Ka’bah yang menjadi lokasi kiblat umat Islam berada di tengah Masjidil Haram, Mekah.
Bila melihat posisi lintang dan bujur, umumnya arah kiblat Indonesia terhadap ka’bah berkisar antara angka 290-295 derajat sesuai masing-masing daerah.
Cara penentuannya pun telah ada pelbagai macam, baik sederhana hingga cukup rumit.
Cara sederhananya adalah lewat internet atau kompas, sementara yang paling terkenal yakni menanti posisi matahari saat berada di atas ka’bah.
Namun selain sekelumit pengetahuan umum ini, perkembangan cara-cara menentukan arah kiblat selengkapnya akan dijelaskan melalui artikel berikut ini:
Cara Menentukan Arah Kiblat
Bagi yang mahir Ilmu Falak, arah kiblat bisa dihitung secara matematis menggunakan rumus segitiga bola atau Spherical Trigonometri.
Permulaan rumus ini adalah mengetahui koordinat lintang dan bujur Ka’bah dan lokasi yang akan diukur.
Cara ini bisa dilakukan kapan saja tanpa menunggu waktu-waktu khusus, kendati memang agak rumit.
Cara lain yang dianggap lebih mudah adalah berpatokan pada arah bayangan yang dihasilkan matahari.
Cara ini hanya dapat dilakukan pada peristiwa alam Istiwa’ A’dham atau biasa dikenal sebagai Rashdul Qiblat.
1. Menggunakan Arah Bayangan saat Istiwa A’dham atau Rashdul Qiblah
Cara cek arah kiblat dengan matahari agar akurat dan tepat ke arah Ka’bah di Mekah bisa dilakukan pada saat-saat tertentu saja, yakni dua kali dalam satu tahun pada bulan Mei dan Juli.
Saat Rashdul Qiblat berlangsung, posisi matahari berada pada titik kulminasi (matahari tepat di atas kepala) di atas Ka’bah, Kota Mekah, sehingga seluruh bayangan benda tegak lurus di manapun di dunia pasti akan mengarah ke Baitullah (kiblat).
Apabila pengamat melihat ke arah matahari pada saat tersebut, kemudian menarik garis lurus yang memotong ufuk atau horizon tegak lurus, posisi tepat arah kiblat akan didapatkan tanpa harus melakukan perhitungan sama sekali.
Asal ketepatan waktu matahari berada di atas Mekah sudah diketahui.
Untuk tahun-tahun kabisat, arah kiblat bisa ditentukan setiap 27 Mei pada pukul 16.17.56 WIB (09:18 GMT) dan 15 Juli pukul 16.26.43 WIB (09:27 GMT).
Untuk tahun-tahun nonkabisat, matahari akan berada tepat di atas Ka’bah pada 28 Mei pukul 16.17.56 WIB dan 16 Juli pukul 16.26.43 WIB.
Pada saat tersebut, matahari sedang berada tepat di atas Ka’bah dan merupakan waktu dhuhur untuk Kota Mekah.
Rentang waktu melebihi atau kurang dari 5 menit masih cukup akurat.
Sementara itu, perhatikan empat catatan penting berikut dalam proses penentuan dan verifikasi atau koreksi arah kiblat saat Rashdul Qiblah berlangsung:
Peralatan
Spidol dan penggaris atau sejenisnya harus tersedia, guna memberi tanda arah kiblat begitu Rashdul Qiblat dimulai.
Bahan
Pastikan betul-betul, benda yang berfungsi sebagai patokan berdiri tegak lurus.
Lot/bandul bisa digunakan untuk memastikannya.
Medan
Permukaan tanah atau lantai yang menjadi dasarnya harus betul-betul datar dan rata.
Waktu
Jam pengukuran harus disesuaikan menurut informasi dari Telkom, RRI, dan BMKG.
Pentingnya kematangan persiapan di atas berguna agar tidak terburu-buru dalam menjalankan pengamatan, karena Rashdul Qiblat hanya berlangsung sebentar.
Masa toleransinya lebih-kurang 1 sampai 2 menit.
Letak Kota Mekah berada pada titik 39 derajat 49 menit 34 detik LU, dan 21 derajat 25 menit 21 detik BT.
Koordinat ini berada pada arah barat laut antara 21-27 derajat menurut koordinat masing-masing daerah di Indonesia.
Kiblat Indonesia bukan seperti yang biasa disederhanakan oleh khalayak awam, yakni mengarah ke barat.
Apabila itu dilakukan, bisa dibilang wilayah-wilayah Indonesia yang letaknya berada pada titik koordinat 34 derajat 7 menit LU hingga ke utara (seperti Aceh), akan melenceng ke selatan sejauh 1.750 km dari Mekah.
Dengan kata lain akan lurus dengan Negara Ethiopia.
Begitupun yang menghadap barat dengan letak 4 derajat 39 menit LS sampai 3 derajat 47 menit LU, berarti lurus dengan Negara Kenya.
2. Gerak Semu Matahari
Berikutnya masih dengan cara manual, yakni memerhatikan gerak semu harian matahari.
Arah kiblat di Tanah Air yang benar berpatokan ke barat laut.
Jadi jika matahari terbit dari ufuk timur dan terbenam di barat, maka arah kiblat menuju barat laut akan dapat diketahui dengan menggunakan matahari.
3. Melihat Rasi Bintang Orion
Masih dengan cara manual lainnya, yaitu berpedoman pada Rasi Bintang Orion untuk mengetahui arah barat.
Tinggal mencari 3 titik bintang dengan cahaya paling terang.
Kemudian ditarik garis yang menyambungkan ketiganya, lalu terbentuklah ekor kalajengking.
Arah barat selalu ditunjuk oleh ekornya.
Setelahnya, geser posisi hadapan agar mengarah ke 22 derajat sebelah kiri.
4. Lumut pada Batang Pepohonan
Penemuan arah kiblat menggunakan bantuan lumut bisa dilakukan dalam wilayah hutan atau kawasan berisi banyak pepohonan.
Mereka biasa tumbuh di batang-batang pohon.
Lakukan pemeriksaan pada batang-batang pepohonan yang ada di sekitar.
Bila lumut menumbuhi salah satu sisi pohon, maka sisi sebaliknya sudah pasti arah barat.
Sisi bebas lumut terjadi karena selalu terkena panas terik sinar matahari sampai terbenam.
Saat dipegang pada malam hari, sisi kering ini biasanya masih bisa terasa hangat.
5. Dengan Jarum
Jarum bisa digunakan untuk mengetahui arah mata angin, manakala berdasarkan hukum fisika tentang medan magnet.
Kompas sederhana bisa diganti dengan cara ini.
Gampangnya, jarum ditusukkan pada sebatang atau sekotak kecil gabus atau styrofoam.
Lalu taruh gabus atau styrofoam tersebut dalam bejana yang sudah terisi air.
Ujung jarum akan otomatis bergerak mengarah pada salah satu di antara utara atau selatan.
Dengan cara ini arah barat pun bisa diketahui.
Pada zaman dahulu, penentuan arah kiblat sholat memang dilakukan dengan cara-cara tradisional seperti di atas.
Namun kini, caranya jadi makin mudah seiring perkembangan teknologi.
6. Menggunakan Kompas
Menentukan arah kiblat dengan kompas bisa dilakukan baik melalui kompas tradisional atau digital di smartphone.
Sayangnya, nilai sudut deklamasi kompas yang berbeda-beda dalam setiap negara menjadi kelemahannya.
Kompas mesti diposisikan ke arah kutub utara serta kutub selatan terlebih dulu.
Walau begitu, arahnya kerap kali berubah karena pengaruh sejumlah benda bermateri besi yang ada di sekitarnya.
Namun, jika memang tidak punya pilihan dalam menentukan arah kiblat saat bepergian selain menggunakan kompas, maka ikutilah langkah berikut.
Manual (Kompas Biasa atau Kompas Arah Kiblat)
Langkah pertama yang mesti dilakukan adalah taruh kompas di atas bidang datar.
Saat arah yang ditunjuk jarum kompas telah sesuai medan magnet, buatlah garis tegak lurus untuk memotong utara dan selatan.
Garis tersebut berfungsi sebagai penunjuk arah barat dan timur.
Begitu arah barat sudah diketahui, buatlah garis sesuai nilai perhitungan arah kiblat menurut deklarasi magnetik.
Ini dilakukan karena kompas bekerja dengan gaya gravitasi bumi dan medan magnet.
Menentukan arah kiblat menggunakan kompas biasa tampaknya masih terlalu rumit jika melihat cara seperti itu.
Jadi lebih baik memakai kompas dengan fungsi utama sebagai penentu arah kiblat.
Terdapat satu jenis kompas berspesifikasi khusus dalam bidang ini, yaitu Kompas Arah Kiblat.
Kompas ini merupakan kompas biasa dengan kelengkapan daftar atau tabel arah kiblat dari kota-kota besar.
Kompas tipe ini bisa diperoleh dengan mudah di toko-toko dan dapat dipergunakan di mana saja bahkan di luar negeri sekalipun.
Buku panduan pemakaian tersedia dalam satu paket pembelian.
Kompas elektronik yang memanfaatkan satelit untuk memperoleh koordinat setempat pun tersedia, sehingga arah kiblat dapat ditunjukkan secara otomatis.
Cukup posisikan kompas pada tempat sholat, lalu cari arah keberadaan kiblat.
Digital (Kompas dalam Gawai)
Menentukan arah kiblat dengan kompas pun bisa dilakukan secara online menggunakan aplikasi khusus kompas dalam smartphone.
Aplikasi kompas yang bisa diunduh dari Google Play maupun Apple Store sangat banyak.
Cara penggunaannya pun hanya perlu akses internet untuk bisa mengunduhnya.
Lalu langkah-langkah berikutnya tidak akan jauh berbeda dengan penggunaan Kompas Fisik, yaitu mulai lakukan kalibrasi secara digital, kemudian tinggal arahkan ponsel ke arah Ka’bah.
7. Bisa dengan GPS
Dalam menentukan arah kiblat dari posisi kita berada, umat Islam bisa menggunakan alat yang bernama “Global Positioning System” (GPS).
Sementara itu, GPS adalah sistem navigasi berbasis satelit dengan dukungan ratusan satelit dalam orbit di luar angkasa.
Teknologinya menggunakan ilmu astronomi dan kondisi alam.
Penggunaan GPS merujuk pada koordinat bujur/lintang dari lokasi Ka’bah berada terhadap masing-masing titik lokasi orientasi.
Hasil pengukuran koordinat lokasi Ka’bah berikut dapat digunakan untuk keperluan referensi penentuan arah kiblat:
21°25‘21.2“ Lintang Utara
39°49‘34.1“ Bujur Timur
Elevasi 304 meter (di atas permukaan laut)
8. Memanfaatkan Google Maps
Salah satu cara praktis mengetahui arah kiblat saat dalam kondisi sedang berada di rumah adalah memanfaatkan akses online melalui Google Maps.
Layanan ini dapat digunakan untuk memantau seluruh titik tempat-tempat di bumi, termasuk pula Ka’bah.
Penggunaannya tinggal memasukkan alamat, kota, atau nama negara, lalu klik tombol Cari.
Google Maps akan secara otomatis memperlihatkan arah kiblat dengan lambang garis merah.
Informasi tambahan berupa arah yang akurat dalam satuan derajat juga akan diberikan olehnya.
9. Klik Qibla Finder
Melalui Situs Web di PC, Laptop, atau Ponsel
Qibla Finder adalah situs bantuan untuk menentukan arah kiblat dengan mudah lewat gawai, khusus kepada umat muslim.
Melalui layanan dari Google tersebut, arah sholat dapat ditemukan langsung cukup melalui peramban internet saja.
Layanan tersebut dapat diakses dengan mengetik alamat qiblafinder.withgoogle.com atau mencarinya lewat kolom pencarian Google Search di browser.
Fitur petunjuk arah kiblat yang dikembangkan oleh Google ini berdasarkan teknologi Augmented Reality (AR).
Formula yang digunakan Qibla Finder adalah haversine.
Konsepnya, memakai lokasi Ka’bah dan lokasi pengguna untuk menentukan rute langsung antara dua titik tersebut.
Tak jauh berbeda seperti rute di Google Maps, hanya saja secara langsung.
- Akses peramban internet, lalu buka situs Qibla Finder dengan alamat lengkap qiblafinder.withgoogle.com.
Lebih disarankan untuk melakukannya lewat Chrome, karena browser ini memang produk milik Google sendiri.
- Google Indonesia pun sudah dilatih untuk mengenali ragam kata informal dalam Bahasa Indonesia, sehingga kata tidak baku mampu dipahami oleh mesin.
Agar pengerjaan proses selanjutnya lebih mudah, pilihan bahasa bisa diganti ke Indonesia.
Caranya klik opsi bahasa di bagian bawah, lalu tekan tombol “Mulai” saat ingin menggunakannya.
Apabila menggunakan Google Assisstant, pengaktifan Bahasa Indonesia dilakukan dengan membuka aplikasi Google lalu pilih pengaturan/setelan, kemudian masuk ke bahasa penelusuran.
Pilih Bahasa Indonesia di antara banyaknya opsi yang tersedia.
Jangan lupa agar masuk ke pilihan “Suara” juga dan tentukan bahasa utama menggunakan Bahasa Indonesia.
- Dilanjutkan dengan menekan “Ayo” pada halaman awal.
Agar bisa melanjutkan penggunaan panduan online-nya, pengguna terlebih dulu harus mengaktifkan fitur lokasi (GPS) dan mengizinkan akses kamera.
Kemudian klik “OK”, lalu lanjutkan ke proses penentuan arah kiblat.
Proses berikutnya dimulai setelah memasuki halaman kompas kiblat.
- Proses ini akan menggunakan kompas yang ada pada perangkat pengguna.
Jadi rekomendasi untuk melakukan Kalibrasi Kompas biasanya akan muncul terlebih dahulu sebelum menentukan arah kiblat.
Kalibrasi dilakukan dengan cara membuat angka delapan pada layar atau ikuti perintah sesuai yang tertampil di layar.
- Setelah kamera belakang aktif, nantinya pengguna tinggal mengikuti arahan yang diminta.
Kalau perangkat yang digunakan mendukung teknologi AR, kiblat akan terlihat melalui kamera.
Pengguna tinggal bergerak sesuai panduan untuk mengikuti arahnya
Namun jika perangkatnya belum mendukung, yang akan terlihat hanya bentuk peta biasa.
Pengguna harus memperkirakan sendiri posisinya terhadap peta.
Terdapat titik putih yang berada di tengah-tengah sebagai penanda paling akurat ke arah Ka’bah.
Pastikan smartphone mengarah pada titik tersebut.
Penanda arah berwarna biru akan muncul untuk menunjukkan arah kiblat.
Apabila ingin menonaktifkan fitur ini, geser posisi toogle yang letaknya ada di kanan atas layar.
- Ketika proses ini berlalu dan sudah dilakukan, notifikasi pemberitahuan bahwa posisi pengguna sudah menghadap ke arah kiblat akan muncul.
Ada juga informasi tambahan mengenai jarak terkini dengan lokasi Ka’bah.
Cara ini dapat dilakukan dengan perangkat besar seperti PC, laptop, atau perangkat dengan mobilisasi tinggi seperti smartphone cukup melalui browser-nya, sehingga tak perlu menggunakan aplikasi tambahan di smartphone.
Namun ketika Google Qibla Finder dijalankan melalui browser desktop atau laptop, akurasinya bergantung pada ketepatan titik lokasi yang ditentukan pengguna.
Layanan ini mampu berjalan lebih optimal melalui web dengan mobilisasi tinggi (seperti web dalam smartphone) yang memiliki GPS terintegrasi.
Namun begitu, pasti merepotkan jika harus membuka browser dan halaman situs setiap kali ingin menemukan arah kiblat.
Jadi Google menawarkan fitur menguntungkan lagi selain teknologi AR-nya.
Yakni Qibla Finder bisa bekerja secara offline (tidak pakai koneksi internet, hanya GPS), dan bisa dipasang di halaman Home pada handphone.
Caranya dengan klik tombol Menu ︙ lalu pilih “Tambahkan ke Layar Utama”.
Maka Qibla Finder langsung tersedia di handphone seperti aplikasi lainnya.
Kebutuhan untuk mengetahui posisi pun bisa diatasi lebih cepat.
Melalui Aplikasi
Hamed Zarrabi Zadeh bersama Ibn Mas’ud, peneliti asal Universitas Waterloo di Ontario, Kanada, menemukan alternatif lain sebagai cara menentukan arah kiblat pada tahun 2006.
Temuan itu berbasis teknologi aplikasi komputer bernama Qibla Locator.
Qibla Locator memanfaatkan peta digital milik Google sebagai perantinya.
Melalui aplikasi berbasis Google Earth ini, arah kiblat dari mana pun umat berada dapat diketahui.
Aplikasi ini tetap memperhitungkan astronomi berdasarkan bayangan matahari, kendati penggunaannya memanfaatkan peranti teknologi.
Penggunaannya cukup masukkan lokasi, nama jalan atau alamat, kode pos, dan nama negara atau garis lintang dan garis bujur.
Setelahnya, sisi kanan gambar peta akan otomatis memunculkan arah kiblat atau Ka’bah, dengan besaran jarak dari titik lokasi yang dimasukkan.
Menariknya, aplikasi ini seperti halnya Google Earth, yakni gratis.
Bagi yang ingin menggunakannya, aplikasi ini bisa dimanfaatkan dengan mengunjungi situs www.qiblalocator.com.
Berbagai aplikasi penanda waktu sholat selain yang telah dijelaskan di atas sudah banyak tersebar gratis di Google Play dan App Store.
Beberapa di antara yang bisa dimanfaatkan cukup baik adalah Islamic Compass Qibladirection, Visual Qiblah, Find Qibla Pro, Muslim Pro, dan masih banyak lagi.
Apakah Arah Kiblat Bisa Presisi 100 Persen?
Di banyak masjid atau mushola, sering dijumpai seorang yang sedang sholat dengan sajadah miring ke arah utara walau bentuk masjid tetap menghadap ke arah barat.
Fenomena perubahan arah Ka’bah ini tentu sangat lumrah terjadi, karena bumi memang selalu bergerak secara aktif.
Alasan dan penyebab yang mendasari perubahan posisi di muka bumi adalah konsep lempeng tektonik (Tectonic Plate).
Pergerakan lempeng-lempeng ini memicu pergerakan permukaan bumi, sehingga terjadilah perubahan posisi antara satu tempat dengan yang lainnya.
Peristiwa alamiah ini pun menyebabkan pergeseran pada posisi Ka’bah (yang berada di lempeng Arabia). terhadap tempat lain di sekitarnya (termasuk Indonesia yang berada di lempeng Eurasia) secara relatif dan teratur.
Daftar Arah Kiblat Kota-Kota di Indonesia
Arah kiblat di sejumlah ibu kota provinsi di Pulau Jawa berada pada 294 dan 295 derajat.
Sedangkan arah sholat di Pulau Sumatra (mulai dari Sabang, Aceh, Padang, dan Bandar Lampung) berkisar di angka 291 hingga 295 derajat.
Itulah cara-cara menentukan arah kiblat sholat yang sudah cukup mudah dewasa ini, baik tanpa aplikasi maupun online.
Jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak sholat, hanya karena tidak tahu arah kiblat.
Semoga artikel di atas bermanfaat.