimpulkan bahwa ternyata hari anak bukan hanya sekedar perayaan semata, lebih dari itu membutuhkan effort yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan dan jaminan terhadap hak-hak anak nasional maupun secara global.