Kalian pasti pernah melihat tumbuhan yang sering kali di temui mengapung di atas air.
Dengan hijuanya daun dan batang mengapung, apalagi jika bunganya sedang merkar berwarna violet atau ungu.
Lengkaplah perpaduan antara hijaunya daun dan bunga yang berwarna violet atau ungu.
Itu adalah eceng gondok. Sayangnya, tumbuhan ini sering di sebut gulma atau tumbuhan yang mengganggu.
Namun, gulma ini juga punya sejuta manfaat.
Bingungkan ?
Oleh sebabnya itu mari simak ulasan eceng gondok berikut.
Definisi Eceng Gondok
Eceng gondok pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan dunia ahli botani pada tahun 1824.
Ilmuwan tersebut bernama Carl Friedrich Philipp von Martius asal Jerman yang sedang melakukan perjalanan ekspedisi di Sungai Amazon Brazil.
Kemudian taman tersebut diberi nama latin “Eichhornia crassipes”.
Yang adalah salah satu tanaman air yang bisa ditemukan mengapung di sungai, danau, kolam ikan atau empang.
Eceng gondok terkadang dianggap sebagai gulma karena pertumbuhannya yang sangat cepat.
Dan dapat merusak lingkungan perairan karena dapat menyebar dari satu saluran air dengan saluran air lainnya.
Daya tahan eceng gondok dapat hidup di tanah asam dan tanah yang basah.
Selain itu, dapat hidup ditanah yang selalu tertutup air yang banyak dan mengandung makanan bagi tumbuhan.
Hal inilah yang melatar belakangi penyebab pertumbuhan eceng gondok yang sangat cepat.
Eceng gondok pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1894 di Kebun Raya Bogor.
Dan akhirnya berkembang ke Sungai Ciliwung.
Persebarannya ke seluruh pelosok Indonesia diakibatkan oleh keindahannya sehingga pada awalnya dianggap sebagai tanaman hias pada kolam dan aquarium.
Tidak heran ketika Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand berkunjung ke Jawa pada tahun 1871 juga membawa tumbuhan eceng gondok untuk menjadi tanaman hias pada taman-taman air di negerinya.
Namun seperti juga di tempat lainnya, eceng gondok menyebar menjadi gulma sehingga orang Thailand menyebutnya “Phak Tok Chawa” yang berarti “Sampah dari Jawa” dan sampai saat ini masih ditemukan di sungai Chao Phraya yang membelah kota Bangkok.
Tumbuhan ini tidak memiliki batang. Dan tinggi sekitar 0,4-0,8 meter, mengapung di permukaan air dan terkadang akarnya merambat hingga ke dalam tanah.
Tanaman ini perkembang biakannya secara vegetatif atau generatif. Dengan ciri khusus daun tunggal licin dan berwarna hijau, berbentuk oval, ujung dan pangkal meruncing.
Bunganya berwarna violet dengan kelopak tabung dan termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir.
Akarnya merupakan akar serabut dan bijinya bulat, warna hitam.
Buahnya berbentuk kotak beruang tiga, berwarna hijau.
Klasifikasi Eceng Gondok
Klasifikasi merupakan metode untuk memisahkan atau mengelompokkan makhluk hidup menjadi unit tertentu.
Sedangkan morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan bentuk fisik dari tumbuhan.
Begitupun dengan eceng gondok.
Berikut adalah klasifikasi dan ciri-ciri morfologi eceng gondok.
Klasifikasi Eceng Gondok
- KINGDOM : Plante
- SUB KINGDOM : Viridiplantae
- INFRA KINGDOM : Streptophyta
- SUPER DIVISI : Embryophyta
- DIVISI : Tracheophyta
- SUB DIVISI : Spermatophytina
- KELAS : Magnoliopsida
- SUPER ORDO : Lilianae
- ORDO : Commelinales
- FAMILI : Pontederiaceae
- GENUS : Eichhomia Kunth
- SPESIES : Eichhomia crassipes (Mart) Solms
Ciri-Ciri Morfologi Eceng Gondok
Akar
Morfologi akar eceng gondok yaitu jenis akar yang berserabut, tidak bercabang, dan memiliki tudung akar yang cukup mencolok.
Akarnya di tumbuhi bulu-bulu akar yang berfungsi sebagai jangkar bagi tanaman.
Memproduksi sejumlah akar lateral sekitar 70 buah/cm, dengan variasi ketebalan yang berbeda-beda, serta panjang yang bervariasi yagnik 10-300 cm.
Akar tanaman ini umumnya lebih dari 50%, dari biomassa tumbuhan. Namun, jika tumbuh di dalam lumpur sistem perakarannya akan lebih kecil.
Akarnya berwarna hitam dengan permukaan ungu dan tumbuh subur serta lebat.
Setiap hasil fotosintesis pada daun dan tangkai lalu ditransfer ke akar, menyebabkan rizosfer tersedia pada lingkungan mikro dengan kondisi yang kondusif.
Daun
Daun eceng gondok inilah yang sering disebut gulma karena menutupi perairan tempatnya tumbuh atau termasuk dalam kategori makrofita.
Dalam daunnya terdapat lapisan yang berfungsi sebagai alat pengapung tanaman.
Rongga udara yang terletak di daun, batang, dan akar gunanya untuk proses respirasi.
Stomata pada eceng gondok memiliki ukuran yang berbeda dari tumbuhan lain.
Yaitu terkadang memiliki ukuran dua kali lebih besar dan jarak stomata delapan kali besarnya lubang.
Tangkai eceng gondok berongga dan berbentuk bundar, yang rongga udaranya di batasi dinding pembatas semacam selaput tipis putih.
Kemampuan mekanisme penyerapan pada eceng gondok terjadi karena adanya bahan diserap yang disebabkan vakuola menggelembung, sehingga sitoplasma terdorong ke pinggiran sel maka protoplasma berada di dekat permukaan sel.
Hal ini terjadi karena adanya vakuola dalam struktur sel eceng gondok.
Proses ini menyebabkan penyerapan atau pertukaran bahan antara sel jadi lebih efisien.
Bunga
Tak berbeda dengan jenis bunga lainnya, bunga eceng gondok juga indah.
Apabila sedang mekar-mekarnya dengan banyak memenuhi suatu perairan yang tadinya hanya berwarna hijau akan bergradasi hijau daunnya dan warna violet bunganya.
Bunga yang termasuk jenis bunga majemuk dengan jumlah 6 hingga 35 bunga.
Bentuknya layaknya karang bulir dengan putik tunggal.
Bunga eceng gondok mempunyai ciri khusus yakni tangkai dan mahkotanya lembayung mudah.
Pada setiap kepala putik bunga menghasilkan 500 bakal biji.
Kandungan Eceng Gondok
Setiap tumbuhan memiliki kandungan tersendiri yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia, untuk hewan dan juga untuk lingkungan.
Berikut adalah karakteristik serat, kandungan nutrisi dan kandungan kimia pada tanaman eceng gondok.
Karakteristik Serat Tanaman Eceng Gondok
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk menentukan kandungan serat kasar pada eceng gondok sebesar 21,22%.
Namun, terkadang kandungan serat kasar dibagi yaitu ada yang basah dan ada yang kering.
Kandungan serat kasar basah sebanyak 37,8521% dan yang kering 68,0819%.
Hasil tersebut tidak selamanya sama dengan semua eceng gondok, karena setiap tanaman dipengaruhi limbah kotor dan ph pada air tempat berkembangbiak tanaman.
Karakteristik
- Massa jenis dengan nilai 0,25 (g/cm3)
- Sifat Putih (whiteness) dengan nilai 22,2 (%)
- Kehalusan (fineness) dengan nilai 35 (µ)
- Kekuatan tarik (tensile strength) dengan nilai 18-33 (Mpa)
Kandungan Nutrisi Eceng Gondok
Karena memiliki kandungan serat yang cukup beragam eceng gondok bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Namun, untuk pengolahannya harus diperlakukan khusus. Berikut kandungan nutrisi pada eceng gondok.
Kandungan Nutrisi
- Energi dengan nilai 18 Kkal
- Protein dengan nilai 1 gr
- Lemak dengan nilai 0,2 gr
- Karbohidrat dengan nilai 3,8 gr
- Kalsium dengan nilai 80 mg
- Fosfor dengan nilai 45 mg
- Vitamin A dengan nilai 1000 IU
- VItamin B1 dengan nilai 0,08 mg
- Vitamin C dengan nilai 50 mg
- Zat Besi dengan nilai 4 mg
Kandungan Kimia Eceng Gondok
Kandungan kimia eceng gondok tergantung pada tempatnya tumbuh, serta komposisi unsur hara dan sifat daya serap tumbuhan.
Kandungan Kimia
- Selulosa dengan nilai 60 %
- Hemiselulosa dengan nilai 8 %
- Lignin dengan nilai 17 %
Habitat Eceng Gondok
Penyebab pertumbuhan eceng gondok karena tumbuhan ini kuat dan mampu bertahan di segala iklim serta beradaptasi di segala jenis lingkungan.
Juga mampu beradaptasi pada perubahan kondisi air yang ekstrim, seperti temperatur, ketinggian air, jumlah nutrisi dan kecepatan arus air.
Bahkan eceng gondok bisa bertahan di dalam air yang telah tercemar dengan berbagai racun dan zat kimia berbahaya.
Tumbuhan yang berkembang biak di rawa, danau, lahan basah, kolam ikan, kolam dangkal, penampungan air, dan sungai.
Namun, tumbuhan ini dapat berkembang biak dengan cepat dan dapat merusak tatanan lingkungan perairan.
Habitat perairan yang mengandung nutrien yang tinggi, seperti potasium, fosfat, dan nitrogen akan membantu perkembang biakan enceng gondok semakin bertambah.
Hasil penelitian menyatakan bahwa satu batang eceng gondok mampu berkembang seluas 1 ha dalam 52 hari.
Maka jika dalam 1 tahun eceng gondok akan menutup perairan seluas 7 ha atau 1 ha terdapat 125 ton eceng gondok basah.
Kondisi inilah yang tidak ideal bagi spesies lain tinggal di perairan tersebut.
Meskipun begitu eceng gondok juga memiliki kelemahan.
Yaitu jika suatu perairan memiliki kandungan garam yang cukup tinggi maka hal itu akan menghambat pertumbuhannya.
Habitat eceng gondok di Indonesia cukup menjamur di beberapa daerah.
Banyak rawa dan danau ditumbuhi eceng gondong yang semakin banyak setiap tahunnya.
Inilah yang membuat beberapa masalah di daerah yang permukaan airnya banyak.
Di Indonesia ada beberapa tempat yang jadi pusat berkembak biaknya eceng gondok.
Seperti Danau Toba, Danau Limboto, Danau Tempe, Danau Sentani, Danau Rawa Pening, Sungai Musi, Sungai Rokan dan Waduk Saguling.
Ada dua tempat yang jadi fokus utama untuk mengurangi invasi eceng gondok.
Rawa Pening di Kabupaten Semarang Jawa Tengah
Rawa Pening di Kabupaten Semarang Jawa Tengah, yang dulunya adalah objek wisata primadona sejak tahun 1990-an.
Rawa Pening juga berperan sebagai penggerak turbin untuk pembangkit listrik tenaga air, kawasan peternakan itik, sebagai irigasi, kawasan perikanan dan lain sebagainya.
Yang disesalkan pada tahun 2000-an pertumbuhan eceng gondok sebagai gulma di rawa ini semakin tak terkendali.
Maka fungsi sebelumnya dari Rawa Pening mulai semakin menurun terutama pada tahun 2015.
Penyempitan permukaan air rawa yang awalnya memiliki luas 2.670 hektar menyempit menjadi 1.850 hektar.
Jadi 820 hektar kini tertutup eceng gondok.
Masalah ini akan menjadi semakin serius jika pada tahun 2021 tidak ada penanganan serius dari pemerintah.
Rawa Pening akan terancam jadi daratan kering.
Danau Limboto di Gorontalo Sulawesi
Pada tahun 2016 permukaan danau Limboto di Gorontalo Sulawesi sudah tertutup sebanyak 70% eceng gondok.
Yang awalnya pada tahun 1932 memiliki luas 8.000 hektar dengan kedalaman 30 meter dan semakin tahun semakin menyusut.
Dan terakhir pada tahun 2012 luas danau hanya 2.500 hektar dan kedalamannya tinggal 1,8-2,5 meter.
Mengakibatkan pendangkalan, penurunan kadar oksigen dan penyusutan luas.
Krisis ini sangat mengancam habitat di danau Limboto karena ada empat jenis ikan yang jadi endemik di danau itu dan ada sembilan jenis tumbuhan air.
Jika tidak ada penanganan secara lanjut Danau Limboto akan semakin menghilang pada tahun 2025.
Manfaat Eceng Gondok
Dari segudang keluhan dari eceng gondok, tumbuhan ini juga memiliki segudang manfaat.
Diantaranya yaitu sebagai berikut.
Untuk Lingkungan
- Pengendalian pencemaran perairan karena tumbuhan ini memiliki kemampuan untuk menyerap senyawa kimia toksik dan senyawa fenolik dari perairan yang tercemar.Sebanyak 160 kg/hektar dalam kurun waktu 72 jam, senyawa nitrogen 693 kg/hektar, fosfor sebanyak 157 kg/hektar dan menyerap amonium 500 kg/hektar dalam 15 hari.
- Sebagai bahan untuk penutup tanah, kompos atau pupuk tanaman yang mengandung unsur NPK untuk kegiatan perkebunan dan pertanian.
- Fitoremediasi merupakan upaya penggunaan tanaman air untuk dekontaminasi limbah. Salah satunya yaitu eceng gondok yang bisa menjernihkan air.
- Sumber gas amonium sulfat, nitrogen, metana gas hasil fermentasi, dan gas hidrogen.
- Penyaring air yang tercemar bahan kimia dari industri.
- Bahan industri karbon aktif dan industri kertas.
Untuk Kesehatan
- Sebagai obat bisul.
- Sebagai obat biduran.
- Melawan sel kanker karena ekstrak eceng gondok memiliki sifat anti kanker, sehingga bisa digunakan alternatif pengobatan kanker.
- Mengobati gondok karena tanaman ini mengandung asam askorbat yang berguna untuk mengatasi gondok dan perawatn kulit.
- Metode pengobatan lini pertama kali digunakan di India.
- Mencegah penuaan dini karena kandungan antioksidan terutama pada daun eceng gondok yang terbukti kaya zat yang bisa menangkal radikal bebas.Yang kadang berpengaruh terhadap masalah kesehatan terutama untuk penuaan dini
- Memperkuat gigi karena dalam eceng gondok terdapat kandungan yang dapat menekan pertumbuhan bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans (Aa) yang bisa merusak jaringan gigi sehingga gigi jadi rapuh.Daun eceng gondok mempunyai sifat antibakteri yang mengandung bahan aktif, misalnya terpenoid, alkaloid, fenol, dan flavonoid.
Untuk Kerajinan
Ada beberapa langkah sebelum memanfaatkan eceng gondok sebagai kerajinan yaitu :
- Mengumpulkan eceng gondok harus dalam jumlah yang besar.
- Pencucian tangkai eceng gondok berguna untuk merontokkan kotoran dan menghilangkan bau tak sedang dengan cara menyemprotkan air bersih.
- Pemisahan eceng gondok bertujuan untuk memisahkan antara daun dan batang dengan menggunakan gunting atau pisau.
- Serta bertujuan untuk mengklasifikasikan bahan yang layak untuk membuat kerajinan.
- Pengeringan eceng gondok agar bisa dibentuk dengan baik.
- Penganyaman eceng gondok dilakukan agar saat membuat pola lebih praktis.
- Membuat pola cukup diaplikasikan di atas kertas atau langsung anyaman eceng gondok yang sudah kering.
- Finishing tahap akhir dari kerajinan eceng gondok.
Contoh kerajinan eceng gondok yang paling terkenal yaitu :
1. Tas eceng gondok
2. Kursi eceng gondok
3. Sandal eceng gondok
4. Taplak eceng gondok
5. Tempat tisu eceng gondok
6. Topi eceng gondok
Dampak Negatif Pertumbuhan Eceng Gondok
Setelah membahas berbagai manfaat dari eceng gondok berikut adalah dampak negatif pertumbuhan gulma ini yang tidak terkendali :
- Meningkatnya evapotranspirasi atau meningkatkan penguapan air.
- Karena daun-daun eceng gondok yang lebar dan pertumbuhannya yang sangat cepat.
- Menurunnya tingkat kelarutan dalam oksigen karena jumlah cahaya yang masuk dalam perairan yang terhalang daun-daun eceng gondok
- Menyumbat saluran air.Di atas sudah dijelaskan jika pertumbuhan eceng gondok sangat cepat maka jika tidak perhatikan bisa saja menyumbat saluran air.Eceng gondok yang sudah mati akan tenggelam ke dasar air dan bisa jadi sampah.Sehingga lama-kelamaan bisa terjadi pendangkalan pada habitatnya.
- Mengganggu ekosistem bawah air karena pertumbuhan yang tak terkendali bisa menyebabkan ikan dan tumbuhan air lainnya mati atau bahkan punah
- Eceng gondok bisa menghambat laju kapal atau mengganggu transportasi air.
- Khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya tergantung pada sungai atau danau.
- Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
- Meningkatkan habitat faktor penyakit pada manusia.
Penanggulangan Pertumbuhan Eceng Gondok
Untuk menanggulangi pertumbuhan eceng gondok yang tidak kendali, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan :
- Menggunakan herbisida yaitu material atau senyawa yang disebarkan secara berkala pada perairan yang ditumbuhi gulma untuk memberantas atau menekan pertumbuhannya.
- Mengangkat eceng gondok secara berkala dari perairan.
- Memanfaatkan eceng gondok sebagai pupuk atau pun berbagai kerajinan.
- Memanfaatkan metode biologis untuk mengendalikan eceng gondok adalah dengan menggunakan Kumbang Penggerek (Neochetinabruchi dan Neochetinaeichhorniae).Tapi metode seperti ini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati mengingat kemungkinan tidak terkendalinya populasi kumbang penggerek yang bisa mengancam tanaman lainnya, terutama saat populasi eceng gondok telah berkurang.
- Menggunakan ikan grass carp/koan (Clenophoryingodonidella).Ikan tersebut dilepas benihnya 48.500 ekor (ukuran 5-8 cm) ke danau selama 3 tahun berturut-turut.Ikan ini memakan akar eceng gondok hingga keseimbangannya hilang dan daunnya mengalami dekomposisi yang dimakan kembali oleh ikan koan.Namun, dengan catatan ikan koan tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat sekitar karena mengingat logam berat dan residu pestisida yang diserap eceng gondok kemungkinan berpindah ke tubuh ikan koan.
- Metode Pembakaran juga bisa dilakukan untuk pemberantasan eceng gondok.Metode ini tidak menghasilkan efek residu pada tanah dan tanaman seperti pada penggunaan bahan kimia yang sangat tidak layak.Keuntungan lain dari pembakaran ialah insekta-insekta dan hama-hama lain serta penyakit seperti berbagai cendawan turut dimusnahkan.Namun demikian, hal ini dapat berakibat kebakaran bagi sekelilingnya, mengurangi kandungan humus atau mikro organisme tanah, dapat memperbesar erosi, asapnya dapat menimbulkan polusi udara, alergi dan sebagainya.
Memang hingga saat ini masih banyak perdebatan mengenai tumbuhan satu ini.
Mulai dari berbagai manfaat dalam berbagai bidang, dampak negatif dan cara penanggulangan dari eceng gondok.
Sekian pembahasan kali ini semoga bermanfaat.