Tahukah kamu apa itu Bunga Bangkai?
Bunga Bangkai merupakah salah satu bentuk kekayaan flora dan fauna Indonesia.
Keanekaragaman tersebut disebabkan karena Indonesia terletak di daerah tropis sehingga memiliki hutan hujan tropis.
Jika berbicara mengenai tumbuhan, nusantara memiliki jenis flora dengan keunikan masing-masing dan terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan wilayahnya yaitu wilayah Indonesia bagian barat, wilayah Indonesia bagian timur dan wilayah Indonesia bagian tengah.
Terdapat kurang lebih 6000 spesies tumbuhan ditemukan di Indonesia bahkan beberapa diantaranya merupakan tumbuhan langka.
Salah satu dari antara tumbuhan langka tersebut adalah Bunga Bangkai yang memiliki nama latin Amorphophallus.
Untuk menjawab rasa keingintahuan kamu tentang Bunga Bangkai, simak ulasan berikut ini.
Asal Usul Tumbuhan Bunga Bangkai
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bunga bangkai tergolong salah satu jenis tumbuhan langka baik yang ada di Indonesia maupun di dunia.
Bunga ikon puspa langka negara ini sangat dinantikan ketika akan mekar karena keunikannya.
Sampai saat ini keberadaan bunga ini masih belum banyak diketahui masyarakat.
Asal usul bunga langka ini menurut informasi yang ada berasal dari daerah sumatra, tepatnya di Bengkulu.
Penemu sekaligus orang yang mendeskripsikan bunga ini pertama kali adalah seorang ahli botani berkebangsaan Italia yang bernama Odoardo Beccari tahun 1878.
Pada waktu itu Odoardo Beccari menemukannya ketika menjelajah wilayah Bengkulu tepatnya di Kepahiang-Rejang Lebong dan berhasil menemukan bunga bangkai jenis Amorphophallus Titanum.
Penamaan ilmiah bunga bangkai diberikan oleh rekan Odoardo Beccari yang bernama Prof. Giovanni Arcaneli yang berasal dari Turki.
Selanjutnya bunga bangkai ditetapkan menjadi maskot Provinsi Bengkulu dan juga lambang kebun raya Botanische Gärten Bonn di Jerman.
Namun apakah kamu tahu jika bunga endemik Sumatra ini sekarang tidak hanya dapat ditemui di daerah Bengkulu saja, namun keberadaannya sudah menjadi salah satu koleksi di Kebun Raya Bogor.
Deskripsi Bunga Bangkai
Pada dasarnya bunga bangkai atau biasa disebut “suweg” tergolong tumbuhan dari genus Amorphophallus.
Tumbuhan jenis ini merupakan anggota dari famili Araceae (talas-talasan).
Bunga bangkai bukanlah bunga tunggal melainkan jenis bunga majemuk (Inflorescence) serta bunga ini memiliki bagian yang menjulang seperti tongkol dan terdiri dari kumpulan bunga kecil.
Selain terkenal karena kelangkaannya bunga ini memiliki penampakan yang lebih besar dibandingkan bunga pada umumnya.
Jika ketika kamu pergi ke suatu taman dan melihat bunga mawar, anggrek, matahari, dahlia, dan lain sebagainya, maka kamu akan terkejut melihat ukuran bunga bangkai (Amorphophallus) yang terlihat tidak umum dengan ukuran bunga pada umumnya.
Jenis Amorphophallus di dunia berkisar 170 jenis dan sekitar 25 jenis diantaranya ditemukan di Nusantara antara lain 8 jenis di Sumatra, 6 jenis di pulau Jawa, 3 jenis di Kalimantan dan 1 jenis di Sulawesi.
Saat ini tumbuhan raksasa ini telah terdapat di berbagai tempat di penjuru dunia terutama dimiliki oleh beberapa kebun botani seperti di Jerman atau sejenis penangkaran spesialis tumbuhan.
Banyak orang yang ingin melihat tumbuhan ini baik di Indonesia maupun di negara yang memilikinya.
Ketika bunga ini mekar akan menjadi momen penting bagi siapapun yang melihatnya apalagi untuk menarik kunjungan wisatawan seperti yang ada di Kebun Raya Bogor.
Ciri-Ciri Tumbuhan Bunga Bangkai
Ciri-ciri bunga secara umum dilihat berdasarkan ada atau tidaknya kelopak bunga yang berfungsi sebagai pelindung dan adanya mahkota bunga untuk mengundang serangga dalam membantu proses penyerbukan.
Bunga biasanya memiliki tangkai sebagai tempat penyokong bunga.
Demikian pula dengan tumbuhan bunga bangkai (Amorphophallus) yang memperlihatkan ciri-ciri sebuah bunga.
Tumbuhan langka ini biasanya berwarna merah hati, jingga dan kehijauan pada kelopaknya.
Amorphophallus memiliki tongkol (spadix) yang sangat menonjol dan berwarna keunguan bercampur serta kuning.
Dilihat dari fisiknya flora langka ini memiliki sejenis daun pelindung yang mekar disebut braktea.
Hal yang membuatnya sangat khas yaitu tumbuhan endemik ini memiliki bau yang sangat busuk seperti bau bangkai.
Bau busuk bunga bangkai berasal dari asam amino yang keluar melalui permukaan tongkol bunga yang mengandung belerang serta senyawa dimethyl disulphide (DMDS) dan dimethyl trisulphide (DMTS).
Secara fisik bunga bangkai tumbuh secara bergerombol pada batang yang sama dan memiliki ukuran yang sangat besar dibanding bunga pada umumnya.
Bunga bangkai dapat tumbuh hingga 4 meter dan berdiameter 1,5 meter.
Biji dari tumbuhan raksasa ini berwarna merah serta masa mekarnya sekitar 7 hari.
Ketika bunga ini masih berwujud tunas, bentuknya akan mirip dengan umbi talas.
Tumbuhan primitif ini menyimpan cadangan makanan pada umbinya.
Apabila sekilas diperhatikan banyak yang mengira tumbuhan ini seluruhnya adalah bunga padahal bunga berada di dalam tongkol yang menjulang tinggi ke atas.
Habitat Bunga Bangkai (Amorphophallus)
Pengertian habitat adalah tempat dimana makhluk hidup tinggal, mencari makan dan berkembang biak serta dimana bertemunya segala macam kondisi lingkungan untuk makhluk hidup dapat bertahan hidup.
Habitat tumbuhan berkaitan dengan suatu tempat yang memiliki pencahayaan matahari, air, udara dan tanah dalam kondisi yang sesuai.
Habitat flora langka ini berada di wilayah dataran rendah yang tumbuh dengan iklim tropis dan subtropis.
Indonesia termasuk wilayah yang dapat ditumbuhi bunga raksasa ini seperti yang ada di daerah hutan hujan Sumatra (Bengkulu, Lampung).
Tumbuhan langka ini biasanya tumbuh di ketinggian 120 hingga 365 meter diatas permukaan laut.
Namun diketahui saat ini habitatnya di alam mendapat gangguan seperti adanya pengambilan bunga bangkai di hutan secara ilegal.
Tidak jarang pula ada saja masyarakat yang memotong bunga ini karena terganggu oleh bau busuk yang ditimbulkannya.
Masih ada masyarakat yang tidak tahu bahwa bunga bangkai sangat dilindungi.
Selain itu terjadi penurunan jumlah serangga penyerbuk dan binatang penyebar biji sehingga dibutuhkan pengawasan lebih karena bunga ini termasuk bunga yang langka.
Siklus Hidup Bunga Bangkai (Amorphophallus)
Dalam hidupnya, tanaman bunga bangkai akan mengalami dua fase yang akan terjadi secara bergantian yaitu fase vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).
Pada fase vegetatif ditandai dengan tumbuhnya batang dan daun sedangkan fase generatif dilihat dari tumbuhnya bunga majemuk (Inflorescence) yang sebenarnya terdiri dari koloni bunga kecil dan muncul dari umbi.
Selama fase vegetatif tumbuh batang tunggal di umbinya serta muncul daun yang mirip dengan daun pepaya yang tingginya sekitar 2 meter.
Batang dan daun tersebut kemudian menjadi layu dan meninggalkan umbi di dalam tanah.
Setelah itu muncul bunga majemuk yang menggantikan batang serta daun yang telah layu dan disebut sebagai fase generatif.
Pada saat memasuki fase generatif diperlukan nutrisi yang cukup.
Ketika berada dalam fase ini bunga bangkai akan mengeluarkan bau busuk seperti bangkai yang berfungsi untuk menarik perhatian serangga seperti lalat, kumbang dan lain sebagainya untuk membantu dalam proses penyerbukan.
Klasifikasi Ilmiah Bunga Bangkai
Apakah kamu pernah mendengar kata klasifikasi ilmiah pada tumbuhan? Tentunya klasifikasi ini berbeda dengan jenis-jenis tumbuhan itu sendiri.
Klasifikasi tumbuhan disini merupakan penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu (takson) berdasarkan persamaan atau perbedaan.
Pembentukan kelompok tertentu pada tumbuhan disusun secara teratur mengikuti hierarki.
Begitu juga dengan bunga bangkai (Amorphophallus) yang berukuran raksasa serta mengeluarkan bau tak sedap juga memiliki klasifikasi ilmiah.
Bunga bangkai masuk dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Liliopsida, Ordo Alismatales, Famili Araceae, dan Genus Amorphophallus serta sebagai contoh untuk Spesiesnya adalah Amorphophallus Titanum.
Bagaimana? Sekarang kamu sudah semakin paham bukan tentang bunga raksasa ini?
Jenis-Jenis Bunga Bangkai yang Paling Terkenal di Indonesia
Tahukah kamu ternyata jenis bunga bangkai yang pernah ditemukan ada lebih dari seratus spesies di seluruh dunia? Menurut data yang ada terdapat sekitar 170 spesies bunga bangkai di seluruh dunia namun yang terkenal di Indonesia diantaranya adalah Amorphophallus titanum, Amorphophallus gigas, Amorphophallus decussilvae, Amorphophallus beccarii, Amorphophallus campanulatus, dan Amorphophallus oncophyllus.
1. Amorphophallus titanum
Amorphophallus titanum disebut juga Kibut atau bunga bangkai raksasa atau suweg raksasa.
Bunga ini merupakan jenis yang sangat besar dan ketika mekar bunganya sangat besar.
Bunga endemik dan langka ini dapat ditemukan di pulau Sumatra.
Ukurannya lebih besar dibanding tumbuhan keluarga Araceae lainnya dan memiliki umbi yang juga besar.
Kebun Raya Bogor adalah salah satu penangkaran yang berhasil membuat bunga bangkai dapat tumbuh dan mekar dengan sempurna.
2. Amorphophallus gigas
Amorphophallus gigas merupakan bunga yang habitat aslinya ada di Bengkulu.
Bunga ini memiliki tinggi melebihi Amorphophallus titanum namun kelopak dan tangkainya relatif lebih pendek.
Periode mekar Amorphophallus gigas sangat lama, dalam waktu tiga tahun bunga ini hanya berbunga sebanyak satu kali.
3. Amorphophallus decus-silvae
Amorphophallus jenis ini jika diamati akan berbentuk seperti jangkung maka dari itu jenis ini disebut dengan Acung atau bunga bangkai jangkung.
Bunga bangkai Amorphophallus decus-silvae merupakan salah satu yang ada di pulau Jawa.
4. Amorphophallus beccarii
Bunga bangkai jenis Amorphophallus beccarii adalah tumbuhan endemik Sumatra.
Tumbuhan ini juga terancam punah karena keberadaannya tidaklah banyak.
5. Amorphophallus campanulatus
Bunga bangkai jenis ini juga disebut dengan Umbi Suweg da berpotensi untuk dijadikan sumber bahan diversifikasi pangan di masa depan.
6. Amorphophallus Oncophyllus
Amorphophallus Oncophyllus disebut juga Porang yang merupakan golongan Araceae.
Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan pulau Jawa.
Fakta Bunga Bangkai
Seperti yang telah diketahui bunga bangkai (Amorphophallus) merupakan tumbuhan Famili Araceae (talas-talasan).
Untuk mengenal tumbuhan ini lebih jauh, berikut fakta-fakta tentang bunga bangkai yang wajib kamu tahu!
Sebagian besar bunga bangkai adalah spesies endemik, salah satu contohnya adalah Amorphophallus titanum.
Tumbuhan bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) berasal dari Indonesia yang populasinya hanya ditemukan di hutan-hutan daerah Sumatra.
Setelah bunga bangkai mekar maka akan layu dan siklus hidupnya akan terulang kembali.
Proses ini dilakukan dengan tumbuh kembali di atas umbi bunga yang telah mati.
Bunga bangkai (Amorphophallus) dapat tumbuh dengan mencapai ketinggian sekitar 4 meter dan diameter 1,5 meter.
Amorphophallus dapat dibudidayakan salah satunya seperti yang ada di penangkaran Kebun Raya Bogor.
Umbi dari spesies Amorphophallus titanum dapat dimanfaatkan sebagai zat pengental atau jelly yang mengandung serat dan dietary supplements karena mengandung glucomannan.
Bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum) dijadikan sebagai maskot provinsi Bengkulu.
Di benua Amerika dan Eropa diketahui terdapat sekitar 6000 kebun raya dan arboretum yang mengoleksi bunga bangkai raksasa.
Perbedaan Bunga Bangkai dan Bunga Rafflesia Arnoldi
Tahukah kamu bahwa bunga bangkai (Amorphophallus) merupakan dua jenis tanaman yang berbeda? Memang kedua bunga ini sekilas memiliki kemiripan yaitu sama-sama besar, mengeluarkan bau tak sedap atau busuk, dan banyak tumbuh di wilayah Sumatra namun pada kenyataannya kedua bunga ini merupakan jenis bunga yang berbeda.
Apabila kamu melihat foto kedua bunga ini maka secara fisik kedua bunga ini jelas memiliki bentuk yang berbeda.
Bunga bangkai (Amorphophallus) mempunyai daun dan batang yang tumbuh menjulang tinggi sedangkan bunga Rafflesia Arnoldi adalah jenis parasit yang hidup pada inang yaitu Tetrastigma (sejenis tumbuhan dari keluarga anggur-angguran) tanpa memiliki batang dan daun.
Bunga Rafflesia berbentuk kelopak berwarna merah bata yang ketika mekar akan melebar rebah ke tanah dan memiliki lubang besar di tengahnya.
Perbedaan lain terletak pada nama latin kedua bunga dimana bunga bangkai memiliki nama latin Amorphophallus dan bunga rafflesia memiliki nama latin Rafflesia.
Jenis kelamin bunga rafflesia ada dua jenis sedangkan Amorphophallus ada yang berkelamin jantan dan ada juga yang berkelamin betina pada tumbuhan yang berbeda.
Amorphophallus lebih mudah dibiakkan dengan biji tetapi biji bunga Rafflesia lebih susah untuk didapatkan karena bunga jantan dan betina sukar untuk didapat mekar bersamaan.
Manfaat Bunga Bangkai
Dibalik baunya yang tidak sedap (busuk) ternyata bunga bangkai (Amorphophallus) memiliki manfaat yang luar biasa.
Manfaat tersebut terdapat pada kandungan umbi bunga raksasa ini.
Seperti yang telah diketahui Amorphophallus termasuk suku talas-talasan sehingga memiliki umbi berukuran besar yang beratnya dapat mencapai 117 kilogram.
Umbi bunga bangkai mengandung glucomannan yang berguna sebagai zat pengental kaya serat sehingga baik untuk kesehatan manusia.
Umbi bunga bangkai dapat membantu menyembuhkan penyakit karena dapat berfungsi sebagai suplemen untuk diet kolesterol, penetralisir kadar gula darah dan agen kontrol berat badan.
Suweg atau bunga bangkai juga dapat merawat kesehatan tulang seperti mencegah terjadinya osteoporosis (pengeroposan tulang).
Mengonsumsi suweg dipercaya dapat menjadi sumber energi bagi tubuh untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
Manfaat lainnya menurut informasi yang ada bunga bangkai suweg dapat berperan sebagai anti racun bagi tubuh untuk melawan virus, bakteri atau kuman yang menyebabkan racun Dengan kata lain suweg dapat pula meningkatkan imunitas tubuh pada manusia.
Bunga bangkai suweg berfungsi untuk mencegah penyakit, meningkatkan trombosit ketika terjadi luka pada tubuh, dan sebagai anti inflamasi yang disebabkan oleh infeksi seperti pada tenggorokan.
Pelestarian Bunga Bangkai
Bunga bangkai (Amorphophallus) merupakan bunga yang keberadaannya terancam punah maka dari itu bunga ini sangat dilindungi dan dilestarikan oleh pemerintah.
Populasi bunga bangkai berkurang disebabkan berbagai macam hal seperti habitat aslinya yang beralih menjadi lahan untuk bercocok tanam atau pemukiman.
Ada juga masyarakat pedalaman yang tidak mengetahui bahwa bunga ini langka dan amat dilindungi oleh karenanya tidak jarang bunga ini dipotong karena menyebarkan bau tidak sedap.
Hal paling miris lainnya adalah karena bunga bangkai (Amorphophallus) memiliki banyak manfaat dan popularitasnya meningkat, terdapat juga perburuan liar terhadap tanaman langka ini untuk diperdagangkan.
Hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan bunga bangkai (Amorphophallus) diantaranya dengan upaya konservasi.
Dengan adanya program konservasi diharapkan dapat mempertahankan bunga ini di habitat alaminya.
Selain itu perlu dilakukan sosialisasi terkait pelestarian flora langka ini kepada masyarakat sehingga Amorphophallus tetap dapat bertahan dan terhindar dari kepunahan.
Gerakan pelestarian Amorphophallus juga dapat dilakukan dengan menanam bunga ini dalam pot seperti program yang dijalankan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan melakukan pembibitan melalui penyerbukan silang buatan.